Translate

Friday, September 29, 2017

The son didn’t like living in his house

The son didn't like living in his house.

"You are leaving the room without switching off the fan"

"The TV is on in the room where there is no one. Switch it off"

The son didn't like his father *nagging* him for these minor things.

He had to tolerate these things till yesterday since he was with them in the same house.

But today, however, he's going for a job interview.

"As soon as I get the job, I'll leave home. No more nagging."

Father gave him more money than he actually needed to attend the interview.

The son reached the interview centre.

There was no security outside near the gate. Even though the door was open, the latch was protruding out probably hitting the people entering through the door. 

He put the latch properly, closed the door and entered the office.

On both sides of the pathway he could see beautiful flower plants. The gardener had kept the water running in the hose-pipe and was not to be seen anywhere. The water was overflowing on the pathway. He kept the hosepipe near the plants and went further.

There was no one in the reception area. However, there was a notice saying that the interview was in the first floor. He slowly climbed the stairs.

The light that was switched on last night was still burning at 10 am in the morning. He remembered his father's admonition, "Why are you leaving the room without switching off the light?" and thought he could still hear that now. Even though he felt irritated by that thought, he sought the switch and switched off the light.

Upstairs in a large hall he could see many aspirants sitting waiting for their turn. He looked at the number of people and wondered if he had any chance of getting the job.

He entered the hall with some trepidation and stepped on the "Welcome" mat placed near the door. 

He noticed that the mat was upside down. He straightened out the mat with some irritation. *Habits die hard.*

He saw that in a few rows in the front there were many people waiting for their turn, whereas the back rows were empty, but a number of fans were running over those rows of seats.

He heard his father's voice again, _"Why are the fans running in the room where there is no one?"_ *He switched off the fans that were not needed* and sat at one of the empty chairs.

He could see many men entering the interview room and immediately leave from another door.

There was thus no way anyone could guess what was being asked in the interview.

He went and stood before the interviewer with some trepidation and concern.

The officer took the certificates from him and without looking at them asked, *"When can you join work?"*

He was taken aback.

"Our test was to assess the attitude of the person. We kept certain tests based on the behaviour of the candidates and we observed everyone through CCTV. No one who came today did anything to set right the hose pipe, the welcome mat, the uselessly running fans or lights. *You were the only one who did that.* _That's why we have decided to select you for the job"_, said the boss.

He always used to get irritated at his father's discipline and remonstrations. *Today he realized that it is only the discipline that has got him his job.* His irritation and anger at his father vanished completely.

Whatever our father tells us is only for our bright future!

A rock doesn't become a beautiful sculpture if it resists the pain of the chisel chipping it away. 

For us to become a beautiful sculpture and a human being we need to chisel out the bad habits and behaviour from ourselves. Those are what our father does when he disciplines us.

The mother lifts the child up on her waist to feed her, to cuddle her, and to put her to sleep. But the father is not like that. He lifts the child up on his shoulders to make her see the world that he couldn't see. 

We can realize the pain the mother undergoes by listening to her; but the father's pain can be realized only when others tell us about it.

Our father is our teacher when we are five years old; a villain when we are twenty, but a guidepost when he is no more in our midst.

The mother can go to her daughter's or son's home when she is old; but the father doesn't know how to do that. He is always independent and alone.

_Hence there is no use in hurting our parents when they are alive and remembering about them when they have passed away._

MIMPI ADALAH KUNCI UNTUK KITA MENAKLUKAN DUNIA

Martha Tilaar

Di tahun 1960 Martha Tilaar bertemu dengan orang Belanda, dia mengatakan sesuatu yang membuat nuraninya terusik.

"Martha negeri kamu sangat mempunyai kekayaan melimpah, tapi negeri kamu tetap miskin"

Pernyataan orang Belanda itu, membuat kesadaram Martha terbangun, dia melihat memang Indonesia kaya akan sumber alam, terutama sumber alam yang bisa dibuat untuk kosmetik dan obat-obatan, namun kekayaan itu tersembunyi dan belum ada yang memanfaatkan.

Sejak itu Martha mempunyai cita-cita membuat kosmetik indonesia dengan visi  mempercantik Indonesia dan Asia, visi itu di jabarkan lebih dalam menjadi :

"Saya ingin mempercantik Indonesia dengan kekayaan alam dan budaya Indonesia"

Martha belajar kosmetik dan obat-obatan tradisional secara otodidak kepada para tukang jamu di daerah-daerah, karena tidak ada buku referensi, semua bersumber dari mulut kemulut dengan bahasa katanya dan katanya, hingga Martha di juluki gila, sekolah di luar negeri dengan high teknologi tapi balik ke Indonesia belajar pada tukang jamu.

Seorang Martha punya filisofi bisnis dream big-  star small - act fast (mimpi besar - mulai dari kecil - dan bertindak cepat), dia memulai usaha dari membuka salon di garasi rumah dengan ciri khas perawatan tubuh dan kecantikan kosmetika tradisional yang pada waktu itu di anggap mistik, kuno dan tidak rasional, padahal menurut Martha itu adalah Kearifan lokal peninggalan leluhur.

Cara promo pun sangat sederhana, waktu itu dia membuat brosur yang diselipkan di koran, di sebar sekitar rumahnya di daerah Menteng, ajaibnya pelanggan pertama adalah istri Duta Besar Amerika dan istri Duta Besar negara asing lainnya.

Baru sesudah orang-orang bule memakai produknya, berlahan namun pasti masyarakat Indonesia terbuka matanya terhadap kosmetik dan obat-obatan tradidional (Jamu Indonesia), banyak istri pejabat mulai mengunjungi salonnya, termasuk istri Wakil Presiden pada waktu itu ibu Try Soetrisno.

Martha punya prinsip bisnis DJITU (Disiplin, Jujur, Inovatif, Tekun dan Ulet), dalam berbisnis Martha selalu memegang petuah luhur eyang :

"Jika ingin berusaha dan menggunakan tanaman, maka harus menanam kembali"

"Jika ingin sukses bisnis maka harus berbagi"

Petuah eyang ini dijabarkan Martha dalam bentuk menciptakan produk berbasis kekayaan alam dan budaya Indonesia, secara berkesinambungan didukung SDM kuat, R&D dengan tekonologi mutakhir serta  memenuhi standar internasional ISO 9001 dan ISO 14001, mengikuti CPKB dan CPTOB  pada akhirnya  menghasil produk bersih, hygenis.

Sisi lain yang dilakukan Martha adalah  mempromposikan dan melestarikan kepedulian  pada pelesrarian lingkungan, membangun kampung jamu organik untuk mempromosikan upaya pelestarian kekayaan alam indonesia.

Dalam hal berbagi Martha memanusiawikan lebih dari 1500 para penjual jamu gendong,  mengganti gendongan dengan sepeda atau sepeda motor, karena banyak di temukan para bakul jamu gendong karena setiap hari menggendong bakul jamu lebih dari 10 kg per hari, saat tuanya menjadi bongkok.

Hal yang paling mengagumkan dari sosok Martha adalah dia mampu membungkam orang yang meremehkan bahkan melecehkan produk tradisional, bahkan mengangkat produk tradisional mengglobal.

Produk tradisional apapun bentuknya ; kuliner, kosmetik, obat, kerajinan sampai fashion jika di kelola dengan baik, punya visi besar seperti Martha akan sukses.

Nah sedari awal dalam menciptakan kuliner tradisional dengan nama Bandeng Rorod Oleh-Oleh Khas Bekasi, saya membuat visi bisnis :

"Bandeng Rorod dari Bekasi untuk Indonesia dan Dunia"

Saya meyakini produk saya suatu saat kelak akan dikenal seperti Sari Ayu Martha Tilaar.
Maka ketika mendengar kisah Martha Tilaar
saat mengikuti CEO Forum 2017 di Kementrian Luar Negeri kemarin,  saya seakan di beri support baru bahwa visi saya tidak jauh beda dengan Martha mengangkat kekayaan khas Indonesia, hanya soal waktu saja saya bisa mencapai seperti Martha tilaar.

Petuah terakhir Martha  :
 "Jika ingin menaklukan dunia, mulai dari diri sendiri". 

Diri sendiri harus kuat, mental baja, siap di bilang gila. Tidak semua orang paham dengan visi kita, dan hanya orang yang siap dibilang gila yang  mampu mewujudkan visinya.

Buat anda para pebisnis skala rumahan atau ukm, sudahkan bisnis anda punya visi ? Apaan sih visi iti?

Visi bisa dimaknai sebagai angan-angan atau impian besar  yang ingin kita capai terhadap bisnis yanf kita geluti, para pebisnis dan  penemu itu punya semangat tinggi karena punya impian besar yang ingin dituju, impian yang dimata kita bisa dicapai namun dimata orang diangap gila.

Wrigt bersaudara dianggap gila karena bermimpi bisa menciptakan alat yang bisa menerbangkan manusia, pada waktu itu pesawat terbang belum ada, maka wrigt bersaudara mampu mewujudkan impiannya, mereka yang mengejek gila bungkam.

Akhirnya mari kita renungin syair Laskar Pelangi Nidji :

"MIMPI ADALAH KUNCI UNTUK KITA MENAKLUKAN DUNIA".


Disarikan dari paparan Martha Tilaar
Di Seminar CEO Forum 2017

Fanky Christian
mobile: 08121057533
fankychristian.blogspot.com

Pohon BAMBU

*Pohon BAMBU...*

Tahukah anda bahwa pohon bambu tidak akan menunjukkan pertumbuhan berarti selama 5 tahun pertama.

Walaupun setiap hari disiram & dipupuk, tumbuhnya hanya beberapa puluh centimeter saja.

Namun setelah 5 tahun kemudian, pertumbuhan pohon bambu sangat dahsyat & ukuran nya tidak lagi dalam hitungan centimeter melainkan meter.

Lantas sebetulnya apa yang terjadi pada sebuah pohon bambu ???

Ternyata selama 5 tahun pertama, ia mengalami pertumbuhan dahsyat pada akar (BUKAN) pada batang, yang mana daripada itu, pohon bambu sedang mempersiapkan pondasi yang sangat kuat, agar ia bisa menopang ketinggian nya yang berpuluh puluh meter kelak dikemudian hari.

MORAL OF THE STORY
Jika kita mengalami suatu hambatan & kegagalan, bukan berarti kita tidak mengalami perkembangan, melainkan justru kita sedang mengalami pertumbuhan yang luar biasa didalam diri kita.

Ketika kita lelah & hampir menyerah dalam menghadapi kerasnya kehidupan, jangan pernah terbersit pupus harapan.

Ada pameo yang mengatakan "the hardest part of a rocket to reach orbit is to get through the earth's gravity" ("bagian terberat agar sebuah roket mencapai orbit adalah saat melalui gravitasi bumi").

Jika kita perhatikan, bagian peralatan pendukung terbesar yang dibawa oleh sebuah roket adalah jet pendorong untuk melewati atmosphere & gravitasi bumi.

