Translate

Tuesday, April 20, 2010

In memoriam - Gerald Marshall

 Seharian ini memang melelahkan, tapi tidak semuanya melelahkan. Fisik memang melelahkan, tapi jiwa semakin dikuatkan. Kepergian Gerald Marshall, keponakan ku, anak dari Evy dan Dwi meninggalkan kenangan tersendiri. Bukan hanya karena kelucuannya sebagai anak kecil, tetapi impact kehadirannya bagi keluarga.

Hadir di tengah keluarga yang notabene Kristen, dan bahkan sangat kristiani, kepergian Gerald bahkan sempat membuat kami bertanya "mengapa Tuhan?" Sebelum akhirnya saya melihat dengan mata sendiri, betapa kepergiaannya membuat Evy, adik saya, yang saya anggap adik bontot yang selalu bermanja telah berubah menjadi wanita muda dewasa dan berpikiran matang beriman. Setidaknya itulah yang saya rasakan saat ini, betapa dibalik semua hal kepahitan dan penyesalan atas kepergian Gerald ke rumah Bapa di sorga, tetapi saya bisa melihat hal lain.

Tinggal di rumah mertua yang seorang pendeta, saya pikir tentu memiliki kehidupan rohani lebih baik, bahkan dari saya sendiri tentunya. Tetapi pendeta tetaplah seorang manusia, yang balik bertanya "mengapa Tuhan?" sebelum akhirnya dia bersaksi sedari pagi kami datang di rumahnya, betapa Evy menyadarkan dia atas rencana Tuhan dibalik semua ini. Satu ayat yang membuat saya penasaran untuk membacanya adalah Amsal 16:3, ayat yang disebut mengubah cara pandang Evy (dan tentu kami) dalam melihat semua hal ini.

"Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu"

Ayat yang tidak mudah ditangkap artinya, bahkan oleh sang bapak yang berprofesi pendeta, tetapi dibalik ayat ini, digambarkan betapa penyerahan kepada Tuhan, Allah Bapa di sorga memegang peranan penting.

Betapa sering tidak kita sadari, semuanya adalah rencana kita, dan rencana kita sendiri, tetapi hari ini kita diingatkan kembali, betapa semua rencana yang kita bangun, yang kita buat, bukanlah semata rencana kita, tetapi kita harus menyerahkannya kepada Tuhan.

Rencana yang kita susun pastilah rencana yang sangat baik, rencana yang mungkin rapih tersusun, rencana yang kita pikirkan baik-baik kemungkinan-kemungkinannya, bahkan mungkin sebagai manusia, kita seringkali diajar untuk berpikir terbalik, berpikir diluar k'otak' kita, sehingga kita bisa mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi.

Tapi kali ini, Tuhan tunjukkan kepada kita, bahwa dengan menyerahkan segala hal perbuatan yang terkait dengan rencana kita kepada Tuhan, maka semuanya akan terlaksana sesuai rencana kita. Semula semua sepertinya mudah, tapi melihat bahwa ada bagian dalam rencana kita yang menjadi hilang dan rapuh, kemudian kita mulai pudar dan tidak fokus, kembali kita diingatkan untuk menyerahkannya ke dalam Tuhan.

Minggu ini bisa jadi minggu yang terberat untuk Evy dan Dwi, adik-adikku. Tapi minggu ini pun bisa jadi minggu yang paling melegakan dan meringankan, dimana mereka berjalan tanpa beban, kuk beban itu telah diserahkan kepada Tuhan, Dia yang memikul beban itu, dan yang terindah dari semuanya adalah menunggu apa yang akan Tuhan buat dengan semua beban itu.

Sekali lagi, tetap saja saya tidak sepenuhnya memahami bagaimana Evy memandang ayat ini begitu menguatkannya menjalani semua ini, tetapi saya bangga, karena oleh karena dia dan semua hal ini, kami belajar kembali, diingatkan kembali untuk berserah kepada Tuhan.

Selamat jalan Gerald Marshall, kenangan terindah darimu akan selalu kami ingat, sampai bertemu di rumah Bapa di surga.


Gerald Marshall
4 Des 2008 - 20 April 2010