THE NEW PARADIGM in MANAGING YOUR TALENTS
Minggu ini, saya pergi ke Singapura, bersama sekitar 40-50 praktisi HR dari Indonesia. Kami mengunjungi beberapa perusahaan di sini, belajar di sebuah Business School ternama yang mempunyai kampus di Singapore, jalan-jalan, dan tentu saja makan-makan.
Sebuah perusahaan ternama dari Amerika, menerima kami pagi itu, dan melakukan sharing tentang trend-trend terakhir dalam hal Talent Management, the Future of Works, penerapan Artificial Intelligence di beberapa industry, memberi kesempatan kepada kami untuk berkeliling melihat-lihat kantor mereka, bahkan mengundang kami untuk makan siang bersama.
HR Director mereka juga sharing tentang HR dan Talent Management practices yang mereka lakukan. Banyak sekali hal-hal yang kami pelajari di sini. Dan kemudian ada seorang yang bertanya,"Apa yang anda lakukan untuk me-retain talent-talent di perusahaan anda?"
Beliau tersenyum (kelihatan bahwa dia sudah sering menerima pertanyaan seperti itu). Kemudian dia mulai menjawab,"Bagi kami, paradigma baru dari talent management itu bukanlah untuk me-retain talent-talent kami. Objective kami adalah bagaimana membuat talent-talent yang saat ini bekerja di perusahaan kami menjadi lebih productive. Karena dengan meningkatnya produktivitas talent-talent kami itu tentu saja akan membawa peningkatan produktivitas bisnis di perusahaan kami!"
Semua peserta mengangguk-angguk setuju. Jaman sudah berganti. Everything changes! Dan tentu saja ini membawa perubahan pada talent-talent kita. Jaman dulu mungkin bapak-bapak kita (atau kakek-kakek kita) akan bahagia dengan bekerja di SATU perusahaan seumur hidup mereka, menikmati hidup, menikmati pekerjaan mereka (dan mungkin melakukan hal yang sama di tempat kerja, seumur hidup mereka). Sekarang kita mengelola anak-anak muda yang terus menerus minta tantangan baru, dan haus dengan new learning, new task, new job, new promotion, dan tentu saja new salary!
Di satu sisi banyak praktisi HR yang merasa mereka mengenali millennial, dan merasa mampu mengelola millennial. Tetapi pada saat yang sama mereka terkejut pada saat millennial mengajukan resignation dan pengin pindah ke perusahaan lain.
Hallooooo ……??!!!
Millenial kan gak sabaran (seperti orang tua kita atau kakek kita). Jangan berharap bahwa mereka akan loyal kepada perusahaan anda (seumur hidup mereka), kalau anda menyuruh mereka melakukan hal yang sama berulang-ulang.
Sesampainya di hotel, saya berfikir lagi dan merefleksikan sharing session itu. Dan saya memang setuju. The paradigm has changed, the name of the game has changed. You are not here to retain ALL your talents, you are here to make sure that the talents that you have will be as productive as possible.
Dan itu berlaku di semua industry, bukan hanya dalam me-manage millennial talents, tetapi juga semua talents di perusahaan anda. Ingat, objective nya adalah untuk membuat mereka semakin productive, dan kalau ternyata mereka tidak productive (dan juga sudah dilakukan beberapa usaha untuk membuat mereka productive, tetapi tetap tidak berhasil), apakah kita juga tetap harus me-retain mereka?
Talent-talent jaman sekarang memerlukan tantangan baru, new challenge, new learning dan new experiences.
Tugas kita adalah :
- Memberikan mereka tugas (assignment) yang akan membuat mereka belajar dan meningkatkan skills mereka, setiap hari
- Memotivasi dan me-reward mereka sesuai dengan performance dan kontribusi mereka
- Setelah mereka perform maximal dan juga belajar banyak di sebuah role, berikan tantangan baru ke mereke (promosi ke jabatan yang lebih tinggi atau lateral move : pindah ke role lain yang levelnya sama, mungkin di departemen lain atau divisi lain)
Terus apa yang bisa kita lakukan untuk membuat mereka menjadi productive?
