Dalam sebuah perbincangan santai dengan teman dari negeri seberang, waktu yang ia telah lalui selama 6 bulan di negara kita ini, dia mendapatkan beberapa hal menarik yang ingin dia sampaikan kepada saya. Meskipun ia telah menikah dengan salah satu pemudi Indonesia dan menetap di salah satu pojok pulau Jawa – karena kecintaannya dengan laut Indonesia, toch, tetap saja, harapannya agar anak-anak mereka kelak mengenyam pendidikan tidak di Indonesia.
Dengan penuh menggelitik, saya mencoba mencari tahu akar pemahamannya. Dan keluarlah beberapa komentar, yang saya pikir, ada baiknya kita baca dan simak. Yang pertama adalah perlakuan mulai dari si anak lahir. Memang rumah sakit kita tidak melulu mengedapankan layanan prima, tapi sedikit banyak saya setuju, bahwa biaya yang dikeluarkan tidak sedikit, tetapi tetap layanannya bukan yang terbaik.
Yang kedua, bagaimana si anak mulai berinteraksi dan mengenal dunia main kecilnya. Saya pikir, akh ini seharusnya sama saja, tidak ada yang berbeda dengan apa yang mereka alami di sana, tapi menurutnya, lingkungan yang tidak bersih serta pendidikan awal yang kurang terarah menjadi fokus utamanya. Oke, saya setuju.
Yang ketiga, edukasi, dunia pendidikan di kita yang masih ketinggalan. Baik dengan pola pengajarannya, apa yang diajarkan, bagaimana menyampaikan. Mungkin di Jakarta ini, dengan susah payah, orangtua berusaha memasukkan anaknya ke sekolah yang terbaik, tapi dibandingkan dengan total jumlah sekolah yang ada, berapa banyak yang masuk klasifikasi ’sekolah unggulan’, yang notabene, akan mencetak juga ’murid unggulan’.
Lengkap sudah. Ekonomi yang makin susah, membuat semakin runyamnya dan pusingnya para orangtua untuk mengirimkan anak-anaknya ke sekolah. Pengawasan dan pengarahan pihak terkait, malah berujung kepada dibebaskannya sekolah-sekolah untuk menentukan policy-nya sendiri-sendiri, bahkan hingga ke uang sekolahnya. Jadilah muncul, banyak sekolah yang membuat program, kurikulum yang diperluas, hingga meningkatkan uang sekolahnya secara drastis demi menunjang tujuan mencetak ’murid unggulan’.
Padahal, saya yakin, ada upaya dasar yang harus kita upayakan, baik sebagai orangtua, ataupun anggota gereja secara khususnya untuk membantu, mengarahkan dan mendukung sang anak agar menjadi murid unggulan. Tidak lain dan tidak bukan, adalah kecintaan untuk membaca. Berapa banyak waktu yang anak-anak kita miliki untuk membaca. Membaca bukan sekedar membolak-balik halaman, ataupun mencari materi bacaan yang menarik perhatiannya, tetapi lebih dari itu. Berapa lama waktu yang anak-anak kita gunakan untuk membaca. Apa jenis bacaan yang mereka baca ? Bagaimana mereka mengerti isi dan makna bacaan itu ? Bacaan apa yang seharusnya mereka baca, pada usia mereka ?
Nah, bicara soal bacaan, jangan terjebak dengan apa yang anak-anak akan nikmati dengan bacaanya. Jangan terjebak juga bahwa bacaan anak harus dalam bentuk tertentu, seperti komik. Tapi amati dan dalamilah isi dan maksud bacaan itu, ini yang terpenting. Dan sebagai panduan, ada beberapa ciri-ciri bacaan baik untuk anak, seperti :
1. Mengajarkan prinsip hidup yang sesuai dengan prinsip Firman Tuhan (tidak bertentangan dengan prinsip iman Kristen).
2. Menggunakan bahasa anak yang sederhana dan mudah dimengerti.
3. Selain mengajarkan nilai-nilai hidup juga mendorong anak untuk mengaplikasikan dengan benar dalam kehidupan nyata.
4. Memperkuat nilai-nilai moralitas dan etika yang baik.
5. Membantu anak mengembangkan wawasan yang lebih luas.
6. Memberi nilai hiburan yang sehat.
7. Mengembangkan daya imajinasi anak tanpa menyangkali dunia realita yang ada.
8. Meningkatkan rasa kasih kepada kemanusiaan tanpa membedakan ras / suku / warna kulit / budaya.
9. Mendorong anak untuk mencintai dan menghargai hidup.
Maka, hindarkan buku-buku bacaan yang:
1. Menentang nilai-nilai iman Kristen yang diajarkan Alkitab. Ini jangan dianggap remeh, karena mereka masih muda / belia, bukan berarti mereka kita biarkan saja membaca hal-hal yang justru akan menentang nilai-nilai Kristen. Perhatikan betapa kuat pengaruh komik Sinchan dan Harry The Potter.
