BERUBAH ITU SUSAH
(Because change is difficult)
Seorang bajak laut sedang ngobrol dengan temannya sesama bajak laut yang memakai kaki palsu, mata palsu dan memakai hook (besi tajam yang melengkung) di tangannya yang sudah putus.
Bajak laut pertama bertanya,"Mengapa kamu pakai kaki palsu?"
"Kaki disantap ikan hiu di samodra." (sambil membanggakan dirinya).
"Mengapa kamu memakai hook sebagai tangan palsu?"
"Saya bertarung dengan lima perompak, mereka mati semua. Tapi tangan saya putus" (masih dengan bangga banget)
"Terus mengapa kamu pakai mata palsu?"
"Mata saya Kejatuhan kotoran rajawali dari atas"
"Terus rajawalinya mencakar mata kamu?"
"Bukan, waktu di mataku ada kotoran burung, reflesks tanganku membersihkannya, ternyata aku lupa aku sudah memakai hook yang tajam"
Joke di atas memang fiksi, tetapi menggambarkan betapa susahnya berubah. Si bajak laut yang sudah terbiasa menggaruk dengan tangannya, tetap saja menggaruk matanya dengan hook yang tajam.
Old habit never die.
Dan itu berlaku dalam kehidupan pribadi maupun dalam karier profesional kita.
Dalam kehidupan pribadi kita tahu betapa susahnya bapak-bapak yang ingin berhenti merokok, atau ibu-ibu yang ingin diet!
Di perusahaan juga, betapa susahnya kita mengimplementasikan proses baru atau menumbuhkan mindset baru.
Padahal sebagai leader kita selalu bilang mari kita berubah.
Seolah olah berubah itu mudah!
Padahal berubah itu sangat susah!
We need to build the habbit. Seperti halnya orangtua kita yang harus ngomel-ngomel setiap malam agar kita sikat gigi (thanks to Mr Stephen Covey for the analogy).
Kita males banget sikat gigi, sampai harus disuruh, dirayu atau dibentak setiap hari (padahal itu gigi kita sendiri!)
Tetapi setelah kita melakukannya bertahun tahun, lama lama kita terbiasa sikat gigi, dan akhirnya kita merasa morning tidak nyaman kalau belum sikat gigi!
That s how you build a habit!
Dan kita juga harus bisa mempengaruhi tim kita untuk melakukan perubahan.
Bukan dengan cara instan.
Bukan dengan mengirimkan email.
Bukan dengan menyampaikan pidato.
Bukan dengan menempelkan poster.
How to do it?
Ikuti keempat langkah di bawah ini .....
0. OBJECTIVE
Tetapkan bersama objective yang akan dicapai dengan perubahan tersebut.
Apa yang harus dicapai? Dan mengapa kita harus mencapai objective itu?
0. VISUALISASI
Visualisasikan ... gambarkan kalau kita semua sukses mencapai perubahan itu, situasi apa yang bisa kita gambarkan?
⁃ Angka penjualannya berapa?
⁃ Kepuasan pelanggannya berapa?
⁃ Employee engagement berapa?
⁃ Komposisi penjualan dari product baru dan product lama berapa?
⁃ Jumlah karyawan yang mendapatkan sertifikasi untunk kompetensi baru berapa ?
⁃ ... dst ... dst
Describe how the success will look like ...
0. MOTIVASI
Motivasilah team anda agar dapat bekerj keras bersama sama.
Mereka harus mengerti apa yang akan dapatkan (secara perusahaan, team dan diri mereka sendiri), apa yang akan mereka dapatkan kalau mereka berhasil mengimplementasikan perubahan ini.
0. IMPLEMENTASI
Implementasikan perubahan dengan disiplin. Jadilah role-model untuk apa yang harus dilakukan bersama.
Ingat, sebelum anda merubah bisnis anda, anda harus merubah tim anda.
Dan sebelum anda merubah tim anda, seringkali anda harus terlebih dahulu merubah diri anda sendiri.
Dan ini yang selalu paling sulit untuk dilakukan.
Now I am asking you.
Are you ready to change yourself? Before you even think of changing your team and changing your business!
Jadi ingat keempat langkah untuk menerapkan perubahan bisnis di tempat anda ...
0. O: Tetapkan OBJECTIVE nya apa
0. V: VISUALISASI kan , suksesnya seperti apa?
0. M: MOTIVASI, Motivasilah team anda agar dapat bekerj keras bersama sama
0. I: IMPLEMENTASI kan perunahan itu sesuai jadwal dan millestone yang disepakati beraama
Salam Hangat
Pambudi Sunarsihanto
Fanky Christian
fankychristian.blogspot.com
fankychristian.blogspot.com