Translate

Showing posts with label kristen. Show all posts
Showing posts with label kristen. Show all posts

Friday, July 12, 2013

NLP vs Kristen (2)

NEURO LINGUISTIC PROGAMMING ( NLP )

Apa itu Neuro Linguistic Programming (NLP) ?
Penulis mengakui keterbatasan dalam menyajikan secara lengkap mengenai sejarah dan perkembangan NLP ini. Tetapi penulis akan mencoba memberikan pemaparan yang singkat dari berbagai sumber yang penulis dapatkan ( baik sumber buku, website, dialog dengan orang-orang yang mengerti dan mempelajari NLP ) sehingga bisa memberikan pemahaman mengenai apa itu NLP ?
Saat ini marak tentang training hipnotis, yang biasanya diembel-embeli istilah NLP (Neuro Linguistic Programming), atau sebaliknya, seolah tak ada jenuhnya diiklankan di berbagai media cetak. Bila Anda simak hampir setiap hari ada saja koran atau majalah yang memuat iklan tentang seminar hipnotis dan NLP ini. Beberapa sumber menyatakan mempelajari NLP mirip dengan mempelajari manual otak manusia. Dengan metode NLP kita bisa memprogram fikiran kita yang pada akhirnya juga bisa memprogram kehidupan kita. Dari berbagai tulisan maupun buku NLP adalah :
Neuro merujuk pada otak / pikiran, bagaimana kita mengorganisir fikiran dan mental kita.. Linguistic adalah mengenai bahasa, bagaimana kita menggunakan bahasa tersebut untuk menciptakan makna dan pengaruh tertentu pada fikiran dan kehidupan manusia. Programming adalah urutan proses mental yang berpengaruh atas perilaku manusia dalam mencapai tujuan tertentu, dan bagaimana melakukan modifikasi atas proses mental tersebut.
Sejarah Neuro Linguistic Programming (NLP)
Sejarah penemuan NLP dimulai ketika seorang ahli Mathematika / Computer Programming (Dr. Richard Bandler) dan seorang Profesor Linguistik (Dr. John Grinder) bertemu di University of California Santa Cruz sekitar pertengahan tahun 1970. Mereka tertarik mempelajari keahlian sejumlah pakar dan terapis yang teramat sukses di bidangnya. Metode yang dipergunakan untuk mempelajari keahlian ini disebut sebagai modelling (ilmu memodel).
Tokoh-tokoh awal yang dimodel oleh kedua penemu dari NLP adalah :
1. Fritz Perls (Gestalt Psychotherapist)
Fritz Perls memperkenalkan praktek spiritual Zen (Budha) dan konsep dianetic (dianetics sendiri merupakan sebuah metode yg dipengaruhi pelbagai teknik magiskultis-psiko-transendentalis yang digunakan untuk menemukan, menggali dan memulihkan kerancuan pikiran. Sebenarnya lebih mirip praktik psikoanalisa dalam kajian psikologis, perbedaannya aspek spiritual lebih ditekankan. Dianetic ini adalah salah satu yang diajarkan di dalam ajaran Scientology yang memegang teguh ungkapan Tuhan menolong orang yang menolong dirinya sendiri dan percaya bahwa setiap orang mempunyai jawaban atas misteri kehidupan yang dibutuhkan hanyalah kesadaran tentang adanya jawaban-jawaban ini. Dalam hal ini scientology berperan menolong seseorang untuk berpikir untuk dirinya sendiri, sehingga dapat lebih cerdas, bahagia, dan sehat) dalam Gestalt therapy yang dikelola oleh Fritz Perls. Fritz Pearls yang dimodel oleh para penemu NLP ternyata memiliki karir yang cukup lama dalam pengajaran New Age.
2. Virginia Satir (Family Therapist)
Virginia Satir adalah seorang Family therapist yang dipengaruhi oleh Esalen Institute. Hal-hal yang dipromosikan oleh NLP dari pengaruh Esalen Institute dan New age adalah biofeedback, neurofeedback, intuition development, remote viewing, and psychic development. Virginia Satir adalah seorang humanis sejati dan ia menggunakan humanistic soul of communication and therapy dalam prakteknya. Spiritualitas NLP dipengaruhi dari berbagai macam keagamaan seperti Kristen, Budha, Okultisme, Tao, Hindu, dan banyak lagi.
3. Gregory Bateson (Anthropologist, cybernetics)