2. Menekankan pada kekerasan, kejahatan, kekejaman.
3. Mengumbar nafsu kedagingan dan dosa.
4. Menantang dan melawan otoritas orang tua / guru dengan cara yang tidak baik.
5. Menyita banyak waktu anak.
6. Menghina ras / suku / warna kulit / budaya yang berbeda dengan anak.
7. Mengajarkan nilai budaya yang tidak sesuai dengan norma masyarakat setempat.
8. Mendorong anak untuk berpikir negatif tentang hidup.
9. Tidak menghargai lingkungan dan alam.
10. Terlalu banyak gambar sehingga membatasi daya imaginasi anak.
Nah, sekarang lebih spesifik lagi, untuk anak-anak kita, bacaan Kristen yang bagaimana yang harus kita berikan. Jelas yang pertama, mereka harus mengenal Alkitab, sebagai bacaan pokok. Silahkan diperkenalkan dengan berbagai cara. Mulai dari memperhatikan orangtuanya membaca Alkitab, hingga membiasakan mereka membaca Alkitab. Sekarang ini bahkan sudah ada Alkitab untuk anak-anak yang lebih mudah dibaca dilengkapi gambar.
Ada berbagai jenis literatur untuk anak. Abad ini mungkin termasuk abad istimewa untuk anak, karena abad ini adalah abad di dimana informasi bisa didapatkan dengan seluas-luasnya, khususnya dengan kemajuan teknologi internet. Anak bisa mendapatkan kesempatan sebesar- besarnya untuk mengeksplorasi sumber-sumber informasi dengan sangat cepat; baik lewat internet maupun TV, Video atau mas media lain. Oleh karena itu anak-anak perlu bimbingan orang tua atau orang dewasa lain (guru) agar tidak terjerumus pada hal-hal yang menyesatkan dan dosa.
Berikut ini beberapa kategori buku dan jenis literatur lain yang sering kita jumpai di toko-toko buku Kristen:
1. Alkitab untuk anak yang dilengkapi dengan gambar-gambar.
2. Cerita bergambar mengenai kisah-kisah dalam Alkitab.
3. Cerita rohani mengenai kehidupan seorang anak Kristen.
4. Cerita binatang (fabel) yang mengandung nilai Kristiani,.
5. Renungan harian untuk anak-anak.
6. Majalah Sekolah Minggu untuk anak-anak.
7. Cerita misi untuk anak.
8. Bahan doa untuk anak.
9. Buku lagu-lagu rohani.
10. Buku-buku permainan untuk mengenal Alkitab lebih baik.
11. Buku-buku permainan umum untuk anak.
12. Buku-buku prakarya/kegiatan untuk anak.
13. VCD lagu-lagu rohani untuk anak.
14. VCD Film Kristen untuk anak.
15. Game Komputer Alkitab untuk anak.
Di bawah ini ada kesaksian dari beberapa orang Kristen mengenai pentingnya literatur/bahan bacaan yang baik pada masa kanak-kanak:
1. Dulu saya sangat menyukai kertas-kertas bacaan yang saya peroleh dari Sekolah Minggu dan kertas-kertas bacaan tersebut benar-benar berpengaruh di dalam hidup saya. Saya ingin menjadi seperti orang-orang yang saya baca kisahnya pada kertas-kertas tersebut.
2. Saya senang membaca majalah Sekolah Minggu dan buku-buku Kristen walaupun saya tidak sepenuhnya mengerti tentang rencana keselamatan yang disediakan Allah bagi manusia. Saya tidak bisa ingat kapan persisnya saya mulai membaca literatur-literatur itu, tetapi saya ingat benar bahwa cerita-cerita tsb. membuat saya lebih sadar tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anak-anak.
3. Perpustakaan gereja kami memiliki beberapa rak panjang yang berisi buku-buku Kristen. Selama musim panas, saya kadang-kadang membaca sampai sepuluh buku setiap minggunya. Ada buku-buku pengabaran Injil bagi anak-anak, sejumlah literatur remaja yang bersifat sekuler namun baik, dan sejumlah besar serial cerita-cerita Kristen bagi anak-anak. Buku-buku tsb. membantu membentuk sebagian besar dari standar hidup saya.
4. Literatur Kristen banyak mempengaruhi hidup saya. Saya telah membaca banyak sekali buku fiksi Kristen dan biografi Kristen, dan kesan yang saya peroleh dari bacaan-bacaan itu memainkan peranan penting di dalam hidup saya.
