Translate

Monday, June 25, 2007

Aplikasi ’Sense of Responsibillity’ gereja dalam pembinaan iman jemaat

Aplikasi ’Sense of Responsibillity’ gereja

dalam pembinaan iman jemaat

fankychristian@gmail.com

(untuk Majalah HODOS)

Seiring dengan perjalanan waktu, tiga tahun tak terasa, tibalah saya, harus memutuskan untuk meneruskan pelayanan sebagai penatua, ataukah berhenti. Saya mungkin orang terakhir yang memasukkan formulir jawaban bersedia melayani untuk tiga tahun berikutnya, tapi itu saya syukuri, karna memang ternyata tidak hanya waktu saja yang saya perlukan, tetapi pemikiran mengenai bagaimana sebaiknya saya melayani Tuhan, khususnya dalam pembinaan iman jemaat di gereja ini.

Mungkin Bidang Pembinaan (Bina) lebih dikenal sebagai bidang yang mengurus Komisi (bermassa) – Anak, Remaja, Pemuda dan Dewasa, serta Pokja Hodos, Pemahaman Alkitab. Bina lebih kerap didengar membawa permasalahan, saran, usul dan solusi atas badan-badan pelayanan itu, tetapi, jujur saya akui, Bina dalam tiga tahun terakhir berkonsentrasi membenahi internal badan pelayanannya dibanding langsung mengurus pembinaan iman jemaat umum. Membuka kembali semua bahan untuk menuliskan ulang mengenai aplikasi ’rasa tanggung jawab’ / Sense of Responsibility (SoR) membutuhkan waktu, tapi inilah hasilnya.

Pembinaan Jemaat

Pembinaan jemaat dimulai dari pembangunan jemaat. Pembangunan jemaat adalah perwujudan dan pembinaan kepemimpinan yang melayani yang efektif dari pejabat-pejabat gerejawinya dalam wadah Majelis Jemaat dan pemimpin-pemimpin gereja lainnya dalam wadah badan-badan pelayanan jemaat (Tager GKI Pasal 52 – Ayat 2). Oleh karena itu, perumusan visi dan misi Jemaat menjadi titik tolak penting (Tager GKI Pasal 52, ayat 3). Gereja kita telah memiliki visi dan misi Jemaat yang jelas. Maka inilah aplikasi SoR yang pertama, yaitu Visi dan Misi Jemaat yang jelas.

Siapa yang bertanggung jawab atas pembinaan Jemaat ? Penatua (Tager GKI Pasal 68, ayat 1, point b) – melaksanakan pendidikan dan pembinaan. Pendeta (Tager GKI Pasal 69, ayat 1, point j) – melaksanakan pendidikan dan pembinaan terutama Katekisasi. Kita lihat lebih detail. Majelis Jemaat bertugas mewujudkan dan membina kepemimpinan yang melayani dari para penatua dan pendeta (Tager GKI Pasal 75, Ayat 3). Juga bertugas untuk memfasilitas pembinaan kepemimpinan kepelayanan dari para pemimpin gerejawi lainnya dalam badan-badan pelayanan jemaat (Tager GKI Pasal 75, Ayat 4). Oleh sebab inilah, kemudian program pelayanan (atau disebut Program Kerja) dalam kurun tahunan dibuat, disetujui dan dievaluasi. Maka inilah aplikasi SoR yang kedua, yaitu adanya para Penatua, para Pendeta dalam Majelis Jemaat, dimana tiap tahun membuat, menyusun, mengevaluasi Program Kerja.

Program Kerja yang dibuat tiap tahunnya harus selaras dengan Visi dan Misi gereja. Pergumulan yang telah dilakukan menghasilkan 3 Sense yang dijabarkan dalam 3 program kerja. Tahun ini adalah tahun terakhir, dimana Sense of Responsibility menjadi hal penting. Inila aplikasi SoR yang ketiga, dimana dalam tiap tahun pelayanan, harus ada target penting, ada tujuan yang ingin dicapai, agar semua gerak laju pelayanan mengarah pada satu hal, sesuai visi/misi gereja dan Sinode GKI.