Gregory Bateson juga adalah orang yang banyak terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran Esalen Institute. Esalen Institute merupakan salah satu dari pengembangan Human potential movement. Sejak permulaannya Esalen terbentuk di California dalam tahun 1960-an, gerakan ini telah berkembang ke dalam jaringan kelompok yang mempromosikan pembebasan kapasitas manusia yang berpembawaan halus bagi adanya kreativitas melalui penyadaran-diri (self-realisation). Anekaragam teknik transformasi personal digunakan lebih banyak lagi oleh perusahaan dalam program-program pelatihan manajemen, yang pada akhirnya digunakan untuk alasan-alasan normal ekonomis. Teknologi-teknologi Transpersonal, Gerakan untuk Kesadaran Spiritual Inti (inner), Transformasi Organisasional dan Pembangunan Organisasional dipertimbangkan sebagai hal-hal non religius, tetapi dalam realitasnya pegawai-pegawai perusahaan dapat menemukan diri mereka sendiri tunduk pada ’spiritualitas’ asing (alien) dalam situasi yang menimbulkan pertanyaan tentang kebebasan personal. Ada hubungan-hubungan yang jelas antara spiritualitas Timur dan psikoterapi, meskipun pada saat ilmu psikologi Jung dan Gerakan Potensi Manusia sangat berpengaruh pada Shamanisme dan bentuk-bentuk Paganisme yang “direkonstruksikan” seperti Druid dan Wicca. Dalam pengertian umum, “perkembangan personal” dapat dipahami sebagai bentuk “keselamatan agama” yang mengambil bentuk dalam gerakan New Age: hal ini dikuatkan bahwa pelepasan dari penderitaan dan kelemahan manusia akan diraih melalui pengembangan potensi manusia yang hasilnya berupa penambahan hubungan dengan keilahian inti kita.
4. Milton Erickson (Hypnotherapist).
Salah satu dari model adalah Dr. Milton Erickson yang mendirikan Milton Erickson Foundation di Phoenix, Arizona. Milton adalah pendiri dari tehnik yang dikenal dengan Ericksonian Hypnosis, yang menggunakan Hypnosis dalam prakteknya. Dan terkenal kedekatannya dengan Esalen Institute. Pada saat NLP diciptakan, Bandler dan Grinder memodel ‘perubahan pikiran’ melalui hypnosis. Warna linguistik hypnosis dalam NLP memang kental di beberapa tools NLP, karena pengaruh ini. Walau awalnya diciptakan dengan memodel hypnosis, kini hypnosis justru jauh lebih efektif apabila dilengkapi dengan tools NLP. Keduanya sekarang menjadi kesatuan yang harmonis.
Setelah bertahun-tahun memodel, mereka berdua berhasil mengembangkan seperangkat teknik mental yang yang sangat berguna dalam dunia terapi. Tetapi ada banyak orang yang tidak mengetahui bahwa Richard Bandler salah satu dari pendiri NLP sering mengajarkan shamanism (praktek-praktek dan kepercayaan yang dikaitkan pada komunikasi dengan roh-roh alam dan roh-roh orang mati melalui prosesi ritual (dengan menggunakan roh-roh) seorang cenayang yang bertindak sebagai medium. Shamanisme ini begitu atraktif dalam lingkungan New Age sebab ini menekankan harmoni dengan kekuatan alam dan penyembuhan. Ada juga citra yang diromantiskan dari agama-agama asli dan kedekatan mereka dengan bumi dan alam) dalam seminar dan training-training yang dipimpin olehnya.
Perkembangan Neuro Linguistic Programming (NLP)
Singkat cerita dari dua tokoh pendiri itu selanjutnya berkembang sejumlah “aliran” besar NLP dengan modifikasi dan sebutannya. NLP lantas dipopulerkan oleh Anthony Robbins hingga meluas di USA dan seluruh dunia, belakangan Anthony Robbins membuat merek sendiri, yakni NAC (Neuro Associations Conditioning). Barisan pelopor NLP lantas mulai mengibarkan sayapnya merambah dataran aplikasi di luar terapi. Ilmu memodel ini dikembangluaskan untuk memodel berbagai keunggulan manusia; antara lain untuk memodel keunggulan dari orang yang berprestasi unggul di bidang komunikator, olahraga / atlit, leadership, sales, pengajar, bisnisman, karyawan, penyanyi, meditasi, dan berbagai orang sukses lainnya. Beberapa nama besar yang menggunakan ilmu NLP dalam meraih sukses antara lain Bill Clinton, Andre Agassi, Lady Di, Nelson Mandela dan banyak lagi yang lainnya.
Pada tahun 1980 John Grinder dan Richar Blander berpisah haluan, mereka dihadang berbagai masalah hukum kekayaan intelektual. NLP mulai dikembangkan oleh beberapa orang dalam berbagai aliran. John Grinder dan koleganya DeLozier berkolaborasi menyusun pendekatan baru yang diberi nama New Code NLP dengan mengusung pendekatan sistemik antara fikiran dan tubuh yang diberi nama New Code NLP. Richard Bandler juga menyusul dengan pemodelan terbaru mengenai submodalitas dan Ericksonian hypnosis melalui bukunya Using Your Brain : For A Change di tahun 1984.