5. Literatur mempunyai pengaruh yang besar pada diri saya, karena saya membaca apa saja - baik atau buruk. Saya tahu benar bahwa literatur anak-anak mempengaruhi saya sampai suatu taraf tertentu, terutama cerita-cerita anak yang mengisahkan tentang anak-anak yang memutuskan untuk melakukan kehendak Tuhan.
Sebagai penutup, tahukah Anda bahwa gereja kita juga telah memiliki perpustakaan ? Silahkan kunjungi dan jadilah anggotanya, tetapi yang utama juga, dukung anak Anda untuk bergabung. Biarkan mereka menghabiskan waktunya membaca, dan membaca yang baik, maka tentulah, ini usaha kecil kita untuk mengarahkan mereka untuk memahami hidup yang Tuhan berikan, serta pada akhirnya akan memberikan pemahaman yang baik juga tentang bagaimana menjalani hidup bersama Tuhan, terutama di tengah-tengah gejala kemiskinan yang ada di sekitar kita. Dukunglah anak Anda menjadi murid unggulan bersama Tuhan. Selamat bergabung.
Saya hanya seorang yang berpikiran sederhana, mencoba memahami dunia penuh kerumitan, mensyukuri setiap langkah yang diberkati, mendoakan harapan dan berharap hidup saya membuat banyak orang merasa sungguh hidup..
Translate
Tuesday, March 28, 2006
Persekutuan Bektim kita
Memasuki tahun kedua pelayanan saya sebagai penatua, ada banyak hal yang membanggakan dan mengharukan pada saat menyandang nama anggota jemaat Bektim, dan kita masing-masing memiliki pandangan dan pengalaman menarik mengenai hal tersebut. Termasuk saya, dalam baru-baru ini, karena keadaan ekonomi yang sulit yang saya harus lalui, memungkinkan saya bertemu dengan anggota jemaat Bektim lainnya. Sebuah hal yang tidak disengaja. Dan memang keingintahuan saya tentang latar belakang gereja setiap orang, membuat saya menemukan salah satu anggota jemaat kita ini, yang telah lama tidak bergereja, hidupnya telah dilalui dengan beragam jalan kehidupan – yang tidak semuanya baik, dan akhirnya sekarang menjalani hidup bersama sang istri dan satu anak bayi mereka.
Pertanyaan awal yang saya tanya, mengapa sudah tidak ke gereja lagi, jawabnya singkat. ”Tidak sempat, tidak ada waktu”. Tapi dengan bangganya, dia menyebutkan beberapa nama pemuda pemudi Bektim pada masa-masa dia aktif, dan nama Pak Ferdy yang dikenalnya sebagai Pendeta Bektim. Diskusi sempat terhenti pada saat saya menanyakan kapan terakhir dia ke gereja, khususnya ke Bektim. 8 Tahun yang lalu. Wow.
Ini menjadi pemikiran kita, sang jemaat tinggalnya di Duren Sawit, tidaklah jauh dibandingkan jemaat yang tinggal di Bekasi. Sang jemaat sempat rajin, tetapi kemudian menjauh. Apa yang salah ? Dengan Bektim atau dengan sang jemaat ?
Saya tidak mau mengundang kita mendebatkan ini, tetapi ini akan kembali ke pemahaman awal, mengapa kita ke Bektim ? Mengapa kita hadir ke gereja kita, datang dalam persekutuan, datang menghadiri kegiatan-kegiatan gereja kita ? Mengapa kita ada dan Tuhan tempatkan kita ada di Bektim ini ?
Menurut Billy Graham:
"Gereja (baca: Bektim) , terutama adalah Tubuh Kristus ... Alkitab berkata ... bahwa
kasih Kristus kepada Gerejalah, yang membuat Dia mati di Salib. Jika
Kristus sedemikian mengasihi Gereja ... aku pun harus mengasihinya.
Aku harus mendoakannya, membelanya, melayani di dalamnya, memberikan
perpuluhan dan persembahan baginya, membantunya berkembang,
mendorongnya untuk menjadi kudus dan mengusahakan agar dia benar-
benar berfungsi sebagai tubuh Kristus yang bersaksi sesuai maksud
Tuhan untuknya. Bergerejalah dengan sikap demikian, dan tak seorang
pun akan menyisihkan Anda. Keluarga Allah terdiri dari bermacam
orang dari berbagai suku, kebudayaan, kelas dan perbedaan-perbedaan
aliran. Aku sadar tentang adanya perbedaan dan ketidaksetujuan kecil
dalam teologia, metode dan motif, tetapi di dalam Gereja sejati,
ada suatu kesatuan misterius yang mengatasi segala faktor pemisah
yang ada."
Di dalam Bektim, kita berusaha untuk beribadah, bersekutu, menginjil , menyelidiki firman Tuhan, berdoa dan ikut serta dalam Perjamuan Kudus. Menjadi anggota dari Bektim, tidak otomatis menyelamatkan kita. Kita melibatkan diri ke dalam gereja Bektim, justru karena kita telah diselamatkan dan memiliki kerinduan untuk taat. Yesus berkata, "Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat." (Yohanes 10:9).
