Translate

Friday, June 17, 2005

Pelan tapi pasti...

Hari - hari ini, luar biasa... meskipun sepertinya melambat, padahal saya sedang berlomba.
Berlomba dengan waktu. Suatu hal yang biasanya memang saya kerjakan, tetapi ini, beda!
Sekarang ini saya berlomba dengan waktu, dengan investasi yang saya lakukan, saya gambling, dalam 3 bulan, it must be something!

Sudah hampir 1 bulan, DCM berjalan, proyek baru beberapa, tapi opportunity, khususnya bidang SMS luar biasa. Dan "salto" nya saya ini tidak percuma. Ada beberapa calon klien besar yang interest dengan apa yang sedang saya kerjakan sekarang ini. Bahkan masih ada yang blm sempat terpegang. Tapi anyway, saya cukup senang.

Dan kembali ini menimbulkan semangat, semangat juang yang mungkin kemaren sempat hilang, karena saya tahu, pasti Tuhan kasih jalan, kok. Dan apa yang saya istilah gambling ini, mudah-mudahan tidak gambling, tetapi gamblang. Jelas dan terarah.

I hope so. Memang tidak mudah merintis usaha baru dalam waktu yang cepat ini, 3 bulan sudah harus dapat client, bahkan mengembalikan pinjaman pula, tapi pasti bisa. Saya percaya itu ada.

Thankz. God.

Wednesday, June 08, 2005

Entrepreneur Indonesia

Dalam sebuah kesempatan, saya bertemu dengan tidak sengaja dengan salah satu rekan perjuangan. Saya pikir istilah rekan perjuangan ini lebih tepat, karena sebenarnya kami sama-sama memiliki keinginan besar untuk membuat lingkungan yang lebih membuat entrepreneur-entrepreneur muda Indonesia dapat bermunculan, tumbuh dan berkembang.

Adapun beliau adalah pemimpin redaksi majalah Entrepreneur Indonesia, sebuah majalah yang secara khusus bagi segmentasi entrepreneur. Kami berbicara dan berdiskusi tentang beberapa hal, adapun pertanyaan saya yang pertama adalah berapa banyak oplah majalah tersebut.

Kami menyadari beberapa hal yang sebenarnya melandasi perjuangan kami, betapa kami rindu untuk melihat entrepreneur tumbuh subur di Indonesia, sementara kami berbincang, di luar sana, para pelaku entrepreneur, baik dari skala kecil, mulai dari si Amir - penjual koran, si Anto - penjual Aqua di lampu merah, si abang kita yang mulai mengangkut barang kakilimanya dengan bis untuk berjualan di jatinegara, si Akong yang keluar masuk toko berjualan obat, si Umar sang makelar mobil di tebet, si tono yang kerjanya membantu mengurus aneka surat-surat, semuanya punya tujuan satu - menghidupi diri dan keluarganya dengan kemampuan yang mereka miliki - meskipun sangat kecil.

Jadi tidak ada bedanya, yang berkemeja rapi di belakang meja, mencari peluang bisnis, memikirkan ide, menjual, menghitung profit, ataupun yang berkeringat deras menunggu jualannya laku, menukarkan uang kembalian, menghitung profit dan memikirkan ide2 pengembangan usahanya sambil menghisap rokok. Kami semua bertujuan sama.

Inilah Indonesia, dengan keragamannya, dengan berbagai suku bangsanya, semuanya berusaha, berjuang menghidupi diri dan keluarganya. Sekarang yang jadi pertanyaan, apakah kita semua memang dipersiapkan untuk menjadi entrepreneur ?

Apakah kita cukup bangga bertitelkan "wiraswastawan" ? Apakah orangtua, keluarga kita cukup bangga memiliki keluarga seorang "wiraswasta" ? Apakah sekolah dan lingkungan kita mendukung dan mempersiapkan kita untuk menjadi seorang wiraswasta / entrepreneur ? Apakah kita memang sekolah dan kuliah untuk menjadi seorang wiraswasta / entrepreneur, sementara dalam visi dan misi mereka seolah telah menjadi kewajiban utk mencetak entrepreneur..

Hampir semua jawaban di atas, saat ini, masih TIDAK. Kita kadang lebih bangga memiliki titel karyawan, berlindung di balik nama besar perusahaan kita, semakin kita bekerja di perusahaan yang besar, maka semakin bangga lah kita. Demikian juga dengan orangtua dan keluarga kita, seolah menjadi kebanggaan apabila keluarganya bekerja di bank ternama, perusahaan terkenal dunia, dan ini memang wajar. Kita memang tidak dipersiapkan khusus dalam sekolah dan kuliah kita, banyak di antara kita, keluar dan bingung untuk menjadi apa, kita bingung harus bekerja di mana, tidak pernah terpikir (mungkin jarang) apa yang bisa kita kerjakan.