Anthoy Robbins (Anthony Robbins yang juga mempraktekkan NLP dan menyebut potensi diri itu sebagai ‘the giant within.’ dianggap bahwa manusia itu ‘tuhan bagi dirinya sendiri’ dan ‘memiliki hakekat yang baik.’ Berdasarkan konsep keyakinan demikian manusia dianggap mampu menuju sukses dengan kekuatannya sendiri) yang mempelajari NLP pada akhir 1970 juga memulai produksi masal beberapa aspek yang dinamainya sebagai Neuro Associative Conditioning. Beberapa praktisi dan trainer lainpun tak ketinggalan dalam memodifikasi, memberi nama, dan mengembangkan variasi mereka sendiri. Seperti : Charlos Castenada yang menggunakan Shamanic metaphors dalam seminar-seminar NLPnya; Tad James mengintegrasikan metode NLP dengan Huna Healing (agama kuno Hawai yang mengajarkan tentang tujuan dari pencapaian spiritual dan pertumbuhan spiritual berdasarkan dari pengetahuan akan tiga level kesadaran dan menggunakan “ mana “ sebagai kekuatan vital untuk menyembuhkan dan membangkitkan energi) dan meditasi; Galo menggunakan konsep spiritualitas NLP dengan energi spiritual yang ada sebagai kekuatan dari terapinya, dan mungkin masih banyak lagi.
Michael Hall menawarkan NLP yang fokus dengan apa yang disebutnya sebagai meta states (melangkah ke masa lalu secara mental dan melihat diri sendiri melalui perspektif yang lebih luas). Ted James mengembangkan teknik time line theraphy yang meminta klien untuk melakukan visualisasi dan menciptakan suatu time line dari hidup mereka dengan tujuan memperbaiki time line tersebut. Yang terakhir ini biasanya digolongkan aliran akademis. Tokohnya akademis NLP lainnya adalah pendiri NLP University (NLPU) Robert Dilts. NLPU yang berkedudukan di California merupakan salah satu komunitas NLP terbesar dari ratusan komunitas yang ada di dunia. Sedangkan untuk orang Indonesia, seperti Tosan Lim, Stevanus dan Agus Sunaryo, adalah lulusan NLPU. Yang merupakan lulusan NAC (Robbins) adalah Tung Desem Waringin dan Ronald. Selain itu ada yang mengusung berbagai aliran seperti Wiwoho, Khrisnamurti dan Leksana. NLP terus berkembang dengan munculnya banyak kotributor lain yang menjadikan NLP tidak memiliki suatu sistem yang terintegrasi.
Pada tahun 1996 Richard Blander melayangkan tuntutan hukum terhadap John Grinder dan koleganya tentang kepemilikan hak cipta NLP. Baru 5 tahun kemudian akhirnya NLP diputuskan sebagai milik banyak orang dengan penemu pertamanya Richard Blander dan John Grinder. Pada tahap selanjutnya NLP terus berkembang dengan banyak kontributor, sehingga tidak memiliki satu standard yang baku mengenai konsep, metodologi dan sistim pengembangan bagi pengajarnya.
Filosofi Neuro Linguistic Programming (NLP)
Model NLP itu intinya Anda belajar menguasai pikiran sehingga lebih efektif karena Anda menjadi master/tuan atasnya. Modelling itu meniru, mengambil esensi excellency atau keunggulan orang atau diri sendiri agar bisa direplikasi di waktu dan tempat berbeda. Esensi modelling adalah menduplikasi bakat dengan berbagai tools. Tools dalam NLP banyak sekali (Rapport, Pacing, Sensory Manipulation, Modeling, Outcome Thinking, dan salah satunya adalah Hypnosis).
Tubuh manusia menurut kata orang seperti gunung es: 12% alam sadar, 88% alam bawah sadar. Teknik hipnotis bisa dimanfaatkan secara optimal jika kita mengoptimalkan alam bawah sadar, untuk membangkitkan potensi manusia yang luar biasa. Hipnotis ini berbeda dengan hipnotis sihir yang ditowel atau ditepuk jadi hilang kesadaran (ilmu gendham). Yang dibicarakan di NLP adalah hipnosis yang merupakan kemampuan internal seseorang. Prinsipnya adalah bagaimana mempelajari cara kerja otak agar seseorang bisa menjadi tuan/master bagi dirinya sendiri (konsep humanis).
Pada akhirnya setelah penulis mempelajari mengenai NLP ini, penulis setuju mengatakan bahwa NLP ini didasarkan pada filosofi humanisme. NLP merupakan salah satu bagian dari Human Potential Movement, dimana pemahamannya adalah bahwa manusia itu Tuan/Master/Tuhan bagi dirinya sendiri. Jika pusatnya sudah pada diri sendiri sebagai penguasa kehidupan, harus dipertanyakan kembali apakah hal ini benar menurut iman kita. Dalam iman Kristen penguasa tunggal kehidupan adalah Tuhan. Jadi, jika kita mulai menyingkirkan Tuhan dari kehidupan kita. Pada satu titik, kehidupan kita akan mengalami kekosongan yang tidak dapat diisi oleh apapun.

