And in the end the love you take is equal to the love you make
(Reminder for all leaders)
Beberapa hari yang lalu teman saya, seorang wanita yang berambisi dalam kariernya, menampilkan foto-foto di Facebook tentang keakraban anak kandungnya dengan pembantu rumah tangganya. Dia menceritakan betapa dekatnya, bahkan betapa kelihatan bahwa anaknya dan pembantunya saling menyayangi.
Dia juga sempat bertanya-tanya, karena terkadang anaknya malah kelihatan kurang akrab dan kurang manja kepada dirinya sendiri.
Dia jadi galau juga, apakah keputusan yang tepat baginya untuk meninggalkan anaknya pada pembantunya sepanjang hari. Dan dia hanya bertemu anaknya sebentar sekali di malam hari (bahkan terkadang sedang tidur).
What's going on?
Paul McCartney berkata," And in the end the love you take is equal to the love you make". Pada akhirnya, kasih sayang yang kita dapatkan akan sama dengan kasih sayang yang kita berikan!
Pagi hari dia berangkat, saat anaknya terbangun, mungkin anaknya dirawat oleh pembantunya, dijagain, dimandiin, dan dikasih makan oleh pembantunya., Dan pada saat anaknya merengek dan menangis, pembantunya yang saying-sayang, menghibur dan membantunya. Pembantunya memberikan begitu banyak kasih sayang kepada anaknya. Tentu saja sangat wajar kalau akhirnya anaknya juga kelihatan sayang kepada pembantunya.
Ingat, anak kita juga manusia, dan Pada akhirnya, kasih sayang yang kita dapatkan akan sama dengan kasih sayang yang kita berikan!
Artikel ini tidak akan membahas apakah wanita harus berkarier atau stay di rumah, saya malah menganjurkan agar wanita justru aktif di luar rumah, bekerja, kuliah, active di kegiatan amal atau apapun untuk terus menerus mengaktualisasi diri dan terus belajar.
Artikel ini lebih mengarah pada reminder bagi kita seluruh leader. Karena dalam pekerjaan (maupun dalam kehidupan pribadi) banyak yang bertanya,"Mengapa anak buah saya tidak perhatian ke saya, tidak mau melakukan apa yang saya minta, dan tidak mau melakukan yang terbaiknya untuk team saya".
Pertanyaan yang sama sering diucapkan oleh seorang ayah "Mengapa anak-anak saya menghindari saya, tidak mau terbuka ke saya, dan bahkan tidak mau menghabiskan waktunya bersama saya?"
Leaders, fathers, mari ingat kembali kata-kata Paul McCartney," And in the end the love you take is equal to the love you make". Pada akhirnya, kasih sayang yang kita dapatkan akan sama dengan kasih sayang yang kita berikan!
Leaders, fathers, mothers …. Pada saat kasih sayang yang kita dapatkan ternyata kurang dari apa yang kita harapkan, maka pertanyaannya adalah berapa jumlah kasih sayang yang kita berikan pada mereka?
Fathers, mothers …. Apakah anda menghabiskan waktu bersama anak-anak anda? Apakah anda mendengarkan mereka? Mengerti mereka? Dan membantu mereka menghadapi masalah-masalah mereka?
Mungkin ada yang bilang bahwa anda memberikan uang kepada mereka? Apakah tidak terlalu naïve memikirkan bahwa uang akan menyeselaikan semua masalah mereka? Bukankah mereka juga harus bekerja keras untuk mencapai prestasi terbaik? Bukankah mereka mungkin juga di-bully teman-temannya? Bukankah mereka juga mungkin harus menghadapi guru galak yang mereka gak suka? Bukankah mereka juga galau dan khawatir menghadapi ketidakpastian masa depan mereka? Apa yang anda lakukan untuk mereka? Apaaaaa …???
Business Leaders, apakah anda menghabiskan waktu bersama anak buah anda? Apakah anda mendengarkan mereka? Mengerti mereka? Dan membantu mereka menghadapi masalah-masalah mereka?
Mungkin ada yang bilang bahwa anda memberikan gaji kepada mereka? Apakah tidak terlalu naïve memikirkan bahwa gaji akan menyeselaikan semua masalah mereka? Bukankah mereka juga harus bekerja keras untuk mencapai target yang makin berat? Bukankah mereka mungkin juga di-bully koleganya? Bukankah mereka juga mungkin harus menghadapi customer galak yang mereka gak suka? Bukankah mereka juga galau dan khawatir menghadapi ketidakpastian karier? Apa yang anda lakukan untuk mereka? Apaaaaa …???
