Translate

Saturday, March 24, 2012

Attitude Dahlan Iskan

Oleh: Syafiq Basri Assegaff
Jumat, 23 Maret 2012, 09:27 WIB

Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan menggebrak. Ia menyelesaikan masalah kemacetan yang parah di salah satu pintu tol dalam kota Jakarta secara langsung. Sendirian.

Sebagaimana diberitakan, Selasa, 20 Maret pagi lalu Dahlan 'marah' karena melihat terlalu panjangnya antrean di gerbang tol Slipi, Jakarta, saat ia dalam perjalanan menuju kantor Garuda di Cengkareng.

Mobil Dahlan ikut tersendat di pintu tol itu. Ada 30-an mobil mandeg, menunggu giliran. Padahal ia pernah menginstruksikan agar membenahi pelayanan jalan tol dan menetapkan antrean tidak boleh lebih dari lima mobil.

Dengan sigap Dahlan turun dari mobilnya, menuju pintu tol. Dia memeriksa loket dan menyingkirkan papan penghalang yang ada. Sang mantan Direktur Utama PLN, yang pagi itu mengenakan kemeja putih, kemudian mengatur lalu lintas di situ, dan meloloskan 100-an mobil tanpa membayar tol.

Yang dilakukan Dahlan itu merupakan tindakan yang 'tidak lazim' bagi banyak orang, namun 'biasa saja' bagi sang menteri. Orang komunikasi menyebutnya behavioratau action, dan muncul dari sebuah 'sikap' tertentu.

Lewat behaviorterjun langsung yang ditunjukkannya di pintu tol itu, Dahlan berhasil membangun 'pesan komunikasi' yang efektif bagi pejabat Jasa Marga, yang mengelola jalan tol itu, dan sekaligus bagi masyarakat luas. Yakni bahwa banyak 'action' kecil tapi bermanfaat bisa dilakukan, sepanjang orang mengedepankan sikap 'karena saya mau, pasti saya bisa'.

Seringkali dalam kehidupan sehari-hari, pegawai yang melayani berbagai jasa kurang mengedepankan sikap 'saya mau' dengan baik. Banyak dari mereka beralasan,'tidak bisa' karena, alasan mereka, peraturannya sudah ditentukan begitu. Padahal, sangat boleh jadi banyak hal yang 'tidak bisa' itu sejatinya 'dapat' dilakukan asalkan 'mau'.

Sepintas ini seperti soal kecil. Tapi betapa besar pengaruhnya bagi kepuasan pelanggan. Dan Dahlan Iskan ingin menunjukkan itu. Pria kelahiran Magetan itu ingin memberi pelajaran bahwa perusahaan pemerintah (BUMN) yang menyediakan layanan bagi masyarakat seharusnya mengubah 'sikap' mereka dari 'tidak mau' -- yang sering dibungkus kamuflase 'tidak bisa' -- menjadi 'harus bisa' karena adanya sikap 'mau membantu' secara sebaik mungkin, demi kepuasan pelanggan.

Konon 'sikap' sangat menentukan nasib kita. Orang Inggris mengatakannya, attitude-- sebuah perangai yang diperoleh dari pemikiran sehari-hari, apa yang kita pikirkan atau rasa, apa yang menjadi penilaian kita. Attitude itu hasil evaluasi positif atau negatif kita terhadap orang, benda, kejadian, aktivitas, ide-ide, atau apa pun di lingkungan sekitar kita. Barangkali kita bisa menyamakannya dengan 'sikap mental'.

Di antara elemen penting yang membentuk attitude adalah pengalaman, pendidikan dan lingkungan. Dari tiga aspek itu, sangat boleh jadi, pengalaman Dahlan sebagai pengusaha swasta di kelompok Jawa Pos lah yang paling menentukan pembentukan attitude-nya sedemikian rupa – sehingga membedakannya dengan banyak pejabat lain.

Kemudian juga lingkungan Dahlan dulu: dunia bisnis swasta yang kompetitif, yang mau tidak mau membentuk sikap mental seseorang untuk selalu merebut kepuasan konsumen, sehingga mereka menjadi pelanggan yang loyal.

Ada yang bilang attitude sebagai, "jumlah seluruh kondisi yang mengarahkan orang menuju sebuah aktivitas." Oleh karena itu, attitude adalah elemen dinamis dalam behavior manusia, atau yang menjadi motif bagi sebuah aktivitas.