Setelah roket melewati atmosphere, jet pendorong akan dilepas & roket akan terbang dengan bahan bakar minimum pada ruang angkasa tanpa bobot, melayang ringan, & tanpa usaha keras.

Demikian pula dengan manusia, bagian TERBERAT dari sebuah KESUKSESAN adalah disaat awal seseorang MEMULAI USAHA dari sebuah perjuangan, karena segala sesuatu terasa begitu BERAT & PENUH TEKANAN.

Namun bila ia dapat melewati batas tertentu, sesungguhnya seseorang dapat merasakan segala kemudahan & kebebasan dari tekanan & beban.

Namun sayangnya, banyak orang yang MENYERAH disaat tekanan & beban dirasakan terlalu berat, bagai sebuah roket yang gagal menembus atmosphere.

Buya Hamka berkata "kalau hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup &  kalau kerja sekedar kerja, kera juga bekerja".

Ketika pohon bambu ditiup angin kencang, ia akan merunduk, tetapi setelah angin berlalu, dia akan tegak kembali, laksana perjalanan hidup seorang manusia yang tak pernah lepas dari cobaan & rintangan.

Maka jadilah seperti pohon bambu !!!

Fleksibilitas pohon bambu mengajarkan kita sikap hidup yang berpijak pada keteguhan hati dalam menjalani hidup, walaupun badai & topan menerpa.

Tidak ada kata menyerah untuk terus tumbuh, tidak ada alasan untuk terpendam dalam keterbatasan, karena bagaimanapun pertumbuhan demi pertumbuhan harus diawali dari kemampuan untuk mempertahankan diri dalam kondisi yang paling sulit sekalipun.

Pastikan dalam hari hari kedepan, hidup kita akan *MENJULANG TINGGI & menjadi PEMBAWA BERKAT* bagi sesama, seperti halnya pohon bambu.

#Semangaaat, Sukses dan Sehat itu PILIHAN KITA.

Fanky Christian
mobile: 08121057533
fankychristian.blogspot.com

Sunday, September 24, 2017

AFFRAID OF COMMITMENT

AFFRAID OF COMMITMENT

( Ketakutan untuk berkomitmen )

Namanya Tia, Head of Marketing di sebuah perusahaan Korea di Jakarta.
Malam itu dia ngajak dinner karena ingin menceritakan konflik yang dihadapinya dan ingin minta masukan saya. Malam itu kami makan di restauran Jepang di daerah Sudirman.

"Saya mengelola sebuah team dengan sekitar 30 an karyawan.Yang langsung repport ke saya ada 6 orang. 
Jadi secara terathr saya rapat dengan ke 6 orang anak buah saya itu."

Tia memulai ceritanya dan meneguk Jus Tomat di depannya.

"Masalahnya adalah saya merasa tim saya ini gak mampu menjalankan apa yang kita putuskan di meeting itu. Setiap kali kita meeting , kita selalu membahas sebuah permasalahan dan kemudian kita cari jalan keluarnya, dan kemudian kita putuskan. Tapi kemudian sulit sekali untuk mendapatkan komitmen dari semua orang untuk menjalankan keputusan itu dan benar benar menjadikannya prioritas dalam aktivitas sehari hari. Akibatnya di meeting berikutnya kita tidak mendapatkan progress yang nyata dan seolah olah kita jalan di tempat. Apa yang harus saya lakukan? Tia menutup curhatnya sambil menatap saya tajam tajam dengan bola matanya indah ....

Saya memperhatikan bahwa masalah ini seringkali terjadi di beberapa perusahaan. 

Waktu meeting semuanya diam saja (bahkan ada yang main smartphone), dan kemudian sama sekali tidak mendengarkan, cuma mengangguk angguk, dan pada saat keputusan diambil sama sekali tidak berani membantah (atau menyumbang ide), tapi akibatnya juga mereka tidak komitment dan akhirnya tidak ikut mengerjakan bagiannya sehingga keseluruhan project terganggu.
Ini kan tidak professional!

Meskipun demikian, ternyata hal ini sering terjadi. Tetapi percayalah bahwa karakter seperti ini akan menjadi penghalang karier anda di masa depan.
Kalau mau maju dalam karier anda harus mempunyai strong track record. Dan track record itu hanya akan terjadi apabila anda berhasil mengimplementasikan strategic initiative perusahaan.

Mengapa ini terjadi? Karena  banyak di antara kita (orang Indonesia) yang takut sekali menghadapi konflik.
Karena tidak mampu berkonflik atau berdebat dengan sehat dan diplomatis, akibatnya mereka mengindafi konflik.
Jadi seolah olah semuanya iya dan setuju saja dan ternyata akhirnya tidak dikerjakan.

Padahal konflik itu sangat bagus (selama ditangani dengan baik).
Ibaratnya bisul, kalau gak dipecah ya selamanya akan jadi bisul, menyakitkan terus menerus.
Kalau dipecah mungkin memang sakit pada saat itu, tapi setelah itu kita lega dan nggak sakit lagi.
Itulah conflict.

Jangan sampai kita menghindari konflik. Justru harus dihadapi, diselesaikan dan dibicarakan dengan cara yang tepat.

Bagaimana dong?
Ikuti beberapa tips di bawah ini ....

1. Create the CONFLICT

Jadi pertama kali, sengaja  ciptakanlah konflik.
Tanpa konflik semua orang akan santai santai saja dan mengerjakana minimum. Berikan target yang sulit dicapai , jadi mereka harus bekerja keras untuk mencapainya. Dalam proses pencapaian objective yang sulit itulah akan terjadi gesekan gesekan antar team, konflik dan permasalahan yang harus diselesaikan bersama. Inilah yang seharusnya terkadi.
Tanpa konflik mereka tidak akan mencapai target yang sulit. Tanpa konflik mereka akan bekerja santai dan seadanya saja.

2. DEBATE openly
Setelah terjadi konflik , doronglah, ajaklah mereka untuk berdebat.
Debat yang positive, santun, diplomatis dengan tujuan untuk memecahkan masalah.
Ajaklah kedua belah pihak untuk melihat permasalahan dari kedua sisi. 
Ajaklah mereka untuk menempatkan diri pada posisi pihak lain.
Kemudian ajaklah mereka untuk mencari solusi yang
- mampu memecahkan masalah
- bisa dikerjakan kedua belah pihak
- membuat kedua belah pihak mencapai targetnya

3. DECIDE together
Jangan lupa menekankan bahwa keputusan harus diambil bersama sama.
Jadi ajaklah kedua belah pihak untuk  berdiskusi dan  berdebat secara aktif.
Jangan sampai yang satu pihak aktif berbicara dan yang satunya lagi tidak perduli atau tidak memperhatikan.
Kedua belah pihak harus aktif berdebat dan berdikusi agar bisa mengambil keputusan bersama sama.

4. Make a COMMITMENT

Setelah mengambil keputusan bersama, kita harus yakinkan bahwa kedua belah pihak juga sama sama berkomitmen untuk mengimplementasikan bersama sama.

5. EXECUTE with discpline
Anda sudah berdebat, anda sudah memutuskan dan anda sudah berkomitmen.
Satu satunya hal yang harus anda lakukan adalah mengimplementasikan dengan disiplin agar tujuan yang sama  bisa dicapai.

Jadi ingat ya, this is the way to make any initiative works and being impelemented in your organization ...

1. Create the CONFLICT
2. DEBATE openly
3. DECIDE together
4. Make a COMMITMENT
5. EXECUTE with discpline

Just remember that if you want to solve a conflict ... remember DDC 
- Debat
- Decide
- Commit

Lets try ...

Salam Hangat 

Pambudi Sunarsihanto

Fanky Christian
mobile: 08121057533
fankychristian.blogspot.com

WHAT IS YOUR LEADERSHIP STYLE?

WHAT IS YOUR LEADERSHIP STYLE?
(VISIONARY, COLLABORATOR, ORGANISER, DRIVER)

Nita malam itu ngambek lagi. Wajahnya kusam dan agak uring-uringan. "Kayaknya aku udah gak tahan kerja sama boss ku yang ini nih mas" katanya di sela-sela perbincangan kami saat makan malam di Gandaria City seminggu yang lalu.
Kami sedang dinner di rumah makan Vietnam di sana, sambil asyik makan lumpia Vietnam dan minum es teh, saya mendengarkan keluh kesah Nita.

Nita bekerja di Marketing division di sebuah perusahaan Retail di Jakarta.
6 bulan lalu dia mendapatkan boss baru, seorang Marketing Director yang terkenal di Indonesia, pindahan dari perusahaan lain.
Nah, masalahnya si boss yang baru ini, sebut saja namanya Bu Tanty, punya gaya kerja yang sangat berbeda dengan bossnya yang dulu.
Boss nya yang dulu orangnya sangat kebapakan, dan dekat dengan semua anak buahnya. Bossnya yang dulu juga sangat terorganisir, selalu mempunyai project plan dengan detailed action dan time line yang jelas, sehingga semua anakbuahnya pun mempunyai kejelasan apa yang harus dikerjakan dan apa yang harus dicapai setiap bulannya.
Sayang nya si "bapak" harus pergi meninggalkan mereka, dan sekarang mereka punya boss baru.

Sebenarnya boss baru ini punya reputasi yang sangat impressive, figur yang sangat terkenal di dunia marketing di Indonesia, aktif di asosiasi bahkan menerbitkan beberapa buku tentang Marketing.

Si boss baru juga punya missi yang sangat promising,"Create Value throuth transformation to Digital Marketing". Keren kan? Siapa yang gak jatuh hati? Wajar saja jika CEO dan seluruh Board of Directors jatuh cinta dan langsung meng-hire beliau.

Enam bulan kemudian, tim marketing mulai berantakan! Si boss punya style yang sangat susah diikuti oleh anak buahnya. Hubungan dengan para boss memang sangat baik.
Semua janji sorga diucapkan. Tetapi begitu harus diimplementasikan, anakbuahnya pun pontang-panting.
Strategy gak jelas, action plan gak jelas, project plan gak jelas.
Si Ibu hanya bilang bahwa kita harus transformasi ke "digital marketing", tapi jarang sekali menjelaskan apa yang harus benar benar diimplementasikan.
Anak buahnya pun frustasi. Bahkan beberapa mulai keluar, yang lain sedang sibuk memperbaiki CV untuk melamar ke perusahaan lain.

Nita pun bertanya,"Mengapa boss gua yang baru kayak begitu ya mas? Apa yang ada di kepalanya ya?"

Ok, kasus ini akan kita bahas hari ini, karena saya ingin dinner lagi dengan Nita, tapi juga karena saya pikir masalah ini menarik juga untuk dipelajari sahabat-sahabat pembaca saya.

