Translate

Wednesday, April 29, 2009

LOWONGAN - USER APPLICATION SUPPORT

Kami membutuhkan USER APPLICATION SUPPORT (Wanita - 2 Orang), dengan kriteria:
1. Menguasai dasar PHP/MySQL
2. Kontrak 1 tahun
3. Bekerja di lokasi client (Jakarta Pusat/Barat)

silahkan kirimkan CV ke fanky@dayaciptamandiri.com

Terima kasih.

ALEXANDER GRAHAM BELL

ALEXANDER GRAHAM BELL, penemu telepon di lahirkan pada tahun 1874 di
Edingburg, Skotlandia. Meskipun dia hanya mendapat pendidikan formal sebentar, dia dididik dengan cukup baik oleh keluarganya dan belajar sendiri.

Minat BELL memproduksi kembali suara vokal timbul secara wajar karena
ayahnya seorang ahli dalam hal fisiologi vokal, memperbaiki pidato, dan
mengajar orang-orang tuli.

BELL pindah ke Boston, Massachusett pada tahun 1871. Di sanalah pada tahun
1875 dia melakukan penelitian yang mengarah kepada penemuan telepon.
Sebetulnya alat yang sangat berguna bagi manusia hingga saat ini
diciptakannya untuk membantu istrinya yang tuli.

Kerja keras Bell karena didorong oleh semangat ingin memberikan yang terbaik
bagi orang yang dicintainya menyebabkan ia kaya raya. Pada tahun 1881 ia
sudah mengumpulkan 1 juta dolar dari keuntungan penjualan saham perusahan
telponnya.

Banyak orang bekerja dengan didorong oleh banyak hal antara lain iri hati
dan ketamakan. Namun orang-orang yang bekerja dengan didorong cinta kasih
akan selalu lebih berbahagia dibanding mereka.

Bagaimana dengan anda? Hal apakah yang mendorong anda untuk bekerja saat
ini?

Monday, April 20, 2009

Mensyukuri

Tidak mudah mencapai hari ini, setelah perjalanan panjang dari beberapa tahun yang lalu.

Saya ingat benar, ada batas yang jelas terjadi antara MJ dan para pengurus komisi. Ketakutan dan keengganan menyelimuti tiap kali pertemuan antara keduanya.
Puji Tuhan, sekarang jauh lebih mudah bagi aktivis komisi masuk ke dalam pelayanan sebagai MJ untuk membuka jalan pelayanan semakin luas.

2004 mungkin senantiasa menjadi tahun momentum bukan hanya utk saya, tapi bagi banyak orang dalam jemaat kami. Jubelium, yang dengan setengah hati saya lalui dengan cepat. Tidak ada suatu hal berkesan selain kesulitan ekonomi yang saya hadapi waktu itu.
Tapi dari sanalah semua bermula, pemikiran sederhana untuk menjaga amanat dan anugrah Tuhan. Kerinduan menyelimuti untuk membuka jalur komunikasi lebih intensif, bagaimana mendukung grass root pelayanan gereja yang menjadi dasar perkembangan umat Tuhan, khususnya gereja kami.

2005 proses itu pun terjadi, perlu waktu cukup untuk mengetahui apa yang terjadi sesungguhnya, dan kiranya apa yang Tuhan inginkan dalam jemaatNya.
Pembersihan, pemurnian hati yang melayani dilakukan bertahap, titik monopoli pelayanan dalam komisi diberangus, diganti dengan pembangunan kesadaran untuk melayani dan membangun bersama. Mulai dari KA, wah, ini yang paling berat, merapihkannya perlu tangan Jesus yang teguh. Tapi ya semua berlalu dengan keyakinan penuh, ketegasan adalah kunci pembinaan yang utama, kedisiplinan adalah anak tangga pembinaan bagi kita semua. Pasrah dan doa adalah pegangan anak tangga itu.

2006 kemudian KR, sebuah komisi yang mapan makan asam garam organisasi, pemberdayaan seluruh komponen komisi menjadi tantangan.
Saat yang bersamaan, mensiasati penggabungan komisi wanita dan pria dalam komisi dewasa menjadi pekerjaan rumah yang unik. Perlu tokoh pemersatu, dan memang Tuhan tempatkan para pelayan yang hebat.