Tampaknya, dari preseden Dahlan itu, kita bisa melihat bahwa -- sebagaimana dikemukakan banyak ahli psikologi-komunikasi -- sebagian besar attitude merupakan hasil pengalaman langsung atau pembelajaran berkat pengamatan orang terhadap lingkungannya.

Jika hasil pengalaman seseorang dari sebuah pemilihan umum adalah 'kekecewaan' kepada partai politik yang dipilihnya dulu, umpamanya, maka jelas attitude-nya terhadap partai itu negatif.

Attitudetidak saja terbentuk dari pengaruh di dalam diri (seperti persepsi yang ada di benak kita), melainkan juga dari luar, seperti pengaruh teman, televisi, dan sebagainya. Kata-kata yang sering kita lontarkan, atau kalimat orang lain yang suka kita dengar atau camkan, pun turut membentuk sikap kita.

Kemudian, sikap tadi membentuk kebiasaan, atau behavior; tindakan atau aktivitas sehari-hari. Bila sikaporang terhadap membaca positif, umpamanya, maka dalam kehidupan sehari-hari ia akan banyak membaca, sering membuka buku, koran, dan sebagainya.

Yang menarik rupanya attitude sangat berperan dalam menentukan nasib kita. Sebuah pepatah mengatakan, "Your attitude, and not your aptitude, will determine your altitude."

Maksudnya, sikap Anda, dan bukan 'bakat' (intelegensia, atau skill) semata, yang akan menentukan 'ketinggian' (kesuksesan) Anda.

Attitude atau 'cara pandang' model itulah yang rupanya sejak lama tertanam dalam diri Dahlan, sehingga ia 'bernasib' sukses sebagai pengusaha dan Dirut PLN.

Sedangkan dari sisi aptitude, maka bakat, atau intelegensia orang seperti Dahlan tentu tidak bisa diabaikan. Tetapi bukan aptitudeitu yang penting bagi keberhasilannya, melainkan attitude-nya.

Sebagian orang menerjemahkan attitude sebagai semacam 'akhlak', atau budi pekerti. Sehingga logis jika ada orang pandai atau berbakat (aptitude), misalnya, justru menjadi gagal, karena memiliki akhlak buruk yang mendorongnya melakukan tindakan negatif seperti bermalas-masalan atau korupsi.

Dalam peristiwa di jalan tol itu, Dahlan Iskan sekali lagi menunjukkan sebuah 'cara pandang' yang positif. Ia mengubah kendala (kemacetan) menjadi peluang (untuk membantu memperbaiki sistem di jalan tol) dengan 'akhlak' yang positif.

Secara logis, orang-orang sukses seperti Dahlan lazimnya memperbaiki semua hal yang bisa mereka kontrol, dan salah satu hal terpenting yang bisa dikontrol adalah attitude. Oleh karena itu orang sukses secara terus menerus memperbaiki sikap (attitude) mereka.

Attitude juga sering disamakan dengan kepercayaan diri (self esteem). Maka self esteemyang tinggi dalam diri orang seperti Dahlan akan tampak dalam pembawaannya, dan orang lain secara mudah bisa menengarai hal itu lewat bahasa tubuhnya. Umpamanya ia bisa tampil prima, penuh percaya diri, tidak mudah putus asa, dan banyak senyum.

Itu sebabnya, pada peristiwa di jalan tol itu Dahlan mengatakan, "Saya lihat mereka (pengelola jalan tol) mampu memperbaiki diri," katanya. Frasa 'saya lihat mereka mampu..,' itu sebuah bukti lain self esteematau attitude positif Dahlan.

Jelas, attitude Dahlan itu menentukan sejumlah tindakannya. Pada gilirannya kumpulan tindakan tadi membentuk kebiasaan (habits), yang lama kelamaan (kebiasaan tadi) menghasilkan 'karakter' seorang Dahlan, dan sekaligus kesuksesan dirinya saat ini.

Itu sebabnya, kata ahli, sukses itu 15% karena aptitude dan 85% ditentukan attitude seseorang.

