Translate

Tuesday, August 11, 2020

HOW TO BE CREATIVE? (CRACK YOUR COCOON)

 HOW TO BE CREATIVE? (CRACK YOUR COCOON)

  

Namanya Deddy, seorang Millenial yang sekarang bekerja sebagai Management Trainee di bidang Marketing di sebuah perusahaan asing. Deddy sangat cerdas, dan berprestasi sangat bagus karena didikan ayahnya yang sangat disiplin. 

Ayahnya mendidik Deddy untuk selalu mempelajari aturan dan menepatinya. Makanya Deddy sangat disiplin dalam hal olahraga, agama dan akademis.

Ayahnya juga sangat protective dan menyuruh Deddy untuk sangat memilih-milih pergaulannga, agar tidak terpengaruh oleh hal-hal negative di Jakarta. 

Itulah yang membuat Deddy menjadi cerdas, disiplin dan selalu berprestasi cemerlang.

Malam itu Deddy diskusi dengan saya melalui Zoom.


“Saya kan kerja di Marketing Om. Dan saya memang suka banget. Semua project saya implementasikan dengan baik. Boss saya juga sangat puas dengan prestasi saya. Masalahnya, saya ini focus di implementasi , tetapi creativity saya sangat terbatas, dan saya tidak se-creative teman-teman saya yang lain. Mereka itu selalu mempunyai banyak ide yang sangat creative. Saya sulit sekali melahirkan ide-ide seperti mereka? Mengapa? Dan apa yang harus saya lakukan Om”

 

Pertanyan Deddy sangat menarik, dan akan kita bahas hari ini.

What is creativity? Menurut Bill Stainton, seorang producer TV di Seattle, creativity adalah Melahirkan ide baru berdasarkan pengetahuan yang sudah kita punya di otak kita. 

Jadi anggaplah butir butir pengetahuan kita itu sebuah dot (titik kecil atau lingkaran kecil).

Proses inovasi adalah proses untuk menghubungkan (connecting the) dots.

Jadi bayangkan kalau pengetahuan anda minimum, misanya hanya ada dua dog.

Berarti anda hanya mampu membuat satu garis yang menghubungkan dua dot itu.

Gak ada pilihan lain, makanya inivasinya terbatas.

Pada saat anda mempunyai tiga dot , ada banyak cara untuk menghubungkan tiga titik tersebut, maka anda sudah menambahkan jumlah ide yang mungkin anda ciptakan.


Sekarang bayangkan kalau anda punya pilihan atau ratusan dot, makin banyak lagi kan ide anda?

               

Kemudian bayangkan bahwa dot-dot itu ukurannya beda beda, warnanya beda beda, dan jenisnya beda beda (lingkaran, kotak, spiral ... etc), jumlah ide yang anda akan lahirkan akan tidak terbatas.

 

Artinya apa? Jumlah ide yang kita lahirkan berbanding lurus dengan jumlah pengetahuan kita dan usaha kita untuk menambah ilmu kita dari orang lain.

Makanya jangan hanya bergaul dengan orang yang mirip dengan kita.  Gak nambah ilmu.

Banyak harus bergaul dengan karakter dan background keilmuan yang berbeda beda. Banyak nambah ilmu.


Wajar saja kalau Deddy kurang creative , kebanyakan fokus pada prestasi di sekolah, padahal jarang sekali sekolah yang mengajarkan kreatifitas, yang paling banyak justru kita disuruh ngapalin dan soalnya sesuai dengan apalan, kalau tidak sesuai hapalan, kita disalahkan, gimana mau kreatif? Kalau mau kreatif kita harus mengandalkan ide ide baru, bukannya hafalan!

Apalagi pergaulan Deddy dibatasi sampai sekarang dia tidak terbiasa bergaul dengan orang orang yang “berbeda” dengannya, jadi ilmunya juga gak nambah’


Terus bagaimana cara kita untuk menambah creativity kita?

Bill Stainton, merekomendasikan lima langkah di bawah ini


a) Crack your cocoon

Banyak yang di antara kita masuk dalam zona nyaman dan terus menerus berada di cocoon (kepompong) kita sendiri. Yang orang legal ngumpul dengan legal, yang marketing ngumpul dengan marketing. Orang banking ngumpul dengan bankinh. Termasuk suka bergaul dengan orang dari universitas yang sama, agama yang sama atau suku yang sama.

How much learning you can get?

Keluarlah dari kepompong dan zona nyaman anda. Crack your own cocoon.

Kalau ke Yogya , pergilah tempat pembuatan batik, belajarlah dari mereka.

Kalau ke Bali lihatlah upacara adat dan religious dengan detail, pelajari beberapa learning points.

Mainlah ke Lab IT, dan mulai belajar coding.

Mainlah ke Finance dan tanyakan perhitungan OPEX dan CAPEX.

You will have more knowledge from variety of network that you have!


b) Collect the dots

Saat anda bergaul dengan orang orang yang berbeda dengan anda, pelajari sebanyak banyaknua, dan bikin catatan  tentang point point yang anda pelajari.

Collect the dots.


c) Connect the dots

Sekarang waktunya anda membuat inventory data dan mulai menyambungkan beberapa prinsip dari berbagai bidang yang anda punya.

Bagaimana seandainya orang HR mengembangkan konsep employee engagement dengan menggabungkan ilmu dari marketing: brand identity dan brand value proposition.

Orang HR bergaul dengan orang Finance agar pada saat mengembangkan program HR bisa memasukkan juga konsep Break Event Point dan Return on Investment.

Orang Sales bisa bergaul dengan orang HR, sehingga pada saat mengembanhkan inventive program bisa memasukkan faktor motivasi lain selain jumlah penjualan... etc ...etc.


d) Create your ideas

Nah, sekarang waktunya untuk  create your ideas.

Caranya: 

- cari masalah yang anda ingin pecahkan

- buat matrix dari semua dot (learning points) yang anda miliki

- buatlah tanda silang untuk cross-functional knowledge yang bisa anda terapkan

- generate beberapa alternative solusi berdasarkan cross-functional knowledge yang anda miliki

- pertimbangkan pro dan cons dari setiap solusi

- pilihlah satu atau dua alternative yang anda rekomendasikab


e) Creatively sell it

Now it is time to sell your ideas,

to convince your shareholders untuk mendapatkan support dan budget untuk initiative anda.

Do it differently, do it creatively.

Semua orang sudah menggunakan Power Point kan untuk presentasi? Kenapa kita tidak menggunakan cara yang berbeda?

- Story telling?

- Menggunakan alat peraga dan model

- Roleplay

- Atau dengan tetap menggunakan Power Point tapi digabungkan dengan cara cara di atas.


Be creative about the “what” (your idea) and the “how” (bagaimana anda menyampaikan ide anda).


Jadi ingat, untuk meningkatkan kreativitas anda, coba lakukan beberapa hal di bawah ini:

a) Crack your cocoon

b) Collect the dots

c) Connect the dots

d) Create your ideas

e) Creatively sell your ideas


Salam Hangat


Pambudi Sunarsihanto