2007 giliran kami mendewasakan KP yang semula hanya berjalan sebagai persekutuan. Tidak mudah, tantangan tidak hanya datang dari luar MJ bahkan internal pun sering dipertanyakan dan dicibir halus.
Tahun ini juga, konsep pendampingan pastoral melalui para hamba Tuhan sebagai Tenaga Pendamping Komisi diteguhkan. Mereka memang bukan sepenuhnya jemaat kami, tapi hati dan sukacita pelayanan mereka kami perlukan menyemangati komisi yang ada. Besar kerinduan kami, agar para TPK merupakan mentor dalam jemaat kami, sebagai tenaga kategorial penuh.

2008 , Setir itu ada di tangan saya, dan diujung tahun pelayanan, saya harus memastikan environment itu menghasilkan tatanan organisasi komisi yang cukup kokoh, dan pelayanan optimal bisa senantiasa terjadi. Hanya saja tantangan pelayanan selalu saja terjadi, dan mungkin saja kami yang bersalah. Konsentrasi yang tinggi kepada komisi juga mungkin saja menelantarkan pembinaan jemaat. Tapi itulah kami, dengan segala kekurangan kami, berusaha melayani Tuhan Sang Penguasa hidup. Kini setir itu telah saya serahkan, hasil penyertaan Tuhan telah saya lihat dalam beberapa minggu pengangkatan ini, dan saya bersyukur, krn Tuhan ijinkan saya terlibat di dalamnya. Kini, pekerjaan pelayanan menantang lainnya sedang saya nantikan, dan kekuatan pengharapan pelayanan senantiasa saya nantikan.

Environment telah terbentuk, sekarang tinggal memastikan agar ekosistem komisi dapat berjalan berkesinambungan, ibadah komisi berjalan lancar, program kerja tercapai, semakin banyak orang terlibat dan ambil bagian aktif dalam pelayanan, ketegasan - kedisiplinan - kepasrahan - doa senantiasa menjadi nafas pembinaan, dan akhirnya kemuliaan senantiasa untuk Yesus, sang gembala agung kita.

Selamat melayani hai orang pilihan Tuhan, jangan sia-siakan waktu yang Tuhan berikan. Jesus bless you all.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Tuesday, April 14, 2009

HODOS: Kiat menghadapi Krisis Keuangan di tahun 2009

by Aribowo Mondrowinduro

“Don't save what is left after spending;
spend what is left after saving” - ( Warren Buffett )


Berawal dari Krisis Keuangan Amerika Serikat (“sub-prime mortgage”)
Nasabah dengan catatan kredit yang kurang baik (sub-prime borrower) harus membayar bunga KPR sekurang-kurangnya 2% di atas bunga KPR nasabah dengan catatan kredit yang baik (prime borrower). Lembaga keuangan banyak menyalurkan KPR ke sub-prime borrower (yang tidak memerlukan bukti dokumen penghasilan atau tabungan) karena menghasilkan bunga yang tinggi. Bank komersial membeli “sub-prime mortgage” ini dan kemudian menjualnya ke seluruh penjuru dunia kepada perusahaan sekuritas, bank, perusahaan asuransi, dana pensiun dan lembaga keuangan lainnya yang tertarik karena imbal hasil yang tinggi.

Tidaklah heran bila pada akhirnya mereka “gagal bayar” (diperkirakan jumlahnya mencapai US$ 1,2 triliun) sehingga terjadilah kepanikan di sektor perumahan, perbankan dan bursa saham di Amerika Serikat (AS) yang pada akhirnya memicu resesi ekonomi dunia. Apa yang kita lihat sekarang adalah dampak dari sebuah gelembung pasar keuangan yang pecah.
angan

Apa dampak yang paling menonjol ?
1.Keketatan likuiditas yang disebabkan oleh kepercayaan yang anjlok dan sistem kredit yang macet dan ini merembet dari episentrumnya, AS, ke Eropa dan Asia.
2.Dana (US$) dari negara-negara berkembang di tarik ke pusat-pusat keuangan di AS dan negara-negara industri lain (capital flight).
3.Resesi dunia, dengan implikasinya terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia dan macetnya ekspor dari negara-negara berkembang.