*) Konsultan Komunikasi, dosen di Program Pascasarjana Universitas Paramadina, dan London School of Public Relations, Jakarta. www.syafiqb.com. [mor]
build-access-manage at dayaciptamandiri.com

Tips Warren Buffett untuk Anak Muda

Penulis : Tim AndrieWongso

Jumat, 23 Maret 2012

Di bawah ini adalah tips dari Warren Buffett (salah satu orang paling kaya di dunia) untuk anak muda. Silakan simak baik-baik:

"Jauhkan dirimu dari pinjaman/hutang, dan berinvestasilah dengan apa yang kau miliki. Ingat,

- Uang tidak menciptakan manusia, manusialah yang menciptakan uang.
- Hiduplah sederhana, sebagaimana dirimu sendiri.
- Jangan melakukan apa pun yang dikatakan orang. Dengarkan mereka, tapi lakukan apa yang baik saja.
- Jangan memakai merek. Pakailah yang benar-benar nyaman untukmu.
- Jangan habiskan uang untuk hal-hal yang tidak benar-benar penting.
- Jika hal-hal di atas telah membuahkan keberhasilan dalam hidupmu, berbagilah dan ajarkan pada orang lain."

Catatan:
Orang yang berbahagia bukanlah orang yang hebat dalam segala hal, tapi orang yang bisa menemukan hal sederhana dalam hidupnya dan mengucap syukur
build-access-manage at dayaciptamandiri.com

Friday, March 23, 2012

Top 5 Open Source Project Management Software

We have compiled a list of top 5 open source and hence free-to-use project management software that will make managing and collaborating on multiple projects a charm.

A simple Project Management Software facilitates planning, organizing and scheduling tasks. A more complex project management software can provide tools for allocation of resources, tracking issues, cost or budget management, customer support and sales analysis. There are all sorts of project management software available in the market to cater to the needs of an individual or a small to medium sized groups and business organizations.

Our Top 5 open source project management softwares are -

1. TeamLab

TeamLab is a very easy to use and feature rich online collaboration service.A quick snapshot of the dashboard will help you understand its simplicity.

 Some of its Main Features are -

⁠●⁠Project Management - Build teams and assign tasks. Schedule project milestones, track project activity and generate reports.

⁠●⁠Business Collaboration - Create posts in blogs and forums, view employee details. Share photos, bookmarks and Wiki pages.

⁠●⁠Documanet Management - Create, edit, save and share documents directly on your portal. Import docs base from Google Docs, Zoho, Box.net. Integrate documents into your project module.

⁠●⁠Customer Relationship Management - Manage your customer relations directly on your portal. Use the multi-functional system to build efficient clients interaction. 

⁠●⁠And Many more including Email Management, Mobile Version & Calendar.

They provide an very simple sign up process to get started which gives 1 GB of free space as well. See More

OR just download and install on your own server or machine.


2. Tree.io

As they say it, Tree.io is an all inclusive cloud based business management software.

Again a very clean and easy to use interface supporting many features including : - 

⁠●⁠Project Management

⁠●⁠Service Support

⁠●⁠Sales Management

⁠●⁠Document Mangement

⁠●⁠Identity Management

⁠●⁠And Finance, Mobile, Messaging, Reports.

Check out the download section.

3. Project-Open

Project-Open is a very extensive system. It helps you to run your business by covering areas including CRM, sales, project planning, project tracking, project collaboration, time sheet management, financial ma­nagement, invoicing and payments. With more than 1,000,000 lines of code it is one of the largest open-source web applications in the worl­d. It is used by more than 3000 companies in more than 80 countries.

We will not recommended it for small or individual projects as its a complicated system.

There is a huge list of its features here. They also provide a demo on their site.

4. dotProject

dotProject is built using free open-source applications and is produced and maintained by a small, but dedicated group of volunteers. dotProject is programmed in PHP, and utilises MySQL for a backend database (although other databases such as Postgres could also be used).Recommended server platform includes Apache 1.3.27, PHP 4.2+, and MySQL. In the spirit of free, peer-reviewed, open source application development, we would also encourage you to use an operating system such as Linux, FreeBSD, or OpenBSD. However, additional operating systems such as Windows, Mac, and other flavours of unix are also supported. 

5. LibrePlan

LibrePlan is a collaborative tool to plan, monitor and control projects and has a rich web interface which provides a desktop alike user experience. All the team members can take part in the planning and this makes possible to have a real-time planning .

LibrePlan is open source and you can download, install and customize it for free.

