A. Secara Manual tanpa Sistem Komputerisasi
(Menggunakan pensil atau software spreadsheet seperti Lotus 123 atau Ms Excel)
Pada pembukuan manual Anda harus mencatat banyak hal secara manual pada beberapa kertas kerja/buku, dan menyusun jurnal double entry yang cukup membingungkan bagi mereka yang tidak mengerti akuntansi, serta sangat memakan waktu dan beresiko apabila tidak teliti.
Berikut Penjelasan bagaimana proses pembukuan manual terjadi
3. Membuat Jurnal Double Entry
Dari transaksi-transaksi yang sudah ada, apakah itu penjualan, pembelian, dan lainnya harus dibuatkan transaksi jurnal double entry (debet – kredit).
Si pembuat jurnal transaksi harus mengetahui nomor rekening setiap transaksi, bila tidak dihafal maka melihat pada tabel
Misalkan penjualan barang A, akan dicatat pada rekenin nomor 41100, sebagai penjualan barang A, kemudian dicatat pula pada rekening piutang usaha misalkan pada rekening 14100.
Untuk transaksi yang cukup kompleks proses pembuatan jurnal ini akan sangat sulit, misalkan suatu penjualan melibatkan discount, pajak, uang muka dan biaya pengiriman.
2. Menghitung Harga Pokok dan mencatatnya pada kartu stok barang.
Untuk penjualan barang dagangan, proses pembuatan jurnal juga menjadi rumit, karena harus mengetahui rekening apa untuk barang tersebut, dan harus menghitung harga pokok barang manual – satu persatu dari kartu stok tiap barang, apakah menggunakan metode FIFO, LIFO atau Rata-rata.
Karena rumitnya perhitungan harga pokok dan pembuatan jurnya, maka banyak perusahaan menerapkan sistem stok opname di akhir minggu atau akhir bulan.
Dengan cara ini laba rugi perusahaan baru diketahui pada akhir minggu atau akhir bulan, tidak setiap saat.
3. Mencatat Kartu Piutang dan Hutang Usaha
Setiap terjadi penjualan harus dicatat pada kartu piutang usaha, dan tiap terjadi pembelian juga dicatat pada kartu hutang.
Tujuan pencatatan ini adalah mengetahui sisa hutang/piutang yg masih harus dibayar dan kapan waktu pembayarannya.
4. Menghitung penyusutan asset
Setiap harta atau asset perusahaan dicatat pada buku tersendiri. Setiap bulan akan dihitung beban penyusutan dan beban amortisasinya. Selanjutnya dibuat jurnal transaksi penyusutan.
5. Menyusun Buku Besar
Dari transaksi-transaksi jurnal yang telah dibuat, disusun dan dikelompokkan berdasarkan nomor rekeningnya masing-masin, ini disebut Buku Besar.
Contoh : Buku Besar Piutang Usaha
1/2/2005 Penjualan PT ABC          Rp 1.000.000,-
3/2/2005 Penjualan PT DKL          Rp 5.000.000,-
5/2/2005 Penjualan PT ABC          Rp 2.000.000,-
2/2/2005 Pembayaran PT ABC     Rp    500.000,-
—————————————————————————
Total Piutang Usaha                           Rp 8.500.000,-
6. Membuat Worksheet atau Neraca Lajur
Total nilai per masing-masin buku besar seluruh rekening yang ada dikumpulkan dalam worksheet
Kemudian disusun pada kolom-kolom apakah pada posisi debet atau kredit, dicari saldo awalnya dan dihitung saldo akhirnya.
7. Menyusun Laporan Necara dan Laba Rugi
Dari Worksheet atau neraca lajur tersebut dapat disusun neraca percobaan, atau langsung dibuat laporan neraca dan laporan laba rugi.
Laporan neraca dan laba rugi ditampilkan dalam bentuk yang terstruktur sesuai klasifikasi per masing-masing rekening.
8. Menyusun Laporan Aliran Kas
Pembuatan laporan aliran kas jauh lebih rumit daripada laporan Neraca dan Laba Rugi. Dimana harus diketahui necara bulan sebelumnya, menghitung perubahaannya, menghitung nilai penyusutan dan menyusunnya menjadi laporan sesuai aturan akuntansi yang berlaku.
9. Membuat analisa rasio dan grafik-grafik
Dari laporan keuangan yang sudah dibuat dapat dihitung rasio-rasio bisnis berdasarkan formula-formula yang baku. Serta dibuat pula dalam format grafik untuk memudahkan manajemen dalam menganalisa kinerja perusahaan.
Kebayangkan….. kalo semua proses ini dilakukan secara manual??
B. Menggunakan Sistem Komputerisasi
ada perbedaan proses akuntansi yang dikomputerisasi dgn yang manual. Laporan seperti daftar piutang, daftar utang dan laporan interim dapat disusun dan dicetak setiap saat dengan segera. Kalau data penyesuaian telah dimasukkan dalam komputer maka laporan keuangan akhir dapat segeradicetak. Oleh karena itu, dalam sistem komputer tidak diperlukan lagi kertas kerja seperti
pada sistem manual. Perlu dicatat bahwa konsep pelaporan keuangan tidak dapat diganti
oleh komputer, yang dapat diganti dengan komputer adalah proses pengolahan datanya.
Kalau dibandingkan dengan sistem manual, sistem komputerisasian memang jelas
mempunyai keunggulan (benefit) khususnya dalam hal kecepatan (speed), ketelitian
(accuracy) dan kapasitas (capacity) pemrosesan.