Inilah yang harus kita rubah, pola pandang kita kepada sang Wiraswasta, sang Entrepreneur. Kebanyakan para wiraswasta & entrepreneur ini "jadi" karena kepepet, karena lingkungan. Sudah saat nya kita rubah. Kita rubah pola pendidikan kita, bagaimana sedini mungkin, anak-anak SD memikirkan cara menjual apa yang bisa mereka hasilkan, apa yang bisa mereka kelola, demikian seterusnya. Kita harus membuat inkubator, dan saat ini inkubator yang paling mudah kita mulai adalah lingkungan. Bagaimana lingkungan berperan dalam membentuk jiwa enterepreneur inilah yang harus kita rumuskan. Istilah kami dalam perbincangan sore itu adalah kita tidak hanya menjadi BROKER, kita harus jadi PLAYER, seorang player tahu bagaimana harus bertindak, bagaimana strateginya, bagaimana next-stepnya, ide seorang player harus cemerlang.

Nach, celakanya, selama ini kita dididik menjadi broker, menjual sebagai perantara, negeri ini dikuras dijual ke orang, padahal banyak sekali yang bisa kita kelola sendiri, kita "play" sendiri. Ini - mata harus terbuka untuk melihat ini, karena selama ini kita menutup mata kita dan menggampangkan diri kita hanya untuk menjadi BROKER bukan PLAYER. Mulailah dengan lingkungan kita sendiri, apa yang bisa kita buat untuk membentuk PLAYER ini muncul. Lihatlah anak Anda, keluarga Anda, apakah mereka memiliki potensi ?
Dorong dan dorong terus mereka untuk mengembangkan apa yang mereka kuasai dengan baik - tujuannya agar mereka menjadi PLAYER di bidang mereka - memiliki kompetensi.

So, didiklah PLAYER, kembangkan dan dorong pertumbuhan PLAYER, bukan BROKER.
Negara kita ini sangat membutuhkannya. Sudah saatnya kita bertindak lebih nyata.

Maju Entrepreneur Indonesia !!

Tuesday, June 07, 2005

Interesting Experience ..

Seharian keluar kantor tidak membuat aku lelah di malam harinya, dengan berbekal tidur sedikit, aku kunjungi beberapa tempat, dan memang masih banyak yang harus aku kejar.

Meeting demi meeting aku lalui, dan selalu, ide-ide baru keluar dengan sendirinya dalam diskusi-diskusi kami. Dengan mantap, next-step selalu menjadi agenda terakhir pembicaraan saya dengan beberapa client dan rekan, sesekali menyeruput cafelatte yang ada di depanku.

Percakapan menarik mengenai bisnis mobile content dan masa depan bisnis tersebut di Indonesia seolah menghiasi pikiran saya hari ini. Harapan untuk mencapai hal yang lebih baik lagi sedikit banyak timbul dalam ide-ide dan konsep-konsep yang kami bicarakan hari ini, dan seolah hari tidak kompromi berlalu cepat hingga sore hari.

Sore hari, kembali meeting terakhir saya datangi, tempat perkumpulan dan hangout para mantan pejabat masa kejayaan Ibu Mega, dan saya menjumpai beberapa orang di sana. Hangat, akrab - meskipun kami baru kenal, terlibat pembicaraan yang tidak ada habisnya, tentang ini dan itu, bagaimana bisnis masa dulu, dan masa jaman SBY saat ini. Dan yang menarik yang bisa saya garisbawahi adalah betapa komitmen yang besar terhadap pemberantasan korupsi memang benar-benar ada, dan sang komisaris independen dari salah satu BUMN ini benar-benar menyatakan hal tersebut ada dan benar adanya.

Saya pikir tadinya, usaha itu semata wacana, ternyata benar ada, dan memang change management yang harus dilakukan rekan baru saya ini, luar biasa. Tantangan yang besar dan keras, tidak hanya dia hadapi saat ini, tetapi dari beberapa waktu terdahulu pun sudah sangat besar. Dan memang tidak mudah memposisikan dirinya - yang setiap saat harus mempertanggungjawabkan tindakan yang diambilnya - di gedung bundar. Istilah yang mendadak menjadi akrab di telingaku sore ini.

Yang menarik, bukan hanya cerita bagaimana rekan saya ini menghadapi tantangan luar biasa, tetapi juga dukungan SBY yang besar - baik secara pribadi ataupun sebagai Bapak Bangsa ini. Dan ini yang saya hargai.

