Translate

Thursday, March 28, 2019

BUILDING A LEARNING HABIT

BUILDING A LEARNING HABIT
(Membentuk kebiasaan untuk belajar)

Siang itu jam 12, tiba-tiba handphone saya berbunyi, saya melihat di display siapa yang menelpon. "Wenny", seorang pembaca artikel-artikel saya .
"Mas Pam, pa kabar?"
Singkat kata, Ratna ngajak dinner nanti malam.
Dan kami pun janjian dinner di rumah makan Jepang di kawasan Mega Kuningan.

Malam itu, Wenny mengenakan gaun soft berwarna hitam dan make up tipis yang tak mampu menutupi kecantikan alaminya.
Sambil menunggu pesanan kami datang Wenny mulai bertanya.
"Aku sudah baca artikel Mas Pam yang terakhir tentang Relativity of Time, yang intinya kita harus belajar terus mempersiapkan kita untuk masa depan."
Aku tersenyum, melihat kata-kata itu meluncur cepat dari bibirnya yang .... (ah , sudahlah).

"Nah, kebetulan aku juga lagi belajar nih ....."
"Aku kan orang digital marketing nih, tapi aku juga pengin menjadi multi-discipline talent, seperti yang selalu mas sampaikan. Jadinya aku belajar Finance. Baca buku-buku. Banyak nanya sama orang Finance."

"Tapi bagaimana sih sebenarnya benar benar memotivasi diri kita sendiri, agar terus menerus bersemangat untuk mempelajari hal yang baru?"

Pesanan kami datang, pelayan menata makanan di meja kami, aku minum dulu teh panas di depanku.
Memang yang diucapkan Wenny benar, kita harus terus menerus belajar. Dan kalau bisa harus mempelajari bidang keilmuan yang berbeda dengan yang kita kuasai saat ini.
Karena masa depan yang penuh dengan ketidakpastian. Belum tentu bidang yang kita kuasai saat ini akan terus relevant di masa depan.
Biasanya ada yang nanya,"Terus bagaimana kita tahu apakah bidang kedua yang kita pelajari itu akan masih relevant di masa depan?"

Well, the answer is no, we dont know. Tetapi kita tetap harus memilih salah satu bidang lain yang kita pelajari agar kita masih mempunyai agility (yang saya artikan sebagai kemampuan mempelajari bidang lain). Karena kalau kita tidak mempunyai kemampuan itu, masa depan kita akan suram sekali, dengan dunia bisnis yang berubah begitu  cepat ini.

Terus kembali ke pertanyaan Wenny, bagaimana kita memotivasi dan memberikan semangat pada diri kita sendiri.

Mari kita coba untuk menerapkan lima langkah di bAwah ini:

a) Build a growth mindset

Pertama kali kita harus membentuk growth mindset dalam jiwa kita sendiri.
Semangat bahwa kita harus  berkembang lebih baik dari apa yang kita capai di masa lalu, dan akan bekerja keras untuk mencapai aspirasi kita di masa depan.

b) Mindfully Observe
Kedua, perhatikan dunia bisnis dan lingkungan yang terjadi di sekitar kita. Fokus pada perubahan perilaku manusia.
Ini contoh - contohnya :
Orang tidak lagi mencetak foto (seandainya Kodak mengerti hal ini mungkin Kodak tidak bangkrut)
Orang tidak lagi menggunakan handphone untuk menelpon suara (seandainya Nokia Mobile Phone mengerti hal ini,mungkin sekarang mereka masih ada)
Millenial lebih focus pada membeli "experience" daripada "product"

Itu hanyalah contoh,
Tapi amatilah apa yang terjadi pada consumer behavior dan ini akan membawa pengaruh pada bisnis kita di masa depan.

c) Cultuvate Curiousity
Kembangkanlah rasa ingin tahu.
Kalau anda tidak mengerti tentang sesuatu (Artificial intelligence, predictive analysis atau topik apapun), segeralah cari informasi atau tanya pada teman anda yang mengerti.
Be Curious before you learn!

d) Set time to reflect

Sediakan waktu khusus untuk mengevaluasi kompetensi anda:
apakah kompetensi yang anda punya
apakah kompetensi itu masih akan terus relevant dan membuat anda tetap mempunyai advantage di masa depan?
apakah kompetensi baru yang harus anda pelajari? dari mana anda akan mempelajarinya?

e) Know when to unlearn

Kapasitas otak kita terbatas, ada masa di mana kita harus LEARN, dan ada masa di mana kita juga harus UN-LEARN,
Artinya seiring dengan pengetahuan dan kompetensi baru yang anda harus kuasai untuk masa depan, berarti anda juga harus move on, dan menghentikan minat anda untuk terus menerus mempelajari ilmu anda di masa lalu. Stop doing that.
Fokus anda adalah pada mempelajari kompetensi yang anda butuhkan di masa depan.
It is time to UN-LEaRn the competence that you aquire in the past.

