Translate

Saturday, February 29, 2020

Selesaikan tidak lebih dari 1 minggu..


Mendengar rekaman video Presiden Jokowi dalam acara Microsoft kemarin terkait dengan regulasi data center membuat saya tercengang. Antara sedih dan senang. Sedih karena sepertinya perlu sebesar Microsoft untuk meyakinkan Presiden Jokowi akan pentingnya data center di Indonesia. Seolah lelah berjuang terkait perubahan PP82 yang sekarang menjadi PP71 menjadi terbayar. Masih ingat minggu lalu masih bersitegang dalam rapat Kemendag terkait penempatan data untuk transaksi e-commerce. PP71 membuat semua transaksi e-commerce Indonesia sebagai data privat dan boleh menempatkannya di data center di luar Indonesia.
Penasaran, kembali muncul statement resmi Setneg di halaman : https://www.setneg.go.id/baca/index/pengembangan_pusat_data_di_indonesia_dorong_ekonomi_digital_dan_lindungi_data_pribadi_pengguna. Ini saya copas lagi disini:
Presiden Joko Widodo menyinggung soal urgensi bagi pengembangan pusat data (data center) di Tanah Air. Saat memimpin rapat terbatas mengenai hal tersebut di Kantor Presiden, Jakarta, pada Jumat, 28 Februari 2020, Presiden menyebut bahwa pusat data yang fokus dikembangkan di Indonesia akan mendatangkan banyak manfaat bagi perusahaan rintisan lokal yang saat ini masih banyak menggunakan pusat data di luar negeri.
"Kita tahu saat ini banyak startup-startup kita yang dalam beberapa tahun terakhir tumbuh sangat pesat masih menggunakan data center di luar negeri. Padahal kalau data center itu ada di Indonesia akan banyak manfaatnya," kata Presiden.
"Lebih cepat, lebih aman, dan membantu untuk local troubleshooting dalam pengembangan sistem yang bisa dilakukan dengan lebih cepat," kata Presiden.
Di sisi lain, potensi ekonomi digital dan jumlah penduduk Indonesia yang begitu besar mengundang ketertarikan pemain-pemain global seperti Microsoft, Amazon, Alibaba, dan Google untuk berinvestasi mengembangkan pusat datanya di Tanah Air. Apalagi Indonesia juga memiliki ekosistem perusahaan rintisan yang paling aktif di Asia Tenggara.
Meski demikian, Kepala Negara juga tak ingin agar Indonesia hanya menjadi pasar dan penonton bagi industri tersebut. Investasi pembangunan pusat data harus memberikan nilai tambah dan transfer pengetahuan bagi Indonesia.
"Siapkan regulasinya termasuk yang mengatur soal investasi data center yang ingin masuk ke Indonesia. Kita juga harus memastikan investasi data center di Indonesia memberikan nilai tambah baik dalam pelatihan digital talent, pengembangan pusat riset, kerja sama dengan pemain-pemain nasional maupun dalam sharing pengetahuan dan teknologi," kata Presiden.
Tak hanya bagi pemain global, Presiden juga ingin mendorong munculnya pemain-pemain besar lainnya dari dalam negeri terkait dengan investasi pengembangan pusat data ini. Mulai dari BUMN telekomunikasi hingga pihak-pihak swasta yang belakangan sudah mulai bergerak ke bisnis pusat data.
Lebih jauh, berkaitan dengan perlindungan data pengguna, Kepala Negara juga mengingatkan soal pentingnya hal tersebut bagi keamanan dan kedaulatan data. Saat ini pemerintah telah mengusulkan kepada DPR mengenai rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi yang mengatur soal hal itu.
"RUU Perlindungan Data Pribadi juga menjadi jalan keluar dan solusi atas banyaknya pengaturan data pribadi dalam beberapa peraturan perundang-undangan yang ada. Ada kurang lebih mungkin 32 regulasi yang mengatur data pribadi," kata Presiden.
Adapun terhadap penerapannya di lingkungan pemerintah, Presiden Joko Widodo meminta agar Indonesia segera mengembangkan pusat data nasional terintegrasi yang menyinkronkan seluruh kementerian dan lembaga. Menurut survei Kementerian Komunikasi dan Informatika pada 2018 lalu, terdapat kurang lebih 2.700 pusat data yang tersebar di 630 instansi baik pusat maupun daerah.
"Berarti rata-rata terdapat empat pusat data pada setiap instansi pemerintah. Secara nasional, utilisasi pusat data dan perangkat keras juga hanya mencapai rata-rata 30 persen dari kapasitas. Fakta ini mengindikasikan terjadinya duplikasi anggaran belanja teknologi informasi dan komunikasi karena setiap kementerian mengembangkan pusat datanya sendiri-sendiri. Ini yang ke depan harus kita hindari," kata Presiden.
Untuk diketahui, saat menghadiri Indonesia Digital Economy Summit 2020 pada Kamis, 27 Februari 2020, kemarin, Presiden Joko Widodo bertemu dengan salah satu CEO perusahaan global yang juga bergerak dalam pengembangan pusat data, CEO Microsoft Satya Nadella. Dalam pertemuan tersebut, Kepala Negara menyampaikan bahwa pihaknya akan bersegera menyusun regulasi mengenai investasi pengembangan pusat data di Indonesia.
"Intinya mereka (Microsoft) ingin investasi di data center, tetapi saya sampaikan bahwa kita masih mengajukan undang-undang untuk perlindungan data pribadi ke DPR yang belum selesai. Tetapi Microsoft ingin segera investasi di Indonesia, sehingga dalam seminggu ini akan kita putuskan untuk membuat sebuah regulasi sederhana yang mendukung investasi yang berkaitan dengan data center," kata Presiden. (Humas Kemensetneg)
Semua ini mengantar pada perasaan senang saya, karena artinya akan ada tetap perlunya data center ada di Indonesia. Terlepas dari siapa pun investornya, yang penting data center itu ada di Indonesia. Mau kumpulkan data pemerintah dalam data center pemerintah (Government Data Center) itu sangat bagus, lebih bagus lagi semua data privat juga tetap ada di Indonesia. Inilah kedaulatan kita yang sesungguhnya. Menjaga privacy dan data pribadi rakyat Indonesia, itu kuncinya.
Mari kita nantikan apa yang akan dirampungkan dalam satu minggu ini, semoga kembali perasaan senang yang akan muncul.

