Berapa banyak dari kita yang kehilangan pekerjaan di masa pandemi ini?
Saya sendiri juga baru saja melepas tim yang selama ini ikut bekerja dengan saya hampir dua tahun, dan saya katakan "kamu jadi freelancer saja .."
Awalnya dia tertegun, dalam otak dia dan orangtuanya, bekerja itu jauh lebih baik sebagai karyawan. Tapi track record-nya mengatakan lain, mengapa?
Karena, dia hanya bisa bekerja berdasarkan target bukan kehadiran. Jadi bila anda memiliki kebiasaan mengerjakan sesuatu sesuai target, tapi waktu kerjanya tidak mau diatur, maka lebih baik mengambil keputusan menjadi freelancer.
Kok bisa? Karena faktanya, sepanjang tahun, kehadirannya di kantor selalu terlambat. Tapi mungkin target kerjanya tidak terlambat, dia masih bisa mengejar deadline dari tugas-tugas yang diberikan.
Lalu di masa pandemi ini, memang sebagian kantor menerapkan WFH atau waktu bekerja bergantian, sehingga memudahkan mereka yang bisa mengerjakan tugasnya, bisa mengerjakannya di rumah. Mungkin tidak semua bisa, buruh atau karyawan yang harus bekerja secara fisik pastinya tidak bisa menerapkan ini, dan mereka akan masuk ke jenis lain, yaitu datang bergantian ke kantor.
Tapi untuk jenis pekerjaan yang bisa dilakukan di rumah, tentu opsi WFH jadi pilihan utama. Nah, yang jadi masalah adalah tidak semua perusahaan tidak bisa menerima sepenuhnya karyawan yang bekerja di WFH , karena sebagian besar dari mereka tidak mencapai target yang diharapkan.
Maka tentu kantor, perusahaan menjadi kecewa, karena produktivitas tidak tercapai. Maka perlu pendekatan lain.
Menjadi freelance memang menjadi opsi yang semakin terbuka saat ini. Freelancer, kerja paruh waktu dapat dikerjakan oleh sebagian orang yang memang bidang pekerjaannya bisa dilakukan di rumah, seperti pekerjaan administrasi, hingga programmer komputer. Tapi negara kita belum sepenuhnya memikirkan nasib freelancer ini. Maka harus ditentukan dengan baik, bagaimana freelancer ini bisa bekerjasama dengan perusahaan.
Apa yang diperlukan dari seorang freelancer?
1. Listening Skill, kemampuan mendengar dengan baik. Untuk bisa berkomunikasi dengan perusahaan, perwakilan perusahaan, maka harus mendengar dulu dengan baik. Ini akan memudahkan mendengar harapan dan target yang diharapkan.
2. Business Communication, kemampuan berkomunikasi bisnis. Apa bedanya dengan komunikasi personal? Ada tata bahasa yang harus disesuaikan saat berkomunikasi untuk urusan kantor dan pekerjaan. Baik itu melalui verbal, ataupun text seperti yang sekarang ini sedang marak.
3. Business Wriring, kemampuan menulis, untuk apa? Tentu untuk membuat laporan progress pekerjaan. Perusahaan tetap menuntut profesionalisme dari seorang freelancer, termasuk laporan, maka perlu dilatih kemampuan menulis progress dengan baik, bukan hanya laor verbal ataupun via whatsapp saja.
4. Business etiquette , bisnis etik, etika bisnis. Tetap seorang freelancer harus profesional mengikuti kaidah, etika bisnis yang ada. Dalam hal ini terkait cakupan pekerjaan, laporan progress pekerjaan, serta pencapaian dari target yang diberikan.
5. Conflict management, manajemen konflik. Kalau kita ada di kantor, seringkali yang kita repot dan rumit atasi adalah ini, konflik dengan rekan kerja dengan manajemen , rekan kerja. Nah, sebagai freelancer pun sangat mungkin terjadi, sehingga perlu mengerti apa yang harus ditangani, dihadapi, dan bagaimana menghadapinya.
6. Interpersonal feedback, memberikan masukan, menerima masukan secara personal. Seringkali sebagai freelancer , kita terkenal keras kepala, mau nya sendiri, sehingga tidak bisa bekerja dalam tim di perusahaan, padahal tidak. Tetap kita harus bisa bekerjasama dengan tim.
Inilah enam modal utama anda apabila mau menjadi freelancer, tentu freelancer yang profesional. Selamat mempersiapkan diri.
sumber: https://www.kompasiana.com/startmeup/608e01348ede4838ad2ece52/6-modal-utama-pekerja-freelancer?page=2