Jadi jangan lupa ya, untuk mengembangkan kebiasaan agar kita selalu terus menerus belajar, coba kita terapkan lima langkah di bawah ini:

a) Build a growth mindset
b) Mindfully Observe
c) Cultuvate Curiousity
d) Set time to reflect
e) Know when to unlearn

Terima kasih kepada Wenny, yang sudah memberikan ide untuk lahirnya cerita ini.

Salam Hangat

Pambudi Sunarsihanto


The 30 technologies of the next decade

IoT enabling connected living in smart cities

The importance of explainer video

Levels of big data maturity

Key aspects of #smartcity

Tuesday, March 26, 2019

What's is green manufacturing ?

Datacenter Priorities IT Facilities 2019


Enterprises undergoing digital transformation demand capabilities that support ever increasing data volumes and data rates. Hence, to future-proof data center (DC) networks, IT and facilities teams require the right technologies that align with sustainable investment strategies.

One prevailing trend that extends from 2018 is the growing demand and investments by businesses and organizations for both centralized cloud data center services as well as edge data centers.

On one hand, "the very techniques developed by hyperscale cloud giants are now migrating to the enterprise, where distributed applications now rule," according to Scott Raynovich, chief analyst at Futuriom. "There's more pressure than ever for networks to perform, and new technologies are beginning to be deployed to make sure that networks don't become the bottleneck for the cloud." 

Competitive edge

Equally, today's digital-economy businesses are placing more compute, networking and storage resources in edge DCs close to the end user for fast and seamless access to critical applications and data. These edge DCs help to optimize response times that users of e-commerce and cloud-based applications expect.

"The edge is driving efficient bandwidth utilization and minimizing connections and physical reach that introduce latency into the infrastructure," noted Dr. Rick Pimpinella, chief engineer of Panduit. "Together with other data growth areas, edge computing applications will generate petabytes of data, daily, by 2020. Systems that intelligently process data to create business advantage will be essential to our customers' future prosperity."

Agile digital organizations rely on efficient DCs built on simplified designs and flexible infrastructure platforms. "We are witnessing increased automation, more integrated solutions and software-defined capabilities that are reducing the reliance on silo-systems," Dr. Pimpinella added. "This allows users to take advantage of highly flexible infrastructure to drive more capacity, monitoring and analysis, and increase efficiency within the data center." 

In this landscape, IT and facilities teams face responsibilities and challenges to deploy a data center – whether on-site or in a co-located facility – that fully address their every need. Increased cloud maturity and edge DCs, along with the advent of 5G mobility and proliferation of endpoints, have placed the spotlight on networks as the main driver of improved data-center performance and scalability. 

Priorities and solutions

To manage evolving needs, network teams must collaborate heavily with other business units evolving needs. "It's no longer about hardware or software — it's about delivering services that accomplish business needs," observed Ross Winser, senior director analyst at Gartner. "The future of infrastructure is everywhere and anywhere, and will be business-driven by nature." 

For IT and facilities teams, challenges range from designing, procuring and implementing the right IT and facilities to controlling costs and conserving energy usage. The typical multi-vendor, piecemeal approach today forces DC operators to oversee often-costly integration to ensure interoperability. They need to consider issues around support, management, operational inefficiencies and an increased potential for service level agreement (SLA) failures.

Further, DCs have to be purpose-built according to an organization's business direction and long-term growth projections.The pressure to sustainfast and efficient scalability puts increasing strain on IT and facilities teams to fulfill capacity needs or migrate to higher data speeds.

This is where the Panduit Data Center Solutions, designed as an interoperable end-to-end solution, streamline the process of designing, specifying, installing and managing the physical infrastructure. The solutions optimize the data center for current and future needs. They also facilitate faster implementation to allow IT and facilities stakeholders to stay ahead of demands. 

Organizations also stand to minimize risk, required resources and total cost of ownership through the following capabilities:

  • Converged infrastructure that evolves with business needs: A scalable architecture addresses changing business demands while lowering TCO and optimizing IT investments. For example, it delivers accelerated design and seamless implementation to bring new 40/100G networks to a traditional facility.