Some of the other open source project management software available that could not make it to top 5 are:-

Projectnet

Plandora

Redmine

web2project

xplanner

openproj
build-access-manage at dayaciptamandiri.com

Tuesday, March 20, 2012

Ten tips for using your LinkedIn profile to the best advantage

By Toni Bowers | March 20, 2012, 6:16 AM PDT

More and more employers are using LinkedIn to find job candidates. I'll be offering some tips on how to best use LinkedIn to get yourself out there in front of recruiters. First, we'll tackle the Profile. Your LinkedIn profile is basically an online resume. Here are the Profile elements you should be paying attention to:

Heading: This should be a short, memorable way to state who you are in a professional context. Akin to the objective statement on a resume, your heading should be something like VMware Expert.

Education: Include schools you've attended, your GPA, tech certificates, etc.

Professional summary statement: Think of this as a condensed version of your cover letter. For readability, feel free to use bulleted points.

Specialties section: Include IT-specific key words and phrases so if a recruiter or hiring manager types them into a search engine, he'll be able to find you.

Status update: It's a good idea to do this weekly, mentioning any projects you're working on or trade events you've attended.

Badges: Join groups and display the badges. Don't go crazy here — post badges of groups that are pertinent to your job area, like Cisco Professionals or Content Management Professionals.

Recommendations: It's one thing to say that you were a great employee at a past company, and it's quite another to offer up a recommendation from someone who actually worked with you. Third-party recommendations carry a lot of weight with recruiters.

Claim your unique LinkedIn url: This increases the professional results that appear when people type your name into a search engine. Just set your LinkedIn profile to "public" and claim a unique URL for your profile (as in: www.linkedin.com/in/yourname).

Share the fruits of your labor: Add examples of blogs you've written for professional societies or tech web sites by displaying urls.

Make your resume available: LinkedIn offers a free application for uploading your resume: box.net. You can also use LinkedIn to create a pdf of your resume. Here's how.
build-access-manage at dayaciptamandiri.com

Saturday, March 17, 2012

Pejabat Perlu Belajar dari Joko Widodo 

Membaca keberhasilan Jokowi juga melihat sebuah ironi yang tengah berlangsung di negeri ini. Langkah Jokowi sebetulnya biasa saja, tak istimewa, karena memang begitulah seharusnya seorang pejabat sebagai pelayan masyarakat. Langkah-langkah Jokowi menjadi tampak istimewa hanya karena langkanya pejabat yang memosisikan diri secara benar sebagai abdi masyarakat.

Joko Widodo kini menjadi sosok yang paling menyedot perhatian. Kegigihannya mempromosikan mobil Kiat Esemka, membuat karya siswa SMK itu melambung ke level nasional.

Sebagai Wali Kota Solo, langkah Jokowi hanyalah salah satu upaya melayani dan memberdayakan masyarakat. Kredo melayani dan memberdayakan masyarakat inilah yang dijalankan Jokowi hingga mengantarkannya menjadi wali kota terbaik se-Indonesia.

Ada lima terobosan penting yang dilakukan Jokowi hingga mencapai prestasi itu. Ia sukses merelokasi pedagang kaki lima tanpa penggusuran dan kerusuhan. Dia sukses menata pasar tradisional, tanpa mal. Sukses membawa Solo go international. Sukses menjadikan Solo kota tebersih dari korupsi. Terakhir, dia berhasil mengangkat pamor mobil produk anak bangsa tadi.

Jokowi menjadi sosok yang fenomenal karena berani melawan arus dengan pola pikir yang out of the box, namun konkret. Ketika pembuatan kartu tanda penduduk (KTP) memerlukan waktu dua minggu, dia bisa mengubahnya menjadi satu jam. Saat banyak kota berlomba membangun mal-mal mewah, dia memoles pasar-pasar tradisional menjadi apik dan bersih.

Waktu para pejabat hidup bermewah-mewah dan menuntut gaji tinggi, dia hidup sederhana dan tidak pernah mengambil gajinya. Dengan kebijakan-kebijakannya yang dirasakan langsung manfaatnya oleh rakyat itu, Jokowi menjadi sangat dicintai. Dia terpilih menjadi Wali Kota Solo selama dua periode, 2005-2010 dan 2010-2015. Rakyat memilih Jokowi dengan hati nurani karena tak ada politik uang, bahkan nyaris tanpa publikasi.

Jokowi bisa melakukan itu semua karena memulainya dengan pribadi yang bersih, bekerja sepenuh hati untuk mengabdi, pro terhadap kepentingan rakyat, memiliki kemampuan manajerial. Dia tidak hanya berpidato, tapi bekerja. Joko berorientasi pada solusi, merangkul semua kalangan, mengedepankan komunikasi dan dialog, serta bersikap terbuka. Sebuah gaya kepemimpinan yang seharusnya dimiliki seluruh pejabat.

