Translate

Sunday, February 09, 2025

Bagaimana SMK bisa mengembangkan STEM



 SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) memiliki potensi besar untuk membentuk keterampilan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) melalui pendekatan pembelajaran berbasis praktik. Berikut beberapa cara SMK bisa mengembangkan keterampilan STEM:

1. Kurikulum Berbasis Proyek

  • Project-Based Learning (PBL): SMK dapat mengintegrasikan proyek yang menggabungkan sains, teknologi, rekayasa, dan matematika. Contohnya, siswa jurusan teknik jaringan komputer dapat membuat sistem jaringan untuk perusahaan kecil dengan memanfaatkan penghitungan bandwidth dan desain jaringan yang optimal.
  • Proyek-proyek ini memberikan siswa pengalaman nyata dalam memecahkan masalah.

2. Integrasi Teknologi

  • Memanfaatkan perangkat lunak seperti CAD (Computer-Aided Design) untuk teknik atau software simulasi jaringan untuk bidang IT.
  • Pengenalan perangkat IoT (Internet of Things), robotika, atau alat monitoring berbasis sensor dalam praktik pembelajaran.
  • Menggunakan coding dan pemrograman untuk menyelesaikan masalah, misalnya dengan Python, Arduino, atau platform STEM lainnya.

3. Kegiatan Ekstrakurikuler STEM

  • Klub robotika, coding, atau sains di SMK untuk mendorong kreativitas siswa.
  • Mengikuti kompetisi seperti olimpiade STEM, hackathon, atau lomba inovasi teknologi untuk memberikan tantangan kepada siswa.

4. Kolaborasi dengan Industri

  • Magang Industri: Memberikan kesempatan kepada siswa untuk magang di perusahaan yang berfokus pada teknologi atau rekayasa.
  • Kerja sama dengan perusahaan untuk memberikan pelatihan langsung pada teknologi terbaru yang relevan dengan dunia kerja.
  • Mendatangkan praktisi atau ahli STEM sebagai mentor atau pembicara.

5. Pembelajaran Interdisipliner

  • Menghubungkan antara teori yang dipelajari di kelas dengan implementasi nyata. Misalnya:
    • Matematika: Digunakan untuk menghitung efisiensi mesin atau merancang jaringan.
    • Fisika: Untuk memahami prinsip kerja mesin atau listrik.
    • Teknologi: Dalam membangun prototipe menggunakan printer 3D atau mikroprosesor.

6. Infrastruktur dan Laboratorium

  • SMK perlu memastikan ketersediaan laboratorium yang mendukung STEM, seperti laboratorium IT, robotika, fisika, atau bengkel teknik.
  • Penyediaan alat modern seperti printer 3D, alat simulasi IT, atau software pengembangan aplikasi.

7. Penguatan Keterampilan 4C

STEM berhubungan erat dengan keterampilan abad ke-21, yaitu:

  • Critical Thinking: Siswa diajak untuk menganalisis masalah teknis.
  • Collaboration: Kerja tim dalam proyek-proyek STEM.
  • Communication: Mempresentasikan hasil kerja.
  • Creativity: Mengembangkan solusi inovatif.

8. Integrasi Soft Skill dengan STEM

  • Mengajarkan manajemen proyek dan cara berpikir desain (design thinking) sebagai bagian dari keterampilan STEM.
  • Fokus pada problem-solving yang terstruktur, misalnya menggunakan metode analitik seperti root cause analysis.

Contoh Studi Kasus:

SMK dengan jurusan Teknik Informatika dapat meminta siswa untuk:

  • Membuat aplikasi monitoring jaringan sederhana.
  • Membangun prototype IoT untuk rumah pintar.
  • Menerapkan analitik data sederhana untuk solusi permasalahan industri.

Jika diterapkan dengan baik, pendekatan ini akan menghasilkan lulusan yang tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga mampu berpikir kritis, kreatif, dan siap menghadapi tantangan dunia kerja berbasis teknologi.


TechXCon 2025 – Waktunya Transformasi Digital!

  BISKOM, Jakarta - Jadilah bagian dari acara Indonesia Technology Expo Conference 2025, tempat berkumpulnya para pelaku inovasi digital!



Kegiatan akan diselenggarakan pada hari, Selasa dan Rabu, 11 - 12 Februari 2025, Waktu: 09.00 - 17.00 WIB, bertempat di Gedung SMESCO Indonesia, Jakarta

Tema Seminar: "Shaping the Future Through Digital Transformation"

Dengan menghadiri kegiatan tersebut akan memperoleh inspiratif dari para narasumber yang ahli dalam transformasi digital dan kita bisa ber-networking dengan profesional & pelaku bisnis terkemuka, tentunya akan memperoleh solusi inovatif untuk masa depan bisnis digital kita.

TechXCon menghadirkan audiens dari berbagai sektor, termasuk perusahaan teknologi, startup, pemerintah, akademisi, dan konsumen. Kesempatan unik untuk memperluas jaringan dan menjangkau pasar potensial.

