Translate

Tuesday, September 12, 2017

INFLUENCE THEIR MINDs, TOUCH THEIR HEARTs and MOVE THEIR HANDS

INFLUENCE THEIR MINDs, TOUCH THEIR HEARTs and MOVE THEIR HANDS

(A lesson of leadership from an inspiring woman leader)

Namanya Rani (bukan nama sebenarnya), beliau adalah CEO sebuah perusahaan besar di negeri ini. Perusahaan yang dirintis oleh oleh neneknya dan dibesarkan oleh ayahnya ini sekarang sudah berkembang pesat menjadi market leader di bidangnya dan bahkan beberapa tahun lalu sudah masuk ke Bursa Effek Jakarta.

Hari itu saya berkesempatan menjadi moderator seminar dengan mengundang 3 CEO terkenal, dan Rani adalah salah satunya. Rani adalah typical seorang business leader yang berpengalaman: well-educated, smart, beautiful and confident! Dan hari itu dengan kombinasi antara passion seorang business leader dan kelembutan seorang wanita, dia menceritakan perjalanan bisnis perusahaan yang dipimpinnya.

Beberapa tahun lalu Rani mewarisi kepemimpinan di perusahaan itu. Dan dia pun langsung melakukan perbaikan dan inovasi di setiap
lini bisnis. Bisnisnya semakin berkembang pesat, mereka pun merekrut ribuan karyawan baru dan bahkan menambah investasi. Semuanya berjalan lancar, sampai kemudian sebuah badai datang menerpa. Beberapa aplikasi on-line menyerbu pasar menawarkan jasa serupa. Dan pelanggan yang merasakan kemudahan aplikasi online itupun mulai beberapa berpindah ke jasa tersebut.

Tentu saja ini adalah sebuah "ancaman" yang harus dihadapi.
Meskipun beberapa merasa bahwa kompetisi itu tidak fair, tetap saja pemerintah terasa lamban menentukan sikap, dan pelanggan seperti tidak perduli. Bagaimana kompetisi bisa berjalan dengan fair, apabila yang satu diberikan keharusan untuk mentaati banyak peraturan dan regulasi yang rumit, tetapi pemain baru bisa melenggang begitu saja tanpa aturan yang jelas? Bagaimana perlindungan konsumen? Bagaimana perhitungan pajak? Bagaimana faktor safety for employee? Dan banyak hal lagi yang membuat kompetisi ini menjadi tidak fair.

Pada saat banyak yang mengeluh, pada saat banyak yang meratap, pada saat banyak yang lengah,
pada saat banyak yang sombong dan arrogant karena menjadi market leader, Rani justru berusaha untuk tetap tenang, open mind dan mengevaluasi diri.

Kemudian Rani menyampaikan pesan terbuka kepada dunia luar,"
Beri kami kesempatan,
agar kami bisa ikut pertandingan.
Beri kami waktu untuk berbenah,
karena kami ingin berubah"

Dan mulailah Rani memimpin transformasi bisnis di perusahaannya.  Semua transformasi sebenarnya berjalan dengan cara yang sama. Banyak buku-buku atau teori-teori change management yang kita bisa baca dan terapkan. But Rani will have to do it differently. Dari paparan yang disampaikan pada seminar di depan ratusan orang di Ballroom Hotel Mulia itu, saya menyimpulkan bahwa  Rani memberikan "special touch" pada change management Rani dengan menggabungkan tiga hal:
- Influence their mind
- Touch their heart
- Move their hands

Apa maksudnya?

Pertama, Influence their minds: visi sebuah perubahan harus jelas. Dan ini harus dikomunikasikan secara jelas kepada semua karyawan, to send the sense of urgency on why they need to change. Rani terus menerus menyampaikan visinya kepada seluruh karyawan,"1 Tujuan, 1 Keluarga, 1 Cinta". Di sini terjadi penekanan bahwa semua insan di perusahaan itu harus bekerja keras untuk mencapai tujuan yang sama dengan semangat kekeluargaan dan kasih sayang.

Kedua, touch their hearts: sebelum kita menyuruh siapapun bekerja, kita harus  berkomunikasi dari hati ke hati dengan seluruh karyawan.
Rani dikenal begitu dekat dengan seluruh karyawan, menyapa akrab mereka, bahkan memberikan beasiswa kepada anak-anak karyawannya yang berprestasi, tanpa mengenal level dan jabatan ayahnya. Banyak anak sopir perusahaan yang mendapatkan beasiswa. Remember again, touch their hearts before you move their hands. Sentuhlah hati mereka sebelum anda menggerakkan tangan mereka.