Berkaca pada keberhasilan Jokowi, ada beberapa pelajaran yang bisa dipetik. Sesungguhnya yang dibutuhkan rakyat dari para pemimpinnya tak muluk-muluk. Rakyat hanya butuh tindakan konkret yang berdampak langsung pada peningkatan hidup. Rakyat tak butuh pemimpin yang pintar dengan segudang teori, namun tak pernah terealisasi dalam kehidupan nyata.

Membaca keberhasilan Jokowi juga melihat sebuah ironi yang tengah berlangsung di negeri ini. Langkah Jokowi sebetulnya biasa saja, tak istimewa, karena memang begitulah seharusnya seorang pejabat sebagai pelayan masyarakat. Langkah-langkah Jokowi menjadi tampak istimewa hanya karena langkanya pejabat yang memosisikan diri secara benar sebagai abdi masyarakat.

Jokowi seperti menjadi asing dan menentang arus besar ketidakberpihakan pejabat pada rakyat. Di balik itu, sosok Jokowi juga menerbitkan setitik harapan bagi rakyat banyak. Apa pun yang tengah terjadi pada para pejabat, rakyat masih boleh berharap sosok "aneh" seperti Jokowi akan muncul. Sosok yang akan menghadirkan masa depan yang lebih baik.

Diresensi M Ilyasa, warga Depok

Judul : Kisah Wali Kota yang Inspiratif: Jokowi, Dari Jualan Kursi hingga Dua Kali Mendapat Kursi
Penulis : Zaenuddin H.M.
Penerbit : Ufuk Publishing House, Jakarta
Cetakan : I, Maret 2012
Tebal : xiv 138 halaman
Harga : Rp39.900

Pejabat Perlu Belajar dari Joko Widodo

ISTIMEWA

Membaca keberhasilan Jokowi juga melihat sebuah ironi yang tengah berlangsung di negeri ini. Langkah Jokowi sebetulnya biasa saja, tak istimewa, karena memang begitulah seharusnya seorang pejabat sebagai pelayan masyarakat. Langkah-langkah Jokowi menjadi tampak istimewa hanya karena langkanya pejabat yang memosisikan diri secara benar sebagai abdi masyarakat.
build-access-manage at dayaciptamandiri.com

Thursday, March 15, 2012

Stop juggling with disparate IT tools.

ManageEngine

Stop juggling with disparate IT tools. Monitor WAN link hop-wise latency.VoIP call paths, performance of Routers, switches, firewalls, VMware Servers, other IT infrastructure.

Get precise performance insights with  Real time graphs, access faults anytime from anywhere! Try it now!
www.manageengine.com/OpManager

Contact us for detail
Fanky 08121057533

build-access-manage at dayaciptamandiri.com

10 signs that you ARE cut out for IT

By Jack Wallen | March 8, 2012, 8:26 AM PST

In my recent post 10 signs that you aren't cut out for IT, I pointed to some reasons why you should consider leaving the IT field or not going into it at all. IT is a major challenge — but many people are more than happy to meet that challenge. If you're concerned about whether an IT career is the best match for your personality and skills, here is a list of signs that you may be perfectly suited for a career in the IT field.

1: You're patient

The field of IT requires a lot of patience. Whether you're waiting on downloads, end users, server reboots, or installs, you will, on a daily basis, have to wait. You might even find yourself dealing with a problem that takes day or weeks to resolve.

Without patience, you will give up and you will lose clients. And the loss of clients means a loss of income. If you have no patience, that is what you're up against: a loss of income.

2: You love to learn

If you dive into IT, know that this will be an ever-growing field in which you will always have to learn. You'll have to take classes, study on your own, certify, stretch your skills. The need for education is inherent in IT. If you love to learn (especially about technology), IT might well be the perfect career for you.

3: Your schedule is wide open

Some people understand the motto "Whatever it takes" …and others do not. Those who get it know, full well, that sometimes work spills over into personal schedules, and that's just something that must be accepted. If you fall into this category, you will have no trouble falling in line with the heavy hit your schedule may take when you work in IT.

4: You love technology

There are two types of people — those who love technology and those who don't. If you do not love technology, you may as well leave now. But if the idea of technology really gets you going, IT might be an ideal career for you. If swing migrations, bare-metal backups, Exchange rollouts, and the like really make your heart pump, you're in the right family.

