Translate

Friday, April 26, 2024

Mempersiapkan Talenta AI Indonesia

Dalam kesempatan kemarin, saya hadir di pertemuan IAIS Meetup Chapter Jabodetabek. Indonesia Artificial Intelligence Society (IAIS) ini adalah asosiasi komunitas AI (baca: kecerdasan artifisial) di Indonesia sejak 2019. Saya sendiri berkiprah sebagai direktur Kolaborasi Industri (kolabin) yang menjalin kerjasama industri. Fokus utama dari IAIS adalah mempersiapkan talenta dan kemandirian AI di Indonesia.

Salah satu kegiatan yang kami lakukan adalah melakukan pertemuan dengan penyedia AI, baik platform, software bahkan perusahaan-perusahaan pengguna AI dan melihat bagaimana mereka menggunakan dan mengembangkan AI mereka, serta melihat potensi kerjasama dengan IAIS, khususnya dalam pengembangan talenta AI. Mengapa ini jadi sangat penting?

Pertama, potensi AI yang luar biasa. Tidak hanya di Indonesia, tapi secara global juga mengakui pentingnya AI bagi manusia. Dan implementasi ini sangat beragam. Yang jad pertanyaan, apakah kita(Indonesia) telah mempersiapkan orang-orang terbaiknya untuk mengembangkan AI, bukan hanya sebagai pengguna.

Kedua, potensi kembangkan AI jadi jurus utama Indonesia. Indonesia sangat tidak mungkin mengejar ketertinggalan membangun industri hardware, terutama chip nya sendiri. Negara adidaya, USA dan China telah menguasai sektor ini jauh lebih lama. Bahkan sekarang, China menjad penguasa AI dunia, karena mereka memiliki industri dan ekosistemnya.

Indonesia masih ada potensi untuk bisa mengejar ketertinggalannya, dengan memampukan talenta yang ada untuk bisa mengembangkan AI. Bukan hanya sebagai pengguna, tapi mempelajari cara membuat, arsitektur dan tentu saja membangun sistem dan aplikasi berbasis AI.

Untuk bisa membangun sistem dan aplikasi AI, maka diperlukan infrastruktur hardware. Selama ini ketersediaan infrastruktur hanya bisa diakses melalui cloud, karena memang biaya tinggi investasi yang diperlukan untuk membangun infrastruktur AI.

Dalam beberapa tahun ini, banyak perusahaan sudah menggunakan AI, tapi tidak banyak yang menggunakannya secara onpremise. Karena tingginya biaya investasi server dan GPU(Graphic Processing Unit) yang harus dimiliki. CPU menangani semua jenis tugas komputasi yang diperlukan agar sistem operasi dan aplikasi dapat berjalan. Unit pemrosesan grafis (GPU) adalah komponen perangkat keras serupa tetapi lebih khusus. GPU dapat lebih efisien menangani operasi matematika yang kompleks yang berjalan secara paralel daripada CPU umum. Disinilah NVIDIA selama ini menguasai sejak 1933.

Nvidia Corporation adalah perusahaan teknologi yang terkenal dalam merancang dan memproduksi unit pemrosesan grafis ( GPU ). Perusahaan ini didirikan pada tahun 1993 oleh Jen-Hsun "Jensen" Huang, Curtis Priem dan Chris Malachowsky dan berkantor pusat di Santa Clara, California. Jadi jelas mereka adalah perusahaan USA.

Yang menarik, terjadi "chip-war" antara USA dan China sejak September 2022. Ada chip yang dilarang dibeli oleh kedua belah pihak negara. Tapi NVDIA sepertinya tetap memiliki pasar chip dunia.

NVIDIA sendiri utamanya memiliki pabrik di Taiwan, tapi sekarang juga telah memiliki pabrik di Vietnam. NVIDIA sendiri juga telah bermitra dengan banyak pihak untuk mengembangkan platform infrastruktur AI nya, termasuk denga jaringan awan( cloud provider).

Oleh karena itulah, kami sangat senang, saat mendengar berita LINTASARTA, salah satu cloud provider lokal bekerjasama dengan NVDIA. Ini bisa menjadi"breakthrough" karena selama ini harus menggunakan provider cloud yang menempatkan GPU server nya di luar negeri, meskipun hanya di Singapura

Bagi perusahaan yang memiliki dana investasi TI cukup, mereka bisa melakuka investasi perangkat ini, dan ini tidak murah. Tapi sebenarnya bukan hanya bisa membeli server dan GPU serta software platformnya, tantangan terberatny justru menjaga server berbasis GPU ini tetap running. Itulah gunanya kita memiliki perusahaan seperti LINTASARTA.

AI inference is when an AI model produces predictions or conclusions. AI training is the process that enables AI models to make accurate inferences.

Untuk infrastruktur AI, bisa kita gunakan sebagai AI Interference dimana kit gunakan sebagai server untuk proses pemodelan prediksi AI, dan server lainny juga sebagai AI training. Keduanya ini nanti kita gunakan di server cloud based GPU yang akan disediakan.

Pemerintah sendiri, melalui DIKTI telah membantu dengan menyediakan infrastruktur AI ini untuk proses pengembangan dan pembelajaran di 6 kampus yang ada, tapi tidak semua fasilitas ini bisa diakses oleh publik, termasuk oleh komunitas AI.

Itulah sebabnya, kami di IAIS dan juga beberapa asosiasi terkait, terus mendorong dan mendukung agar semakin banyak penyedia cloud provider GPU yang bisa menyediakan platform pembelajaran bagi banyak orang.

IAIS terus berkarya mendidik dan mempersiapkan talenta di bidang AI, dengan terus bekerjasama dengan banyak pihak, juga dengan APTIKNAS. Termasuk mulai dari pelatihan AI, hingga penempatan dan magang. Inilah gunanya keberadaan AI yang lebih netral dan bisa menerima semua teknologi yang ada. Semua ini untuk kemajuan teknologi AI di Indonesia.

Silahkan berkontak ke IAIS - admin@indonesiaai.org, atau Telp/WA +62-811-188-3990. Kontak saya untuk kami visit apabila perusahaan anda telah mengembangkan dan mengimplementasika AI. Mari sinergi bersama membangun AI Indonesia.

Fanky Christian - Direktur Kolaborasi Industri IAIS / Sekjen APTIKNAS