How Tablets are being used as Digital signage across Industries

How Tablets are being used as Digital signage across Industries

Upasna Kesarwani, PhD
Jun 3, 2018 · 7 min read
The mass adoption of tablet devices globally has paved way for large scale development of supporting applications, making tablets much more versatile and multi functional than other mobile device options. Tablets have evolved to become better digital signage solutions than traditional displays that are larger and costlier. Tablets as a digital signage platform provide a virtual sheet of paper that can be reused infinite times, saving hardware costs for enterprises. Additionally, tablets are familiar and easy-to-use, popular POS or interactive marketing tools as well.
Retail enterprises as well as related service providers are adopting tablets to incorporate versatility in their businesses. Tablets are being used to attract clientele through digitized visual stimulation and also to achieve brand awareness.
RETAIL INDUSTRY
Tablets such as iPads, Galaxy tabs, Nexus 7, or Microsoft Surface have seen great global adoption. Retailers use these hyper-portability devices to make their brick and mortar experience better . Sales teams are now being equipped with tablets to enable richer interactions with customers on the floor by educating buyers and driving higher sales.
For example, use of tablets in segments like cosmetic, apparels, and jewelry in stores have already started showing positive effects. Consumers can visualize and compare different combinations on the tablets before making the final purchase decision. Customers can check store inventory, compare products, check customer reviews, scan items and even have virtual trials of products. It helps sales associates and store managers to assist customers in a better way and improve sales.
In a survey report, it was found that 70% of individuals with a company-issued tablet hit their sales target in a given period versus only 62% of sales representative overall. Also, 90% of sales professionals surveyed said the devices improved their productivity by 70% as tablets allowed them to focus more on buyers rather than search for the information.
Use of tablets in retail sector
  1. Scrolling tablets at multiple locations
High cost large screen signage can be replaced by low cost small tablets at multiple locations and scrolling happens in vicinity thus catching targeted and relevant eyeballs.
2. Tablets fixed/placed on shopping carts
By providing tablets to customers when they enter a mall or shop or by fixing it on the shopping cart, quick relevant information regarding price, appearance, and suitability of products can be provided without any hassle.
3. Information on demand
Tablets can inculcate interest in products by displaying information about products’ ingredients, nutritional facts and recipe at the touch of a finger, instead of watching monotonous looping demonstrations on large signage.
4. Augmented reality in retail store stations for up selling
Customized apparel recommendation can be provided by full body scanning using tablets. Many retailers use virtual fitting applications as an advertising tool to enhance their sales and customer experience.
In October 2011, Debenhams launched UK’s first ever virtual store where the customer could use their iPhone or iPad 2 screens to virtually try the retailer’s top dresses and order. Macy’s Virtual Fitting Room also uses similar technology and concept. Interior retailer Franc franc is trying to simulate furniture arrangement for its customers. One can take a picture of a room from a tablet, selects pieces of furniture, place them inside the room and see the appearance of the furniture on-screen. Toshiba is planning to do the same for its appliance retail stores. Augmented Reality industry is predicted to grow many folds in the years to come and tablets present themselves as the most favored platforms.
5. Reducing time and post-purchase dissonance
Demonstrating all possible combinations of products on customers’ tablets lead to quick decisions, reducing time spent by staff on per transaction. It also decreases post-purchase dissonance which hampers brand loyalty.
HOSPITALITY INDUSTRY
The hospitality industry is a multi-billion dollar industry which includes restaurants, transportation, travel, entertainment, hotels and amusement parks. Use of portable mobile devices like tablets is a great way for hotels to help their staff engage with the customers and promote their services. And above all, numerous options of tablets to choose from and easy availability of complimenting applications makes tablets easy to adopt and maintain.
Hotels