5: You like people

I'm not suggesting you must be all "Up with people!" But the idea of end users shouldn't make your hair instantly fall out. If you like dealing with others and helping people solve their problems, IT could be a good fit for you. And you will deal with people. The stereotype might be all about sitting in a server room debugging code and setting up hardware. But in reality, you'll be in the field dealing with end users on a daily basis.

6: You love a good problem

If this is the case, you're going to LOVE IT. Why? Because IT is nothing but one problem after another. They don't stop. In fact, the problems run into one other, piling up like monkeys clamoring for bananas. And you won't be able to escape those problems. The second you think you've resolved the day's problems, another bunch of issues will pop up and smack you square in the face.

7: You have the tenacity of a Jack Russell terrier

Some problems don't ever seem to want to go away, and they will really test your mettle. If you give up easily, forget it. But if you can dog a problem until it's completely gone, IT may be a great match for you. You will need tenacity on your side on a daily basis. Without it, you'll give up before you've really begun the fight.

8: You are a multitasking machine

At any given moment, I have three to four projects open on different monitors. I spend all day multitasking and it is absolutely exhausting. If you can multitask like an octopus, IT might well be suited for you and your Ganesh-like arms. If your brain works best when challenged by multiple tasks at once, you could do splendidly in IT. Just make sure you know how to pace yourself. If you multitask too much, you will burn out.

9: Your see yourself climbing the ladder to CIO

If becoming a CIO is your goal, and you've structured your entire life around that goal, IT is your career. Just understand that is going to be one long climb. You'll start out on the ground floor and spend most of your days grunting around with printers, forgotten passwords, and office suite issues. Eventually, you'll start getting bigger jobs working with servers, and may begin managing your department. Finally, the day will come with the dream of dreams comes true and you will be on top of every aspect of IT in the organization.

10: You can handle stress

This really is the big one (Elizabeth). IT and stress go hand in hand, and there is simply no separating the two. You need to be able to handle stress well, or at least know how to deflect it until you can deal with it later. There will be plenty. Honestly, if there is a single gut check in IT, it's this. You must be able to deal with stress, because it will hit you and hit you hard.

Self test

How'd you do? Are you still in the field? Do you think you have what it takes to make it through the day-to-day challenges of IT? It's a lot to consider. If you're already involved in the IT field, have any of the above points hit home and reminded you why you chose this career? If so, go back to that server and finish that Exchange migration, make sure the backups are running correctly, and respond to the five other tickets assigned emergency status!


build-access-manage at dayaciptamandiri.com

10 tasks to keep your IT department productive during slow times

By Jack Wallen | March 12, 2012, 2:37 PM PDT

Every minute of every day isn't filled with emergencies, data migration, backup cleanup, and end-user babysitting. Sometimes, you find yourself faced with engineers who have nothing to do. Naturally, you don't want those brilliant minds idle — or else you'd have World of Warcraft parties breaking out in the department. So what can you do when slow times strike? Well, it's simple. You tackle the tasks that you're normally too busy to get to. Here are 10 chores that will keep your department humming, even when there are no front-burner issues to deal with.

1: Clean up the shop

The shop (or departmental offices) can get out of sorts when life is hectic. But a clean environment is much more conducive to efficient work. When things are slow, why not take a moment to clean up the office? This could be as simple as a good sweep, dust, and shine or as involved as getting rid of older and dead tech and completely rearranging the furniture for a better layout.

2: Make patch cables

You can never have enough patch cables. And although it's simple to order 3-, 5-, 7-, 15-foot cables, you don't always have the perfect length. Buying spooled cable in bulk and RJ45 connectors is a heck of a lot cheaper than buying bags of precut and pre-terminated Ethernet cables.

3: Get cables under control

Open up that server closet. What do you see? A minefield of thick, worm-like cables ready to tangle your feet at every step? Downtime is a great time to bring order to that chaos. It goes without saying you must do this without disrupting anyone's work, so this could be a job for early morning or after hours.

4: Learn something new

IT is an ever-evolving field. That means education. Slow times offer a perfect opportunity to have your engineers learn something new. They don't necessarily have to take classes. It could be as simple as having them work with a new coding language or having high-level admins teaching lower-level employees their way around more complex systems. Any knowledge employees can share with one another is a good investment in time.

5: Clean up your code

Sometimes, when things are crazy, we don't write the cleanest code. Or we may forget to comment it. We all know the benefit of clean code — easier debugging and rewriting and, in some cases, more efficient execution. We also know that when code is written poorly, it can be a real pain to clean up — so slow times are well suited for taking on this sigh-inducing task.

