Peraih Nobel Ekonomi: Pendidikan Merupakan Kunci Keberhasilan dalam Persaingan Global
The Jakarta Post, halaman 10
Tenaga kerja Indonesia harus meningkatkan kemampuan mereka agar dapat bersaing dengan para pekerja asing di era globalisasi saati ini, hal ini di peringatkan oleh salah satu pemenang Nobel di bidang ekonomi.
Pasalnya perusahaan Internasional hanya tertarik dengan para pekerja terampil sementara para pekerja yang kurang terampil akan sulit dalam bersaing nantinya, hal tersebut dikatakan oleh peraih Nobel tahun 2007 Eric Stark Maskin pada hari Minggu (15/1) di Universitas Surabaya (Ubaya), Jawa Timur.
Maskin mengikuti rangkaian kegiatan ASEAN "Bridges Dialogues Towards a Culture of Peace" yang diselenggarakan oleh International Peace Foundation (IPF) dengan mendatangkan para pemenang nobel ke beberapa kota di Indonesia dari bulan Januari sampai Maret.
Perusahaan internasional pada pasar globalisasi tidak akan memperkerjakan para pekerja yang tidak memiliki keterampilan, mereka hanya akan tertarik kepada tenaga kerja yang mampu menawarkan keterampila yang mumpuni, mengutip perkataan Maskin pada saat memberikan kuliah umum dengan tema "Why Global markets have failed to reduce inequality".
Profesor asal Massachusetts Institute of Technology mengatakan para pekerja terampil akan mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi dan akan meninggalkan jauh kebelakang para pekerja yang tidak memiliki keterampilan. Untuk menyikapi ketidaksetaraan pada pasar globalisasi, Maskin mengusulkan, untuk menyediakan pendidikan khusus untuk para pekerja yang tidak memiliki keterampilan.
Lebih lanjut Maskin menambahkan bahwa harus ada kesadaran dan komitmen pemerintah, pengusaha, tokoh masyarakat dan semua pihak secara kolektif untuk aktif dalam budidaya perdamaian dunia melalui kegiatan ekonomi positif dan tidak mementingkan diri sendiri.
Meskti Maskin tidak mengomentari apa yang telah dilakukan pemerintah Indonesia selama ini dalam mendidik para pemuda yang akan segera memasuki pasar tenaga kerja. Namun, upaya pemerintah dengan memberikan subsidi tunai patutut diapresiasikan. Ia mengatakan para keluarga kurang mampu dapat menggunakan subsidi tunai untuk mengirimkan anak-anak mereka ke sekolah agar bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan dikemudian hari anak-anak tersebut dapat memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja yang terampil.
Persaingan lainnya yang harus diantisipasi, dikatakan oleh Maskin, adalah persaingan antara manusia dengan teknologi. Ia mengatakan bahwa kita tidak tahu persis apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang namun yang dapat dipastikan ialah teknolgi sedang dalam proses untuk menghilangkan para tenaga kerja tidak terampil. Maka dari itu hal tersebut sangatlah penting untuk memastikan bahwa setiap orang memiliki beberapa keterampilan sehingga mereka tidak menjadi tawanan dari teknologi.