Pertama, nobody like change. Tidak ada yang suka perubahan. Apalagi Nita dan teman-temannya yang dulunya punya boss yang begitu kebapakan. Masalahnya adalah we cannot avoid the change.
Kita tidak bisa menghindarkan diri dari perubahan. Si "bapak" yang begitu baik, sudah pergi meninggalkan Nita (dan teman-temannya), jadi Nita tidak boleh lagi mengharap bahwa bossnya akan seperti boss yang dulu lagi.
Dan Nita juga tidak boleh membandingkan bossnya yang sekarang dan bossnya yang dulu. Kalau Nita terus menerus begitu Nita akan kecewa!
Jadi Nita harus move on ....
Tidak boleh menatap ke belakang lagi, dan harus benar benar fokus ke masa depan.

Dan itu berarti Nita juga harus bersiap-siap untuk menyesuaikan diri dengan bossnya dia.
Ingat , salah satu skills yang harus kita punya adalah "kemampuan beradaptasi dengan perubahan".
Berarti Nita (dan teman temannya) juga harus mampu beradaptasi dengan boss baru dong.

Jadi apa yang harus Nita lakukan?
1. Melupakan style bossnya yang lama
2. Me-manage "harapannya" dan "menerima" boss yang baru
3. Segera menyesuaikan diri dengan style bossnya yang baru
4. Mencari aspek aspek yang positif dari boss barunya dan belajar dari dia , agar competence Nita juga bertambah 

Itu buat Nita dan teman-temannya.
Sekarang kita mencoba menganalisa apa yang sebenarnya terjadi dengan boss yang baru? Kenapa mesti demikian?
Well, karena memang semua leader punya style sendiri-sendiri. Kan gak mungkin semua orang sama, dan gak mungkib kita bisa meng-cloning seseorang. Makanya kita harus accept bahwa setiap orang akan berbeda dan mempunyi style sendiri-sendiri. Don't compare!

Jadi sebenarnya ada berapa macam type leader sih? Well, tentu saja banyak sekali teori di sini, tapi kita coba membahas satu teori yang paling sederhana ya?

Menurut Ginny Whitelaw dalam bukunya "Move to the Greatness", Ada 4 type leader itu: Visionary, Collaborator, Driver dan Organizer.
Kita bahas dulu definisi masing masing tipe tersebut...

VISIONARY LEADER:
Mereka ini ....
- suka "bermimpi" tentang masa depan, 
- mampu mengidentifikasi challenge di masa depan dan memikirkan bagaimana menghadapi tantangan itu
- sangat bagus untuk mengembangkan product dan service yang dibutuhkan di masa depan

COLLABORATOR LEADER
Mereka ini ...
- sangat berorientasi pada relationship (membina hubungan baik yang akan bermanfaat bagi kedua  belah pihak)
- sangat bagus dalam influencing others without authority
- mengerti masalah yang dihadapi customer dan mampu mengembangkan beberapa solusi
- menggunakan humor di tempat kerja agar lebih "fun"

DRIVER LEADER
Mereka ini ...
- sangat berorientasi pada action
- fokus pada objective yang harus dicapai
- sangat competitive dan terobsesi dengan skor dan kemenangan
- maunya semuanya cepat dan mampu mengirimkan sense of urgeny

ORGANIZER LEADER
Mereka ini ...
- mampu memecah pekerjaan menjadi task task yang kecil dan mendukung tercapainya objective
- orangnya sangat sistematis dan berorientasi pada proses
- ingin mengerjakan semua action secara berututan dan efisien
- berorientasi pada quality terhadap apapun yang dikerjakan

Ok, pertama saya harus memperjelas dulu. Tidak ada style yang lebih baik daripada yang lain. Jadi jangan minder kalau anda mempunyai style tertentu. 
Semua style itu saling melengkapi dan sangat dibutuhkan di team anda.

Intinya adalah apapun style anda, make sure bahwa anda akan mempunyai anak buah dengan style yang lain, sehingga dalam team anda akan lengkap!

The worse thing that can happen adalah kalau anda adalah visionay leader dan anak anak buah anda juga visionary semua. Nanti seluruh tim akan bermimpi aja tentang masa depan dan gak ada yang melakukan action apapun.

Atau anda adalah driver, dan semuanya driver. Nanti semua orang akan sibuk mengerjakan action, tanpa kejelasan sebenarnya tujuan akhir apa yang hendak dicapai! Akibatnya sudah bekerja keras selama berbulan bulan, tapi ternyata salah arah!

Jadi tugas anda sebagai seorang leader adalah:
- Mengerti leadership style anda (dan syukurilah itu , apapun style-nya)
- Make sure bahwa semua style itu lengkap ada di team anda.
- Kalau tidak ada style tertentu, maka anda harus merekrut orang baru yang punya style tertentu, atau belajar sendiri agar anda mampu flexible agar bisa berganti dari satu style ke style lain (seperti Bunglon, dalam arti positive).

Berarti anda juga harus bersiap-siap bahwa akan ada conflict di dalam tim anda.
Ya iyalah, antara visionary (pemimpi) dan driver (yang action oriented), pasti akan sering terkadi conflict. But it's ok, lebih baik ada conflict (yang dikelola dengan positive) daripada gak pernah punya conflict (karena semua anggota team typenya sama, dan ingat team yang high performing adalah tim yang berbeda-beda dan lengkap style nya).

Tetapi meskipun semua type sama, dan semuanya dibutuhkan, sebenarnya juga memang, tergantung pada phase apa, akan ada style tertentu yang lebih dibutuhkan daripada type yang lain.

Kalau tiga hari yang lalu , anda membaca daily note saya tentang "How to build a team" ( different phases of forming a team), anda akan familiar dengan phase Forming, Storming, Norming dan performing.
(Kalau ingin mengerti lebih mendalam, scroll-up dan cari artikel saya tiga hari yang lalu).
Nah, inilah leadership style yang lebih dibutuhkan di beberapa phase tersebut ...

Visionary leader dibutuhkan di setiap phase pengembangan team, mereka harus selalu membayangkan apa sih tujuan akhir yang ingin dicapai, dan juga agar mereka mampu membuat sebuah team bertransisi dari satu phase ke phase lain (forming, storming, norming dan performing) dengan smooth.

Pada phase storming, seorang driver leader dibutuhkan agar team tetap focus pada objective yang harus dicapai.

Pada phase norming, seorang collaborator leader dibutuhkan agar team saling mengenal satu dengan yang lain dan membangun "trust" sesama mereka.

Pada phase performing organizer dibutuhkan agar team mempunyai kejelasan terhadap apa yang dilakukan oleh setiap orang at any point of time.

Tetapi harus dicatat bahwa pada setiap phase tetap saja kita memerlukan keempat leadership styles tersebut dalam porsi tertentu.
Itulah kenapa team yang baik berisikan anggota dengan style yang berbeda-beda agar saling melengkapi.

Nah, kembali ke cerita Nita tentang bossnya. Jelas kan bahwa bossnya Nita yang dulu adalah seorang Organizer, dan Nita sudah terlanjur terbiasa bekerja di bawah seorang organizer leader.
Sekarang bossnya yang baru adalah seorang visionary leader, dan Nita pun kebingungan beradaptasi dengannya.

Semoga Nita bisa beradaptasi. Memangnya apakah setiap ganti leader Nita harus resign dan ganti perusahaan? It will not look good in her CV.

Jadi ingat , seandainya anda dalam posisi Nita, dan anda baru saja mengalami pergantian boss, ini yang sebaiknya anda lakukan ....

1. Melupakan style bossnya yang lama
2. Me-manage "harapannya" dan "menerima" boss yang baru
3. Segera menyesuaikan diri dengan style bossnya yang baru
4. Mencari aspek aspek yang positif dari boss barunya dan belajar dari dia , agar competence Nita juga bertambah 

It would be great kalau Nita bisa menyerap ilmu dan pengalaman dari kedua bossnya, yang lama maupun yang sekarang.
Because in the end of the day, life is a continuois learning journey, so we can get better and better, everyday!

Salam Hangat

Pambudi Sunarsihanto

Fanky Christian
mobile: 08121057533
fankychristian.blogspot.com

Saturday, September 23, 2017

Ekonomi Baru Di Era Digital

Transkripsi Sambutan Presiden Joko Widodo pada Economic Talkshow: "Ekonomi Baru Di Era Digital" dan Peresmian Pembukaan Indonesia Business & Development Expo, Plennary Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu, 20 September 2017

Oleh: Humas ; Diposkan pada: 20 Sep 2017 ;
Bismillahirahmanirahim,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om Swastiastu, namo Buddhaya, Salam Kebajikan.
 
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Kerja. Yang saya hormati Ketua OJK. Yang saya hormati Ketua Umum Himbara. Yang saya hormati Direktur Utama, Direksi BUMN, para CEO, para pengusaha muda, start up, UMKM,seluruh asosiasi ekonomi, Kadin, Hipmi, Perbanas, para mahasiswa ekonomi yang pada pagi hari ini hadir, juga para Youtubers, Bloggers, Vlogers yang pada pagi hari ini hadir. Bapak, ibu hadirin sekalian yang saya hormati.
 

Ini selalu saya ulang dimana-mana mengenai perubahan dunia, perubahan global yang begitu sangat cepatnya. Kenapa saya ulang-ulang? Supaya kita semuanya sadar bahwa perubahan itu dari detik ke detik, dari menit ke menit selalu ada. Ini yang selalu dimana-mana mungkin Bapak, Ibu, semuanya sudah mendengar 10 kali atau 15 kali saya berbicara mengenai ini. Tapi enggak apa-apa, saya ulang terus supaya kita, sekali lagi, sadar bahwa perubahan itu betul-betul sudah melanda dunia. 
 
Coba kita lihat Elon Musk. Ini saya ulang-ulang terus. Yang mengeluarkan Tesla, mobil fantastik masa depan. Beliau juga mengeluarkan Hyperloop yang memindahkan, alat yang memindahkan orang, barang dari satu tempat ke tempat lain dengan begitu sangat cepatnya. Dia juga menggagaskan Space X, bagaimana mengelola ruang angkasa untuk kepentingan manusia. 
 
Hal yang berkaitan dengan pembayaran, Elon Musk juga mengeluarkan Paypall, tapi disalip oleh Jack Ma dengan Alipay. Di lapangan kalah, menang Alipay. Inilah ke depan yang kita hadapi. Ada perubahan-perubahan gaya hidup, konsumsi, konsumen di ekonomi digital ini.
 
Yang pertama kita semuanya saya kira sudah amat pahami e-commerce. Ada pergeseran perniagaan. Ada pergeseran perdagangan dari dunia offline menuju dunia online. Kita sudah hadapi itu, sudah ada. 
 
Daripada orang jauh-jauh ke toko atau ke mall kena macet di jalan, ngantri di kasir. Cuman keluarkan ini, keluarkan  hape, keluarkan smartphone, buka aplikasi, tik tik tik tik tik. Tiknya bisa dua kali, bisa tiga kali, bisa lima kali, tik tik tik tik tik, pesan dalam aplikasi, bayar dalam aplikasi, masukin alamat dalam aplikasi, tinggal tunggu barangnya diantar sampai ke rumah.
 
