Translate

Tuesday, December 07, 2010

Taman Bermain di Denmark untuk Toleransi Agama

GAYA HIDUP

Ediya Moralia

INILAH.COM, Fredericia - Denmark membangun taman bermain yang dirancang untuk membangun toleransi beragama, dan untuk mendinginkan suasana pasca penghinaan Nabi Muhammad melalui kartun.

Dia taman bermain ini, seorang anak bisa bermain melintasi kubah mesjid, atau petak umpet di sebuah kuil Hindu. Di taman bermain ini ada sebuah masjid hijau dengan kubah emas, sebuah gereja desa dengan bata merah-putih, dan sebuah kuil Hindu berwarna cerah.

Sejumlah sukarelawan dari berbagai agama di Fredericia, Denmark, membantu menciptakan tempat bermain di tepi pantai ini.

"Sangat menyenangkan untuk melihat apa yang tampak seperti masjid dan sebuah kuil Hindu untuk bermain anak-anak dari agama lain," ujar Caroline, 9 tahun, saat sedang mengitari model bangunan tempat beribadah itu.

"Taman bermain ini adalah cara yang bagus bagi orang tua untuk memperkenalkan anak-anak mereka terhadap agama dan budaya lain," kata Hanne Ravn, 50, yang tinggal di desa tetangga.

"Penting bagi orang tua untuk berbicara dengan anak-anak mereka, mengajar mereka untuk menjadi toleran dan terbuka kepada orang lain, dari usia muda," katanya.

Islam adalah agama terbesar kedua di Denmark. Sedikitnya ada 200.000 lebih umat Muslim di antara 5,5 juta penduduk negara itu.

Tetapi hubungan dengan minoritas Muslim yang jumlahnya hanya sekitar 3,5% dari populasi, telah menjadi tegang sejak harian Denmark Jyllands Posten pada 2005 menerbitkan 12 karikatur yang menghina dan menghujat Nabi Muhammad.

Salah satu kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad mengenakan sorban berbentuk bom dengan sumbu menyala, telah memicu protes besar di seluruh dunia Muslim, serta boikot perusahaan Denmark, ancaman terhadap kepentingan Denmark di luar negeri, dan percobaan serangan ke salah seorang kartunis Jyllands-Posten.

Beberapa negara Muslim juga menuntut permintaan maaf resmi dari pemerintah Denmark, yang telah berulang kali menolak permintaan itu dengan alasan menekankan pentingnya kebebasan berekspresi di negara ini.

Pada saat yang sama, Partai Rakyat Denmark yang menjadi sekutu utama pemerintah secara signifikan telah meningkatkan retorika anti-Islam.

Dalam hasil survei yang diterbitkan pada Agustus 2010 menunjukkan bahwa hampir 55% orang Denmark percaya bahwa Islam merupakan penghalang bagi harmoni sosial.

Dalam suasana demikian, pengamat mengatakan proyek taman bermain Fredericia adalah penting. "Adalah baik melalui toleransi berusaha untuk menang atas prasangka," kata Mehdi Mozaffari, seorang profesor Islam dan Islamisme di Universitas Aarhus.

Itulah yang sangat baik tentang taman bermain Fredericia baru, menurut Joydal Sritharan, warga negara Denmark berusia 12 asal Sri Lanka. Ia beragama Hindu, yang jumlah pemeluknya sangat sedikit di Denmark,

"Hal ini memungkinkan kita, melalui permainan, untuk mempelajari lebih lanjut tentang agama-agama lain," katanya.

Namun yang tidak ada dalam taman bermain itu yakni sinagog. Padahal pada awal abad 18, Fredericia menjadi kota pertama di Denmark yang menerima orang-orang Yahudi. Di kota itu terdapat Gereja Evangelis Lutheran yang menjadi agama resmi Denamrk.

Saat ini di Denmark ada sekitar 7.000 orang Yahudi. Nenek Caroline, pensiunan guru Bente Christensen, mengatakan itu adalah khas mereka yang tidak diwakili di taman bermain, terutama mengingat sejarah kota.

"Pada masa lalu di Fredericia terdapat komunitas Yahudi terbesar kedua di Denmark setelah Kopenhagen. Kota itu menjadi tempat berlindung mereka selama 1700-an," katanya.

Tapi dia tetap "terpesona dengan taman bermain ini yang mengundang dialog antara agama dan belajar tentang toleransi."

Panitia proyek bersikeras kurangnya sinagog di taman bermain itu karena tidak disengaja. Semua agama diminta berpartisipasi, namun karena jumlah komunitas Yahudi yang kecil, "Mereka tidak menanggapi undangan kita," jelas Karina Dahlmann, pendeta Protestan.

Walikota Fredericia Thomas Banke sadar bahwa perselisihan agama di balik begitu banyak konflik di dunia.

"Inilah sebabnya mengapa sangat penting untuk mengajarkan anak-anak bahwa agama harus digunakan bukan untuk membunuh satu sama lain, tetapi untuk berbicara satu sama lain, bermain bersama. Apa pun keyakinan kita," katanya kepada AFP.

Banke bangga dana kota telah berkontribusi pada 'jembatan antara agama' dalam bentuk taman bermain.

"Kota berpenduduk 50.000 orang ini kini menjadi rumah bagi lebih dari 100 kebangsaan," kata walikota Fredericia itu.

Ia berharap perintisan taman bermain ini akan berkontribusi untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih toleran untuk generasi berikutnya.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!