Apa dampaknya bagi Indonesia ?
1.Dampak bagi ekonomi Indonesia :
Ketidakpastian/jatuhnya harga komoditas di dunia mempengaruhi prospek ekonomi di dalam negeri.
Ekspor Indonesia menurun tajam.
Hilangnya gairah investasi dari luar negeri.
Nilai tukar Rupiah yang merosot.
Suku bunga pinjaman naik dan terbatasnya penyaluran kredit.
2.Sektor-sektor yang paling dulu terkena imbasnya adalah properti, manufaktur, pertambangan dan perkebunan.
3.Produk impor yang menggiurkan dan murah sudah masuk menyerbu ke Indonesia. Itu sebenarnya produk negara-negara lain yang tidak laku di ekspor ke AS karena mereka membatasi impor mereka (kampanye memakai produk ”Made in USA”).
4.Dampak rentetannya adalah meningkatnya pengangguran, kemiskinan dan berbagai masalah sosial dan kriminal karena banyak pabrik mengurangi produksinya atau bahkan tutup sama sekali dan melakukan pengurangan jam kerja atau PHK.
5.Krisis ekonomi ini sebenarnya sudah menjalar ke sektor riil, artinya dampaknya sudah dapat kita rasakan. Tetapi tidak banyak orang yang benar-benar menyadarinya. Mengapa? Baru-baru ini seorang rekan bisnis dari Taiwan datang ke Jakarta dan terheran-heran melihat suasana Jakarta yang tidak menggambarkan adanya resesi. Di Taiwan, katanya, toko-toko, mal-mal dan restoran-restoran sudah kehilangan pengunjung-nya, tidak seperti di Jakarta. Ternyata disana mereka sudah melakukan pemotongan gaji karyawan sampai 30% untuk pekerjanya dan 50% untuk para manajernya. Di AS pun, pabrik mobil Ford Motor juga telah melakukan pemotongan gaji karyawannya sebesar 30%. Akankah ini terjadi di Indonesia ?

Apa harapan yang ada di tahun 2009 ini ?
Rata-rata hasil survey menyimpulkan bahwa ”global financial market” paling cepat baru akan pulih pada semester kedua tahun ini, untuk kemudian disusul dengan pemulihan pada sektor ekonomi. Tetapi ada juga yang meramalkan bahwa ”recovery” baru akan terjadi di tahun 2010.
”Untungnya” :
1. Perekonomian Indonesia sebagian besar didorong oleh faktor-faktor domestik (konsumsi, investasi dan pembangunan infrastruktur) dan tidak sangat tergantung pada ekspor.
Sistem ketenaga-kerjaan di Indonesia tidak mengenal praktek pemotongan gaji karyawan pada saat perusahaan sedang krisis (paling hanya mengurangi jam lembur atau merumahkan karyawan dengan tetap menerima gaji).
2. Sistem ketenaga-kerjaan di Indonesia membuat pengusaha berpikir dua kali untuk melakukan PHK masal karena biayanya (uang pesangon dll.) sangat mahal dan prosedurnya cukup rumit, kecuali sangat terpaksa. Buktinya hingga saat ini tercatat sudah terjadi PHK lebih dari 30.000 karyawan pabrik-pabrik di Indonesia. Pabrik mobil terbesar di AS, General Motors, merencanakan melakukan PHK atas 47.000 karyawannya di seluruh dunia (dari total 252.000 karyawan).
3. Kalau toh kena PHK, orang Indonesia terkenal cukup ulet untuk menekuni sektor informal (kafe tenda, resto kaki-lima, cuci motor, dll.) sehingga tetap bisa ”survive”.

Beberapa ”stimulus” ekonomi yang juga cukup menolong antara lain adalah :
kenaikan Upah Minimum dan kenaikan gaji PNS, penurunan harga BBM,
kebijakan di bidang perpajakan, termasuk kebijakan menanggung Pajak Penghasilan karyawan dengan gaji di bawah Rp. 5 Juta (untuk industri tertentu selama periode Februari - Nopember 2009), serta belanja pemerintah dan parpol untuk kegiatan Pemilu.

Krisis ini bisa lebih buruk dari krisis tahun 1998 (krismon), tetapi bedanya kondisi ekonomi kita sekarang lebih kuat. Konon, ekonomi Indonesia dianggap cukup kuat, bahkan lebih kuat daripada Singapura yang sudah masuk resesi karena tingkat pertumbuhan ekonominya 2 kuartal berturut-turut -6%. Tim ekonomi kita sekarang ini cukup tangguh dan apa yang mereka lakukan sudah “on the right track”. Semua orang, semua negara, sedang memperebutkan cash. Siapa yang punya cash nantinya akan mempunyai kemampuan lebih untuk bertahan.