Sekarang kita lihat sisi pertumbuhan Iman Jemaat. Membicarakan pertumbuhan, pasti ada 2 hal, yaitu : aspek pelayanan/kegiatan dan aspek konsolidasi internal / eksternal (masyarakat). Artinya kita bertumbuh melalui aktifitas dan internalisasi dalam diri sendiri serta dalam keterlibatan dengan pelayanan di dalam jemaat dan di dalam usaha jemaat meraih dunia luar, baik melalui kata-kata ataupun perbuatan nyata (Ketika Aku Dipanggil MelayaniNya, hal.98). Maka inilah aplikasi SoR yang keempat, yaitu berapa banyak program kerja yang bertujuan membangun jemaat internal, dan juga program kerja yang menyentuh dan melibatkan masyarakat sekitar.

Mari kita lihat apa yang kita miliki sepanjang tahun ini untuk membuat iman jemaat bertumbuh ? Kita akan melihat dari program kerja dalam Bina. Bina mencanangkan pembinaan bagi para pengurus Komisi. Hal ini dirasakan penting untuk memberikan wawasan, ketrampilan dan pengetahuan mengenai mengurus Komisi. Termasuk juga di dalamnya program pembinaan untuk para penatua. Bina juga bekerjasama dengan bidang lainnya untuk mengadakan pembinaan untuk para aktifis. Mulai dari Bina Aktifis, Pelayan Musik, Pelawat, Liturgos. Inilah aplikasi SoR yang kelima, yaitu, kita harus mempersiapkan pekerja Kristus yang sesuai, dalam hal komitmen, pengetahuan, ketrampilan dan perilaku (Knowledge Attitude Skill).

Program berikutnya mungkin yang berat bagi Bina. Menyusun Kurikulum Pembinaan. Seperti diketahui, selama ini program kerja dibuat berdasarkan kebutuhan jemaat sesuai dengan visi dan misi dari Gereja yang menyalurkan berkat. Tetapi kita juga harus memiliki penjabaran visi dan misi untuk mempersiapkan para pemimpin yang melayani (Christian Leadership). Langkah ini telah disadari semenjak Jubelium yang lalu, dengan membentuk tim Think Tank. Tim ini mendiskusikan visi dan misi gereja dan menggumulinya. Tim bekerjasama dengan para pendeta, Majelis Jemaat (dan khususnya Bina) untuk menyusun kurikulum pembinaan, bagi para aktifis gereja. Bina menyadari hal ini tidak mudah, tetapi inilah saatnya untuk memulai.

Bina juga menyadari kesulitan yang dihadapi untuk mencari aktifis Komisi, dan Badan Pelayanan, bahkan sampai ke Penatua. Maka inilah saatnya untuk membina sedini mungkin para aktifis. Oleh karena itu, mulai dari tahun lalu, para lulusan Katekisasi dilibatkan dalam kegiatan Kelompok Tumbuh Bersama. KTB ini dibentuk, dijalankan dengan menggunakan kurikulum khusus untuk mempersiapkan peserta dalam 2 tahun, dan kemudian dalam 1 tahun berikutnya masuk ke dalam Komisi. Diharapkan dengan melibatkan sebanyak mungkin dalam kegiatan Komisi, maka krisis kepemimpinan serta kesulitan mencari tenaga aktifis dapat diatasi secara bertahap.

Bina mengetahui dengan pasti keterbatasan penatua untuk terlibat dalam kegiatan dan aktifitas Komisi bermassa. Oleh karena itu, Bina melibatkan 2 orang Tenaga Pendamping Komisi untuk terlibat aktif, mendalami masalah, serta membantu Bina dan Majelis Jemaat membina badan pelayanan lebih baik lagi. Para Tenaga Pendamping dipilih dengan kompetensi yang sesuai, khususnya dalam hal konseling pastoral dan Pendidikan Agama Kristen (PAK).

Bina juga konsisten mendukung pelayanan dalam HODOS sebagai media pembinaan gereja, serta kegiatan Pemahaman Alkitab untuk memahami Alkitab secara mendalam dengan menggunakan tema-tema khusus. Inilah aplikasi SoR keenam, yaitu mempersiapkan kegiatan pembinaan iman.

