13 Juni 2007
Keluaran 35:30-35
35:30. Berkatalah Musa kepada orang Israel: "Lihatlah, TUHAN telah menunjuk Bezaleel bin Uri bin Hur, dari suku Yehuda,
35:31 dan telah memenuhinya dengan Roh Allah, dengan keahlian, pengertian dan pengetahuan, dalam segala macam pekerjaan,
35:32 yakni untuk membuat berbagai rancangan supaya dikerjakan dari emas, perak dan tembaga;
35:33 untuk mengasah batu permata supaya ditatah; untuk mengukir kayu dan untuk bekerja dalam segala macam pekerjaan yang dirancang itu.
35:34 Dan TUHAN menanam dalam hatinya, dan dalam hati Aholiab bin Ahisamakh dari suku Dan, kepandaian untuk mengajar.
35:35 Ia telah memenuhi mereka dengan keahlian, untuk membuat segala macam pekerjaan seorang tukang, pekerjaan seorang ahli, pekerjaan seorang yang membuat tenunan yang berwarna-warna dari kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus, dan pekerjaan seorang tukang tenun, yakni sebagai pelaksana segala macam pekerjaan dan perancang segala sesuatu.
Ternyata menjadi tukang ataupun yang akrab kerennya sebagai 'engineer' pun dipimpin oleh Allah. Allah membuat segala sesuatunya ada, termasuk juga pekerjaan seorang engineer. Beberapa tahun waktu saya habiskan dengan jabatan itu, mulai dari 'engineer' perangkat elektronik - radio, hingga 'engineer' komputer. Pada waktu saya menjadi engineer, fokus saya adalah 'make it work' - bagaimana membuat itu dan ini berfungsi, berjalan. Oleh karena itu, pola pikir yang dikembangkan selalu adalah 'apa itu', 'bagaimana cara kerjanya', 'kapan digunakan', 'oleh apa/siapa', 'dimana' - 4W1H. Pola ini yang mungkin masih membekas di otak saya, sehingga memandang segala sesuatunya pasti ada unsur 4W1H. Makanya, jangan heran, selalu ngotot untuk tahu, dan ingin tahu dan ingin memberikan saran - ya karena 'otak engineer' ini.
Tapi memang, saya ingat sekali, dalam doa-doa saya dulu, yang saya doakan selalu agar 'itu dan ini berfungsi', bukan untuk 'kemuliaan Tuhan'. Inilah pikiran picik kita. Seolah kita melihat, apa yang kita kerjakan bukan urusan Allah, seolah dengan kemampuan yang kita miliki, Allah hanya kita perlukan untuk membuat segala sesuatunya lancar. Tidak yang lain. Ayat ini mengingatkan kita kembali, bahwa sekalipun Allah memberikan kemampuan / skill, kita harus menggunakan semuanya itu untuk kemuliaan Allah. Dan kembali lagi, bahwa apa pun yang kita lakukan, jika tanpa campur tangan Allah di dalamnya, maka semuanya akan percuma.
Gbu.