Translate

Sunday, September 27, 2020

Menulis, menggambar, menceritakan

 

Menulis, menggambar, menceritakan

Tetapi sewaktu Allah, telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh anugerah-Nya, berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, sesaat pun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia. (Galatia 1:15–16)

Semasa masih kecil, cita-cita ku menjadi arsitek. Melihat kenyataan saya suka sekali menggambar. Tapi pupus cita-cita sewaktu masuk STM, harus jeli melihat kenyataan, tidak punya dana, akhirnya masuk ke elektronik. Bidang yang baru berkembang saat itu, dan semakin jatuh cinta lagi kepada dunia komputer. Akhirnya kuliah di bidang komputer. Semakin kesini, semakin mencari, dan menemukan bahwa kita semua telah ditentukan Tuhan untuk menjadi apa kelak. Cita-cita mungkin akan mengantar kita, tapi bukan menemukan akhirnya, tapi perjalanan hiduplah yang menentukan akhir kita.

Maka menggambar, menulis dan menceritakan, akan selalu menjadi bagian dalam kehidupan kita. Bayangkan dari kita kecil, mau tidak mau kita diminta menggambarkan. Lalu ada bagian dalam kehidupan kita, dimana kita sekolah, pasti kita menulis. Sekarang mungkin menulisnya dengan komputer, bukan dengan tangan melulu. Lalu di akhir hidup kita, kita lebih banyak menceritakan. Ketiga fase ini seolah akrab dengan kehidupan kita. 

Allah , sang pencipta, pemilik hidup kita, telah menentukan kita menjadi apa kelak. Sedari kecil banyak hal kita alami, memberikan bekal dan pengalaman dalam hidup kita. Bagi yang hidup masa kecilnya sulit, penuh tantangan, disiapkanNya untuk hidup menjadi berkat dan berbagi bagi banyak orang. Demikian pula sebaliknya. Kadang yang hidup masa kecilnya penuh kemewahan, akhir hidupnya bergantung kepada orang lain. Kita tidak pernah tahu. 

Siapapun kita, yang dipanggil Allah, terutama untuk menjadi bagian dari rencana besarNya, telah dipersiapkan dari semula. Bahkan dari dalam kandungan. Dia membekali hidup kita, dan mengarahkan hidup kita. 

Saya sendiri tidak pernah menyangka jalan hidup saya sekarang. Tapi yang saya tahu, saya mencoba menjalaninya bersama Tuhan. Ada saat senang, ada saat duka, ada saat bangga, ada saat kecewa. Dia melengkapi semua.