Saya pun membuka-buka catatan dan pengalaman pengalaman saya sebagai HR di berbagai industry, saya mengamati bahwa kita harus memperhatikan hal-hal di bawah ini:
a) Vision
They want to join and stay in a company with a cool and fun vision so they can be proud of and they can tell their friends about it. Mereka menyukai perusahaan yang mempunyai misi yang jelas dan selaras dengan apa yang mereka inginkan dalam hidup ini.
Ada talent yang memang sangat menyukai computer dan ingin join perusahaan yang menawarkan solusi IT yang paling canggih customernya. Ada talent yang menyukai misi-misi lingkungan dan mereka ingin join ke perusahaan yang selain mengejar keuntungan juga sangat perduli kepada lingkungan dan mempunyi banyak program CSR. Ada talent yang menyukai tempat kerja yang "cool dan fun", dan mereka ingin join perusahaan dengan visi (dan tempat kerja ) yang cool dan fun.
Nah, tanyakan apakah visi perusahaan anda? Apakah cukup cool dan fun bagi talent anda? Apakah akan membuat mereka bangga menceritakan tentang perusahaan anda kepada teman temannya.
b) Opportunity
Mereka ingin mengembangkan dirinya. They want to have opportunity to develop themselves.
Jaman dulu mungkin temanya adalah bagaimana karyawan mengabdi pada perusahaan.
Forget about that! Talent-talent sekrang tidak mengenal kata "mengabdi" (they might not even know the meaning of that word). But they will contribute while they develop themselves.
Jadi apapun yang mereka lakukan harus mempunyai dua manfaat:
- berkontribusi pada perusahaan
- berkontribusi pada pengembangan kariernya
c) Incentive
Pada akhirnya uang berbicara. Saya tidak bilang bahwa uang itu paling penting, tetapi saya bilang bahwa faktor uang juga akan sangat menentukan apakah talent anda akan join dan stay di peryusahaan anda.
Anda harus benar benar hati hati dan serious menerapkan performance management system dan reward management yang tepat. Apa artinya ?
- Berikan objective yang challenging kepada mereka
- Buat mereka agar belajar banyak selain mengerjakan pekerjaannya
- Motivasi dan coach mereka agar mereka mencapai objective itu
- Bedakan yang perform dengan baik, dari yang lain (berikan mereka perhatian, training, coaching, kenaikan gaji dan bonus uang jauh lebih tinggi dari yang lain)
d) Community
Banyak talent-talent anda masih muda. They want to work and they want to have fun.
Mereka gak mau datang ke kantor dan ketemu orang orang kolot yang cemberut, Ja-Im (jaga image), dan berpolitik di kantor! Mereka pengin kerja dengan baik, mereka sangat cerdas, mereka tahu banyak dan mereka digitally fluent!
Give them the right place to work.
Mereka akan sangat menghargai community (teamwork) di sekitar mereka agar mereka bisa mengembangkan ide ide innovative mereka yang akan membawa business impact kepada bisnis anda!
e) Enterpreneurship
Kita tidak bisa memungkiri bahwa di antara talent-talent kita, banyak yang bermimpi menjadi enterpreneur. Mereka terbuai oleh beberapa kawan mereka yang membuka usaha sendiri dan sukses besar. Dan hampir semuanya pun berangan angan,"Kapan ya saya punya usaha sendiri? When will I open my own start-up"
Dan tentunya untuk menjadi enterprenur, mereka membutuhkan skills yang lengkap. Di sinilah anda mempunyai opportunity untuk meningkatkan semangat dan productivitas mereka dengan me-rotasi mereka dari satu departemen ke departemen lain, agar mereka bisa belajar banyak dan perform dengan baik di bidang yang berbeda-beda.
Voila, that's the new game in managing your talents, not to retain all of them, but to make them more productive, by listening to their VOICE (Vision, Opportunity, Incentive, Community and Enterpreneurship)
Salam Hangat
Pambudi Sunarsihanto
Fanky Christian
IT Infrastructure Specialist
Smartcityindo.com
StartSmeUp.Id
Chairman DPD DKI APTIKNAS
Vice Chairman ASISINDO
Secretary ACCI
IT Infrastructure Specialist
Smartcityindo.com
StartSmeUp.Id
Chairman DPD DKI APTIKNAS
Vice Chairman ASISINDO
Secretary ACCI