Saya sering cerita sekarang saya pesan gado-gado enggak usah datang ke warung gado-gado. Saya minta Go-Food, 30 menit datang. Beli sate enggak usah datang ke warung sate. Minta Gofood, 30 menit paling lama satu jam, satenya datang. Pengin nasi Padang juga sama, saya kalau di istana itu sudah, pengin nasi Padang ya klik klik klik klik, 30 menit, nasi Padangnya nongol.
 
Itulah pergeseran perniagaan, pergeseran perdagangan dari offline ke dunia online. 
 
Yang kedua media sosial. Mengakibatkan pergeseran dari konsumen barang lebih ke konsumsi pengalaman, konsumsi experience, dan ini sudah kita alami bersama-sama.
 
Yang populer sekarang adalah orang posting di Facebook, posting ke Instagram, posting ke twitter. 
Saya kadang-kadang juga pengin, pasang foto yang aneh-aneh gitu. Tapi nanti ada yang bilang, Presiden narsis. Jadi saya batasi. Kadang-kadang staf kanan-kiri saya, jangan pak, jangan yang itu, jangan yang itu, jangan yang, aduh. Memang Presiden ada batasan-batasan, itu yang saya enggak senang.
 
Jadi kalau orang lain, ada foto-foto acara yang asyik bisa keluarin, saya enggak bisa. Foto-foto tempat jalan-jalan yang indah keluarin, ya masih bisalah ke Raja Ampat keluarin, masih bisa. Ke Labuan Bajo masih bisa. Tapi yang tadi yang foto acara-acara yang aneh-aneh itu enggak bisa dikeluarkan.
 
Lalu video-video singkat yang lucu masih bisa dikeluarkan. Kalo yang lucu-lucu saya masih beranilah mengeluarkan. Tapi, misalnya kayak foto saat saya mengundang artis dan penyanyi ke istana. Saat itu, saya enggak ngambil. Ada orang lain ngambil. Saya pas ngomong di sini, di sini ada Raisa, dia memandang saya.
Jangan dibalik ya ini jangan dibalik.
Itu pun menjadi hits, menjadi trending di dunia maya. Mungkin lebih tranding lagi kalau saya memandang dia. Itu jadi merepotkan itu.
 
Rasanya sekarang orang atau kita tidak lagi terlalu mengejar barang-barang bermerek. Tidak lagi terlalu ke barang-barang branded. Anak muda udah ngomong, wah kuno kayak gitu itu. Beli barang branded, beli barang yang  bermerek, sudah kuno. Tapi sekarang yang diincar orang adalah kenang-kenangan, memori, pengalaman-pengalaman itu yang dikeluarkan. Kemudian dipasang untuk selama-lamanya di Facebook, dipasang di Instagram, dikeluarkan di youtube.
 
Yang ketiga, sharing ekonomi. Sebuah revolusi pada sisi suplai atau sisi ketersediaan. Ini juga harus kita lihat, apakah ada pergeseran, apakah ada perubahan, iya. Sekali lagi, sharing ekonomi sebuah revolusi pada sisi suplai. Gojek, Grab, Uber, AirBnB, WeWork.
 
Dulu, dulu, orang harus beli mobil. Sekarang tinggal pesan di smartphone, datanglah mobil on demand, pakai Go Car silakan, pakai Grab Car silahkan, pakai Uber silakan.
 
Dulu orang harus beli rumah, ini negara lain sudah mulai banyak, orang harus beli rumah. Sekarang tinggal lihat-lihat, lihat-lihat di aplikasi. Bisa sewa kamar atau bahkan sewa rumah tapi hanya untuk satu hari, untuk dua hari, atau untuk satu minggu, atau untuk satu bulan. Pakai AirBnB, pakai Expedia.
 
 
Dulu orang harus punya kantor.  Karena orang yang dulu-dulu yang masih jadul-jadul senangnya fix aset. Tapi anak-anak sekarang  senangnya light aset. Enggak usah bikin kantor. Kalau orang dulu senangnya bikin kantor yang  gede, iya kan? Sekarang pakai aplikasi bisa sewa; satu meja, kantor kita itu, kalau kurang pesan dua meja, kurang lagi pesan tiga meja di sebuah co working space seperti WeWork. Di jakarta sudah banyak saya lihat, di Bandung sudah banyak dan di kota-kota besar yang lain sudah banyak, sudah mulai yang seperti itu.
 
 
Hati-hati, ini kita harus hati-hati akan ada perubahan bukan hanya pola konsumsi, tapi juga pola kerja. Ini akan berubah semuanya. Dan pada pola produksi akan ada perubahan. Dampak dari semua ini tentunya bukan hanya sisi konsumsi, tapi juga sisi produksi. Hati-hati. Pengusaha hati-hati, yang ingin memulai berusaha juga hati-hati. Ini ada peluang tetapi juga ada ancaman.
 
Banyak sekali orang yang bekerja dalam ekonomi digital. Kerjanya  sangat fleksibel, sangat dinamis. Orang-orang yang menjadi supir Gojek, supir Grab, supir Uber. Orang-orang yang menyewakan satu kamar di rumahnya ke turis melalui AirBnB atau Expedia, orang-orang seperti ini mereka seringkali kerjaan utamanya bukan jadi supir atau punya hotel, ndak. Jadi supir atau menyewakan kamar menjadi sampingan yang mengisi waktu. Atau menguangkan sarana yang nganggur, misalnya, kamar yang biasanya kosong sekarang bisa disewakan ke orang untuk satu hari atau dua hari. Semuanya nanti akan efisien, efisien, efisien, efisien seperti itu. Enggak ada kamar-kamar kosong atau rumah kosong. Udah sewain aja. Kamar kosong sewain aja, rumah kosong sewain aja. 
 
Ini tentunya akan berdampak pada struktur pengeluaran. Ini nantinya akan berdampak pada struktur pengeluaran atau spending, atau belanja. Perubahan-perubahan seperti ini yang kalau kita enggak cermat enggak teliti mengamati bisa  kecele kita, bisa terkaget-kaget kita. 
 
Dulu orang harus keluar duit Rp50 ribu-Rp75 ribu untuk beli DVD. Iyakan? Sekarang ratusan ribu video gratis di Youtube, di Facebook, di Instagram bisa kita lihat, bisa kita pakai. Dulu orang harus keluar duit untuk beli buku, beli koran, beli majalah. Sekarang, segala macam berita dan tulisan gratis ada di internet. Coba, bayangkan pergeseran itu, perubahan-perubahan itu. Ini yang harus ktia sadari, harus kita  pahami semuanya bahwa ada pergeseran ada transisi, sekali lagi, dari offline ke online. 
 
Ya, tetapi  orang juga masih beli buku, masih beli koran, masih beli majalah. Tapi itu pun mungkin semakin ke buku online, ke koran online, ke  majalah online.
 
 
Ini tentunya akan berdampak yang sangat dahsyat pada sisi produksi. Ini hati-hati. Produsen-produsen harus hati-hati mencermati, teliti melihat pola pergeseran ini menuju ke mana. Sekali lagi, akan punya dampak yang dahsyat pada sisi produksi. Sekarang sudah hampir tidak ada yang namanya toko DVD, semua video beralih ke steraming lewat internet. Toko buku pun juga semakin dikit. Toko kamera juga semakin sedikit karena kita ngambil foto pakai ini (HP) cukup. Pergeseran, sekali lagi, pergeseran-pergeseran seperti ini, orang-orang produksi harus tahu. 
 
 
Tapi muncul pertumbuhan yang tinggi di segmen-segmen yang lain pada sisi produksi, lah ini peluang. Anak-anak muda, terutama ini ada peluang, muncul pertumbuhan yang tinggi di segmen-segmen lain pada sisi produksi. Cafe dan restoran semakin semarak, tempat para anak-anak muda millenial nongkrong, tempat orang foto bersama rame-rame, tempat fitness juga semakin semarak karena sekarang anak muda kita, orang-orang juga senang mempunyai badan yang keren, gitu enggak kurus kayak saya.
 
Travel dan pariwisata mengalami pertumbuhan yang dahsyat dan akan semakin cepat. Sektor pariwisata tumbuh 10-15%  per tahun di saat ekonomi kita tumbuh 5% per tahun. Orang mencari pengalaman yang seru, orang mencari tempat-tempat wisata yang khas dan asik biar bisa pasang foto-foto dan video-video dari tempat yang kita datangi.
 
 
Terus strategi pemerintah seperti apa? Pertama, ini karena semua menteri hadir di sini, keleluasaan untuk eksperimentasi harus diberikan kepada seluruh masyarakat. Sekali lagi, keleluasaan untu masyarakat bereksperimentasi karena inovasi itu memerlukan eksperimen. Hal-hal yang baru ini harus dicoba dan ini memerlukan cost, memerlukan biaya.
 
Berarti apa? Berarti startup jangan dicekik dengan regulasi-regulasi yang berlebihan. Jangan malah terlalu diatur-atur, inovasinya malah enggak muncul. Ini kita ini, negara kita ini terlalu banyak aturan, terlalu banyak regulasi, menyebabkan kita terjerat aturan sendiri. Itu yang sekarang kita potong-potong terus, tapi jumlahnya masih banyak sekali. Masih 42 ribu peraturan, bayangkan. Saya saja melihatnya pusing saya suda. Dikit-dikit diatur, dikit-dikit diatur. Saya mau melakukan apa, Pak ini tidak boleh Pak ini ada peraturan. Pak itu melanggar peraturan ini. Isinya hanya peraturan-peraturan-peraturan-peraturan-peraturan. Inilah yang menghambat inovasi-inovasi.
Ini menjadi  tugas saya untuk terus menggempur peraturan-peraturan itu agar semakin sedikit sehingga kita lincah, sehingga kita fleksibel dalam melakukan inovasi. Peraturan peraturan peraturan peraturan, saya saja pusing, apalagi masyarakat. 
 
Sekali lagi, berarti apa? Berikan ruang yang sebesar-besarnya untuk statup ini berkembang. Ini juga salah satu alasan kenapa pentingnya deregulasi. Mengurangi tumpang tindihnya aturan dan persyaratan yang menghambat cara-cara baru, menghambat munculnya pola-pola baru, menghambat munculnya inovasi-inovasi baru.
 
Dulu izin itu sedikit, kemudian ada syarat syarat syarat syarat. Nah syarat-syarat-syarat ini dinaikkan lagi menjadi izin, menjadi peraturan sehingga izin itu semakin banyak. Ini yang menjadi tugas kita, tugas saya untuk terus memotong-motong agar izin-izin itu semakin sedikit sehingga dunia usaha semakin lincah, semakin fleksibel untuk mengeluarkan inovasi-inovasi baru.
  
Kedua, tadi sudah disampaikan oleh Menkominfo, bahwa yang namanya infrastruktur ICT ini harus dikejar karena ini jadi kunci, menjadi salah satu kunci. Kenapa Palapa Ring selalu saya tanyakan hampir setiap hari ke Menteri, kapan jadinya, kapan selesainya untuk Indonesia Tengah, untuk Indonesia  Timur kapan selesainya, selalu saya tanyakan karena ini menjadi kunci.
 