Di akhir cerita, kembali KKN kami bahas, dan memang, bisnis di Indonesia, hampir semua bisnisnya, mau tidak mau, kembali KKN, kita akan berbisnis dengan orang yang kita kenal, yang kita tahu, kita percaya, dan tidak semua orang kita kenal dengan baik. Oleh sebab itulah, KKN ini penting. Tapi mungkin kita ralat sedikit KKN yang kita inginkan ini, KKN kita ini adalah Kenal Kompeten Network !

Kenal karena inilah rekan bisnis yang kita tahu dengan baik.
Kompeten karena inilah, merekalah yang ahlinya dibidangnya.
Network karena inilah, merekalah yang kita saling kenal, saling tahu dalam jaringan rekan-rekan kita.

Jadi jelas, KKN ya perlu, tapi KKN apa dulu, dan KKN ini ya berbeda. Ada nilainya, ada valuenya, ada tujuannya - win-win, bukan hanya melulu memikirkan kepentingan pribadi yang ujung-ujungnya bisa masuk Gedung Bundar tadi, tapi juga memikirkan apa hasilnya, bagaimana pengembalian uangnya, apalagi kalo pakai uang negara.

Terimakasih kawan baruku, karena telah berbagi.
Salam Entrepreneur Indo !

Kibarkan Bendera Itu !

Sudah lama sekali sepertinya tidak nonton bola di pagi-pagi hari. Setelah seharian bekerja, kemudian pulang ke rumah, beristirahat, tiba-tiba aku bangun, dan menonton pertandingan ini, Portugal vs Slovakia.

Detik-demi detik, aku mengikuti pertandingan ini, dan aku cermati, meskipun Portugal telah unggul 2 - 0, tetap saja ritme pertandingan dan kecepatan mereka melakukan serangan tidak kalah cepatnya dengan lawan yang ketinggalan angkanya.

Hal ini mengingatkan aku sedikit banyak tentang betapa kita tidak boleh menyerah, baik pada waktu memulai, sedang menjalankan ataupun pada saat akan mengakhiri sesuatu pekerjaan. Semangat yang tidak mengenal lelah ini sangat diperlukan, bukan hanya oleh marketing, tim teknis, manajemen, bahkan oleh office-boy sekalipun.

Hari ini, supirku ganti lagi, dan kembali aku membangun semangat baru dengan si sang supir yang akan selalu menemani aku kemana pun aku keliling ibukota ini. Semangat baru yang selalu menyelimuti kita dipacu dari dalam, dari keinginan untuk tetap maju, tetap berkarya, apapun yang kita kerjakan.

Dan semangat ini mengingatkan aku betapa menjadi seorang entrepreneur sangat membutuhkan semangat ini. Dukungan dari keluarga, rekan-rekan dan rekanan bisnis memacu semangat ku untuk mengembangkan terus potensi dan kemampuan serta kerjasama yang selama ini telah aku pupuk puluhan tahun. Dalam hari ini saja, aku menemukan, betapa office-boy yang selama ini melayani di kantor, dengan antusias melihat aku datang dan sigap membantu kebutuhanku setelah satu minggu ini aku absen karena sakit. Tim teknis yang ikut keliling denganku hari ini, juga menunjukkan hal yang sama. Dia bilang, dia jenuh di kantor seminggu ini karena hanya melakukan aktifitas yang rutin. Aku bilang, silahkan saja datang ke site client, karena memang kita punya kewajiban untuk itu. Dan semangat ini membanggakan aku. Demikian juga dengan tim account managerku yang dengan setia melakukan follow up dan mengejar deadline yang aku berikan minggu lalu. Nach, tentu saja tidak ada alasannya untuk aku untuk tidak bersemangat di tengah lingkungan yang bersemangat.

Dukungan yang sama juga aku rasakan dari beberapa rekan yang selama ini memang aktif mendukungku, baik melalui email atau sms. Dan meskipun aku selalu menjual produk dan layanan baru, tetap mereka dengan antusias ingin tahu lebih detail dan menyatakan betapa bagusnya produk dan layanan yang aku miliki saat ini. Dengan adanya dua-bendera yang sedang aku besarkan, aku harapkan bendera yang lebih dahulu aku kibarkan dan sekarang ini sedang menanti angin keras untuk berkibar, ia akan mendapatkan angin untuk berkibar. Demikian juga dengan bendera kecil yang sedang aku naikkan ini, aku harapkan juga angin kecil memeliharanya berkibar. Dan semangat aku untuk mengibarkan bendera ini tidak boleh padam, sekalipun.