Jadi, apa yang harus kita lakukan?
Warren Buffett (WB), orang terkaya didunia (posisi kedua ditempati oleh Bill Gates, pendiri Microsoft), memberikan beberapa nasihat dalam menghadapi tahun 2009 ini:
1.Jangan membeli sesuatu yang tidak benar-benar anda butuhkan.
(WB tetap tinggal di rumahnya yang kecil berkamar tiga yang ia tempati sejak menikah 50 tahun yang lalu dan berkata : ”Saya memiliki segalanya di rumah ini”).
Coba perhatikan di rumah kita; adakah barang yang sejak kita beli tidak pernah kita pakai atau hanya pernah dipakai 1-2 kali saja?
2.Selalu berpikirlah cukup dengan apa yang anda miliki.
(WB tidak pernah lagi mengendarai jet pribadinya. Dahulu dia terpaksa naik jet pribadi karena harus menghindar dari khalayak ramai sejak dia makin terkenal).
Hampir semua kita punya HP; haruskah kita memakai communicator, Blackberry dll. kalau kebanyakan hanya dipakai untuk berkomunikasi atau kirim SMS?
3.Jangan pamer atau memakai merk; pakailah yang benar-benar nyaman untukmu; jadilah dirimu sendiri.
(WB tidak memiliki pergaulan kelas atas. Dia menyetir sendiri mobilnya dan menghabiskan waktunya makan popcorn dan menonton TV di rumah).
Kalau sepatu Bata lebih enak dipakai, kenapa harus beli merk Bally?
4.Jauhkan dirimu dari pinjaman bank karena peminjam akan selalu menjadi budak dari yang meminjamkan.
(WB tidak memiliki satu pun kartu kredit).
Amsal 22:7 berkata, ”Orang kaya menguasai orang miskin, yang berhutang menjadi budak dari yang menghutangi”.

Seorang praktisi yang punya lisensi nasional di bidang investasi dan keuangan, baru-baru ini memberikan kiat-kiat praktisnya :
1.Gaji dan semua income jangan dibeliin investasi lagi. PEGANG CASH!. Buat kalian yang pas-pasan sekali, aku saranin, kumpulin cash dalam bentuk hard cash yaitu rekening tabungan (yang bisa ditarik dengan ATM). So, bila gaji masuk, batasi belanja yang sangat perlu saja.
2.Investasi tunda dulu deh. Kalo memang ada duit lebih, deposito saat ini yang paling cocok; itu juga near to cash walaupun ada jatuh temponya. Nah, untuk deposito aku saranin masukin ke bank yang aman. Jangan tergiur dengan bunga deposito yang aduhai. Ingat, bunga penjaminan pemerintah hanya 11%. Artinya bila deposito kalian mendapat bunga di atas 11%, maka uang kalian tidak akan dijamin oleh pemerintah. Bila bank itu kolaps, maka uang kalian seluruhnya bisa saja hilang . . . . lang lang lang.
3.Barang-barang tertier, terutama yang bakal dibeli pake kartu kredit, nanti dulu deh, pegang cash dulu. Barang-barang akan jadi mahal, susu anak mahal . . . so, PEGANG CASH!.
4.Bila kalian dengar harga emas naik dan sebagainya, jangan tergiur. Emas memang naik, tapi sangat volatile. Lagian percaya deh, akan sulit jualnya karena semua orang dalam kondisi pengin jual. Kalian bisa beli, kemungkinan besar susah jualnya.
5.Selain menyediakan cash untuk keperluan kita dan keluarga, mulai sekarang belilah dan pakailah produk dalam negeri. Logikanya gini. Sekarang semua negara butuh cash, istilahnya ngga ada yang beli dagangan mereka, semua negara maunya jualan produk mereka supaya dapat cash. Nah, ngapain coba, kita ngasih rakyat negara lain pendapatan dengan membeli produk-produk mereka? Rugi amat. So, pake semua produk lokal. Kita mulai dari diri kita sendiri. Belanja ke Singapura-nya ntar dulu deh. Travelling ke Phuket-nya juga ntar dulu deh. Beneran....
6.Bagi kalian yang punya reksadana saham, kalo nilai investasi kalian sudah di bawah 50%, biarin aja, jangan dijual karena kalo kalian jual maka uang kalian bener-bener akan tinggal dikit. Biarin aja, nanti kan balik lagi...tapi kali ini memang lama....minimal 2 tahun, bahkan lebih. Sekali lagi ini krisis yang sangat besar, terbesar sepanjang masa ekonomi dunia modern.