NLP vs Kristen



Kontroversi Mengenai NLP Dalam Pandangan Kristen


SATURDAY, 19 JANUARY 2008

Total View : 5686 times

Ada apa dengan pelatihan NLP? Mengapa banyak orang mempertanyakan "Apakah NLP Itu?' berikut artikel mengenai NLP. Bila kita membuka Ensiklopedia Wikipedia, kita dapat segera mengetahui apa itu NLP dari dua paragraf pertama artikel itu.
Dari sumber Wikipedia ini kita bisa mengetahui bahwa NLP adalah:
(1) sebuah tehnik & kepercayaan untuk mengembangkan potensi diri;
(2) NLP dipengaruhi oleh New Age dan kepercayaan pengembangan potensi diri;
(3) NLP beranggapan bahwa pikiran, badan dan bahasa saling berinteraksi untuk mengatur persepsi dan perilaku;
(4) Karena itu persepsi dan perilaku dapat diubah dengan menggunakan teknik-teknik yang melibatkan  pikiran, badan dan bahasa;
(5) Bahasa dan perilaku seseorang sudah sangat terstruktur dan dapat diberi model kearah yang lebih produktif;
(6) per'model'an ini menggunakan bagian kita yang paling sukses untuk memperbaiki bagian yang kurang berhasil; dan
(7) Model orang lain dapat menghasilkan efek kepercayaan dan perubahan perilaku untuk memperbaiki fungsinya.