Decades ago, hotels relied on static signs in formats such as paper posters and etched metal plates to capture customer attention. As the industry grew, these traditional formats become obsolete due to high printing costs, lead time and involvement of high manual work. Hotels’ require its resources to be dynamic, highly detail oriented and hyper-interactive, leading to the need for a flexible device solution that is easy to maintain, multi-functional and self-dependent. Hotels’ growth and success are entirely dependent on their responsiveness to customer demands, whether it is to provide on the spot directions, offer cuisine suggestions or to entertain them when required. Hence the use of tablets came into the picture.
Usability of tablets in Hotels
  1. Tablets in hotels enable easier check-in
Instead of attending to a large number of customers at a single point, hotels can place multiple tablets for self-check-in at various reception points, helping to reduce staff pressure and streamline the check-in process.
2. Customized service
Customers can have a look at all available rooms, their interiors and decors, nearby sights, locations, check the services available and also choose a custom plan.
3. Easy access to menu
Tablets can be provided in the rooms or can be fixed at a point of access, simplifying the process of accessing and ordering menu items for breakfast, lunch and dinner.
4. Tablets serve as a multipurpose tool
Tablets in rooms can serve as multiple purpose tools. They can be used to set reminders, provide access to telephone directory, make calls, offer options for nearby entertaining venues, live videos of tourist destinations, information on shuttles provided by the hotel, etc.
Restaurants
Tablets are a natural choice to simplify, streamline and customize numerous processes followed in restaurants. They are ideal tools to offer digital menus for enhanced customer experience. Moreover, the interactive menus can be edited by the restaurant owners anytime to reflect updated prices, availability and food specialties.
Usability of tablets in Restaurants
Restaurants can provide tablets to diners to place self-orders, check the detailed food description and access lists of ingredients with their calorie counts. Tablets as digital signage tools provide both customers and restaurant owners with a unique user experience that is interactive, entertaining and highly productive. Few of the other usages for tablets at restaurants are:
  1. Enhancing customer engagement:
Tablets provide opportunities to engage customers through promotions and social media access.
2. Provide Information:
Restaurant owners update information on hosted events and ticket availability to grab customers’ attention.
3. Used to take orders:
Tablets can be used as kiosks, table display and handheld for taking orders.
4. Easy and flawless transaction:
Processing through tablets minimizes human errors, reduces wait time and expedites transaction.
5. Effective in taking customer feedback:
Tablets are an easier and effective way of taking customer feedback.
Transportation
Airlines and airports, railways and roadways, ports and logistic companies are deploying tablets to make their businesses more profitable, smarter and faster. Tablets can be used for everything from passenger and baggage check-in to tracking assets and resources. Tracking the exact location and status of inventory, passengers, baggage and in-transit freight are few prerequisites of transportation industry. Tablets can be used to provide real-time information to customers. Let’s get into some of the use cases in detail:
Airlines/Airports
With increasing number of travelers and businesses, getting people and cargo to the right place at the right time is a challenge for the transportation industry. Tablets are interactive, portable, and easy to use mobile devices that help to standardize work-flows, facilitate proper communications on time and providing critical information.
The use of tablets in Airlines can be:
  1. Ensuring on time arrivals and departures by facilitating timely communication.
2. Provide ticketing and self-check-in which reduces paperwork and man force.
AUTOMOTIVE INDUSTRY
Tablets are used extensively in the automotive industry, from designing and development to manufacturing, marketing and selling motor vehicles. Tablets on display in automobile showrooms are used to play videos on car customization techniques. Customers are also provided tablets at automobile outlets to access all available options and combinations to suit their budget. This leads to minimize human errors and expedited paperwork involved in purchasing a vehicle.
Last word
Retail, hospitality and automotive industries are the early adopters of tablets as a signage solution. They tested the water first with well-planned strategies that benefited them beyond their expectations. These industries set themselves as visionary leaders by re-allocating their resources to test how tablets can serve to enrich customer experience and gain efficiencies. Tablets proved to be perfect tools for customer engagement at the point of service. With extended feature, tablets are providing a fresh way for enterprises to capture customer attention.