Kesimpulan
Warren Buffett, yang juga tidak luput dari dampak krisis ekonomi ini dan mengalami kerugian atas hasil investasinya di pasar saham (keuntungan perusahaannya turun dari US$ 13,2 miliar menjadi ”hanya” US$ 5 miliar di tahun 2008), kembali memberikan dua kata-kata mutiaranya yang sangat relevan terkait dengan krisis yang sedang kita hadapi ini :
1.“If you buy things you don't need, you'll soon sell things you need”.
2.“Don't save what is left after spending; spend what is left after saving”.

Sunday, April 12, 2009

Mendemonstrasikan kasih dengan pengurbanan

Jawa Pos, 10 April 2009
Renungan untuk Semangat Paskah
MENDEMONSTRASIKAN KASIH DENGAN PENGURBANAN
Antonius Steven Un


            Hari Jumat, 10 April ini, umat Kristiani sedunia
memperingati Wafatnya Isa Almasih yang dilanjutkan dengan Paskah
sebagai momen kebangkitan dan kemenangan atas maut. Sehari sebelumnya,
masyarakat Indonesia menjalankan pesta demokrasi pemilihan umum
legislatif. Permenungan kritis atas interkoneksi momen politik dan
religius ini patut dilakukan.
Paskah adalah wajah utuh sebuah servant leadership (kepemimpinan
hamba). Dalam aroma anyir suksesi kepemimpinan nasional tahun ini,
rasa-rasanya nada kepemimpinan yang melayani patut dilagukan kembali.
Paskah adalah lonceng yang berbunyi memanggil manusia untuk
merendahkan diri dan melayani orang lain.
            Konsepsi servant leadership pernah diajarkan Yesus dalam
adagium, "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia
menjadi pelayanmu, dan barang siapa ingin menjadi terkemuka di antara
kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya" (Markus 10:43-44).
Adagium ini diucapkan dalam konteks rivalitas di antara murid-murid
Yesus sendiri, di mana 10 murid yang lain menjadi berang kepada dua
murid bersaudara yakni Yohanes dan Yakobus yang lancang meminta
jabatan. Namun demikian, kemarahan kesepuluh murid tersebut bukanlah
didasarkan atas compassion terhadap kebenaran melainkan atas dasar
ambisi despotisme dan rivalisme.
Hal ini mirip dengan kejadian di mana salah seorang anggota Cynic,
sebuah mazhab filsafat Yunani yang menginjak-injak baju kuda Alexander
Agung sambil berseru "calco fastum Alexandri" (sekarang saya menginjak
harga diri Alexander), pada saat yang sama dijawab dengan seruan lain,
"sed majori fastu" (tetapi dengan kesombonganmu yang lebih besar dari
Alexander).

Antitesis Ambisi Despotisme
Konteks ini memberikan negasi kepada konsep kepemimpinan sejati bahwa
servant leadership merupakan antitesis kepada ambisi despotisme.
Ambisi jahat inilah yang sayangnya justru dipraktekkan oleh model
kepemimpinan raja Herodes dan Wali Negeri Pilatus dalam Narasi Paskah.
Menjelang pemilihan legislatif, pertanyaan kritis-reflektif bagi para
calon pemimpin adalah sesungguhnya motif apa yang melandasi akan
"nafsu" para tokoh nasional untuk melaju dalam pertarungan
kepemimpinan nasional. Jikalau motifnya adalah ambisi despotisme dan
rivalisme maka tidak heran, roh kekejaman, roh Herodes-Pilatus akan
terus "menghantui" para pemimpin, yang menyebabkan mereka dapat
melakukan kekejaman kepada rakyat.
Kekejaman tersebut antara lain, pertama, suatu bentuk dehumanisasi
melalui mereduksi rakyat sekedar sebagai komoditi politik guna
menghantarkan kanditat ke kursi kepemimpinan, sementara kebutuhan dan
penderitaan rakyat diabaikan. Kedua, hilangnya sense of crisis, antara
lain dengan melakukan kebijakan mercusuar yang sesungguhnya tidak
tepat guna dan tidak tepat nalar dalam pandangan publik, namun
menguntukan pejabat belaka.
Ketiga, hilangnya sense of crisis menyebabkan jalur komunikasi politik
yang buntu sehingga memaksa rakyat kerap menggunakan aksi
ekstra-parlementer yang melelahkan dan bahkan berpotensi terjadi
kekerasan fisik. Keempat, komersialisasi penderitaan rakyat, antara
lain dengan komersialisasi korban bencana alam dan korban kemiskinan
guna mendapatkan sumber daya finansial yang penggunaannya imun audit
dan tidak mendarat pada kebutuhan rakyat banyak.

