Translate

Showing posts with label smartivist. Show all posts
Showing posts with label smartivist. Show all posts

Tuesday, August 11, 2020

Webinar Becoming a Smart Contract Consultant 26 Agustus 2020

  Menangkap peluang di dunia Blockchain ? Ya, salah satunya menjadi Smart Contract Consultant 

Apakah itu Smart Contract Consultant , bagaimana memulai dan menjadi salah satunya, mari belajar bersama VEXANIUM dalam acara webinar "Becoming a Smart Contract Consultant" pada 26 Agustus 2020, jam 14-16 WIB

Segera daftar di http://bit.ly/BSCC-REG.

Ditunggu kehadirannya



Sunday, June 02, 2019

Jakarta Fair Kemayoran dibuka oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Darmin Nasution, APTIKNAS hadir kembali dalam Anjungan Pemprov DKI

Atika Nur Rahmania selaku Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi DKI Jakarta yang sekaligus Ketua Panitia Anjungan Pemprov DKI Jakarta saat memberikan laporan kegiatannya.
Jakarta, BISKOM – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution membuka Jakarta Fair Kemayoran 2019. Ajang tahunan ini digelar dari 22 Mei hingga 30 Juni 2019. Tahun ini merupakan penyelenggaraan PRJ ke-52 bertepatan dengan hari jadi Ibu Kota Jakarta yang ke-492.

Dalam sambutannya Rabu (29/5/2019), Anies mengatakan Jakarta Fair Kemayoran menjadi bukti kondisi Jakarta aman dan kondusif, terlebih pasca-22 Mei 2019. “Kegiatan ini dimulai pada 22 Mei, di saat Jakarta dipersepsikan tegang, senyatanya Jakarta tidak tegang. Hanya di sepanjang Jalan Thamrin yang tegang, 200 meter Jalan Thamrin, potongan Jalan Tanah Abang, sisanya aman, tenang, nyaman. Buktinya, Jakarta Fair berjalan lancar,” kata Anies.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat memberikan kata sambutan sekaligus membuka Pameran Jakarta Fair Kemayoran 2019
Dia berujar Jakarta Fair yang terus berjalan mengirimkan pesan positif. Terlebih, tema yang tahun ini dipilih adalah ‘Jakarta Fair Indonesia Bersatu’ dengan subtema ‘Indonesia berada di dalam rangkaian Bhinneka Tunggal Ika’. Ajang untuk memperingati HUT Jakarta ke-492 itu juga menjadi representasi tema ‘Wajah Baru Jakarta’. Menampilkan wajah baru bukan semata fisik, tetapi juga cara pandang mengenai ibu kota negara Indonesia itu. “Sama-sama mendorong Jakarta menjadi lebih layak huni dan lebih dicintai, livabledan lovable,” kata mantan Mendikbud tersebut.

Semasa kecilnya, Anies yang tinggal di Yogyakarta pernah berkunjung ke Jakarta Fair bersama orang tuanya. Dia ingin pengalaman berkesan tak terlupakan itu juga dirasakan semua keluarga yang kini datang.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan bersama Istri (Fery Farhati Ganis) melakukan Prosesi Peresmian Jakarta Fair Kemayoran 2019 dengan cara menyentuh giant screen LED.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memiliki ekspektasi tinggi terhadap pergelaran Jakarta Fair Kemayoran ke-52. Dia berharap target transaksi Rp 7,5 triliun dan 6,8 juta pengunjung dapat terlampaui.

“Bukan cuma transaksi ekonomi yang tumbuh, tidak cuma komersial, tetapi interaksi yang terjadi meninggalkan pesan kebersamaan,” kata Anies pada pembukaan resmi di panggung utama Jakarta Fair Kemayoran.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menerima ucapkan selamat atas pembukaan Jakarta Fair Kemayoran 2019 dari Ketua DPD APTIKNAS DKI Jakarta, Fanky Christian dan Ketua Umum APTIKNAS, Soegiharto Santoso.
Anies juga meresmikan Anjungan Provinsi DKI Jakarta di Jakarta Fair Kemayoran, Jakarta Pusat. Ia berpesan agar Anjungan Provinsi DKI Jakarta digunakan sebagai sarana sosialisasi program-program yang dilakukan oleh Pemerintah DKI Jakarta di bawah kepemimpinannya. “Kita ingin masyarakat melihat lebih dekat akan kemajuan itu dan memanfaatkan booth itu untuk mendapatkan masukan dari warga Jakarta,” ujar Anies.

Ia menginginkan supaya hal itu juga bisa membangun kolaborasi serta merangsang partisipasi warga Jakarta dalam program-program pembangunan. “Stan yang baik ini Insya Allah nantinya menjadikan warga Jakarta lebih optimis lagi,” ujar Anies.
Foto bersama di stand Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi DKI Jakarta.
Dalam anjungan Provinsi DKI Jakarta kali ini membawa tema Jakarta 4.0, mewujudkan kota layak huni. Selain itu juga diharapkan juga menjadi kota paling dicintai warganya berkat kolaborasi antara pemerintah dengan masyarakat.