Kemudian juga yang ketiga, kita akan fokus pada cyber security. Dalam beberapa bulan terakhir semakin banyak serangan cyber yang amat dahsyat. Ini juga harus  strategi perencanaan, persiapannya juga harus kita lakukan. Serangan virus atau lebih persisnya ransomeware, wannacry, serangan hakers yang dahsyat pada Instagram, di mana data pribadi jutaan pelanggan Instagram dicuri dan dilelang di internet gelap. Ini juga harus menjadi perencanaan dan pemikiran kita.  Serangan heacker pada biro informasi kredit equifax, hal seperti ini juga harus kita perhatikan.
 
Dan beberapa bulan lalu pemerintah sudah membentuk badan cyber dan sandi negara dan sekarang dalam proses membangun kelembagaannya. Ini jug apenting sekali. Namun, say ajug amau titip kepada Ibu dan Bapak semuanya, utamanya CEO para start up digital, tolong siapkan betul sarana cyber security anda semuanya. Jangan sampai kejadian aplikasi digital yang sudah berhasil mengumpulkan jutaan pelanggan, dibobol dan data pelanggannya dibocorkan atau dijual ke orang-orang yang tidak bertanggung jawab, orang-orang jahat.
 
Saya kira itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan dengan mengucap bismillahirahmanirahim saya nyatakan resmi dibuka Indo Business dan Development Expo tahun 2017.
 
Terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,


Fanky Christian
mobile: 08121057533
fankychristian.blogspot.com

creative destruction , innovative disruption……

Tidak ada yang abadi !

watch out for the impact from
creative destruction , innovative disruption………

di dunia ini sungguh tidak pernah ada keabadian. Perubahan bisnis berlangsung dengan sangat cepat dan dramatis, sehingga satu-satunya yang abadi adalah perubahan itu sendiri (the only permanent is change itself).

Apple, Samsung dan LG yang kini menjadi raja dalam panggung elektronika global, suatu saat niscaya juga akan terpelanting. Lalu apa saja elemen yang membuat sebuah perusahaan – sedahsyat Apple sekalipun — ada kemungkinan bisa roboh ? mari melahap , mencerna dan mempelajari , mengantisipasi  analisa berikut ini :

 Limbungnya perusahaan seperti Sony dan Sharp sebenarnya hanya merupakan siklus sejarah yang kembali berulang.
Dulu kita pernah kenal merk televisi & audio seperti Grundig, Blaupunkt, dan JVC. Mereka semua dilibas oleh Panasonic dan Sony pada era tahun 80-an. Nah sekarang giliran Sony dan Panasonic yang ditendang oleh duet Samsung dan LG. Suatu hari nanti, duet Korea ini mungkin juga akan terkoyak oleh some companies from somewhere (mungkin dari China dan Indonesia. Who knows?).

 Lalu apa yang sebenarnya membuat sebuah perusahaan bisa jaya, lalu semaput dan kemudian mati? Dari beragam studi terhadap bangkit dan robohnya sebuah perusahaan skala dunia, kita mencatat ada tiga elemen yang layak diperhatikan .

 1 : Visionary CEO. 
Kebangkitan sebuah perusahaan skala dunia hampir selalu dipicu oleh founder and CEO yang visioner. Apple pernah punya Steve Jobs. Microsoft pernah punya Bill Gates. Sony dulu punya sang legenda Akio Morita. Dan Panasonic memiliki pendiri hebat bernama Konosuke Matsushita.

 Sebaliknya, jatuh - bangunnya sebuah perusahaan juga lazim dimulai dengan sosok CEO yang abal-abal, alias tidak perform.

Sony limbung lantaran gagal menemukan sosok pengganti yang sehebat Akio Morita ( walaupun Sony dipimpin oleh ekspat dari USA) , performance tetap tidak sesuai harapan. ) 

Kasus Microsoft sama ,  sudah lebih dari sepuluh tahun harga saham Micorosft stagnan lantaran CEO mereka sekarang, Steve Ballmer, tidaklah sereputasi Bill Gates. Sebaliknya, Samsung terus melejit karena mereka punya CEO bernama Lee Kun Hee – sosok visioner yang dianggap sebagai The Steve Jobs of Korea.
 
Itulah kenapa, memprediksi kejayaan sebuah perusahaan dunia sebenarnya simpel : lihatlah level kecakapan dan track record CEO mereka.
 
2 : Arrogance Syndrome. 

Ini penyakit psikologis yang ternyata banyak di-idap oleh perusahaan-perusahaan besar. Bertahun-tahun menjadi market leader, membuat mereka pelan-pelan terjangkiti sindrom arogansi, dan menikmati zona nyaman hingga tidak eling , waspada (rabun) dengan dinamika perubahan.
 Pada sisi lain, posisi sebagai underdog biasanya justru akan memicu fighting spirit yang dahsyat. Samsung dan LG dulu dianggap sebagai underdog sehingga amat bersemangat menjatuhkan Sony dkk.
 Dan tekad itu menjadi "lebih mudah" lantaran pada saat yang bersamaan perusahaan-perusahaan elektronika raksasa Jepang tergelincir dalam "sindrom arogansi" yang membuat mereka terlena dalam kebesaran.
 Pelajaran pahit itu yang kini coba diserap oleh Toyota. Petinggi mereka bilang : "Perusahaan mobil yang paling kami takuti bukan BMW atau Merceds Benz. Tapi Hyundai. Kami tidak ingin tragedi Sony menimpa pada diri kami".
 Maka benarlah senandung dari Andy Groove, pendiri Intel yang pernah bilang : Only paranoid will survive. Lengah sedikit, mati.

 3 : Creative Destruction. 

Ini sebuah konsep radikal yang berbunyi seperti ini : bunuhlah produk Anda sendiri, sebelum kompetitor menyeretnya ke lubang kuburan. Kodak terlambat membunuh produk kamera mereka, dan akhirnya mati. Produsen disket gagal membunuh produk mereka, dan kini lenyap. Nokia telat membunuh symbian, dan kini mereka harus menerima kekalahan walaupun sempat berjaya belesan tahun.
 Pesannya lugas : Anda tidak boleh terlalu jatuh cinta dengan produk Anda sendiri. Suatu saat Anda harus tega menguburnya, dan lalu segera pindah membangun produk baru yang mungkin sama sekali berbeda. Tidak mudah. Apalagi jika produk lama itu masih laris.
 Itu yang namanya "innovator dilemma" : perusahaan gamang melakukan inovasi sebab takut ini akan membunuh produknya sendiri. Tapi ini yang harus dilakukan, sebelum kompetitor melakukannya dengan brutal dan tanpa ampun. Anda harus berani melakukan "Creative Destruction" dan mengimplementasikan strategi Innovative Dirusption untuk memberikan yang lebih baik , cepat , ekonomis dan berkualitas ke konsumen kita.
 
Itulah tiga variable kunci yang layak dicatat untuk membuat sebuah perusahaan berkelit dari kematian yang prematur. Setidaknya, dengan pemahaman ini, sebuah perusahaan bisa tetap hidup hingga 100 atau 200 tahun lagi.
Meski kita semua tetap sadar : dalam dunia bisnis dengan persaingan yang sangat ketat , tidak pernah ada keabadian.

mari think no box , execute outside the box !

Fanky Christian
mobile: 08121057533
fankychristian.blogspot.com

Wednesday, September 20, 2017

Apakah semua customer adalah raja ?

Selamat sore.. Sekedar sharing Artikel mengenai Customer dari Bapak Suherman Widjaya


..
Fanky Christian
Director
mobile: 08121057533
PT DAYA CIPTA MANDIRI SOLUSI
data center - cloud - monitoring solutions
Fanky Christian
mobile: 08121057533
fankychristian.blogspot.com

Monday, September 18, 2017

Membangun Daya Juang untuk anak kita

BUILDING FIGHTING SPIRIT in OUR CHILDREN

MEMBANGUN "SEMANGAT JUANG" PADA ANAK-ANAK KITA

Seorang teman saya bernama Tony malam itu bertemu dengan saya dan ngobrol panjang lebar dan ingin curhat. Sayangnya kehidupan Tony saat ini bagaikan roller coaster yang sedang di bawah. Bisnisnya mengalami kebangkrutan 3 tahun yang lalu. Dan sejak itu dia belum juga menemukan peluang lain. Terpaksa keluarganya mengharapkan nafkah dari istrinya yang bekerja sebagai Manager di sebuah bank swasta.
Mau tidak mau mereka terpaksa hidup agak susah dan memotong banyak hal di anggaran keluarga. Dan akibatnya seluruh keluarga termasuk anak-anaknya pun merasakan hal ini.

"Anehnya tuh Pam, sejak saat itu, anak-anak gua rajin belajar ....Sekarang nilai nilai mereka bagus banget, dapet rangking satu tiga-tiganya . Mengapa begitu ya?"

Interesting, sejak Tony bangkrut, anaknya jadi rajin belajar? Apa sih yang sedang terjadi. Saya menyelami lebih jauh, dan setelah Tony bercerita panjang lebar, saya pun mulai mengerti.

Quick reminder, untuk keberhasilan seseorang kita membutuhkan keseimbangan antara :
- IQ (Intelectual Quotient, kecerdasan), kecerdasan tetap diperlukan meskipun bukan satu-satunya
- EQ (Emotional Quotient, kemampuan mengendalikan emosu)
- AQ (Adversity Quotient, daya juang)
- SMQ (Stress Management Quotient, kemampuan mengendalikan emosi)

Dalam cerita Tony, kelihatannya anak anaknya memang cerdas, tetapi mereka tidak punya daya juang dan kegigihan. Mungkin karena selama ini mereka dimanjakan secara materi oleh orang tuanya (antar jemput pakai sopir dan Mercedes, liburan ke luar negeri, concert K-Pop, dan gadget seperti iPhone dan iPad). Mereka sudah pernah merasakab nikmatnya bergelimang "materi". Pada saat ayahnya bangkrut, kenikmatan itu diambil dari mereka. Dan kebayang sakitnya anak-anak yang harus menurunkan life-stylenya.  Mereka kesakitan beberapa lama, shocked, sedih, mungkin marah, dan untung banget akhirnya ibunya  berhasil mengarahkan kesedihan dan kemarahan tersebut menjdi energy positif, yang membuat Adversity Quotient mereka meningkat dan mereka pun  bekerja keras (dan belajar keras) untuk mengubah nasib mereka! This is a positive change!
Seharusnya orang tua yang berada dalam kesulitan ekonomi seperti Tony mampu menumbuhkan positive change tersebut.

Bukan hanya itu, semua orang tua (terlepas dari mereka dalam kesulitan ekonomi atau tidak) seharusnya mampu menumbuhkan daya juang, kegigihan, keuletan, semangat pantang menyerah, agar anak-anak mereka rajin belajar dan bekerja keras untuk mengubah nasib mereka menjadi lebih baik lagi di kemudian hari ....