Vocation of the Servant
            Sebaliknya, motif dari servant leadership adalah menjadi
hamba, menjadi pelayan bagi semuanya. Teolog William Lane menyebutnya
sebagai "vocation of the servant" (1974) yakni suatu model
kepemimpinan yang menegaskan eksistensi diri "bukan untuk dilayani
melainkan melayani" (Markus 10:45).
            Kerelaan Yesus Kristus memikul salib di Golgota merupakan
ekspresi servant leadership di dalam beberapa aspek. Terdepan,
demonstrasi kasih terbesar. Salib merupakan penerjemahan motif kasih
Allah kepada manusia berdosa (Yohanes 3:16).. Servant leadership
berlandaskan kasih sejati dan itulah yang dipraktekkan di Golgota. Di
luar itu, terdapat nilai altruistik, rela menderita bagi umat-Nya.
Salib dalam teologi Kristen merupakan kematian yang menggantikan
(substitutional death) guna melepaskan umat-Nya dari dosa dan maut.
Akhirnya, salib adalah harga kebenaran (the price of truth) karena
Yesus mempertahankan kebenaran menghadapi pengadilan tidak adil dan
kedengkian dari perselingkuhan kotor pemimpin agama, politik dan
hukum. Seorang pemimpin harus rela memperjuangkan kebenaran dengan
harga yang mahal.
            Ekspresi servant leadership dalam konteks kekinian
terwujud dalam beberapa hal pertama demonstrasi kasih, dalam bentuk
pengorbanan bukan manipulasi, eksploitasi dan reduksi eksistensi dan
peran rakyat bagi kepentingan sempit sang penguasa. Demi kekuasaan,
politisi menebar pesona di Situ Gintung tetapi tutup mata di Lumpur
Lapindo.
Kedua, nilai altruistik berupa pembatasan fasilitas dan kemewahan
diri. Ketiga, kepemimpinan hamba menuntut harga yang mahal bagi
perjuangan kebenaran dan keadilan. Almarhum Munir telah melakukan itu:
ia membayar harga mahal bagi kebenaran. Bagaimana dengan pemimpin dan
calon pemimpin yang lain?
            Selamat Paskah!

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Thursday, April 02, 2009

Facebook’s chief financial officer, Gideon Yu, has left the company

Facebook’s chief financial officer, Gideon Yu, has left the company, which has already launched a search for a replacement with some “public company experience.” That, in turn, has revived discussions about Facebook’s future, including an eventual IPO.

In a Wall Street Journal report, a source said the company expects sales to increase 70% this year and expects to be cash-flow positive in 2010. CNET reports that the company had been looking to raise additional funds to help with the costly hardware investments needed to support its rapid growth but that Yu was having a hard time generating interest in additional investments.

The Boomtown blog cites sources who say that Yu’s departure stemmed from a “strained relationship” with founder and CEO Mark Zuckerberg “over a series of strategic disagreements over a wide range of issues from increasing ad revenue to fundraising discussions with investors.” Said one source quoted in the blog: “At Facebook, you’re either with Mark or you’re not. And, if you’re not, you leave.”

Yu’s departure comes less than two years after he left Google to join the company.

Facebook’s official statement:

Facebook confirms that CFO Gideon Yu will be leaving the company. Gideon has played an important role in helping us achieve our financial success, building a strong finance team and establishing the core financial operations of our company. We are grateful to Gideon for his contributions to Facebook and what we are trying to accomplish.

Despite the poor economic climate, we are pleased that our financial performance is strong and we are well positioned for the next stage of our growth. We have retained Spencer Stuart to lead our search for a new CFO and will be looking for someone with public company experience.


-------------------------------------------------------
Tak selama nya, laris itu menyenangkan!
-------------------------------------------------------