Sekarang ini, kita bersyukur karena telah diperlonggar baik dari pekerjaan, sekolah hingga kegiatan ibadah dan kunjungan ke tempat publik.Dan semua membuat apa yang selama ini tidak bisa dilakukan secara onsite, offline, sudah bisa mulai kembali dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Tapi apakah yang berbeda ?
Kebanyakan dari kita telah sangat nyaman dengan cara online. Saya ingat sekali , dulu sangat sulit membuat orang bisa bertemu secara online di video conference, sekarang tidak. Semua maunya via video call, video conference dulu.
Satu setengah tahun lebih, kebiasaan online ini telah membuat kita merasa nyaman. Tidak harus datang ke kantor, semua pekerjaan dilakukan di rumah. Tidak harus berpadatan menuju tempat kerja. Tidak harus repot cari makan siang. Semua bisa order dan semua ada di depan mata kita, bahkan dari penjuru nusantara manapun.
Kemudahan online ini mungkin membuat sebagian besar orang merasa, inilah masa depan. Inilah cara baru kita untuk belajar dan bekerja. Jadi tidak harus bergerak, tidak harus bertemu orang secara fisik, semua bisa dilakukan.
Tapi manusia sungguh mahluk sosial. Ada interaksi fisik yang memang sudah Tuhan ciptakan dari awal. Dan mau tidak mau, tetap ada bagian hal dan urusan yang memang harus perlu dilakukan secara onsite, offline, dan ada pertemuan manusia dengan manusia.
Apa yang bisa dirubah, adalah yang bertemu dengan sistem, bisa digantikan dengan aplikasi, software, video call, video conference, tapi esensi manusia mahluk sosial tetap memerlukan pertemuan fisik ini.
Maka sangat wajar, apabila dalam keseharian kita, kita akan melihat pola baru. Pola Hybrid. Ini akan merata dan terjadi di banyak hal.
Pertama, belajar. Tetap ada pertemuan tatap muka, dan kita tetap melihat, peran guru, pengajar, dosen, tidak bisa tergantikan dengan sistem apapun. Ada ilmu yang harus tetap disampaikan dengan tatap muka, melihat gestur tubuh pengajar, dan mendengar secara langsung. Pola online sering membuat kita terlalu multitasking dan tidak fokus, sehingga ilmu tidak bisa tersampaikan dengan baik. Ada ilmu yang harus ditunjukkan secara fisik, maka kita akan melihat pola belajar kita akan hybrid. Ada yang online, siswa diminta belajar secara otodidak, dan mengikuti via online, dan ada pertemuan fisik membahas yang harus dijelaskan, di uji secar fisik.
Kedua, bekerja. Pola kerja akan berubah. Kita akan mengenal juga hybrid dalam dunia kerja. Ada yang bekerja secara online, tapi hari tertentu harus hadir di kantor, bertemu dan mengurus semua hal fisik. Ada pola pekerjaan yang harus melakukan agar bisa menghasilkan secara fisik, ini akan tetap dilakukan secara fisik. Terutama di industri, tapi hal yang bisa online, semua akan beralih ke sistem dan otomatisasi. Manusia tidak tergantikan dalam peran tertentu, tapi lainnya tetap ada perlu otak manusia, bukan sistem.
Ketiga, ibadah. Sebagian kita akan tetap perlu datang beribadah secara fisik, tapi manusia juga akan menerima kenyataan dan kenyamanan dalam ibadah online. Mempelajari ilmu agama dan menonton banyak terkait dengan ibadah juga hal yang biasa saat ini.
Keempat, jualan. Dalam berjualan pun, kita akan melihat pola ini. Ada yang hybrid, sebagian tetap jualan di toko dan tempat fisiknya, tapi ada yang dibuka juga secara online. Keduanya saling melengkapi.
Banyak hal lain yang berubah di masa pandemi, dan semua ini mengarah ke hybrid. Hybrid bisa merupakan gabungan dari keduanya, dan bisa berjalan bersamaan, atau saling melengkapi. Siapkan diri anda memasuki dunia hybrid.
sumber: https://www.kompasiana.com/startmeup/615a59f001019058570f12c2/semua-serba-hybrid