Mari segera mendatar sekarang via https://bit.ly/m/TechXcon2025 (GRATIS)

Ayo kita raih peluang baru & siapkan diri kita untuk menjadi bagian transformasi digital Indonesia!

Info lebih lanjut dapat menghubungi Aldi: 0851-8314-7850 dan Kurnia: 0838-0659-6094.

Kegiatan ini merupakan bagian dari event Indonesia Sustainable Procurement Expo (ISPE) 2025, yang telah mendapatkan dukungan penuh dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP RI), dan Kementerian UMKM RI serta tentunya oleh Asosiasi Katalog Elektronik Nasional (AKEN) selaku tuan rumah.

Serta didukung oleh Kementerian KOMDIGI, APTIKNAS, ABDI, Jakarta Smart City, KORIKA dan APJII DKI.

Sampai jumpa di TechXCon 2025!

Salam hangat, Tim Penyelenggara TechXCon 2025.
( Reporter Eko Wisanto )

Mari Bahas Smart City Berkelanjutan di TechXcon 12 Feb 25

 Salah satu pembahasan di dalam TechXcon yang bersamaan dengan kegiatan ISPE membahas tema Smart City Berkelanjutan. Acara Indonesia Technology Expo Conference 2025 merupakan tempat berkumpulnya para pelaku inovasi digital!



Kegiatan akan diselenggarakan pada hari, Selasa dan Rabu, 11 - 12 Februari 2025, Waktu: 09.00 - 17.00 WIB, bertempat di Gedung SMESCO Indonesia, Jakarta

Tema Seminar: "Shaping the Future Through Digital Transformation"

Dengan menghadiri kegiatan tersebut akan memperoleh inspiratif dari para narasumber yang ahli dalam transformasi digital dan kita bisa ber-networking dengan profesional & pelaku bisnis terkemuka, tentunya akan memperoleh solusi inovatif untuk masa depan bisnis digital kita.

TechXCon menghadirkan audiens dari berbagai sektor, termasuk perusahaan teknologi, startup, pemerintah, akademisi, dan konsumen. Kesempatan unik untuk memperluas jaringan dan menjangkau pasar potensial.

Pembahasan Smart City Berkelanjutan dilakukan 12 Feb 2025, jam 10 pagi.

Mari segera mendatar sekarang via https://bit.ly/m/TechXcon2025 (GRATIS)

Ayo kita raih peluang baru & siapkan diri kita untuk menjadi bagian transformasi digital Indonesia!

Info lebih lanjut dapat menghubungi Aldi: 0851-8314-7850 dan Kurnia: 0838-0659-6094.

Kegiatan ini merupakan bagian dari event Indonesia Sustainable Procurement Expo (ISPE) 2025, yang telah mendapatkan dukungan penuh dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP RI), dan Kementerian UMKM RI serta tentunya oleh Asosiasi Katalog Elektronik Nasional (AKEN) selaku tuan rumah. Serta didukung oleh Kementerian KOMDIGI, APTIKNAS, ABDI, Jakarta Smart City, KORIKA dan APJII DKI.

Sampai jumpa di TechXCon 2025!

Friday, February 07, 2025

Podcast: Rahasia Aman dan Cerdas di Internet

 Halo Sobat PENABUR! πŸ™‹πŸ»‍♂️πŸ™‹πŸ»‍♀️πŸ‘‹πŸ»πŸ‘‹πŸ»


Ternyata berselancar di internet tidak boleh sembarangan klik sana sini lho! πŸ–±️πŸ‘¨πŸ»‍πŸ’»πŸ‘©πŸ»‍πŸ’»


Sebab, kalau salah klik, bisa-bisa akun data pribadi kita dicuri! πŸ”Pasti Sobat PENABUR tidak mau hal itu sampai terjadi kan? Nah, biar lebih tenang bermain internet, simak Podcast PENABUR Learning Center yang membahas Rahasia Aman dan Cerdas di Internet. 🌐 Podcast ini akan mulai tayang di YouTube, Spotify, dan Noice PENABUR Learning Center, pada Sabtu, 15 Februari 2025! πŸ—“️



Podcast ini juga bisa diakses di Moodle BPK PENABUR Jakarta, mulai 15 Februari - 22 Februari 2025. Jangan sampai ketinggalan ya! 


#BPKPENABUR

#PENABURLearningCenter

#PodcastPLC

Thursday, February 06, 2025

Fire alarm systems : Conventional vs Addressable

 


Fire alarm systems come in two main technologies: conventional and addressable :
✅ Conventional Fire Alarm Systems:
◼ Simple and cost-effective: Ideal for smaller buildings or those with a limited budget.
◼ Zone-based detection: The system divides the building into zones, but cannot pinpoint the exact location of a fire alarm.
◼ Manual reset: Requires manual resetting of the entire system after a fire alarm is triggered, potentially delaying identification of the source.
◼ Limitations: Less adaptable for expansions; troubleshooting faults is time-consuming as issues are zone-specific, not device-specific
✅ Addressable Fire Alarm Systems:
◼ Intelligent and flexible: Offer greater control and information compared to conventional systems.
◼ Individual device addressing: Each detector or call point has a unique address, allowing for precise location of a fire alarm.
◼ Faster response: Enables quicker identification and response to the fire source.
◼ Advanced features: May offer features like real-time status monitoring, fault detection, and remote access.
✅ Key Considerations for Selection:
◼ Building Size/Complexity: Addressable systems excel in large or multi-story buildings; conventional suits smaller, simpler spaces.
◼ Budget: Conventional is cheaper upfront; addressable offers long-term savings through reduced downtime and advanced diagnostics.
◼ Compliance: Addressable systems may be mandated in high-risk or regulated environments (e.g., industrial facilities).
◼ Future Expansion: Addressable systems are more flexible for upgrades or modifications.