Pengembangan Pusat Data di Indonesia Dorong Ekonomi Digital dan Lindungi Data Pribadi Pengguna

*Pengembangan Pusat Data di Indonesia Dorong Ekonomi Digital dan Lindungi Data Pribadi Pengguna*

Presiden Joko Widodo menyinggung soal urgensi bagi pengembangan pusat data (_data center_) di Tanah Air. Saat memimpin rapat terbatas mengenai hal tersebut di Kantor Presiden, Jakarta, pada Jumat, 28 Februari 2020, Presiden menyebut bahwa pusat data yang fokus dikembangkan di Indonesia akan mendatangkan banyak manfaat bagi perusahaan rintisan lokal yang saat ini masih banyak menggunakan pusat data di luar negeri.

"Kita tahu saat ini banyak _startup-startup_ kita yang dalam beberapa tahun terakhir tumbuh sangat pesat masih menggunakan _data center_ di luar negeri. Padahal kalau _data center_ itu ada di Indonesia akan banyak manfaatnya," ujar Presiden.

"Lebih cepat, lebih aman, dan membantu untuk _local troubleshooting_ dalam pengembangan sistem yang bisa dilakukan dengan lebih cepat," imbuhnya.

Di sisi lain, potensi ekonomi digital dan jumlah penduduk Indonesia yang begitu besar mengundang ketertarikan pemain-pemain global seperti Microsoft, Amazon, Alibaba, dan Google untuk berinvestasi mengembangkan pusat datanya di Tanah Air. Apalagi Indonesia juga memiliki ekosistem perusahaan rintisan yang paling aktif di Asia Tenggara.

Meski demikian, Kepala Negara juga tak ingin agar Indonesia hanya menjadi pasar dan penonton bagi industri tersebut. Investasi pembangunan pusat data harus memberikan nilai tambah dan transfer pengetahuan bagi Indonesia.

"Siapkan regulasinya termasuk yang mengatur soal investasi _data center_ yang ingin masuk ke Indonesia. Kita juga harus memastikan investasi _data center_ di Indonesia memberikan nilai tambah baik dalam pelatihan _digital talent_, pengembangan pusat riset, kerja sama dengan pemain-pemain nasional maupun dalam _sharing_ pengetahuan dan teknologi," ucapnya.

Tak hanya bagi pemain global, Presiden juga ingin mendorong munculnya pemain-pemain besar lainnya dari dalam negeri terkait dengan investasi pengembangan pusat data ini. Mulai dari BUMN telekomunikasi hingga pihak-pihak swasta yang belakangan sudah mulai bergerak ke bisnis pusat data.