“Dengan menghadirkan program ini (Anjungan Pemprov DKI), diharapkan masyarakat Jakarta dapat semakin mengetahui program-program Provinsi DKI Jakarta yang telah semakin lengkap dan maju, baik dari segi infrastruktur hingga pelayanan,” tuturnya.
Kepala Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Dr. H. Ratiyono, MMSI mengunjungi stand anggota APTIKNAS yang menampilkan produk Internet Of Things ObjectBlocks yang sangat berguna untuk dunia pendidikan.
Dalam kesempatan tersebut, Atika Nur Rahmania selaku Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi DKI Jakarta yang sekaligus Ketua Panitia Anjungan Pemprov DKI Jakarta menyampaikan; “Sebanyak 28 perangkat daerah, lebih dari 30 UMKM, dan 9 BUMD berpartisipasi pada Anjungan Pemprov DKI Jakarta Tahun 2019, diantaranya Dekranasda Provinsi DKI Jakarta, Balai Besar POM DKI Jakarta, Bank BNI 46, Bank DKI, MRT Jakarta, Trans Jakarta, LRT Jakarta, Sahabat UKM, Bali Tower, Gojek dan Yayasan Kanker Indonesia serta Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (APTIKNAS), sehingga masyarakat dapat mengunjungi stand-stand di Anjungan Pemprov DKI Jakarta dan mengetahui kemajuan kolaborasi antara pemerintah dengan masyarakat menciptakan inovasi yang dikerjakan bersama jajaran Pemprov DKI.” ungkapnya.
Foto di stand PT Kota Cerdas Indonesia yang menjalankan program Smartivist, untuk mengedukasi SDM terkait Smart City bersama APTIKNAS.
Ketua Umum APTIKNAS, Soegiharto Santoso alias Hoky mengutarakan; “Kami merasa sangat bangga dapat selalu terlibat dalam pelaksanaan kegiatan bergengsi ini, keterlibatan anggota APTIKNAS dalam Anjungan Pemprov DKI sudah menjadi langganan bagi kami, dan tahun ini merupakan yang ketiga kalinya, kebanggaan dimana kami kembali terlibat di dalamnya untuk mendukung program Jakarta Smart City, anggota yang terlibat pada event ini adalah Qlue, Nodeflux, IndoSplash, V2 Indonesia, CBMDisplay, GCRCloud serta PT Kota Cerdas Indonesia, kami juga mengucapkan terima kasih atas kesempatan serta kepercayaan yang diberikan oleh pihak Pemprov DKI Jakarta, semoga untuk selanjutnya lebih banyak lagi anggota APTIKNAS yang dapat turut terlibat berkolaborasi dengan Pemprov DKI Jakarta.” kata Hoky.
Kegiatan seminar terkait IoT, Cloud, Infrastruktur dan CyberSecurity dilakukan dipanggung Anjungan Pemprov DKI Jakarta yang telah disiapkan seluruhnya oleh Pemprov DKI Jakarta.
Ketua DPD APTIKNAS DKI Jakarta, Fanky Christian menambahkan bahwa; “Tahun ini selaras dengan program Industry 4.0 yang APTIKNAS usung, kami menampilkan produk anggota terkait dengan Internet Of Things ObjectBlocks, dan kami memiliki fokus membangun dan mengedukasi SDM terkait Smart City, yang kami sebut dengan Smartivist. Oleh karena itu, kami hadir dipanggung Anjungan Pemprov DKI Jakarta dengan mengisi seminar terkait IoT, Cloud, Infrastruktur dan CyberSecurity yang bermanfaat untuk melakukan sosialisasi dan edukasi secara gratis.” imbuhnya. (Vincent, Foto:Juenda)






