Translate

Saturday, July 06, 2019

CHOOSE THE RIGHT OCEAN for YOUR CAREER

CHOOSE THE RIGHT OCEAN for YOUR CAREER

Teman saya sedang di persimpangan jalan untuk memilih tempat mengembangkan kariernya. Dia harus memilih dua perusahaan yang menawarinya dengan pekerjaan bagus. Yang mana sebaiknya dia pilih? Kita dengarkan ceritanya yuk ...

Namanya Hans.  Dia adalah seorang Sales Director di sebuah perusahaan internasional. Dia sudah bekerja dengan perusahaan ini di tiga negara dengan karier yang cemerlang. Sayangnya, tahun ini dia harus kembali ke Indonesia karena ibunya yang sakit, dan Hans ingin  menemani Ibunya pada usia itu. Jadilah Hans akan memindahkan keluarganya ke Indonesia. Dan berarti dia juga harus mencari pekerjaan di Indonesia.

Untungnya dengan track recordnya yang bagus, Hans berhasil mendapatkan dua karier opportunity melalui networking yang dia punya. Jadi Hans tinggal memilih antara dua pilihan itu. Hari itu Hans ingin diskusi dengan saya tentang kariernya. Kami bertemu siang itu di sebuah Rumah Makan Padang di Jakarta.

"Alhamdulillah, sebenarnya saya mendapatkan dua tawaran pekerjaan bagus. Yang satu sebagai Sales Director di perusahaan yang sudah lama berkembang, keuntungan bagus, dan customernya loyal. Everything is ok. Tapi dari segi kompensasi sayangnya kurang bagus.
Yang satunya lagi, saya juga menjadi Sales Director,
dengan salary yang bagus banget. Tetapi challenge nya berat. Sales perusahaan itu sedang turun. Kompetisinya ketat. Sales team nya sedang demotivasi. Pekerjaannya berat nih. Jadi mana yang harus saya pilih ya?"

Pertanyaan menarik untuk dibahas kali ini. saya seringkali menerima pertanyaan seperti ini.
Dan memang Hans harus berhati-hati memilih pekerjaannya kali ini. Dia akan mengembangkan kariernya selama beberapa tahun, tiga tahun, lima tahun atau mungkin malah lebih.  Dia harus berhati-hati untuk memilih kariernya.

Namun di sisi lain, Hans juga harus mengerti. Dia kan bilang bahwa bagi dia salary adalah faktor penting. Saya mau bertanya nih, apakah ada perusahaan yang mau mempekerjakan anda dengan gaji yang tinggi (atau bahkan gaji yang lebih tinggi daripada gaji anda sekarang), untuk mengerjakan pekerjaan yang (lebih) mudah? Please jangan bermimpi!

Berarti Hans harus bersiap-siap bahwa kalau gajinya lebih tinggi, berarti challenge nya pasti akan lebih berat. Karena Hans dipekerjakan bukan untuk menjadi karyawan biasa, Hans harus menjadi troubleshooter (expert yang mampu memecahkan masalah).

Lucu juga kadang-kadang kalau ada yang bertanya atau berkomentar,"Kok si A join perusahaan itu? Kan perusahaan itu lagi nggak bagus?"
Lho, bukanlah anda troubleshooter?
Seandainya anda dokter spesialis jantung (yang dibayar mahal), apakah anda mengunjungi pasien yang kronis atau pasien batuk pilek?   Ini lucu kan? Ada dokter jantung, diundang ke pasien yang kronis, temannya bilang,"Jangan ke sana, orangnya lagi sakit"
Lha, tugas anda kan menyembuhkan pasien yang kronis, makanya dibayar mahal.
Kalau yang dibayar murah, mungkin hanya menyembuhkan batuk pilek kan?

Sama dengan analogy itu , kalau anda adalah expert (dan dibayar mahal), ya siapkan mental bahwa problem yang anda hadapi juga akan extremely challenging. Kalau gak mau ya gak apa apa, tapi jangan komplain kalau gaji anda rendah kan? Because you are not a normal employee, you are a troubleshooter and they will expect you to shoot the troubles that they have!

Intinya adalah pada saat anda memilih sebuah tempat berkarier harus ada balance antara CONTINUOUS LEARNING dan CONTINUOUS EARNING.
Karena bekerja itu bukan hanya mengumpulkan uang (salary), tetapi bekerja itu juga berarti anda terus menerus belajar, melengkapi portfolio anda, agar tiga atau empat tahun lagi anda bisa dipromosikan ke jabatan yang lebih bagus lagi , baik di dalam ataupun di luar perusahaan anda. Dan dengan menangani masalah-masalah yang berat itulah, maka LEARNING anda akan bertambah pesat.