Sambil menonton tv, aku kagumi semangat dan perjuangan para pemain tim sepakbola, sekagum aku dengan tim kerja di belakangku yang mendukungku selama ini. Maju terus, kawan.. jangan gentar !

Fanky Christian
Bendera 1 : Padutama.com
Bendera 2 : DayaCiptaMandiri.com

Friday, June 03, 2005

Start New All Over Again ?

Mungkin ini bukan yang pertama,
Beberapa tahun yang lalu, saya pernah berusaha juga dengan beberapa teman2. Dan menemui jalan buntu, usaha kami hanya bertahan satu tahun.
Semuanya habis-habisan.

Tahun 2002, saya bertemu dengan teman2 yang lain. Dengan harapan baru, kami melangkah. Modal lebih kuat, strategi lebih baik, fokus lebih baik.. tetapi tetap saja, perjalanannya tidak mudah. Oktober ini, tepat kami tiga tahun, ada langkah-langkah mudah, ada langkah-langkah berat..

Beragam perasaan kami lalui, mulai dari sedih luar biasa, bingung, hingga ke senang luar biasa, kagum luar biasa, inilah pengalaman kami sebagai entrepreneur muda..

Dalam bidang kami, tidak hanya kualitas yang diperhatikan tetapi juga keberadaan perusahaan, support, tim.. dan ini kami perhatikan dengan seksama, tetapi tetap toh, tidak semudah yang kami bayangkan. Potensi yang kami temui dimana-mana luar biasa banyaknya. Seolah kami tidak pernah kehabisan potensi dan klien, tetapi memang tidak semuanya berbuah baik. Ada yang begitu close, bisa lewat juga. Ada yang jauh, tau-tau kirim Purchase Order. Uniknya dunia bisnis.

Beberapa tahun berkancah di dunia selain teknikal + marketing, membuat wawasan saya semakin luas, ternyata dunia bisnis ini tidak semudah yang dibayangkan banyak orang. Lebih dituntut kreatifitas, bagaimana menyajikan produk dan layanan kita sebaik mungkin, dengan biaya serendah mungkin, dan dukungan sebaik mungkin.

Dalam beberapa diskusi dengan teman-teman bisnis, ternyata membuat perusahaan yang terdiri dari beberapa orang sedikit banyak sering menjadi kendala di kemudian hari. Dan akhirnya, keluarlah satu-satu dari perusahaan itu, mendirikan dan memandirikan. Saya pikir, ini hal yang wajar, dimana titik kemapanan dan kemandirian inilah yang sebenarnya didambakan setiap orang. Baik perusahaan kecil, besar, bahkan seukuran Microsoft sekalipun.

Sekarang, timbul pertanyaan kecil dalam diri saya, "do i have to start all over again ? "

Simple question, hard to answer. Butuh beberapa hari buat saya untuk menjawab hal itu dengan bijaksana. Bukan hanya karena faktor mandirinya, tetapi sedikit banyak - mengulang semua dari awal... Inilah yang ditakutkan. Butuh waktu 3 bulan bagi saya untuk mengupdate semua relasi, baik yang langsung ataupun tidak langsung untuk mengupdate status pekerjaan, nomor telepon, alamat kantor, email dlsb. Butuh waktu 8 bulan bagi saya untuk mendapatkan client dengan proyek besar, dan perlu waktu berhari-hari bagi saya untuk berjalan kesana kemari memperkenalkan produk dan layanan baru.. Tapi inilah yang ditakutkan.

Saya pikir, kenapa harus takut, saya pernah menjalaninya, dan tidak ada masalah harusnya untuk dijalani kembali. Saya mengingat dengan baik, saya memiliki data yang lengkap mengenai semua relasi saya, baik melalui email, telepon, alamat mereka, kartu nama mereka.. dan selama ini, sebagian besar dari mereka saya jangkau dengan email. Artinya marketing database telah saya bangun selama ini. Jadi tidak ada masalah.

Saya masih ingat benar - karena banyaknya aktifitas marketing melalui email, ada beberapa alamat email yang menganggap email saya sebagai SPAM. Buat mereka, saya harus berikan pengecualian.

Jadi, tidak ada masalah seharusnya untuk memulai segala sesuatunya - kembali dari nol, asalkan semua nya memang kita dokumentasikan dengan baik. Kita tinggal mengupdate mereka dengan data terbaru kita, dan jangan lupa - produk dan layanan kita.

fanky@dayaciptamandiri.com
entrepreneur-indo@yahoogroups.com