Saya sendiri mengajarkan anak-anak saya untuk mandiri dengan bilang bahwa kami akan berinvestasi dengan baik pada saat anak-anak kami masih belajar di SD sampai SMA, tapi kami bilang bahwa mereka harus mandiri dan mencari beasiswa sendiri pada saat mereka kuliah nanti. Akibatnya mereka belajar mati-matian untuk mendapatkan beasiswa itu. Mereka tahu betapa besarnya persaingan untuk mendapatkan beasiswa di level S-1 di luar negeri. Sekarang anak pertama kami sudah mendapatkan beasiswa di Amerika dan dia sedang sibuk memotivasi adik-adiknya untuk belajar dan bekerja keras.
Itu adalah hanyalah satu cara dan anda  bisa mengembangkan dan menerapkan cara anda sendiri.
Tapi intinya kembangkanlah daya juang (fighting spirit atau adversity quotient) anak anak anda agar mereka bisa membangun masa depan yang cemerlang buat mereka sendiri!

Terus bagaimana kita
mengembangkan daya juang (fighting spirit) mereka? Kita coba terapkan kelima langkah di bawah ini .....

1. HELP THEM TO BUILD THEIR DREAMs (not yours)

Tanyakan cita-cita mereka, bantu mereka memimpikan masa depan mereka. Saya bilang cita-cita mereka dan masa depan mereka ya. Berarti masa depan yang mereka inginkan! Bukan yang orang tua inginkan.
Banyak orang tua mempengaruhi (bahkan memaksakan) agar anaknya mengambil jalur karier tertentu, padahal belum tentu mereka enjoy. Yang dokter ingin anaknya jadi dokter. Yang pengusaha ingin anaknya jadi pengusaha. Yang kaya ingin anaknya kuliah di Amerika sekedar agar Facebook mereka bagus dan penuh foto foto mereka waktu nganter anaknya kuliah di sana.
Saya mengenal seorang teman yanv saking penginnya anaknya menjadi kedokteran, akhirnya anaknya dimasukkan ke sebuah universitas gak jelas, asalkan fakultas kedokteran. Kasihan banget. 
Remember, do not compromise the dream of your children in exchange of your pride!

2. MOTIVATE THEM TO ACHIEVE THEIR DREAMS

Setelah mereka mengetahui mimpi mereka, cita-cita mereka yang ingin dicapai, motivasi mereka untuk bekerja keras mencapainya.
Ceritakan betapa enaknya, betapa bahagianya dan betapa nyamannya hidup mereka nanti kalau mereka bisa mencapai mimpi mereka.
Ceritakan betapa bangganya anak-anak mereka pada mereka.
Kalau perlu ceritakan apa yang bisa mereka nikmati di masa depan.
Hal-hal itu akan membuat mereka termotivasi untuk belajar dan bekerja keras untuk masa depan mereka sendiri.
Tell them how success looks like.

3. SUPPORT THEM WITH EVERYTHING THEY NEED (NOT WHAT THEY WANT)

Nah di sini penting, anda yang sekarang harus beinvestasi demi masa depan mereka. Investasilah dan belilah apa saja yang akan mendukung mereka belajar.
Jangan sampai ngirit dalam hal perlengkapan belajar, buku buku tambahan, laptop yang bagus dan nyaman,'gadget kalau perlu, buku kumpulan soal dan lain lain.
Tentu saja anda masih mengontrol bahwa semuanya masih mereka gunakan untuk belajar (misalnya laptop dan gadget) dan bukan untuk bermain main.

Jangan ngirit, jangan pelit, anda sedang berinvestasi untuk masa depan mereka!

4. SURROUND THEM WITH POSITIVE ENVIRONMENT

Ciptakan suasana belajar yang menyenangkan untuk mereka.
Mulai dari kamar belajar yang menyenangkan, nyaman dan membuat mereka betah dan ingin tinggal di situ.
Monitor apakah sekolah mereka dan teman-temannya memang mendukung motivasi belajar mereka. Dan bilamana perlu, pindahkan dan cari sekolah yang lebih baik.
Jangan merasa sayang membuang uang pendaftaran atau uang SPP yang sudah dibayarkan.
I have to remind you again and again, you are investing for the future of your children. Provide the best environmemt!

5. REWARD and CELEBRATE THEIR HARDWORK

Ingat bahwa mereka juga manusia, jangan juga diberikan pressure yang terlalu tinggi. Balance kan dengan reward atau hadiah untuk mereka.
Kesempatan jalan jalan bersama temannya, makan bersama, nonton film atau malah nonton konser musik group kesukaan mereka.
Berikan reward itu setelah mereka bekerja keras, setelah mereka menunjukkan effort yang luar biasa.
Ajarkan pada mereka konsep "Work Hard, Play Hard (after)"

Jadi ingat ya, beberapa rekomendasi ini bisa dilakukan untuk membantu anak anak anda membangun semangat juang mereka..,

1. HELP THEM TO BUILD THEIR DREAMs (not yours)
2. MOTIVATE THEM TO ACHIEVE THEIR DREAMS
3. SUPPORT THEM WITH EVERYTHING THEY NEED (NOT WHAT THEY WANT)
4. SURROUND THEM WITH POSITIVE ENVIRONMENT
5. REMIND THEM TO TAKE A BREAK
6. REWARD and CELEBRATE THEIR HARDWORK
 
Salam Hangat

Pambudi Sunarsihanto

Fanky Christian
mobile: 08121057533
fankychristian.blogspot.com

Sunday, September 17, 2017

Sepatu dibuang

Inspiring Story....

Suatu hari seorang bapak tua hendak bepergian menggunakan kereta. Namun karena terburu-buru, ketika naik, sebelah sepatunya tersangkut di pintu dan jatuh ke atas rel. Ia hendak mengambilnya namun kereta terlanjur berjalan dan tak mungkin memintanya untuk berhenti. Sesaat kemudian, ia malah melakukan sesuatu yang tidak lazim. Si bapak tua dengan tenang melepas sepatu sebelahnya, lalu melemparkannya ke luar tak jauh dari sepatu tadi jatuh.

Kebetulan semua kejadian itu diperhatikan oleh seorang pemuda yang duduk di dalam kereta. Karena merasa penasaran, pemuda itu hendak bertanya langsung pada si bapak tua. Begitu bapak tua itu melewati tempat duduknya, si pemuda menyapanya ramah. "Salam, Pak. Saya tadi sempat memperhatikan apa yang Bapak lakukan. Boleh saya bertanya sesuatu?"

"Silakan, Nak. Apa yang ingin kau tanyakan?" ujar si bapak tua.

"Begini, Pak. Tadi Bapak sudah kehilangan satu sepatu, lalu kenapa Bapak juga melemparkan sepatu Bapak yang lain? Dengan begitu, bukankah Bapak sekarang tak punya alas kaki."
Si bapak tua itu melihat pemuda itu sambil tersenyum, lalu menjawab ramah, "Nak, seperti yang sudah kamu lihat tadi, saya sudah kehilangan satu sepatu. Sepatu yang terjatuh tadi mungkin akan ditemukan oleh seseorang, dan bisa saja dia itu orang yang tak berpunya. Tapi, apakah sepatu yang cuma sebelah itu ada gunanya buatnya? Tidak, kan? Sementara saya sendiri, apakah sepatu yang masih melekat di kaki saya tadi juga masih bermanfaat bagi saya? Tidak juga, kan?

"Jika saya melemparkan sepatu sebelahnya lagi, kemungkinan besar orang yang tadi menemukan sepatu saya akan menemukan pasangannya. Dengan begitu, sepatu itu bisa kembali berfungsi sebagaimana mestinya. Karena itulah, saya lemparkan sepatu sebelahnya lagi supaya orang yang menemukannya bisa memanfaatkannya dengan baik."

Bapak tua di dalam kisah tadi adalah Mahatma Gandhi. Apa yang dilakukan beliau mengandung sebuah filosofi dasar dalam hidup.

Sepanjang masa hidup, kita hampir pasti akan merasakan suatu kehilangan. Entah itu berupa materi atau orang terkasih kita. Dan bagi kita, kehilangan itu awalnya terlihat tidak adil. Tapi jika kita renungkan lebih jauh lagi, kehilangan itu sejatinya terjadi agar ada perubahan positif dan berarti dalam hidup kita.

Berkeras mempertahankan apa yang kita miliki tidak membuat kita atau dunia di sekitar kita menjadi lebih baik. Tapi memberikan dengan ketulusan hati dapat membantu banyak orang dan membuat mereka bahagia.

Fanky Christian
mobile: 08121057533
fankychristian.blogspot.com

PESAN PAK HANIF DHAKIRI di IHRS 2017 (12 Sep 2017)

PESAN PAK HANIF DHAKIRI di IHRS 2017 (12 Sep 2017)

Berbagai macam soal tenaga kerja di Indonesia:

I. ANGKATAN KERJA BARU
Di Indonesia setiap tahun selalu ada angkatan kerja baru. Ada beberapa problem yang mengikutinya:
1. Mismatch 37% -
2. Oversupply - jumlah tenaga kerja tidak seiring pertumbuhan industri.
3. Under kualifikasi - misal: sarjana komputer tdk mengerti komputer.

Perguruan Tinggi di Indonesia ada sekitar 4000an. Bila dibandingkan dengan Cina, jumlah penduduk Indonesia hanyalah 1/5 dari jumlah penduduk di Cina namun jumlah perguruan tingginya 2 kali lipat dari Cina.
Lulusan perguruan tinggi tdk bisa langsung masuk dunia kerja karena sistem pendidikan kita belum berorientasi pada demand driven. Oleh karena itu perlu intervensi dari:
1. Pemerintah ---> sertifikasi profesi
2. Dunia Usaha ---> orientasi profesi

Di perguruan tinggi ada career centre tapi hanya berfungsi sebatas memberikan informasi. Ketika terjadi _skill mismatch_ tidak bisa diatasi.
Untuk itu diperlukan Vocational Training, ada 2 hal yang perlu diperhatikan yaitu: Akses dan Mutu. Ada berbagai macam training provider
1. Pemerintah --> BLK
2. Training Centre Perusahaan --> pak Hanif berharap agar bisa diberikan kuota juga utk publik.
3. LPK Swasta
4. Sistem pemagangan berbasis jabatan --> outputnya adalah sertifikasi kompetensi.

II. WORKING POOR
Yaitu mereka yang bekerja namun pendapatannya dibawah garis kemiskinan.

III. PEKERJA TER-PHK
Karena perkembangan teknologi memaksa industri merestrukturisasi proses bisnisnya. It will kill old jobs but creates new ones. Untuk job yang baru ini maka kita perlu skill baru.