Sunday, February 25, 2018

Mengambil keuntungan dari Internet Indonesia

Bernas.id - Menarik membaca data yang baru saja dirilis oleh Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) mengenai penggunaan Internet di Indonesia sepanjang tahun 2017. Data terbaru menunjukkan angka 143,26 juta pengguna Internet Indonesia, hampir 54,68%, angka yang seolah menunjukkan masyarat Indonesia sudah 'melek' Internet.
Tapi data ini diperkuat lagi dengan sebaran pengguna Internet yang ternyata 58,08% berada di Jawa, 19,09% di Sumatera, dan sisanya ada di daerah lain. Artinya infrastruktur jaringan Internet berada di 2 pulau ini maka pengguna Internetnya bisa bertumbuh dengan baik.
Sebaran usia juga menunjukkan data menarik, 75,5% di usia 13-18 tahun, 74,23% di usia 19-34 tahun, dan 44,06% di usia 35-54 tahun, tidak ketinggalan 15,72% di usia >54 tahun. Usia produktif sudah tahu dan mahir menggunakan Internet. Dengan jenis kelamin laki-laki mencapai 51,43% dan perempuan 48,57%. Data ini juga menunjukan target market yang bisa diraih di dunia Internet Indonesia.
Dari segi latar belakang pendidikan juga menunjukkan data menggembirakan, selain S2/S3 sejumlah 88,24%, S1 sejumlah 79,23%, SMA sederajat mencapai 70,54%, SMP mencapai 48,53%, dan yang menarik lulusan SD mencapai 25,1%. Semakin baik latar belakang pendidikannya, semuanya semakin mengenal Internet.
Sekarang dari segi perangkat yang digunakan, 25,7% masih menggunakan laptop untuk mengakses Internet, sedangkan 50,08% gunakan smartphone atau tablet. Penggunaan smartphone dan tablet memang meningkat pesat dalam kurun 5 tahun terakhir. Bahkan sekarang kemampuan smartphone melebihi spesifikasi laptop dalam beberapa hal.
Dari segi market kelas ekonomi atas menggunakan Internet hingga 93,1%, menengah 82,95%, bawah 58,55%, sangat bawah 21,72%, ternyata mereka semua menggunakan Internet sangat baik.
Berikutnya data penggunaan aplikasi berbayar saat ini hingga 11,41%, sedangkan yang berlangganan mencapai 6,29%. Aplikasi berbayar semakin mendapatkan posisi, dimana pengguna mulai terbiasa untuk membayar layanan aplikasi dan langganan aplikasi yang mereka rasakan manfaatnya.
Dari segi tempat sebagian besar masih mengakses dari area urban 72,41%, rural-urban 49.25% dan rural 48,25%. Usaha pemerintah yang giat menggelar jaringan Internet hingga ke area rural ini patut diapresiasi. Perangkat yang digunakan di area tersebut juga masih menggunakan smartphone sebesar 70,96%, rural-urban 45,42% dan 42,06% di area rural. Ini menunjukkan smartphone semakin menjadi pilihan untuk mengakses Internet.
Data awal menggunakan Internet juga menunjukkan data menarik, dimana tahun 2016-2014 menjadi awal tahun penggunaan Internet mereka sebesar 37,12%. Kita ingat tahun-tahun ini memang geliat perkembangan smartphone dan Internet sangat tinggi.
Sebagian besar Internet diakses menggunakan smartphone 59,31% di kabupaten kota, diikuti kedua perangkat (laptop dan smartphone) sebesar 38,31%. Dan penggunaan akses menggunakan laptop semakin menurun 0,65% saja. Data yang sama juga ditunjukkan di area lainnya. 
Nah, sekarang dari jenis aplikasi yang digunakan. Pertama adalah chatting 89,35%, sosial media 87,13%, search engine 74,84%, lihat video 69,64%, download video 70,23%, download gambar 58,77%, selebihnya artikel 55,3%, email 33,99%, beli barang 32,19%, pendaftaran online 16,97%, jual barang 8,12% dan terakhir akses perbankan 7,39%. 
Kalau urusan untuk manfaatnya, tetap 45,14% untuk mencari harga, membantu pekerjaan 41,04%, informasi pembeli 37,82%, beli online 32,19%, cari kerja 26,19%, transaksi perbankan 17,04% dan jualan online 16,83%.
Nah, sekarang kita lihat polanya. Sebagian besar sudah 'melek' Internet, tahu cara menggunakan Internet, dan tersebar di area urban dan rural-urban. Ini target ekonomi yang baik, dan kelasnya kelas atas hingga bawah. Sedangkan penggunaan smartphone menjadi titik penting, dimana aplikasi, website dan system yang kita punya harus bisa diakses dari smartphone. Untuk berbagai penggunaan, aplikasi kita harus ramah dengan smartphone, atau istilah teknisnya mendukung HTML5. 
Sekarang ini semua smartphone telah dilengkapi dengan browser yang mendukung HTML5, dan semuanya bisa digunakan dengan mudah. Aplikasi yang kita kembangkan minimal harus mendukung ini. Website yang kita punya harus mendukung HTML5, dan semua harus mudah diakses, dan ramah terhadap search engine, terutama Google dan Bing yang sekarang menjadi search engine yang paling banyak digunakan. 
Lengkapi diri kita, usaha kita dengan kemampuan ini. Menggunakan Internet untuk berbagai kepentingan, dan harus bisa diakses dari Internet dengan mudah. Salah satunya dengan menggunakan berbagai aplikasi yang membantu kita untuk memaksimalkan potensi kita di Internet.
Salam StartSmeUp! 
sumber: https://www.bernas.id/61847-mengambil-keuntungan-dari-internet-indonesia.html