6: Test new systems and software

We're all, always, looking for new systems to use. The thing is, we rarely have the time and energy to actually test out new systems. What about that new open source CMS you've been dying to give a go? Or the groupware? Slow times give you a great opportunity to get those systems up and running and hammer them to see if they'll do the job you need them to do.

7: Document systems and software

This is one of the last tasks that ever get done, but it's one of the most important. Without documentation, your systems rely upon your engineers to remember everything. Unfortunately, employee turnover is inevitable. When people leave, you still need to be able to log on to those mission-critical servers. Take this opportunity to begin the process of documenting your systems, software, users, etc. In the end, you'll be very glad you did this.

8: Audit your network

Do you know every piece of hardware on your network? You should — or at least you should have it on paper. Downtime gives you a chance to audit your network and create both digital and paper maps of that topology. At some point, you will be happy you took the time to do this. Just make sure that if you include passwords in this map, you place it in a secure location (like a safe).

9: File paperwork

Your company might still do everything on paper. Or you may have already gone digital. Either way, there is most likely some form of paperwork to be done. And if you're like many IT shops, you're already way behind in the paperwork department. Now is the perfect time to catch up… and maybe even get a bit ahead!

10: Run a security audit on your servers

You never know when you're going to get hit by malicious hackers hoping to make you another notch in their belt. Now that you have some downtime, this might be the perfect moment to run a full-scale security audit on your servers. Armed with this kind of information, you can harden those systems so you don't have to worry about security when you don't have time to worry.

Other tasks?

If you take on these tasks, you will keep your techs busy and push your department forward with efficiency, security, and skills development. What other projects do you tackle when there's a break in IT's regular workload?
build-access-manage at dayaciptamandiri.com

Wednesday, March 14, 2012

Biar Hemat dengan Open Source, Presiden Perlu Turun Tangan?

Selasa, 13/03/2012 17:41 WIB

Achmad Rouzni Noor II : detikInet

detikcom - Jakarta, Open source sukses menekan biaya komputasi Pemda Pekalongan hingga Rp 32 miliar. Jika bisa menghemat pengeluaran demikian besar, mengapa program go open source ini tak diikuti oleh seluruh instansi pemerintah lainnya?

Niat ini sejatinya sudah digaungkan sejak 2005 lalu. Bahkan, Kementerian Kominfo sempat bertekad untuk memigrasikan seluruh operating system yang ada di semua departemen dan instansi pemerintah ke open source pada akhir 2011 kemarin.

"Sudah berlangsung migrasi di banyak instansi pemerintah, tetapi belum full applicable," kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo, Gatot S Dewa Broto, kepada detikINET usai IOSA 2012, Selasa (13/3/2012).

"Misalnya, kementerian 'A' sudah ada yang gunakan open source, tetapi hanya minoritas. Karena yang mayoritas tetap yang proprietary," lanjut Gatot.

Ia pun berpendapat, agar open source bisa 'dipaksakan' jadi OS wajib di pemerintahan, salah satu terobosannya bisa dipertegas melalui peraturan pengadaan barang dan jasa.

"Selama ini memang netral teknologinya, jadi bisa dua-duanya digunakan. Kuncinya, tergantung political will bersama," kata dia.

Lebih ekstrimnya lagi, jika mau benar-benar melakukan penghematan luar biasa besar--seperti yang dilakukan Pemda Pekalongan -- instruksi untuk migrasi go open source seharusnya datang dari presiden.

"Instruksinya presiden kan sudah ada di Inpres No. 1 tahun 2001 dan No. 6 tahun 2001. Tetapi hanya berupa pemberdayaan TIK, tidak spesifik harus open source," kata Gatot.

Namun, dengan adanya Surat Edaran (SE) Menpan No. SE/01/M-PAN/3/2009 yang intinya memerintahkan pengecekan perangkat lunak yang digunakan, dan memberi batas waktu 31 Desember 2011 bagi seluruh instansi untuk harus sudah menerapkan perangkat lunak legal, bisa menjadi entry point bagi open source.

"Idealnya memang harus melalui tataran peraturan yang lebih tinggi biar ngefek banget," Gatot terkekeh.

"Ya, gugus tugas anti pornografi saja bisa disusun. Masa untuk urusan open source saja tidak bisa. Kita tunggu sinyal dan inisiatif dari Menpan, kami di Kominfo pasti dukung mumpung gejala e-Gov sedang sangat kenceng," pungkasnya.