Leaders, fathers, mari ingat kembali kata-kata Paul McCartney," And in the end the love you take is equal to the love you make".
Pada akhirnya, kasih sayang yang kita dapatkan akan sama dengan kasih sayang yang kita berikan!
Anak saya yang kedua bernama Nadia. Saya belajar banyak darinya. Hobbynya naik kuda di sebuah Equistrian di Sentul. Kudanya hitam legam, besar dan liar!
Kalau kuda itu marah, tubuh mungil Nadia akan terlempar beberapa meter, dan saya khawatir dia masuk Rumah Sakit. Tetapi Nadia selalu mampu mengendalikan kuda liar itu.
Saya bertanya …bagaimana dia mengendalikan kuda besar yang liar itu?
Dia bilang,"Papa my trainer asked me to talk with the horse". Saat dia ketemu kudanya, dia ngobrol sama kuda, dia melihat kondisi kuda, apakah lagi good mood? Ceria? Atau lagi bad mood? Uring2an. Kuda juga manusia kan? Eh kuda juga makhluk hidup yang punya perasaan.
Kata Nadia, kalau kudanya ceria, dia ajak ketawa2, dan dia langsung naik kuda dengan ceria juga. Kalau kudanya masih uring2an, Nadia mengelus elus, dan billang pelan pelan "Kenapa ? Tadi penunggang sebelumnya kasar ya? Ya udah gak apa apa, kita istirahat dulu ya?". (meskipun Nadia membayar sewa kuda itu jam-jaman).
Setelah kudanya ceria kembali barulah Nadia naik. Nadia sama sekali tidak menganggap bahwa meskipun Nadia sudah membayar sewa kuda itu, maka kuda itu harus mengikuti semua yang diinginkan Nadia.
Leaders, fathers, mothers …. Lets learn, apa yang kita lakukan untuk mendengarkan mereka (anak-anak kita atau anak buah kita), mengerti mereka, dan membantu mereka.
Jadi apa yang harus kita lakukan dengan anak-anak kita di rumah, atau anak buah kita di kantor?
- SPEND TIME WITH THEM
Jangan pernah bersembunyi dengan alas an "Quality time lebih penting daripada quantity". You need to do both quality and quantity.
Pasti ada solusinya! Kalau sibuk di hari kerja, spend time dengan mereka hari sabtu minggu.
Kalau boss sibuk dengan meeting sepanjang hari, kadang ajak mereka breakfast atau makan malam. Ajak ngobrol bukan hanya soal kerjaan, soal pribadi juga! Tanya anaknya berapa? Apa cita-cita anak mereka? Apa hobby mereka?
- LISTEN TO THEM
Dengarkan mereka , matikan HP anda! (apapun mereknya).
Dengarkan mereka dengan telinga, mata dan hati anda!
- UNDERSTAND THEM
Mengertilah mereka. Mengertilah kehidupan mereka, mengertilah mimpi dan cita-cita yang ingin mereka. Mengertilah permasalahan yang mereka hadapi.
- HELP THEM
Bantulah mereka mencapai mimpi dan cita-cita mereka.
Bantulah mereka menghadapi masalah mereka
Bantulah dengan action, fasilitas, networking, pendapat, nasihat, atau apapun yang akan meringankan mereka.
Jangan mengkritik mereka, atau men-judge mereka. Percayalah kehidupan mereka sudah sulit, mereka sudah dibully oleh teman-temannya, atau customernya atau gurunya. Mereka sudah dikritik banyak-banyak. Mereka tidak memerlukan tambahan kritikus.,
Motivasi mereka. Jadilah cheerleader bagi mereka.
Bapak saya selalu menatap mata saya dan berkata,"Saya mengerti ini berat, tapi saya yakin kamu mampu mencapainya. Dan kalau ada yang saya bantu, sampaikan".
And he really helped me, a lot. And he made me the man I am today.
Damn, how the old man was right!
Lets learn from him.
Leaders, fathers, mothers, remember your responsibility:
- Spend time with them
- Listen to them
- Understand them
- Help them
Because , ," And in the end the love you take is equal to the love you make".
Pada akhirnya, kasih sayang yang kita dapatkan akan sama dengan kasih sayang yang kita berikan!
Salam Hangat,
Pambudi Sunarsihanto