e-Entrepreneurship
Lulusan TI, Karyawan atau Entrepreneur?
Penulis: Argogalih - detikInet
e-Entrepreneurship
e-Entrepreneurship, Siapa sih yang tidak bangga menjadi orang TI (Teknologi Informasi)? Saya pun bangga menjadi orang TI, sama seperti Anda. Namun saat ini kebanggaan saya menjadi orang TI sedikit terusik. Mengapa? Karena beberapa hari yang lalu, tanpa sengaja, saya mendengar secara langsung pembicaraan beberapa mahasiswa di salah satu cafe terkemuka di Jakarta.
Terus terang, saya sangat terkejut mendengarnya ketika mereka mengatakan bahwa saat ini ada usaha tersembunyi (terselubung), hampir semua perguruan tinggi di Jakarta, untuk mengarahkan mahasiswa lulusan jurusan TI-nya menjadi seorang wirausaha, atau bahasa kerennya adalah seorang entrepreneur.
Mereka bilang semua itu adalah KONSPIRASI! Konspirasi untuk menutupi kegagalan perguruan tinggi dalam menjalankan fungsinya sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi. Khususnya kegagalan dalam hal menciptakan lulusan TI yang berkualitas guna menghadapi persaingan yang ketat (kompetitif) di bursa tenaga kerja.
Atau dengan kata lain, perguruan tinggi gagal menciptakan SDM yang berkualitas (tidak bisa memenuhi standar kualitas kebutuhan tenaga kerja diberbagai macam bidang industri). Kondisi inilah yang akhirnya mendorong lahirnya sebuah konspirasi bersama antar perguruan tinggi. Sebuah konspirasi yang katanya diberi nama entrepreneur.
Alamak! Sebuah tuduhan yang sangat berat dan juga sekaligus sangat menyesatkan! Dalam konteks seperti ini, saya rasa harapan semua perguruan tinggi di mana-mana adalah sama. Yakni semua lulusan TI harus mampu dan mahir menggunakan komputer (tentunya sesuai dengan jurusan atau disiplin bidang ilmu yang ditekuninya).
Dengan kata lain adalah lulusan TI diharapkan akan menjadi pakar TI! Itulah sebabnya mengapa semua perguruan tinggi selalu berusaha memperbaiki kurikulum pendidikan dari tahun ke tahun. Semua semata-mata hanya untuk meningkatkan kualitas pendidikan saja. Masalah kemudian Anda ingin jadi seorang karyawan ataupun entrepreneur, itu urusan lain. Perguruan tinggi tidak dapat mencampuri pilihan hidup Anda.
Perlu Anda ketahui, belakangan ini ada pro dan kontra seputar opini pilihan karier seseorang di masa depan, apakah harus menjadi seorang karyawan ataukah entrepreneur, khususnya dikalangan perguruan tinggi. Semua ini sebenarnya berawal dari buku karangan Valentino Dinsi, yang terbit ditahun 2004, berjudul "Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian".
Tidak lama kemudian di tahun 2005, teori dalam buku tersebut berusaha dipatahkan oleh Safir Senduk, pakar perencana keuangan, dalam bukunya yang berjudul "Siapa Bilang Jadi Karyawan Nggak Bisa Kaya?". Di sinilah awal wacana perdebatan antara pro dan kontra seputar entrepreneur itu dimulai. Sebenarnya dulu juga sudah pernah terjadi, namun tidak seheboh ini.
Lalu jalan manakah yang harus dipilih oleh lulusan TI? Jadi seorang karyawan ataukah entrepreneur? Cukup memusingkan memang. Setiap pilihan memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Memang benar, dalam hal ini, Anda tidak mudah mengambil keputusan. Butuh banyak pertimbangan. Namun kalau boleh saya beri saran, lulusan TI lebih baik jadi seorang entrepreneur saja. Kubur mimpi Anda untuk menjadi karyawan di sebuah perusahan.