Hubungi kami untuk implementasi:
+ mail server dengan Zimbra
+ video conference dengan BigBlueButton
+ erp dengan frontAccount
+ ecommerce dengan Prestashop/OpenChart
+ webportal / cms dengan Drupal

Fanky 08121057533

build-access-manage at dayaciptamandiri.com

Modal Pas-pasan, Open Source Kian Dilirik

Susetyo Dwi Prihadi : detikInet

detikcom - Jakarta, Penggunaan open source saat ini sudah tidak lagi sekadar slogan. Buktinya, banyak perusahaan yang disebutkan mulai beralih ke aplikasi berbasis terbuka itu.

"Sekarang banyak perusahaan consulting yang tadinya menawarkan solusi berbasis proprietary sekarang mulai menawarkan solusi yang sama fungsinya, tapi berbasis open source," jelas penggiat open source I Made Wiryana, kepada detikINET, di Gedung Kominfo, Jakarta, Selasa (13/3/2012).

Pria yang menjabat sebagai Ketua Committe Indonesia Open Source Award (IOSA) 2012 itu mengungkapkan, aplikasi berbasis open source pastinya akan memberikan banyak keuntungan berlipat bagi penggunanya.

Dengan menggunakan open source, profit atau keuntungan yang didapat akan jauh lebih besar. Karena harga solusi yang ditawarkan sama, tapi modalnya tidak terlalu banyak.

Hal senada juga diungkapkan oleh Heru Nugroho, penggiat open source dari Yayasan Air Putih. Menurutnya, di kalangan industri, aplikasi seperti ini masih menjadi andalan.

"Industri banyak yang menggunakan, misalnya untuk membangun sistem keamanan internet dan lain-lainnya. Apalagi source-nya mudah didapat di internet, tinggal melakukan modifikasi sesuai kebutuhan," imbuh Heru.

Kendati open source sudah semakin banyak digunakan, itu tidak menyurutkan penggunaan software berbayar. Sebab, menurut Heru, perkembangannya akan terus berjalan beriringan dengan aplikasi yang propietary. Dimanapun, di seluruh dunia.

"Apalagi dengan tumbuh pesatnya Android, peluang aplikasi berbasis open source malah bisa dibilang lebih baik. Meskipun tidak lama lagi, aplikasi yang sifatnya propietary juga akan merambah ke sana," tambah Heru.

"Dua 'mazhab' itu akan selalu berjalan beriringan. Tinggal masalah pilihan bagi user, lebih nyaman memanfaatkan yang mana," tandasnya.

Hubungi kami untuk implementasi:
+ mail server dengan Zimbra
+ video conference dengan BigBlueButton
+ erp dengan frontAccount
+ ecommerce dengan Prestashop/OpenChart
+ webportal / cms dengan Drupal

Fanky 08121057533

build-access-manage at dayaciptamandiri.com

Tombol Kepuasan Pelanggan - Cuma jadi kosmetik saja?

Sewaktu membeli handset di tempat ini, sy cukup terkagum pada awalnya dengan adanya lobby besar, dimana semua devices terpajang dan dapat dicoba dengan rapi.

Dengan tampilan pemilihan layanan dengan touchscreen, pada saat tangan akan menyentuh, seorang wanita cantik menyambut ramah dan memperkenalkan diri sebagai lobby officer.

Tangan cantiknya menekan layar touchscreen dan mengeluarkan tiket dan memberikan kepada kami.

Kemudian ditawarkan utk dibantu terkait kebutuhan saya. Saya ceritakan singkat, langsung diurusnya ke dalam tanpa harus mengantri.

Kemudian kami duduk memeriksa semua handset dan selesai bertransaksi. Kemudian pulang tanpa menekan tombol kepuasan nasabah ini di depan saya.

Saya jadi balik bertanya, saya yang merasa puas malah tdk diminta menekan tombol kepuasan layanan ini, melainkan langsung pulang. Apakah ini semua hanya kosmetik saja? Inilah yang perlu dievaluasi terus menerus.

Tuesday, March 13, 2012

Aneka Kiosk

Aneka kiosk untuk keperluan Anda:
+ information kiosk
+ self service kiosk
+ school kiosk
+ company information

Silahkan hubungi kami untuk keperluan implementasi kiosk anda

Fanky
08121057533