Lebih jauh, berkaitan dengan perlindungan data pengguna, Kepala Negara juga mengingatkan soal pentingnya hal tersebut bagi keamanan dan kedaulatan data. Saat ini pemerintah telah mengusulkan kepada DPR mengenai rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi yang mengatur soal hal itu.

"RUU Perlindungan Data Pribadi juga menjadi jalan keluar dan solusi atas banyaknya pengaturan data pribadi dalam beberapa peraturan perundang-undangan yang ada. Ada kurang lebih mungkin 32 regulasi yang mengatur data pribadi," tuturnya.

Adapun terhadap penerapannya di lingkungan pemerintah, Presiden Joko Widodo meminta agar Indonesia segera mengembangkan pusat data nasional terintegrasi yang menyinkronkan seluruh kementerian dan lembaga. Menurut survei Kementerian Komunikasi dan Informatika pada 2018 lalu, terdapat kurang lebih 2.700 pusat data yang tersebar di 630 instansi baik pusat maupun daerah.

"Berarti rata-rata terdapat empat pusat data pada setiap instansi pemerintah. Secara nasional, utilisasi pusat data dan perangkat keras juga hanya mencapai rata-rata 30 persen dari kapasitas. Fakta ini mengindikasikan terjadinya duplikasi anggaran belanja teknologi informasi dan komunikasi karena setiap kementerian mengembangkan pusat datanya sendiri-sendiri. Ini yang ke depan harus kita hindari," tandasnya.

Untuk diketahui, saat menghadiri Indonesia Digital Economy Summit 2020 pada Kamis, 27 Februari 2020, kemarin, Presiden Joko Widodo bertemu dengan salah satu CEO perusahaan global yang juga bergerak dalam pengembangan pusat data, CEO Microsoft Satya Nadella. Dalam pertemuan tersebut, Kepala Negara menyampaikan bahwa pihaknya akan bersegera menyusun regulasi mengenai investasi pengembangan pusat data di Indonesia. 

"Intinya mereka (Microsoft) ingin investasi di _data center_, tetapi saya sampaikan bahwa kita masih mengajukan undang-undang untuk perlindungan data pribadi ke DPR yang belum selesai. Tetapi Microsoft ingin segera investasi di Indonesia, sehingga dalam seminggu ini akan kita putuskan untuk membuat sebuah regulasi sederhana yang mendukung investasi yang berkaitan dengan _data center_," kata Presiden.


Jakarta, 28 Februari 2020
Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden

YouTube: Sekretariat Presiden

Tuesday, February 25, 2020

7 Strategi Penjualan B2B yang Terbukti Efektif

Penjualan B2B yang sukses membutuhkan pendekatan yang berbeda dari penjualan B2C. Anda harus menjadi lebih proaktif tanpa harus terkesan memaksa, namun pendekatannya harus tetap customer centric, yakni fokus memberikan layanan pelanggan yang terbaik, sebelum hingga setelah penjualan.
Untuk dapat memaksimalkan penjualan B2B, Anda harus melakukan berbagai cara selain meningkatkan layanan pelanggan Anda. Berikut ini adalah tujuh strategi penjualan B2B yang dapat Anda implementasikan.

1. Pahami Siapa Target Prospek Anda

Sebelum Anda gencar melakukan strategi penjualan B2B Anda, Anda harus terlebih dahulu mengetahui siapa target prospek Anda. Buatlah buyer persona, yakni representasi fiksi dari klien ideal Anda.
Dengan buyer persona, tim penjualan Anda akan dapat memahami prospek Anda secara lebih dalam, dan ini akan memudahkan mereka menyesuaikan dan mempersonalisasikan strategi penjualan mereka.
Minta tim penjualan Anda untuk mencari tahu lebih detail tentang prospek Anda untuk memastikan bahwa mereka benar-benar memiliki syarat untuk menjadi calon klien Anda. Pastikan tim penjualan Anda melakukan riset di sosial media dan situs web prospek sebelum menghubungi mereka.
Anda juga dapat membuat buyer persona negatif, yakni representasi dari prospek yang tidak memiliki syarat (misalnya tidak memiliki anggaran yang cukup), sehingga Anda dan tim penjualan Anda dapat menghindari usaha penjualan yang sia-sia.