Mengapa Jemaat harus ikut serta

Pembinaan jemaat tidak hanya menjadi tanggung jawab bagi Majelis Jemaat (Bina) dan Pendeta saja. Mengapa? Majelis Jemaat terdiri dari para penatua yang memiliki batas waktu pelayanan. Paling lama satu orang penatua dapat melayani dalam 7 tahun. Pendeta juga tidak dapat sepenuhnya dibebankan, karena harus membagi perhatian dan konsentrasinya juga dalam banyak bidang dan kegiatan. Oleh karena itulah, Jemaat harus ikut serta. Jemaat harus mendukung program yang dibuat. Jemaat harus mengevaluasi program. Jemaat harus mendukung kurikulum pembinaan. Jemaat harus memberikan masukan kepada Tim Think Tank. Jemaat harus mendukung kegiatan KTB. Jemaat harus mendukung agar anak-anaknya terlibat dalam Komisi Anak, anak-anaknya hadir dalam kegiatan Sekolah Minggu. Jemaat harus merelakan anak remajanya ikut Kebaktian Remaja dan kegiatan Komisi Remaja. Jemaat harus mendorong putra putri dewasanya ikut kegiatan Komisi Pemuda. Jemaat harus aktif ikut kegiatan Lansia, kegiatan Kebaktian Wanita, kegiatan Komisi Dewasa, hadir dalam seminar-seminar Komisi Dewasa. Jemaat harus membaca Hodos. Jemaat harus menghadiri Pemahaman Alkitab. Masih banyak lagi, dimana jemaat bisa terlibat. Sekali saya katakan terlibat, bukan sekedar hadir, bukan sekedar datang-dengar-pulang. Inilah aplikasi SoR ketujuh, untuk kita semua.

Pemahaman Alkitab yang diselenggarakan tiap hari Selasa sore selalu dihadiri oleh para peserta setianya. Dengan topik menarik serta publikasi yang dilakukan terus menerus, mengajak kita hadir, mendengarkan dan mendalami perkataan Firman Tuhan atas hal tertentu. Semakin kita menggali Firman Tuhan, semakin kecil kita di hadapan Tuhan, semakin dekat dengan Tuhan. Inilah sarana yang disediakan untuk kita semua untuk semakin mengenal Tuhan kita. Tidak lain, inilah aplikasi SoR kedelapan, dimana kita harus semakin mengenal Tuhan kita, sehingga kita mengetahui kehendak Tuhan dalam hidup kita.

Buletin yang kita baca ini telah memasuki masa yang cukup panjang. Dengan tim yang berganti dan pengkayaan isi dan pembahasan, memang menjadi semakin sulit bagi tim Pokja Hodos untuk melakukan seleksi tulisan yang ketat. Tulisan dipilih dengan baik, karena jatidiri Hodos yang merupakan buletin pembinaan gereja kita. Tapi jangan berkecil hati, tetaplah menulis, dan kirimkan bahan tulisan Anda. Konsentrasikan kepada materi pembinaan gereja kita, baik dalam bentuk konsep, pergumulan, kesaksian hingga tulisan bebas ataupun refleksi. Inilah salah satu aplikasi SoR kesembilan bagi kita semua, dimana kita membagikan apa yang kita miliki untuk perkembangan iman sesama kita.

Tidak pernah cukup waktu dan kertas untuk menuliskan semua hal terkait pembinaan gereja kita. Maka untuk itulah kami (Bina) ada. Apabila ada hal yang terkait dengan pembinaan gereja, baik saran, masukan, kritik serta apapun untuk gereja kita, silahkan hubungi tim Bidang Bina, para pengurus Komisi dan Pokja PA/Hodos. Kita selalu merindukan ide-ide terkait peningkatan kualitas pelayanan, sehingga aplikasi dari rasa tanggungjawab kita sebagai pelayan Kristus semakin nyata dalam hidup kita. Tuhan memberkati.