Translate

Saturday, March 16, 2019

Kunci Sukses ada di _Growth Mindset

*Kunci Sukses ada di _Growth Mindset_*
@pmsusbandono
14 Maret 2019

Namanya Tutuk Kurniawan.   Sekian tahun lampau, kami  berteman di SMA Loyola, Semarang.  Sayang tak lama.  Tutuk hanya sampai kelas 2, sebelum kemudian pindah entah ke mana.   Yang pasti, kepindahan Tutuk bukan karena masalah akademis.  Ada perbedaan pendapat antara Tutuk dengan pihak sekolah.  Tutuk murid pandai, tapi kurang beruntung.

Sejak itu kami tak pernah jumpa, sebelum dipertemukan kembali, kira-kira 3  tahun lampau, melalui grup Whatsapp alumni.  Kali itu saya melihat Tutuk dengan keadaan yang  jauh berbeda.

Keluar SMA, Tutuk tidak meneruskan sekolah.  Dia memilih membantu ayahnya, pengusaha terkemuka di kota Semarang, pada zamannya. 

Yang saya temui kini, Tutuk adalah pengusaha sukses dan terkenal, di seantero Jawa Tengah.   Perusahaannya menguasai sarana transportasi publik di beberapa kota. Relasinya dengan siapa saja jempolan dan menggurita. Seseorang yang tak lulus SMA, yang tak diketahui belajar formal di sekolah  mana,  yang ketika meningggalkan sekolah memendam rasa kecewa dan marah, berhasil mengatasi "kegagalan" dan menyulapnya menjadi karir yang gilang gemilang.

Satu lagi perlu dicatat, Tutuk tercatat sebagai _cancer survivor_, dan mengalahkan penyakit ini dengan gagah perkasa, meski sudah stadium 4B.  Skor 2-0 untuk Tutuk.

Kisah yang dipertontonkan Tutuk mengawali tulisan tentang  _growth mindset_.  Ya, Tutuk memiliki pola-pikir yang terus berkembang dan tidak menutup diri terhadap apa saja  sebagai masukan.  _Mindset_ nya tidak mati _(fixed mindset),_  dengan menganggap bahwa hidupnya  ditentukan oleh "hadiah" yang didapat sejak lahir _(innate gifts)_. 

Carol S. Dweck,  Profesor Psikologi dari The Lewis and Virginia Eaton at Stanford University merumuskan   _growth mindset_ dimiliki oleh orang yang senantiasa percaya bahwa kemampuan dasarnya dapat dikembangkan melalui  ketekunan dan kerja keras.  Otak dan bakat hanyalah titik awal kehidupan yang harus terus diolah.  Pandangan ini merangsang kecintaan untuk terus belajar dan tahan banting terhadap kegagalan, yang sangat penting untuk pencapaian besar.

Di dunia kerja, penelitian Prof. Dweck membuktikan bahwa perusahaan yang mengembangkan budaya _growth mindset_, melahirkan pekerja yang berdaya dan berkomitmen mencapai target.  Organisasi memberikan dukungan yang kuat untuk kolaborasi dan inovasi. 

Di dunia nyata, mengembangkan _growth mindset_,  baik untuk individu mau pun dalam organisasi, tidak mudah, karena di dalam diri kita ada pemicu lahirnya _fixed mindset_.  Saat seseorang menghadapi tantangan, kritik atau ketidak-adilan,  dia mudah jatuh dalam lembah _insecurity_ dan _defensiveness_. 

Tutuk adalah contoh nyata  bagaimana _growth mindset_ menjawab kegagalan.  _"Saya tak pernah mikir mentok.  Saya tak takut jatuh dan gagal lagi.  Yang penting maju terus tanpa harus mencederai orang lain. Seperti keadaan sekarang, bisnis transportasi sedang menukik turun, tapi saya terus maju saja. Saya tak peduli."_.  Itu jawaban Tutuk saat ditanya apa resep keberhasilannya.  Sederhana, tanpa teori muluk-muluk.  Tutuk merendah  karena hanya lepasan SMA.  Lanjutnya  sambil tertawa lepas.

Kisah Tutuk mengingatkan saya saat bertemu, tak sengaja, dengan maestro bulutangkis dunia, Rudy Hartono, di sebuah mal di bilangan Jakarta Selatan, 2 bulan lalu.  Kami sempat _ngobrol_  di _foodcourt,_ meski dia  tak mengenal saya sebelumnya. Dengan rendah hati, Rudy menjawab pertanyaan saya : _"Yang dibutuhkan untuk memenangkan pertandingan adalah pemain yang tak kenal menyerah, meski sudah kalah"_.

Dengan semakin terbukanya permainan bulutangkis, maka kemampuan teknis bukan menjadi faktor nomer satu.  Asal memenuhi level teknis tertentu, maka semangat tahan banting menjadi faktor yang lebih dominan.  Kriteria ini yang disebut sebagai _growth mindset_.

Carol Dweck, Tutuk dan Rudy  mungkin tak saling mengenal.  Tapi rumusan mereka : _"Otak dan bakat hanyalah modal awal"_ versi Carol Dweck, _"Jangan menyerah meski sudah kalah",_ ala Rudy atau _"Saya tak takut jatuh dan gagal lagi",_ milik Tutuk, mengirim pesan motivational yang senada.  Harapan manusia bisa saja padam tapi _growth mindset_ mampu menyulapnya menjadi pencapaian yang mencengangkan.

_Most of the important things in the world have been accomplished by people who have kept on trying when there seemed no hope at all._ (Dale Carnegie 1888-1955 : penulis dan dosen terkenal asal Amerika)

Fanky Christian
IT Infrastructure Specialist
Smartcityindo.com
StartSmeUp.Id

Chairman DPD DKI APTIKNAS
Vice Chairman ASISINDO
Secretary ACCI