2. Kenali Perusahaan dan Bidang Industri Prospek Anda

Ketika tim penjualan Anda akan menemui prospek yang berkualitas, pastikan mereka sudah mengenal perusahaan dan bidang industri prospek Anda dengan baik. Mereka harus benar-benar dibekali pengetahuan akan kedua hal tersebut saat berhadapan dengan prospek.
Memahami bisnis yang digeluti prospek dengan baik akan membantu tim penjualan Anda memahami kebutuhan prospek dengan lebih baik juga. Ini nantinya akan memudahkan mereka memberikan produk dan layanan yang tepat sesuai dengan kebutuhan prospek.

3. Fokus Menawarkan Hasil dari Produk atau Layanan Anda

Saat ini, mempromosikan produk dan layanan bukanlah lagi strategi penjualan B2B yang efektif. Anda harus bisa menawarkan sesuatu yang lebih dari itu. Prospek Anda ingin mengetahui manfaat apa yang akan mereka dapatkan jika mereka membeli produk atau layanan Anda, jadi tawarkan mereka hasil nyatanya.
Bagikan case study Anda dengan prospek Anda. Membagikan case study merupakan salah satu strategi penjualan B2B yang terbukti paling efektif. Perbanyak juga testimonial dari klien-klien Anda untuk meningkatkan kepercayaan prospek pada produk atau layanan Anda.

4. Berbicara Langsung dengan Decision Maker

Ketika membuat jadwal pertemuan dengan prospek, pastikan bahwa Anda akan menemui seorang pembuat keputusan, bukan seorang staf. Ini akan membantu Anda mendapatkan keputusan pembelian yang lebih cepat.
Anda juga bisa menanyakan secara langsung mengenai preferensi dari prospek Anda, sehingga Anda bisa melakukan penyesuaian pada produk atau layanan Anda dengan lebih cepat.

5. Optimalkan Strategi Penjualan B2B dengan CRM

Mengelola penjualan secara manual dapat menyulitkan Anda memonitor tahap penjualan. Metode penjualan ini juga sudah semakin ditinggalkan oleh banyak perusahaan B2B di Indonesia, karena terbukti tidak efisien dan memperlambat penjualan.
Mulailah beralih ke sistem CRM untuk mengotomatiskan penjualan Anda. Sistem CRM memudahkan Anda mengelola sales pipeline, memonitor status penjualan, mengidentifikasi prospek yang berkualitas, dan menganalisis kinerja tim penjualan Anda. Sistem ini juga membantu meningkatkan kolaborasi dan produktivitas tim penjualan dan pemasaran melalui data penjualan yang lengkap dan terpusat.
Baca artikel berikut ini untuk mengenal lebih jauh tentang sistem CRM:
Pengertian CRM dan Kegunaannya bagi Perusahaan Anda

6. Prioritaskan Prospek yang Lebih Menjanjikan

Mengejar setiap prospek dan mengharapkan masing-masing dari mereka untuk menjadi klien setia Anda bisa menguras banyak energi dan biaya. Daripada mengejar mereka satu per satu, sebaiknya fokus saja pada prospek-prospek yang lebih potensial.
Fokuskan usaha penjualan Anda kepada mereka yang memiliki potensi tinggi untuk menjadi klien Anda, sementara Anda tetap bisa menindaklanjuti prospek-prospek lain melalui telepon atau email.
Sistem CRM EQUIP dapat membantu memudahkan Anda mengidentifikasi prospek potensial dengan menyediakan informasi lengkap tentang mereka, termasuk profil perusahaan, perilaku, status penjualan, dan keuntungan yang diharapkan dari prospek.

7. Bangun Relasi yang Kuat dengan Klien Anda

Selain memperbanyak prospek-prospek baru, Anda juga harus bisa membangun relasi yang kuat dengan klien-klien Anda saat ini. Ini akan dapat meningkatkan loyalitas mereka sehingga mereka akan terus membeli produk atau jasa Anda.
Anda bisa membangun relasi yang kuat dengan klien dengan tidak hanya menjadi penjual atau penyedia, tetapi juga konsultan bagi klien Anda. Berikan juga penawaran-penawaran dan hadiah spesial untuk klien setia Anda.
Klien yang puas akan dapat membantu mereferensikan Anda kepada rekan-rekan bisnis mereka dan juga meningkatkan reputasi perusahaan B2B Anda.