Berarti Hans dalam cerita di atas juga harus memperhatikan, apa saja hal-hal yang baru yang dia dapatkan di pekerjaan itu.
Bisa saja pekerjaan yang di mana sales nya turun, kompetisi ketat, teamnya demotivasi itu
Justru Hans harus merasa tertantang dengan situasi itu, karena:
Berarti dia dipercaya untuk menangani masalah yang sulit (recognition of his expertise)
Dia mendapatkan opportunity untuk memimpin perubahan (opportunity to drive change)
Berarti dia akan belajar banyak dari situ, dan membuat port-folio (CV) nya dalam 3-4 tahun ke depan akan lebih bagus lagi 

Accept the challenge,
enjoy the challenge,
learn from the challenge!

Your career is a long journey, jangan hanya berfikir apa yang anda kerjakan (dan berapa gajinya), tetapi pikirkan bahwa apa yang anda lakukan itu membuat anda belajar dan membuat CV anda akan lebih bagus  , agar anda mendapatkan job yang lebih baik di masa depan.


Terus apa saja yang harus kita perhatikan dalam memilih pekerjaan kita....

Kali ini kita sederhanakan dengan tiga rekomendasi di bawah ini:

a) Choose the right INDUSTRY

Kembangkan career anda di Industry yang masih berkembang.
Bahwa sebuah industry mengalami pasang surut itu biasa. Tetapi tetap anda harus melihat prospect yang bagus di Industry itu, masa depannya masih bagus, dan industry ini tidak sedang dibunuh oleh millenial dan ditinggalkan oleh yang lain. Cek bahwa product dan service di industry itu masih dibutuhkan dan masih akan relevant di masa depan.

b) Choose the right COMPANY

Pilihlah perusahaan dengan visi dan corporate culture yang sesuai dengan anda.
Ingat, ikan jago berenang di sungai, kuda pandai berlari di padang rumput dan monyet pandai memanjat pohon. Mereka semua sama sama pintar, tetapi tetap saja harus berada di lingkungan yang tepat.
Nah, apakah anda ikan? kuda ? atau monyet?
Yakinkan bahwa working style dan karakter anda akan sesuai dengan budaya kerja di perusahaan anda.
Baca web site mereka, baca koran dan majalah, tapi terutama tanyakan karyawan yang sudah ada di dalamnya.
Kalau mereka bilang bahwa mereka "commitment untuk mengembangkan karyawannya", tanyakan apakah teman-teman anda yang sudah bekerja di sana dikembangkan atau tidak? Ditraining atau tidak? Dipromosi atau tidak?
Kalau mereka bilang "commitment untuk berkontribusi pada komunitas dan masyarakat", tanyakan apakah teman-teman anda (yang sudah bekerja di sana) juga diajak untuk melaksanakan komitmen itu atau tidak.
Check and recheck.
Ask and ask and ask.
Jangan membeli kucing di dalam karung!

c) Choose the right LEADER

Pernah dengar kata "People join the company, and they leave their boss"?. Peribahasa ini makin lama makin tepat.
Hati-hati memilih boss anda. Anda akan bekerja 8-10 jam sehari dengan dia.
Anda akan bertemu dengan dia lebih lama daripada dengan istri atau suami anda.
Kalau anda sangat berhati-hati memilih suami atau istri anda, mestinya anda juga sangat berhati-hati memilih boss anda juga kan?
Gunakan "interview" sebagai media untuk mutual selection. Dia berhak memilih anda, dan anda juga berhak memilih boss anda. Setelah dia puas bertanya-tanya, gantian anda juga boleh bertanya:
Apa yang dia lakukan untuk mengembangkan anak buahnya
Berapa orang anak buahnya yang sudah dipromosi? apa yang dia lakukan untuk membantu, apa yang mereka lakukan?
Leadership style dia apa? dan bagaimana anda dan dia bisa saling menyesuaikan diri pada saat bekerja bersama nanti?

Jadi ingat ya, kalau andmempertimbangkan lautan baru untuk karier anda, pertimbangkan tiga hal ini:

a) Choose the right INDUSTRY
b) Choose the right COMPANY
c) Choose the right LEADER

Dan ingat, pentingnya menjaga antara CONTINUOUS LEARNING dan CONTINUOUS EARNING.

Salam Hangat

Pambudi Sunarsihanto

Fanky Christian
IT Infrastructure Specialist
Smartcityindo.com
StartSmeUp.Id

Chairman DPD DKI APTIKNAS
Vice Chairman ASISINDO
Secretary ACCI