TechXcon : Empowering Industry Through AI Innovation - 11-12 Feb 25

  Fanky Chritian selaku Sekjen dari APTIKNAS akan hadir dalam kegiatan TechXcon di SMESCO Jakarta


Kami nantikan anda hadir di kegiatan ini.

Monday, February 03, 2025

Daftar 10 Negara dengan Orang-orang Paling Pintar di Dunia

Daftar 10 Negara dengan Orang-orang Paling Pintar di Dunia

1. Swiss
Jumlah individu dengan nominasi penghargaan Nobel: 1.099

Jumlah universitas dengan penghargaan Nobel: 32

Rata-rata IQ (Lynn-Becker): 99,24

Persentase penduduk dewasa yang memiliki minimal gelar sarjana/sederajat: 40,02

Persentase populasi dewasa yang memiliki minimal gelar master/sederajat: 18,05

2. Inggris Raya
Jumlah individu dengan nominasi penghargaan Nobel: 2.393

Jumlah universitas dengan penghargaan Nobel: 128

Rata-rata IQ (Lynn-Becker): 99,12

Persentase penduduk dewasa yang memiliki minimal gelar sarjana/sederajat: 39,59

Persentase populasi dewasa yang memiliki minimal gelar master/sederajat: 14,37

3. Amerika Serikat
Jumlah individu dengan nominasi penghargaan Nobel: 5.717

Jumlah universitas dengan penghargaan Nobel: 256

Rata-rata IQ (Lynn-Becker): 97,43

Persentase penduduk dewasa yang memiliki minimal gelar sarjana/sederajat: 38,57

Persentase populasi dewasa yang memiliki minimal gelar master/sederajat: 14,79

4. Belanda
Jumlah individu dengan nominasi penghargaan Nobel: 550

Jumlah universitas dengan penghargaan Nobel: 21

Rata-rata IQ (Lynn-Becker): 100,74

Persentase penduduk dewasa yang memiliki minimal gelar sarjana/sederajat: 36.63

Persentase populasi dewasa yang memiliki minimal gelar master/sederajat: 15.56

5. Belgia
Jumlah individu dengan nominasi penghargaan Nobel: 495

Jumlah universitas dengan penghargaan Nobel: 23

Rata-rata IQ (Lynn-Becker): 97,49

Persentase penduduk dewasa yang memiliki minimal gelar sarjana/sederajat: 39,39

Persentase populasi dewasa yang memiliki minimal gelar master/sederajat: 17,28

6. Swedia
Jumlah individu dengan nominasi penghargaan Nobel: 834

Jumlah universitas dengan penghargaan Nobel: 34

Rata-rata IQ (Lynn-Becker): 97.00

Persentase penduduk dewasa yang memiliki minimal gelar sarjana/sederajat: 33,69

Persentase populasi dewasa yang memiliki minimal gelar master/sederajat: 16,18

7. Jerman
Jumlah individu dengan nominasi penghargaan Nobel: 3.653

Jumlah universitas dengan penghargaan Nobel: 150

Rata-rata IQ (Lynn-Becker): 100,74

Persentase penduduk dewasa yang memiliki minimal gelar sarjana/sederajat: 29,21

Persentase populasi dewasa yang memiliki minimal gelar master/sederajat: 12,28

8. Polandia
Jumlah individu dengan nominasi penghargaan Nobel: 284

Jumlah universitas dengan penghargaan Nobel: 17

Rata-rata IQ (Lynn-Becker): 96,35

Persentase penduduk dewasa yang memiliki minimal gelar sarjana/sederajat: 28,65

Persentase populasi dewasa yang memiliki minimal gelar master/sederajat: 22,31

9. Denmark
Jumlah individu dengan nominasi penghargaan Nobel: 503

Jumlah universitas dengan penghargaan Nobel: 20

Rata-rata IQ (Lynn-Becker): 97,83

Persentase penduduk dewasa yang memiliki minimal gelar sarjana/sederajat: 32,73

Persentase populasi dewasa yang memiliki minimal gelar master/sederajat: 13,28

10. Finlandia
Jumlah individu dengan nominasi penghargaan Nobel: 198

Jumlah universitas dengan penghargaan Nobel: 16

Rata-rata IQ (Lynn-Becker): 101,20

Persentase penduduk dewasa yang memiliki minimal gelar sarjana/sederajat: 28,80

Persentase populasi dewasa yang memiliki minimal gelar master/sederajat: 14,43