Apa Fitur Baru di Nagios XI 5.5

There are a lot of changes in Nagios XI 5.5. We’ve built a more robust backend with better performance, upgraded the internal, added various new and improved features, and upgraded the base components. We’ve also improved the security of the software.
Security
Two Factor Authentication TPS#12189
Email two factor authentication can be enabled in the Security tab in Admin > System Settings. You can also allow users to check a box to save the browser they are logging in from for a period of time you specify after successfully completing two factor authentication. This feature is turned off by default.
Passwords and Sensitive Info TPS#4689
We have started using stronger hashing algorithms for password storage. We have also added encryption/decryption of stored password data for passwords that are stored by the server throughout the UI. We have also included SSH key authentication as an option for SSH Scheduled Backups.
Session Timeout TPS#9938
You can now turn on and set a session timeout in the Admin > Global Settings > Security section. The Nagios XI system will logout the user if their session expires without moving pages. A few pages (NOC screen, Birdseye, Operations Center) will not adhere to the timeout and won’t log you out.
Mobile Phone Verification TPS#12042
Users are now required to verify mobile phone numbers before receiving SMS/text notifications. If you are upgrading XI to 5.5 and a user already has SMS/text notifications enabled, it will be considered verified after upgrade and would only need to be verified again if changed.
User Account Changes TPS#12158 TPS#12132 TPS#7099 TPS#10895
Passwords are now stored with a more secure hashing algorithm. In the Passwords & Account tab in Admin > System Settings admins can Disallow Old Passwords so that users are not able to use previously used passwords when changing their password. Users can now leave the text message subject field blank in SMS templates. Emails can now be sent in plain text only, using a checkbox in the User’s Notification Methods page.
Restricted Rapid Response URL
The new rapid response URL links only allow a response for a certain amount of time. They also will only authenticate you for the rapid response page and not let users go into the full XI interface without logging in first.
Single Use Auth Tokens
With the new api/v1/authenticate API endpoint, you can create authentication tokens by passing your username and password over an HTTP POST request. Auth tokens can then be used to authenticate a user into the interface. This can also be used for 3rd party auth services.
File Permissions TPS#12730
Permissions for backend scripts and files have been updated to be more secure. This includes scripts that are ran through sudo, config files in Nagios Core, and the files in Nagios XI.
Interface
Host and Service Status Pages TPS#7893 TPS#12059 TPS#12055 TPS#7112
Added a notes_url and actions_url icon in the main service and host status details pages. These can be hovered over and/or clicked to see the information that is put in the config option. These options can be set in the CCM. Also updated the names of the pages to remove the word details from the menu links for host and service status. Added links to the host/service details pages to hostgroups and servicegroups. Updated the displaying of host/service aliases to accurately reflect the display name.
Updated Help TPS#12830
Added a help document about how to contribute to translations of the XI interface. Also added a help document about how to use single use auth tokens.
SNMP Trap Interface Enterprise
We added a new feature for managing incoming traps. This new component allows you to define, test, view, and keep track of incoming SNMP traps easily from an interface. You can also edit the trap definitions with helpful popup information.
NagVis Integration
We’ve updated the version of NagVis to the latest. We have also added a new module, to allow session login from the XI interface. This means if you’re logged into XI you will not need to log into NagVis separately.
Reporting
Report Filtering Options TPS#5970 TPS#9194 TPS#12048
You can now filter by state (OK, WARNING, CRITICAL, UNKNOWN, DOWN, UP, UNREACHABLE) in the state history report. Tables in the scheduled downtime page can now be sorted by clicking on the table header. Added a date time and timeperiod picker to all the main XI reports so you can now add in the time through the dropdown time picker. Useful for reporting on only a few hours or even minutes of data.
User Settings TPS#8082
Users can now set the start of the week using the week format setting. They can set the start of the week to be Sunday or Monday in the user settings.
Manage Scheduled Reports Page Enterprise TPS#11609
Admins can now manage user’s scheduled reports (edit, copy, delete) from a new admin page located in the reports tab.