Untuk 2 kelompok terakhir ini juga merupakan kelompok yang vulnerable. Mereka juga perlu akses vocational training. Kepada mereka bisa dilakukan:
Re-training dgn tujuan utk: upskilling dan reskilling. Akses dan mutu vocational training masih jadi tantangan saat ini.
Bila sarana pelatihan sudah dpt diakses dengan mutu baik maka persoalan selanjutnya adalah: siapa yang akan membiayai pelatihan tersebut?
- Subsidi pemerintah
- Dana cadangan pesangon (unemployment benefits)

Ada 3 hal yang menjadi kelemahan tenaga kerja Indonesia untuk go global:
1. Bahasa Inggris
2. Komputer
3. Leadership
Oleh karenanya kita harus mencari benchmark. Kenapa TKI kita kelihatannya banyak masalah. Karena lebih banyak memikirkan risknya daripada fokus di pengembangan individu. Seharusnya kita bisa melihat migrasi sebagai bagian dari managing opportunities.
Perkembangan teknologi saat ini mengancam 40% pekerja formal yang di masa depan pekerjaannya sudah bisa di otomatisasi. Ini mau diapain? Di Singapore saat ini sudah ada jabatan baru namanya Robot Coordinator.Ketika Pak Hanif menghadiri pertemuan Menaker di Asean, isu yang dibahas adalah mengenai K3 --> intinya teknologi. Perubahan2 karakter pekerjaan harus diperhatikan. Manpower planningnya seperti apa? Dalam 5-10 tahun ke depan jabatan2 apa yang akan hilang atau yang akan tumbuh.

Be adaptable to change in this digital era!

Saturday, September 16, 2017

Leadership itu bukan cuma command and drive

Seminggu, bahkan dua minggu ini, saya hampir tidak melulu selalu ada di kantor. Selain karena kesibukan mengerjakan beberapa tender, peluang baru, tidak lupa juga kegiatan berbagai asosiasi ini sangat menyita waktu kerja. Tapi, anyway, tetap selalu menjaga komunikasi dengan tim kantor.

Nah, saya belajar beberapa hal menarik yang bisa dikaitkan dengan leadership yang saya jalani. Dalam keseharian saya, tim berkoordinasi dengan saya melalui berbagai media, telepon dan whatsapp. Ada beberapa tim yang ikut dengan saya bertemu dengan client dan prospek. Melakukan berbagai hal, mulai dari meeting, lunch hingga presentasi.

Saya jadi ingat definisi leadership dari Lao Tzu, dalam kitab Dao De Jing, yang memuat beberapa hal.

Pertama, pemimpin yang baik, kehadirannya bahkan hampir tidak diketahui.
Seorang pemimpin yang baik, bisa meyakinkan kepada timnya akan esensi tugas masing-masing serta memberitahu cara penyelesaian pekerjaannya untuk mendapatkan hasil tepat dan baik, sehingga timnya termotivasi. Dia memberdayakan tugas tersebut kepada tim untuk bisa melakukan yang terbaik dalam menyelesaikan tugas tanpa perlu lagi kehadirannya.

Tidak begitu baik, kalau timnya hanya patuh kepada dirinya

Kalau tim bekerja hanya atas perintah dan patuh kepada si pemimpin, berarti tim tersebut belumlah mandiri dan masih harus mendapat dari pemimpinnya. Dalam tim kami, kemandirian juga dituntut untuk dikembangkan dan dilakukan, selain itu, kami juga telah ada level 2, para manager yang diharapkan bisa membantu tim dalam bekerja dan mengambil keputusan.

Lebih jelek, kalau serang pemimpin dimaki-maki oleh timnya.

Sering terjadi, seorang pemimpin ternyata sering dicemooh oleh anggota timnya dan bila dia tidak ada maka pekerjaan pun menjadi terbelengkalai dan tidak terselesaikan.

Pemimpin itu membumi, dia 'hidup' diantara anggota timnya, dia selalu mengamati, mendengar dan belajar dari lapangan.

Seorang pemimpin yang tidak 'hidup' di lingkungannya, akan tidak mengerti secara persis keadaan sebenarnya, sehingga banyak ide hebat yang tidak bisa diterapkan karena tidak sesuai dengan keadaan di lapangan.
Menggali banyak hal dari tim selalu menjadi tantangan, tapi itu semua bisa dilakukan dimana pun, tidak harus di kantor, di lapangan, bertemu, bahkan berkomunikasi via telpon dan whatsapp.

Pemimpin yang baik, selalu mulai dari apa yang ada dan diketahui timnya, dan kemudian berkembang dari sana.

Ini berarti, tim yang baik, selalu realistis, menggunakan apa yang ada di sekelilingnya, kemudian mendidik untuk mencapai tingkatan yang lebih tinggi.

Pemimpin yang baik jarang berwacana berlebihan, tetapi lebih banyak take action. Setelah tugas selesai dan timnya telah mencapai apa yang ia inginkan, ia akan berkata "KITA yang menyelesaikannya!"

Pemimpin itu bukanlah jabatan dan pemimpin itu tidaklah mementingkan dirinya sendiri. Begitu tugas selesai, pemimpin tersebut sudah meninggalkan tugas tersebut dan beralih ke langkah selanjutnya.

Nah, dengan kondisi yang ada sekarang, mari kita saling terus mengembangkan diri, serta leadership diantara kita. Karena setiap dari kita, sangat mungkin menjadi pemimpin.



Politik Identitas menurunkan kualitas kebangsaan.

Politik Identitas  menurunkan kualitas kebangsaan.

Dinamika pemilihan DKI Jakarta yang baru lalu, yang sarat dengan isu agama dan etnis, akan menjadi model dan contoh yang efektif bagi para politisi pragmatis dan para pendukungnya untuk digunakan dalam hajatan politik pada Pilkada tahun 2018 yad. Kepuasan,
Popularitas dan elektabilitas yang tinggi tidak menjamin Calon Pemimpin menang dalam Pilgub.

Berikut 17 daerah yang mengikuti Pilkada tahun 2018 di Jawa Barat yang terdiri dari:
1) Provinsi Jawa Barat sendiri.
2) 6 Kota masing-masing: Kota Bekasi, Kota Cirebon, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Banjar dan Kota Bogor.
3) 10 Kabupaten masing-masing: Kab Purwakarta, Kab Bandung Barat, Kab Sumedang, Kab Kuningan,  Kab Majalengka, Kab Subang, Kab Bogor,Kab Garut, Kab Cirebon dan  Kab Ciamis 

Politik identitas dan isu-isu 
agama serta etnis dalam Pilkada Jawa Barat ini diperkirakan akan dipergunakan oleh berbagai calon pimpinan daerah dan partai politik pendukungnya sebagai alat politik dalam kampanye untuk memperoleh dukungan suara.

Penggunaan isu agama dan etnis ini seharusnya dihindari oleh partai-partai politik dan seluruh pihak pendukung calon pimpinan daerah,  dan harus diantisipasi dan diawasi dengan baik oleh pemerintah. Karena apabila tidak dihindari dan diantisipasi dengan baik, resistensi intoleransi masyarat akan semakin menguat dan dapat mengakibatkan konflik, yang pada menurunnya solidaritas dan rasa kebangsaan ditengah masyarakat.

Menurunnya peranan partai politik dalam pendidikan politik saat ini, harus diimbangi dengan meningkatkan  peranan media masa, organisasi kemasyarakatan dan seluruh pihak yang terpanggil untuk memberikan pendidikan politik yang baik dan benar kepada masyarakat.

Oleh : Lintong Manurung, Ketua Umum Komunitas Jabar Sejati

DELIVERING TODAY, PREPARING TOMORROW

DELIVERING TODAY, PREPARING TOMORROW

(written by Pambudi Sunarsihanto)

Namanya Hadi, seorang HR Director di sebuah Hotel di Bandung.
Pada saat saya berbicara di sebuah seminar di Universitas Parahyangan, dia bertanya,"Kenapa sih Pak, menurut Pak Pam saya harus belajar kompetensi kedua? Saya selama ini selalu focus pada satu bidang saja sebagai HR. Dan karena saya sangat fokus dan punya passion , maka karier saya pun berkembang pesat. Dan sekarang saya menjadi HR Director sebuah hotel ternama di Bandung. Mengapa saya harus belajar bidang lain pak? Bukankah itu akan mengurangi focus saya di bidang yang saya tekuni?"

Pertanyaan keren, dan saya sangat suka menjawabnya.
"Karena mas Hadi ...., you dont know if the job of HR Director will continue to exist in 5 or 10 yeas from now. Dan  kalau anda hanya focus pada belajar HR, apa yang akan anda lakukan pada saat job of HR Director will no longer exist? Menanging meraung-raung meratapi nasib kan? That's why you have to be prepared!"

Masak sih job of HR Director gak ada? Siapa yang akan ngurusi manusia? Memang pekerjaan akan dilakukan oleh monyet? Yes, di beberapa perkebunan di Malaysia monyet-monyet ditraining untuk mengambil kelapa di atas pohon. Mungkin di perusahaan itu kita gak perlu Director SDM (Sumber Daya Manusia), perlunya Director Sumber Daya Monyet. Oke , saya bercanda.
But ada pabrik yang sudah mampu bekerja dengan hanya menggunakan 6 pekerja sementara pabrik sejenis menggunakan 1000 pekerja. Lho, memangnya perlu Director HR kalau hanya untuk ngurusin 6 pekerja.
Mungkin di pabrik itu kita perlunya Director SDM (Sumber Daya Mesin), which is Director of Technology.

Di Perancis dan di Eropa , sudah belasan tahun berdiri chain hotel Formule 1, di mana di setiap hotel hanya ada 1 karyawan saja untuk menjaga security. Semuanya dijalankan oleh mesin. Check in digital dengan bar-code, makan pagi dengan vending machine, cleaning service hanya datang 1 jam dalam sehari. Tentu saja hotel itu tidak memerlukan HR Director buat ngurusin satu security staff.
Saya bukan mau menakut-nakutin, tetapi resiko itu ada dan sebaiknya kita bersiap-siap!

So, mas Hadi, apapun pekerjaan anda sekarang, gak ada jaminan bahwa job anda akan terus ada di masa depan? Apakah saya harus mengulang cerita ini:
- Teller bank yang mungkin akan kehilangan pekerjaan karena pelanggan lebih suka ke ATM?
- Lulusab Teknik Perminyakan yang kebingungan cari kerja karena krisis di industri oild and gaz
- Operator Telepon Taxi yang akan kehilangan pekerjaan karena pelanggan akan menggunakan aplikasi online
- Insinyur Kimia di Kodak yang kehilangan pekerjaan karena tidak banyak lagi yang mencetak foto!

Jadi seperti halnya perusahaan yang tidak akan pernah mendapat jaminan bahwa product dan servicenya akan selalu berjaya di market, seorang individu pun tidak akan mendapatkan perasaan aman itu.
Pekerjaan apapun selalu ada resiko bahwa ternyata suatu saat tidak akan relevant lagi.
Di Amerika sudah ada on-line system yang memberikan opini hukum (para lawyer mau ke mana?).
Di Jepang sudah ada system yang menganalisa air kencing di toilet anda, mengirimkan hasilnya dengan Internet wifie ke online system,
dianalisa dan obatnya langsung dikirim pakai delivery 24 jam (dokter-dokternya mau ke mana?).
Dan bank-bank international sudah menggunakan software artificial intelligence untuk meramal harga saham (analyst nya harus cari kerja di mana?)