 Bagaimanakah seharusnya sikap umat Kristen menghadapi NLP?
(1) Menurut sumber NLP yang dikutip Wikipedia kita mengetahui bahwa NLP adalah tehnik yang sekaligus kepercayaan yang ditujukan untuk mengembangkan potensi diri. Lalu, yang menjadi pertanyaan berlandaskan kepercayaan apakah potensi diri itu akan dikembangkan? Ternyata jawabannya ada padahal ini, (2) dimana NLP disebutkan dipengaruhi keyakinan New Age dan pengembangan potensi diri.
New Age atau gerakan zaman baru adalah faham mistik yang menekankan sifat ilahi manusia, bahwa ada keberadaan tunggal alam semesta berupa kekuatan (macro cosmos) dan bahwa manusia adalah bagian dari kekuatan semesta itu (micro cosmos), jadi kalau macro cosmos disebut Tuhan maka manusia adalah tuhan kecil. Pengembangan potensi diri beranggapan bahwa karena manusia bersifat ilahi maka ia mampu mengembangkan potensi dirinya itu dengan kekuatannya sendiri itu. Disini peran Tuhan diabaikan karena "manusia adalah tuhan bagi dirinya sendiri.'
(3) NLP terlalu optimis bahwa baik pikiran, badan dan bahasa yang kita ucapkan itu mengatur persepsi dan perilaku dan (4) manusia bisa mengubah persepsi dan perilakunya dengan tehnik-tehnik yang menggunakan pikiran, badan dan bahasa. Disini ada optimisme bahwa "manusia adalah tuhan bagi dirinya sendiri' dan jelas mengabaikan peran Tuhan, dan kuasa dosa yang sudah menguasai persepsi dan perilaku manusia sehingga manusia membutuhkan juruselamat untuk memperbaiki dirinya melalui "kelahiran baru.'
Keyakinan NLP menyebutkan bahwa (5) bahasa dan perilaku manusia sudah terstruktur dan dapat diberi model kearah yang lebih positif terutama menuju hidup yang sukses (6) dengan cara tehnik yang dikerjakan oleh manusia itu sendiri (7).
Sama dengan gerakan pengambangan potensi diri lainnya (a.l. Anthony Robbins yang juga mempraktekkan NLP dan menyebut potensi diri itu sebagai "the giant within.'), dianggap bahwa manusia itu "tuhan bagi dirinya sendiri' dan "memiliki hakekat yang baik.' Berdasarkan konsep keyakinan demikian manusia dianggap mampu menuju sukses dengan kekuatannya sendiri.
Contoh jelas bahwa ukuran baik-buruk dan dosa tidak jelas dalam NLP adalah pertentangan yang terus menerus terjadi di kalangan para pendirinya. NLP didirikan pada tahun 1973 olehRichard Bandler dan John Grinder, Pada tahun 1980-an segera setelah penerbitan buku "Neuro-linguistic Programming Volume 1,' keduanya berpisah dan berebut mengklaim hak hukum atas kepemilikan NLP. NLP kemudian dikembangkan oleh berbagai pihak dengan nama berbeda-beda, Bandler sendiri kemudian mengembangkannya dengan tehnik hipnosis, Anthony Robbins di tahun 1970-an mempraktekkan NLP dengan nama Neuro Associative Conditioning, dan banyak lain mengembangkan dengan nama sendiri-sendiri, sehingga tidak lagi ada sistem tunggal untuk NLP sekalipun semua memiliki dasar keyakinan yang sama mengenai potensi kebaikan dalam diri manusia dan bahwa manusia sendiri bisa mengubah dirinya menjadi lebih baik.
Setelah bertengkar cukup lama, Bandler kembali menuntut Grinder dan mengklaim sebagai pemilik tunggal NLP dan hanya ia yang berhak menggunakan istilah itu. Baru pada tahun 2001 setelah pertengkaran berlarut-larut selama dua dasawarsa mengenai kepemilikan sistem NLP, akhirnya Bandler dan Grinder berdamai dan menerima bahwa NLP ditemukan oleh keduanya bersama-sama.
Konsep optimisme manusia jelas bertentangan dengan iman Kristen yan menyebutkan bahwa diri manusia itu sudah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah (bukan allah kecil yang punya kekuatan sempurna seperti yang besar). Menurut NLP manusia melalui pemetaan dirinya sendiri dan mengembangkan potensi melalui pikiran, badan dan bahasa bisa mengubah diri dari yang tidak produktif ke yang produktif dan dari yang tidak sukses menuju sukses.
Konsep manusia menurut Alkitab jelas menyebutkan bahwa manusia berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah dan karena itu ia membutuhkan juruselamat untuk menyelamatkan dan mengubah dirinya menjadi baru (kelahiran baru) melalui pertobatan dan ketaatan dimana Roh Kudus berperan mengubah hati manusia menuju kebaikan sesuai ukuran Tuhan sendiri.
Berdasarkan kenyataan-kenyataan di atas, mereka yang beriman kristen dan takut akan Tuhan rasanya bisa bersikap bahwa manusia telah jatuh dalam dosa dan kehilangan kemuliaan dari Allah dan karena itu janganlah mereka mengandalkan kekuatan dalam dirinya sendiri (Yer.17:5) melainkan hendaklah mereka mengandalkan Tuhan.
"Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN." (Yeremia 17:7).

Sumber : Yabina.org

Tag Keyword : NLPkristensika
p