Install
New Interface
We have updated the installation interface to be simple, informative, and to allow you to set up more general options on install.
Extended Options TPS#12073
Added option to enable SSL/HTTPS redirect. You will need to install a valid SSL certificate if you’d like to see a green bar. Added ability to setup the Admin email notification settings during the install.
Administration
Automatic Passive Check Configuration TPS#2231
In the Unconfigured Objects page, you can now set up automatic processing of incoming unknown passive checks. This allows you to have Nagios XI automatically set up these passive checks with templates, contacts, and even restart Core.
Activation and Renewals
You can now activate the product from inside of XI once you’ve put in your License Key, click on the “Activate Now” button on the License page and you can activate by adding in your client ID or unique code. You can also stop renewal reminders from being given to users in the Global Settings area.
SSH Terminal Changes Enterprise TPS#12202
We removed Ajaxterm and replaced it with shellinabox, which is a better, easier to use SSH terminal.
Manage User Changes TPS#6186 TPS#8239 TPS#11608
Admins can now edit a user by clicking their username on the manage users page. When users are deleted, the cron jobs for scheduled reports are deleted for that user. Account usernames can now be up to 255 characters long.
System Profile Changes TPS#1456 TPS#9108
Profile download now comes with versions in an html file. Profile download now contains the versions of all components, wizards, and dashlets. Added the ipcs command output to the profile zip. Added the versions of Nagios Core, Nagios-Plugins, SSH Terminal, NRPE, NSCA, PNP, etc.
Performance Options TPS#8345
Added a new setting to Admin > Performance Settings to set the amount of Snapshots to keep for Core/CCM configurations.
Core Config Manager
Restricted CCM Access for Users
We have added the ability for users to be able to be automatically logged into the CCM just like admins. This can be with limited permissions for only what the users themselves can see, or with permissions to view everything. You get to choose.
Apply Config Changes TPS#6127
Now after an apply config, the BPI configuration will sync for hostgroups and servicegroups. These are part of an enterprise feature that is available inside the Business Process Intelligence component.
Ease of Use TPS#13227 TPS#12270 TPS#10049 TPS#13158
Regular users are now able to be given session-style access just like admins. They can also be given limited access to only view objects they are able to view. Copying services will no longer create a new config name. Config search is no longer case sensitive. Added contact alias next to contact names. Also added the services that are applied to a host via hostgroups to the service groups list.
Service Import Updates TPS#13303
The CCM will now properly import services that have multiple hosts or hostgroups applied to then.
Apply Config Audit Logging TPS#7954
When someone applies config in the CCM it is now logged in the audit log.
Backend
API Endpoints
Added multiple API endpoints such as scheduleddowntimeauth_serversslabpi, and many more. You can also send raw Core configs in to be important and send Core commands to new API endpoints.
API Encoding Changes
Objects API calls will no longer return with <object>list root. JSON is now valid and using the json_encode() function built into PHP instead of a 3rd party library, allowing for better PHP version compatibility in PHP 7+.
Backend Script Changes TPS#9908 TPS#12386
The scripts for applying config, resetting system permissions, importing and exporting configs have been changed. We also updated the scripts to no longer call wget. Some scripts have also changed, below is a list of old scripts and their equivalents. Scripts italicized below are still available on upgraded systems, but not on new installs.
  • Apply Config Scripts
  • ccm_export.php replaces export_nagiosql.sh and nagiosql_exportall.php
  • ccm_import.php replaces import_nagiosql.sh and nagiosql_importall.php
  • ccm_snapshot.php replaces nagiosql_snapshot.php
  • scripts no longer require the nagiosql_login.php script to log into the ccm and is no longer in XI
  • Object Deletion Scripts
  • ccm_delete_object.php --type <type> --id <id> replaces nagiosql_delete_object.sh
  • ccm_delete_object.php --type contact replaces nagiosql_delete_contact.php
  • ccm_delete_object.php --type timeperiod replaces nagiosql_delete_timeperiod.php
  • ccm_delete_object.php --type host replaces nagiosql_delete_host.php
  • ccm_delete_object.php --type service replaces nagiosql_delete_service.php
Bug Fixes
Various Bug Fixes TPS#13163 TPS#13211 TPS#13213 TPS#13251
Cleaned up some bugs that were causing some issues throughout the interface.