Lukas 22:56-61 (TB) Seorang hamba perempuan melihat dia duduk dekat api; ia mengamat-amatinya, lalu berkata: "Juga orang ini bersama-sama dengan Dia."
Tetapi Petrus menyangkal, katanya: "Bukan, aku tidak kenal Dia!"
Tidak berapa lama kemudian seorang lain melihat dia lalu berkata: "Engkau juga seorang dari mereka!" Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku tidak!"
Dan kira-kira sejam kemudian seorang lain berkata dengan tegas: "Sungguh, orang ini juga bersama-sama dengan Dia, sebab ia juga orang Galilea."
Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan." Seketika itu juga, sementara ia berkata, berkokoklah ayam.
Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku."
Pernah berbohong? Pernah berdusta? Pernah menolak argumen atau tuduhan orang lain? Ya itu menyangkal. Mengakui yang sebenarnya.
Mengapa kita menyangkal, ini yang harus kita perhatikan. Kita menyangkal karena kita cenderung ingin cari aman, cari selamat, agar tidak ribut, agar tidak kena masalah, agar tidak ketahuan. Apalagi kalau kita dalam kondisi tertekan, terpojok.
Ini kondisi yang umum kita temui. Kita merasakan dengan menyangkal, berbohong, maka kita akan selamat, aman.
Kenyataannya , bagaimana hebatnya kita sembunyikan pasti suatu saat akan ketahuan, akan terbuka. Maka malulah kita.
Petrus mengalami nya, padahal Tuhan sudah mengingatkan sebelumnya. Kita juga seperti itu. Tuhan sudah mengingatkan. Kita harus ingat ini. Kejujuran memang sulit dilakukan tapi mudah dikatakan.
Kita diingatkan kembali soal ini. Kadang kita sebagai pengusaha, pemimpin, team leader melakukan penyangkalan ini. Berdusta untuk amankan. Berbohong agar tidak ribut. Padahal akan lebih rumit lagi urusannya. Kejujuran tetap akan selalu ditantang di dalam keseharian hidup kita.