Translate

Monday, June 29, 2020

INVEST IN PEOPLE

INVEST IN PEOPLE

Beberapa hari yang lalu saya diminta menjadi Narasumber dalam sebuah Form Diskusi di sebuah Kementrian, tentang Transformasi Digital. Topik yang sangat menarik dan relevant pada saat ini. Kebetulan Bapak Menteri-nya sendiri juga hadir, di samping ada beberapa dosen senior UI, dan pejabat Kementrian lainnya.
Acara tersebut dihadiri ratusan peserta dari Zoom, dan ribuan peserta yang ikut menyaksikan di YouTube live (Selamat datang di era digital!).

Bapak Menteri menyampaikan visi ke depan yang sangat keren dan visionary, tentang bagaimana transformasi akan dijalankan Bersama, apa yang akan dicapai, and how does the success looks like.
Kementrian sudah invest untuk membangun system digital yang sangat canggih dengan dana yang cukup besar sebagai komitmen serius terhadap perubahan yang diharapkan.
Berarti semua orang sekarang harus mengubah mindset dan meningkatkan profesionalisme ke arah yang sama.
Congratulation, Sir, we are on the right track!


Pada saat saya sharing, topic yang saya sampaikan lebih kepada pengembangan sumber daya manusia. Memang transformasi digital itu wajib dilaksanakan. Pada saat yang sama, kita juga harus mengembangkan manusia-manusia di organisasi tersebut.
 Sebuah transformasi digital di sebuah bank berarti kita akan menutup banyak kantor cabang dan memindahkan Sebagian besar transaksi nasabah ke mobile banking. Investasi terhadap system digital tidak akan membawa banyak perubahan kalau sumber daya manusia di bank tersebut tidak mampu mengoperasikan system tersebut dengan optimum.  Berarti perlu investasi dalam pengembangan system, dan juga investasi dalam pengembangan manusia.

Sebuah transformasi di perusahaan transportasi berarti banyak pelanggan yang akan berpindah dari "melambaikan tangan di jalan" menjadi pengguna mobile applications. Investasi terhadap system digital tidak akan membawa banyak perubahan kalau seandainya pengemudi-pengemudi di perusahaan  tersebut tidak mampu mengoperasikan mobile application tersebut dengan optimum. Berarti perlu investasi dalam pengembangan system, dan juga investasi dalam pengembangan manusia.

Dan sering kali masalahnya bukan kemampuan, tetapi kemauan. Tugas seorang leader adalah mempengaruhi/mengajak agar semua orang MAMPU dan MAU menggunakan system tersebut.
That's the challenge. Karena kadang ada yang mau tapi tidak mampu. Kadang ada yang mampu tapi tidak mau.  Yang tidak mampu harus ditraining. Yang tidak mau harus dimotivasi (mindset change!). Intinya adalah pada keseimbangan antara transformasi process, tools dan people. Ingat, kita melakukan transformasi digital, bukan hanya karena kita ingin pasang system yang canggih, tetapi terutama karena ingin ada significant improvement dan consistency!

Percuma pasang system yang canggih, kalau manusia-manusianya tidak mampu (atau tidak mau) menjalankan system itu. Transformation is not (only) about the technology, but it is mainly about transforming the people (and their mindset). Berarti pada saat kita invest in the system, kita juga harus memastikan bahwa kita harus invest in our people, voila, that's the key.

Kita lihat ya , pada saat banyak perusahaan melakukan transformasi digital, banyak yang membangun ekosistem ini:

Intelligent Automation
Application Transformation
Artificial Intelligence
Infrastructure Modernization

Sangat setuju! Dan hal-hal di atas harus dilakukan. Tetapi pertanyaan yang juga ditanyakan adalah, apa yang kita lakukan untuk mengembangkan sumberdaya manusia kita. Seandainya kita invest 1 Trilyun, untuk teknology-nya, berapa Trilyun yang kita invest untuk people development? 

Biasanya banyak leader-leader di organisasi yang terkejut mendengar pertanyaan ini. Dalam hati banyak leader perusahaan yang berkata,"Budgetnya udah habis untuk invest di technology".
Ingat diskusi kita di atas, . Investasi terhadap system digital tidak akan membawa banyak perubahan kalau sumber daya manusia di bank tersebut tidak mampu (atau tidak mau) mengoperasikan system tersebut dengan optimum.  
And sometimes they wonder why their digital transformation did not bring the expected result. 

Terus apa yang harus kita lakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia kita?

Kita perhatikan keempat factor di bawah ini:

A) Digital Fluency

Berarti semua orang harus sudah fasih dalam menggunakan digital technology.
Itu berarti...
- Punya device dan internet aksesnya (smart phone, pulsa atau wifie), maaf ini harus diingatkan, karena belum tentu semua karyawan punya, dan  belum tentu semua yang di pelosok nusantara punya aksws
- Mampu dan mau menggunakan digital technology (bukan hanya untuk whatsapps dengan teman-teman reunian) tapi untuk mengerjakan pekerjaan mereka secara digital

B) Digital Ideation

Mampu memikirkan dan  melahirkan ide untuk mengubah proses manual dalam pekerjaannya menjadi proses digital (simplification, automatization, consistency and efficiency).

- Digital Implementation

Semua orang di organisasi anda mampu melakukan implementasi untuk mengubah (convert) sebuah proses manual menjadi proses digital. Bukan berarti semua bisa coding. Tetapi  berarti semua bisa menggambar alur  proses, data input output yang dibutuhkan dan menjelaskan flow kepada para coding programmer.

- Digital Improvement

Sumber daya manusia anda juga harus mampu melakukan pengukuran improvement yang terjadi dengan mengimplementasikan proses digital tersebut (accuracy, consistency, speed, cost, efficiency).

Nah berarti pengembangan SDM dan investasi juga diarahkan ke empat focus area di atas  agar transformasi digital mencapai objective yang diharapkan.



Salam Hangat

Pambudi Sunarsihanto