Kecepatan komputer dapat diandalkan karena komputer mengerjakan suatu perintah
dalam hitungan mikrodetik (microsecond). Perkembangan chip terakhir telah memungkinkan
kecepatan dalam seperbilliun detik (nanosecond) atau bahkan dalam sepertrilliun detik
(picosecond). Dengan kecepatan ini suatu transaksi dapat diproses dalam seketika.
Ketelitian jelas dapat diandalkan karena setelah data disiapkan dengan benar
komputer akan memroses tanpa campur tangan manusia lagi dan kalau komputer sudah
diprogram dengan benar kemungkinan kesalahan perhitungan dan klasifikasi menjadi kecil.
Itulah sebabnya sebelum suatu komputer dan programnya digunakan, suatu percobaan (trial
run) dengan data percobaan perlu dilakukan untuk memverifikasi program. Dalam sistem
manual, karena tiap langkah dikerjakan oleh manusia, kemungkinan kesalahan menjadi lebih
besar.
Kapasitas untuk menyimpan, mencatat dan mencetak data menjadi sangat besarkarena data disimpan dalam bentuk elektromagnetik. Oleh karena itu, di samping laporan utama komputer dapat diprogram untuk menghasilkan laporan-laporan tambahan lainnya termasuk rincian-rincian yang diperlukan.
Namun demikian, karena semua data tidak terekam dalam bentuk yang dapat dibaca oleh manusia, kegagalan komputer (computer failure) dapat merunyamkan perusahaan karena data dapat rusak atau hilang atau tidak dapat dibaca kembali. Itulah sebabnya diperlukan suatu mekanisme backup. Manipulasi dengan komputer dan kejahatan dengan komputer (computer crime) juga merupakan ancaman bagi perusahaan yang mengandalkan operasi dan pencatatan keuangannya dengan komputer
Bila dipelajari sifatnya, proses mulai dari penjurnalan sampai ke pelaporan sebenarnya
bersifat matematis (karena hubungan buku besar dapat ditunjukkan dalam persamaan
akuntansi, sistematis (karena urutan mengerjakannya jelas) dan logis (karena unsur
pertimbangan atau judgement tidak terlibat lagi). Dengan kata lain, proses tersebut sifatnya
adalah penambahan, pembandingan, penyortiran, pereklasifikasian, dan peringkasan dengan
cara tertentu yang sudah jelas atau pasti. Pekerjaan atau tugas yang demikian biasanya
menjadi objek komputerisasi.
Dengan sistem komputer seperti di atas maka langkah yang paling kritis adalah
langkah analisis transaksi karena kalau langkah ini salah, hasil pengolahan data oleh
komputer juga ikut salah.”
jadi, semua proses akuntansi dapat di komputerisasi.
Walaupun dengan penggunaan komputer kegiatan-kegiatan dalam siklus akuntansi
manjadi tidak ada lagi, konsep yang dipelajari dalam sistem akuntansi manual tetap
diperlukan karena apa yang dikerjakan oleh komputer tetap mengikuti konsep yang
digunakan dalam sistem akuntansi manual.
karena akan ada pelaporan yang disusun dan dicetak segera.
Secara garis besar proses akuntansi dengan sistem komputerisasi sbb :
1. Input transaksi pada formulir yang disediakan.
2. Seluruh laporan keuangan dan  Analisa Bisnis untuk menampilkan grafik dan analisa keuangan.
Seluruh proses pembuatan jurnal double entry, pencatatan kartu hutang dan piutang usaha, mencatat pemakaian barang dan menghitung harga pokok barang, serta perhitungan penyusutan dan pembuatan laporan, grafik dan analisa keuangan dilakukan secara otomatis.
Seluruh data yang telah diisi akan disimpan dan dapat digunakan kembali pada transaksi – transaksi yang lain.Seperti data pelanggan, pemasok dan data barang, cukup dibuat satu kali selanjutnya tinggal digunakan,begitu juga dengan laporan yang diinginkan,seluruh laporan dapat disajikan dikarenakansemua datasudah ke rekam dengan baik.Dengan cara ini histori transaksi pelanggan, pemasok dan barang persediaan dapat dianalisa dengan baik.
Bila dipelajari sifatnya, proses mulai dari penjurnalan sampai ke pelaporan sebenarnya
bersifat matematis (karena hubungan buku besar dapat ditunjukkan dalam persamaan
akuntansi, sistematis (karena urutan mengerjakannya jelas) dan logis (karena unsur
pertimbangan atau judgement tidak terlibat lagi). Dengan kata lain, proses tersebut sifatnya
adalah penambahan, pembandingan, penyortiran, pereklasifikasian, dan peringkasan dengan
cara tertentu yang sudah jelas atau pasti. Pekerjaan atau tugas yang demikian biasanya
menjadi objek komputerisasi.
Dengan sistem komputer seperti di atas maka hal yang paling penting dilakukan adalah
analisis transaksi karena kalau langkah ini salah, hasil pengolahan data oleh
komputer juga ikut salah,disinilah peran penting seorang akuntan
jadi, semua proses akuntansi dapat di komputerisasi sehingga dengan penggunaan komputer kegiatan-kegiatan dalam siklus akuntansi yang dilakukan secara manual manjadi tidak ada lagi, namun konsep yang dipelajari dalam sistem akuntansi manual tetap diperlukan karena apa yang dikerjakan oleh komputer tetap mengikuti konsep yang digunakan dalam sistem akuntansi manual karena akan ada pelaporan yang disusun dan dicetak segera…