  • High-speed connectivity: As DC convergence gains traction, Panduit's High-Speed Data Transport fiber and copper systems ease the stress on physical infrastructure. They increase network throughput; reduce latency; and improve agility, scalability, and ROI to support new applications, such as the Internet of Things.

  • Cooling optimization: By delivering complete visibility and control through real-time monitoring, organizations are armed with actionable information to reduce cooling energy use by up to 50%. 

  • Foundation to meet SLAs, timelines and budgets: An efficient and reliable infrastructure foundation – including cable management, pathways, security, grounding and bonding, and identification systems – places DC managers in a better position to meet SLAs and deliver projects on time and budget. This infrastructure is supported by Panduit Advisory Services.

  • Visibility to mitigate business and technology risks: Panduit's DC infrastructure management solutions provide a holistic view of the physical infrastructure with real-time data on the status of power, cooling, connectivity, security, and environmentals from the enterprise to individual devices in data center cabinets.

  • Solid infrastructure to drive co-location revenue: Panduit's innovative physical infrastructure enable colocation service providers to build a better data center experience for tenants. Highly agile, scalable and fast-to-install infrastructure translates to faster on-boarding and increased revenue.

As IT and facilities teams consider DC priorities for 2019, Dr. Pimpinella emphasizes the importance of design creating the most effective and efficient solution to meet real needs. "We can only do this when we step out of the silo and view the wider opportunities," he advised. 

This is a QuestexAsia feature commissioned by Panduit.


--
Sent from Gmail Mobile from my old iPad..

Sunday, March 17, 2019

Smart Building , sebuah prototipe Smart City

Saya ditanya, mengapa APTIKNAS banyak membuat seminar terkait Smart Building, bukannya Smart City yang selama ini ada ? Saya menjawab singkat. Pertama, Smart City bukanlah sebuah proyek mudah, harus bekerjasama dengan pihak pemerintah daerah untuk menentukan solusi dan teknologi yang tepat untuk membantu mereka.
Kedua, dengan mengimplementasikannya di dalam gedung, baik gedung pemerintah, gedung swasta, hingga mall, dan menjadikannya smart, maka kita akan memiliki sebuah prototipe dari smart city.
Mengapa begitu? Dalam Smart Building, diperlukan adanya (1) monitoring , (2) automation dan (3) controlling. Ketiga hal ini memegang peranan penting dalam suksesnya implementasi Smart Building. Tanpa smart building, maka tidak akan ada smart city. Hal ini karena sebagian besar bagian dari suatu kota nantinya adalah gedung - gedung.
Sementara Indonesia masih berfokus kepada masterplan di tiap kota-kota yang mengimplementasikan smart city, kita (para pelaku industri) perlu adanya area yang bisa dikerjakan dahulu dengan cepat, dan itu adalah gedung.
Mungkin hanya di kota-kota besar Indonesia yang telah mulai dipenuhi gedung, tapi bila melihat ke sebagian besar kota dunia, gedung-gedung telah menjadi pemandangan biasa di sana. Oleh karena itu, kita memiliki waktu untuk menerapkan ini dalam gedung-gedung kita.

No alt text provided for this image

Monitoring adalah bagian yang paling mudah diimplementasikan, dan dapat terintegrasi dengan fasilitas dan infrastruktur yang ada sekarang. Pertama, pastikan semua infrastruktur telah berbasis IP. Ini sangat penting, karena sebagian besar gedung masih menggunakan perkabelan lama, dan analog. Dengan menarik dan menyiapkan infrastruktur baru, seperti fiber optic, maka dalam satu kanal fiber optic bisa digunakan banyak perangkat, tidak hanya perangkat jaringan, tetapi juga perangkat fasilitas gedung.

No alt text provided for this image
Jadi pastikan dahulu gedung adan telah memiliki infrastruktur yang memadai. Setelah itu barulah mengimplementasikan monitoring system, helpdesk system hingga automation dan controlling system.

No alt text provided for this image
Itulah sebabnya dalam berbagai event kami, kami mengundang banyak pihak terkait infrastruktur, wifi, data center server dan berbagai solusi infrastruktur lainnya untuk fasilitas gedung.
Setelah itu kami melibatkan banyak anggota terkait sistem pendukung, seperti monitoring system, helpdesk system, facility management system, dashboard system terkait automation dan controlling.
Nantikan event kami selanjutnya membahas Smart Building