Mas Hadi yang baik, kita tidak bisa lagi hanya menekuni satu bidang saja. Karena anda tidak tahu apakah bidang yang anda tekuni akan terus menerus diperlukan di masa depan!
Jadi bagaimana dong?

Deliver Today, Preparing Tomorrow!

Berarti kita tetap harus perform maximal di pekerjaan kita sekarang sambil mempersiapkan kompetensi kedua untuk masa depan.

Hidup bukan lagi memegang satu bola dan bermain dengan bola itu seumur hidup kita.
Hidup pada saat ini adalah juggling dengan dua atau tiga bola sekaligus, sehingga kalaupun ada bola yang jatuh, kita masih mempunyai satu atau dua bola di tangan yang kita jadikan sebagai andalan!

Deliver today's objective,
while preparing tomorrow's uncertainty!

Kita bisa melakukan lima langkah di bawah ini ....

1. Continue to sharpen your shaw in your field

Kompetisi  berjalan terus. You still have to be the best at what you do now. Jadi tetap terus menerus belajar dan meningkatkan kompetensi di bidang yang sekarang kita tekuni dan tempat kita mencari nafkah. Belajar dari buku, majalah, cari orang yang bisa menjadi coach atau mentor, dan cari pekerjaan di kantor (short assignment) yang akan membuat anda bertambah kompetensinya.

2. Unleash your hidden potential

Cari area lain yang mungkin bisa anda kembangkan.
Ibaratnya anda selalu menulis pakai tangan kanan, siapa tahu ada yang bisa anda lakukan dengan tangan kiri.
Kalau anda sudah lama mengerjakan finance, siapa tahu ada hal lain yang bisa anda kembanhkan.
Saya dulu pindah dari project management ke HRD.
Teman saya pindah dari IT ke Sales.
Cari bidang lain yang sesuai dengan passion anda, dan belum pernah anda kembangkan selama ini.

3. Develop your competence in other area

Mulailah belajar mengembangkan kompetensi anda dalam bidang yang baru . Belajar dari buku, majalah, cari
orang yang bisa menjadi coach atau mentor, dan cari pekerjaan di kantor (short assignment) yang akan membuat anda bertambah kompetensinya.

4. Read, observe and learn

Selalu membaca dan mengikuti trend. Bidang apa, industry apa yang akan terdesak oleh "substitutes", dan bidang dan industry mana yang akan semakin berjaya di masa depan.
Semakin cepat anda tahu semakin baik!

5. Be prepared to switch from one career to another, from one company to another or from one industry to another!

You are not married to your job. You are not married to your company.
Be prepared mentally. Ikuti trend dan bersiap siaplah untuk switch your career from your current job to another, dan semoga anda sudah siap sekarang !


Selamat mencoba menerapkan.
Saya yakin suatu saat hal hal di atas bisa menyelamatkan karier anda dan hidup anda.


Salam Hangat

Pambudi Sunarsihanto

Hidup itu hanya 3 hari & 3 hal saja



Ada 3 hari dalam hidup 
          *1. Hari kemaren* 
          *2. Hari ini*
          *3. Hari esok*
Manfatkan dg baik sisa hari-harimu

Ada 3 hal dalam hidup yang tidak bisa kembali:
          *1. Waktu        *   
          *2. Ucapan     *  
          *3. Kesempatan    *     
Jagalah itu, jangan sampai kau menyesal karenanya. 

Ada 3 hal yang dapat menghancurkan hidup seseorang:
          *1. Amarah      *  
          *2. Keangkuhan    *    
          *3. Dendam   * 
Hindarilah ia. 

Ada 3 hal yang tidak boleh hilang :
          *1. Harapan    *      
          *2. Keikhlasan    *      
          *3. Kejujuran      *    
Peliharalah ketiganya. 

Ada 3 hal yang paling berharga :  
          *1. Kasih Sayang *     
          *2. Cinta   *        
          *3. Kebaikan   *       
Pupuklah itu semua. 

Ada 3 hal dalam hidup yang tidak pernah pasti:
          *1. Kekayaan*   
          *2. Kejayaan*  
          *3. Mimpi*     
Jangan terobsesi karenanya. 

Ada 3 hal yang dapat membentuk watak seseorang :          
          *1. Komitmen*          
          *2. Ketulusan*          
          *3. Kerja Keras*         
Upayakanlah. 

Ada 3 hal yang membuat kita sukses :
          *1. Tekad*          
          *2. Kemauan*         
          *3. Fokus*
Usahakan dengan sungguh-sungguh

Ada 3 hal yang tidak pernah kita tahu : 
          *1. Rejeki*          
          *2. Umur *        
          *3. Jodoh *          
Mintalah pada Allah. 

Tapi, ada 3 hal dalam hidup yang PASTI:      
          *1. Tua     *      
          *2. Sakit   *        
          *3. Kematian  *
Persiapkanlah dengan sebaik-baiknya....

Teruslah menebar kebaikan dimuka bumi...
Singkirkan rasa benci ataupun permusuhan dari dalam hati kita walaupun itu hanya setitik....
 Terimakasih.

GoJek and it's social impact


GO-JEK Makes it Into *Fortune's Change The World List*, The Only Company from Southeast Asia on the List
- *Chosen for its social impact, strong business value and innovation*
- Released by Fortune Magazine, GO-JEK stands among other world-class companies that create social impact such as Apple, Microsoft, Unilever, and many more.

JAKARTA, September 8, 2017 – Yet more good news from one of the biggest startups in Southeast Asia, GO-JEK. The app-based on-demand service provider made it into the list of 56 Companies That Change the World according to Fortune Magazine. 

GO-JEK ranks 17th , alongside other world-class companies such as Apple (third place), Unilever (21st), Microsoft (25th), and many more. That makes Indonesia's first unicorn the only company from Southeast Asia that made it into the list.

This appreciation came as a surprise for GO-JEK's management, yet it is proud. "This is the result of a collaboration with numerous parties that continue to support GO-JEK. Aside from our gratitude to the public and hundreds of thousands of our driver partners, talents and GO-JEK's MSME partners that continue to be committed to giving the best service to customers, we would also like to thank the government which plays an instrumental role in promoting digital economic growth in Indonesia," said Nadiem Makarim, GO-JEK CEO and Founder.

"This acknowledgement motivates us to sustain our commitment in making positive contributions to the government's vision to make Indonesia the largest digital economy powerhouse in Southeast Asia by 2020, as conveyed by President Joko Widodo," he continued.

The "Change the World" list includes companies that made substantial social impact through their main business strategies. Fortune's official website said that a priority was given to companies with an annual income that exceeds US$ 1 billion. "We are focused on companies that are do well by doing good of addressing various social problems.

There were thousands of companies that we evaluated, from every corner of the globe," said Matthew Heimer, Fortune Features Editor in an official video for Change the World. "The world list contains familiar names, but, we also put a spotlight on companies you might have never heard of before but you need to know more about them. Fewer people than ever have confidence in government to solve important social problems and challenges. So this list is about having that spotlight through their
core business and making that happen," he added.

Fortune said that on-demand services company GO-JEK has jolted the economies of even famously gridlocked cities like Jakarta, where small businesses have seen their sales soar once they've registered on the company's platform. Its 300,000 driver partners are doing well, they all also get to enjoy various health benefits, insurance, safety training, even microfinancing loans.

Aside from the social impact, GO-JEK has been contributing efforts to promote financial inclusion and cashless culture in Indonesia. All of GO-JEK partners - most of whom were formerly unbankable- now are not only bankable, as they also have the opportunity to access numerous
financial services including insurance, long-term deposit as well as mortgages.

Most of customers (more than 50 percent) have been using GO-PAY, the company's payment system, making it one of the fastest growing e-money providers in the country. GO-JEK has been
downloaded more than 44 million times as of July 2017.

The "Change the World" list was made with painstaking care. In the early stages, Fortune worked together with various independent parties, including FSG, a non-profit consulting firm that is focused on social impact; Shared Value Initiative, a global platform for institutions that seek
business solutions to social challenges; and with Professor Michael E. Porter from Harvard Business School. 

There are three components involved in choosing companies to be inducted into the list. The main one being measured social impact. Another component is the company's business value and innovation grade – thus able to inspire other companies to follow in their footsteps in making the same social impact.

"The evaluation categories are in harmony with GO-JEK's main pillars, namely Social Impact, Speed, and Innovation. We hope to be able to further inspire other Karya-Karya Anak Bangsa Indonesia (Indonesia homegrown companies) that focus on various social challenges in Indonesia
and provide innovation and technology-based solutions," Nadiem said.

Aside from making the "Change the World" list from Fortune, GO-JEK was also recently awarded as one of Top 10 Most Powerful Brands in Indonesia at Brand Asia 2017. In an awarding by MarkPlus, Inc in collaboration with Nikkei BP Consulting, GO-JEK was also crowned the Top 3 Brand Performer and Top 3 Most Powerful Transportation/Logistic Brands. Previously, GO-JEK received an accolade from Bank Indonesia Awards as the Most Active Fintech Company That Supports the National Cashless Movement and Financial Education and MSME Empowerment

GO-JEK
GO-JEK is a leading on-demand mobile platform-based app that provides a wide range of on demand services, including transportation, logistics, payment system, food delivery, and other on-demand services. GO-JEK connects their users with more than 300,000 two-wheeled and fourwheeled vehicle driver partners, more than 100,000 food merchants and 7,000 other service providers.

GO-JEK's operations are based on three pillars; speed, innovation and social impact. Focusing on empowering Indonesia's informal sector workers, by joining GO-JEK, partners can have direct
access to more customers and orders.

GO-JEK, through its Swadaya program, has help increased driver partners' financial welfare, by providing them access to financial institutions. GO-JEK
partners can now access savings, insurance, mortgage loan, Hajj and Umrah savings and affordable loan installments. Their spouses are also equipped with access to entrepreneurship to increase their family income.

The University of Indonesia Communication Studies Center Survey found that the quality of life of 83 percent of GO-RIDE partners and 80 percent of GO-CAR partners is better since joining GOJEK.
In addition, most partners (77 percent GO-RIDE and 85 percent GO-CAR) receive higher income than the national average of UMP.

As of July 2017, the GO-JEK application has been downloaded more than 44 milion times. The company now operates in 50 cities, including Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali, Makassar, Medan, Palembang, Semarang, Yogyakarta, Balikpapan, Malang, Solo, Manado, Samarinda, Batam, Sidoarjo, Gresik, Pekanbaru, Jambi, Sukabumi, Bandar Lampung, Padang, Pontianak,
Banjarmasin, Mataram, Kediri, Probolinggo, Pekalongan, Karawang, Madiun, Purwokerto, Cirebon, Serang, Jember, Magelang, Tasikmalaya, Belitung, Banyuwangi, Salatiga, Garut, Bukittinggi, Pasuruan, Tegal, Sumedang, Banda Aceh, Mojokerto, Cilacap, Purwakarta, Pematang Siantar, dan Madura.

The GO-JEK application is now available for iOS and Android and can be downloaded at www.GOJEK.com