TEACH YOUR CHILDREN TO BE INDEPENDENT
(Bagaimana mendidik anak-anak kita agar independent)
- Pambudi Sunarsihanto
Di sebuah kota tua di Eropa Utara, ada sebuah museum kecil. Dan di sana dipajang sebuah botol yang usianya sudah ratusan tahun. Di dalam botol itu ada selembar kertas tua yang digulung, warnanya sudah kecoklatan dimakan waktu. Tidak ada yang tahu apa yang tertulis di kertas itu. Setiap kali ada pengunjung musemum yang bertanya, seorang kurator akan bercerita.
Pada jaman dahulu kala ada seorang Raja yang sakit keras dan akan meninggal. Kemudian dia berpesan kepada Putra Mahkota yang baru berumur 16 tahun,"Anakku , sebentar lagi aku akan meninggal. Kamu yang akan berkuasa di Kerajaan ini"
"Tapi aku belum siap, Ayah"
"Kamu sudah siap. Kamu akan menjadi Raja yang baik."
"Tapi bagaimana kalau ada masalah besar , Ayah"
"Jangan khawatir, Aku sudah menyapkan jawabannya. Ini ada botol. Di dalamnya ada jawaban dari masalah apapun yang kamu alami. Jadi pecahkanlah botol itu, kalau kamu sedang menghadapi masalah"
"Oh, terimakasih Ayah"
"Tetapi ingat Anakku, kamu hanya punya satu botol"
"Jadi setiap kali kamu ingin memecahkan botol itu. Yakinlah bahwa itu masalah terbesar yang akan kamu hadapi seumur hidupmu"
Raja pun meninggal, dan Putra Mahkota menjadi Raja.
Dia terkenal sebagai Raja yang cukup bijaksana. Tetapi tetap saja terkadang menghadapi masalah yang besar. Dan dia pun tergoda untuk memecahkan botol itu. Tapi dia teringat pesan Almarhum Ayahnya. Dan karena dia yakin di masa depan akan ada masalah yang lebih besar dia pun terus berusaha untuk memecahkan masalah tanpa memecahkan botol peninggalan ayahnya. Dan ternyata masalahnya berhasil dia atasi. Begitu seterusnya sampai akhirnya dia pun sakit keras. Dan dia pun meninggalkan botol dan pesan yang sama kepada anaknya. Dan begitu seterusnya sampai ratusan tahun kemudian, botol itu tetap tersimpan rapi di museum, dan tidak ada yang tahu sebenarnya apa isi pesan di dalam botol itu.
Karena mereka selalu berusaha "memecahkan masalah tanpa memecahkan botol" itu.
Negara-negara di Eropa Utara sangat kaya dan mereka banyak mempunyai minyak di dalam bumi mereka. Tetapi bagi mereka minyak itu adalah pesan di dalam botol. Sekali mereka mengambil minyak mereka tahu bahwa mereka tidak akan bisa mengambilnya lagi. Jadi mereka tidak menggali minyak itu. Mereka bahkan mempunyai referendum, di mana mayoritas warga negara harus setuju sebelum mereka menggali minyaknya. Artinya mereka selalu berusaha sekeras mungkin bekerja sebelum menggali minyak. Ternyata suatu saat seandainya ekonomi dunia hancur dan semua negara bangkrut, mereka masih punya minyak.
Mungkin ini sindiran halus bagi negara yang terburu buru menjual semua sumber alamnya ke luar negeri sebelum bekerja keras. (Saya lupa nama negara itu :-).
Sementara negara negara Eropa Utara lebih suka bekerja keras dan menggunakan otaknya sebelum mereka memecahkan botol terakhir mereka (minyak).
Seorang teman saya, sebut saja namanya David, menggunakan prinsip yang sama kepada anak perempuannya.
"Dila, kamu sebentar lagi lulus SMA. Papa akan memberikan kamu tabungan senilai Seratus Ribu Dollar. Terserah kamu. Kamu boleh menggunakan uang itu untuk kuliah S-1 di mana saja. Tapi ingat, itu adalah tabungan terakhir yang akan Papa berikan seumur hidupmu.
Atau ... kamu bisa juga belajar keras dan mendapatkan beasiswa dan menggunakan uang itu untuk kuliah S2.
Atau ... kamu bisa juga mencari beasiswa S1 dan S2 dan menggunakan tabungan itu untuk memulai usahamu kelak.
Atau kamu bisa juga mencari investor untuk usahamu dan menggunakan uangmu untuk apapun yang kau mau.
Tapi ingat uang itu adalah "pesan dalam botol sang Raja". Apapun yang kamu lakukan terserah kamu. Tetapi sekali kamu mengambil uang itu, Papa tidak akan pernah memberi uang lagi ke kamu seumur hidupmu!
And I mean it.
Dila belajar keras , mendapatkan nilai yang tertinggi dan sekarang mendapat beasiswa di Amerika untuk program S-1 nya. Bayangkan, betapa hebatnya David mengajarkan anak anaknya untuk hidup mandiri dan independent.
Sementara saya mengenal banyak teman teman saya yang membayark kuliah anak anak mereka , S1, S2, membantu mencarikan pekerjaan, membelikan mobil setelah anaknya bekerja, bahkan membelikan rumah pada saat anak anaknya menikah.
Bagaimana anak anak mereka akan bisa mandiri dan independent.
Sama seperti anak anak yang belajar baik sepeda waktu kecil.
Mereka tidak akan pernah bisa naik sepeda kalau kita selalu memegangi sepeda mereka dari belakang.
When you raise your children,
Let them ride.
Let them try.
Let them fall.
Let them feel the pain.
Let them cry.
Let them learn from their mistake.
Let them stand up again and again.
Do not hold their hands all the time.
Let them
explore the world by themselves.
Let them fly ...
Intinya kita harus mengajarkan anak anak kita untuk mandiri, independent dan berani menjelajahi dunia tanpa pertolongan kita.
Terus bagaimana dong, prakteknya agar kita bisa mendidik mereka untuk menjadi independent?
1. Biasakanlah mereka untuk mengerjakan pekerjaan mereka sendiri .
Membereskan kamar, mengatur baju, mengatur budget mereka dari uang saku mereka.
2. Ajarkan bahwa kunci sukses itu adalah dengan bekerja lebih keras.
If you want to achieve more, you just have to work harder and more ....
There is no such thing as work hard not smart.
You have to work harder and smarter.
3. Ajarkan mereka keseimbangan antara prestasi akademis, kepribadian, olahraga dan seni.
Itu semua akan sangat diperlukan dalam kehidupan mereka di masa depan.
4. Invest in their future. Siapkan budget yang cukup untuk sekolah mereka sekarang, jangan irit kalau
mereka mau beli buku buku, dan invest in their hobby.
Remember, when you invest your "brain", one day you will see the result in their future in their "wallet"
5. Give them pressure but balance it with Support and reward
Seorang anak hanya akan perform kalau mendapatkan balance antara motivasi, pressure, support and reward.
Jugglinglah dengan semua itu agar anak anda menjadi karakter dan pribadi yang seimbang.
6. GIVE THEM EXAMPLE HOW YOU WORK HaRD
Action talk louder than words
Kalau anda ingin anak anak anda bekerja keras, anda juga harus bekerja keras dan memberikan contoh (teladan ) kepada anak anak anda
Cobalah.
Terapkanlah.
Laksanakanlah.
Memang berat pada awalnya.
Tetapi pada akhirnya anak anak anda akan sangat berterimakasih kepada anda.
Salam Hangat
Pambudi Sunarsihanto
Fanky Christian
fankychristian.blogspot.com
fankychristian.blogspot.com