Terakhir, move their hands. Perubahan tidak bisa terjadi kalau hanya dikerjakan oleh para leaders nya saja. Semua orang harus bekerja keras mencapai visi dan objective yang dicita-citakan.  Rani tidak hanya mengkomunikasikan, tetapi dia benar benar menjadi role modell, dan melakukan sendiri apa yang dia ingin orang lain lakukan. Mahatma Gandhi pernah bilang,"Be the change that you wish to see"
Dan Rani pun menyetir sendiri mobil perusahaannya, dan selama 8 jam CEO yang cantik (dan smart) ini menyetir dalam kemacetan, keriuhan, kesemrawutan dan panasnya kota Jakarta melayani pelanggan dengan tersenyum ramah (I wish I was the passanger!).

Apakah yang orang akan lakukan pada saat mereka melihat leadernya melakukan hal itu? They will follow the leaders. They become the good followers of Rani. And that's the difference between great leader and other (lousy) leaders. Great leaders (like Rani), they have followers!

Setelah ketiga hal itu dilakukan (influence their mind, touch their heart and move their hands), change is happen easier than before!
Beberapa tahun kemudian, mereka menatap masa lalu dengan tersenyum. Badai itu sudah berlalu. Kompetisi itu sudah mereka lalui. Mereka tetap menjadi market leader yang disayangi para pelanggannya.
Mereka bersiap menghadapi peluang berikutnya Karena mereka akan terus berbenah. Dan organisasi akan terus menerus berubah. Untuk masa depan yang lebih cerah.

Rani mengakhiri presentasinya yang cemerlang dengan diiringi oleh tepuk tangan seluruh hadirin yang terkesima melihat penampilannya di panggung hari itu.

Dalam perjalanan balik ke kantor, saya mencoba menganalisa, apa saja sih yang dilakukan Rani sehingga akhirnya berhasil menjalankan transformasi di perusahaannya (both business transformation and people transformation)

Ada lima hal yang dilakukan Rani ...

1. INSPIRE
 Pertama kali, Rani menunjukkan arah . Ke mana perubahan harus berjalan. Meskipun mereka adalah market leader dengan brand yang sangat dikenal di dalam industry mereka, Rani tidak segan segak open mind dan belajar dari industry yang lain, untuk kemudian melakukan self reflexion dan kemudian mencanangkan visi, ke mana mereka harus pergi bersama, perubahan apa yang mereka harus lakukan , dan objective apa yang harus mereka capai.

2. IDEAS

Pada phase kedua Rani mengajak seluruh karyawan di semua level untuk menyumbangkan ide mereka bersama. Dan itu akan menimbulkan engagement yang tinggi dari mereka. Mereka yang paling expert dalam bidang mereka masing masing. Dan tentu saja ide-ide yang diterima akan disaring dan difilter agar beberapa benar benar bisa diteruskan ke phase  berikut nya ...

3. INNOVATE

Setelah ide dikumpulkan , maka beberapa ide pun difilter dan dimasukkan ke phase berikutnya untuk menjadi Inovasi yang relevant bagi perusahaan. Mau tidak mau sebuah perusahaan harus berinovasi agar tetap sukses di masa depan. Karena keunggulan productnya, servicenya, brandnya , atau keunggulan apapun akan mudah tergantikan oleh "invisible competitors" yang kadang menghadang pada sebuah kompetisi yang terasa tidak fair.
Inovasi adalah kunci bagi kelangsungan dan keberhasilan di masa depan.

4. IMPROVE

Nah phase ini juga penting, inovasi diarahkan agar semua inovasi baru akan memberikan improvement (perbaikan pada bisnis kita).
Improvement bisa dari segi internal atau external
- kemudahan dan kecepatan prosess
- engagement karyawan kita
- keunggulan product atau service kita dibandingkan kompetitor
- cara kita mendekati customer
- perbaikan pelayanan kita pada customer
- cost effieciency
- profitability
- ... dll

5. IMPLEMENT
Semua idea dan paparan pada point 1-4 tentu sangat relevant, tetapi semua itu tentu saja tidak akan membawa hasil apabila tidak dilengkapi dengan "a strong culture of execution".
Di sinilah peran seorang leader untuk menjadi seorang role model yang menggulung lengan bajunya (roll the sleeves) dan benar benar melakukan apa yang dia minta orang lain juga melalukan. The change should start from ourselves!

Jadi ingat ya, untuk menjalankan transformasi untuk bisnis dan juga untuk mentransformasi semua manusia di organisasi itu ada lima hal yang bisa anda lakukan, dan saya akan menyingkatnya menjadi 5 I:

1. INSPIRE
2. IDEAS
3. INNOVATE
4. IMPROVE
5. IMPLEMENT


Salam Hangat

Pambudi Sunarsihanto