Pada saat pertama kali, kita menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, apa yang kita janji untuk kita berikan kepada Yesus ? Sesudah percaya pada Kristus, kita harus segera melibatkan diri dalam suatu gereja. Kita meminta Allah memimpin kita menemukan gereja yang tepat, yaitu yang memuliakan Kristus, mementingkan Firman Tuhan dan penginjilan terhadap sesamanya yang terhilang. Setelah menjadi anggota, kita harus setia mengunjungi dan terlibat di dalamnya. Kita perlu mencari kesempatan melayani dalam gereja itu. Banyak kesempatan akan terbuka, bila kita menawarkan diri melayani Allah.
Lalu, mengapa Bektim menjadi keluarga gereja kita ?
1. Sebuah keluarga gereja menunjukkan bahwa Anda adalah sungguh-sungguh orang percaya. Saya tidak bisa menyatakan diri sebagai pengikut Kristus jika saya tidak terikat pada satu kelompok murid tertentu. Yesus berfirman, "Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi." (Yohanes 13:35) Bila kita bersatu di dalam kasih sebagai sebuah keluarga gereja dari latar belakang, ras dan status sosial yang berbeda, hal tersebut merupakan kesaksian yang sangat kuat bagi dunia (Galatia 3:28; lihat juga Yohanes 17:21). Anda bukanlah tubuh Kristus secara sendirian. Anda membutuhkan orang lain untuk menyatakannnya. Bersama-sama, bukan terpisah, kita merupakan tubuh-Nya (1Korintus 12:27).
2. Sebuah keluarga gereja mengeluarkan Anda dari keterasingan yang mementingkan diri sendiri. Gereja Bektim merupakan ruang kelas untuk belajar bagaimana bergaul dengan baik di dalam keluarga Allah. Gereja merupakan laboratorium untuk menerapkan kasih yang penuh perhatian dan tidak mementingkan diri sendiri. Sebagai anggota yang aktif Anda belajar untuk memperhatikan orang lain dan ikut merasakan pengalaman orang lain:
"Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita." (1Korintus 12:26)
Hanya di dalam hubungan yang terus menerus dengan orang-orang percaya yang biasa dan yang tidak sempurna, kita bisa mengenal persekutuan yang sesungguhnya dan mengalami kebenaran Perjanjian Baru tentang saling berhubungan dan saling bergantung (Efesus 4:16; Roma 12:4-5; Kolose 2:19; 1Korintus 12:25).
Persekutuan yang Alkitabiah berarti menimbulkan satu ikatan satu dengan yang lain seperti kita terikat dengan Yesus Kristus. Allah mengharapkan agar kita memberikan hidup kita satu kepada yang lain. Banyak orang Kristen yang mengetahui Yohanes 3:16 tidak menyadari akan 1Yohanes 3:16:
"Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita."
Inilah jenis kasih yang berkorban yang Allah ingin Anda tunjukkan kepada orang-orang percaya lainnya, yaitu suatu kesediaan untuk mengasihi mereka dengan cara yang sama seperti Yesus mengasihi Anda.
3. Sebuah keluarga gereja membantu Anda mengembangkan otot-otot rohani. Anda tidak akan pernah bertumbuh menuju kedewasaan hanya dengan menghadiri ibadah dan menjadi penonton yang pasif. Hanya keikutsertaan dalam kehidupan penuh dari gereja Bektim-lah yang akan membangun otot rohani. Alkitab berkata,
"Ketika masing-masing bagian melakukan pekerjaan khususnya, ia akan menolong bagian lainnya untuk bertumbuh, sehingga seluruh tubuh sehat dan bertumbuh dan penuh dengan kasih." (Efesus 4:16b (NLT))
Lebih dari lima puluh kali di dalam Perjanjian Baru frasa "saling" atau "seorang akan yang lain" digunakan. Kita diperintahkan untuk mengasihi seorang akan yang lain, saling mendoakan, saling menguatkan, saling menasihati, memberi salam seorang kepada yang lain, melayani seorang akan yang lain, mengajar seorang akan yang lain, saling menerima, saling hormat, bertolong-tolongan menanggung beban, saling mengampuni, merendahkan diri seorang kepada yang lain, dan mengerjakan banyak tugas bersama lainnya. Inilah keanggotaan menurut Alkitab! Inilah "tanggung jawab keluarga" Anda yang Allah harapkan untuk Anda penuhi melalui persekutuan Bektim.
Bersama siapa Anda melakukan hal-hal ini?
Mungkin terasa lebih mudah untuk menjadi suci ketika tidak ada orang lain di sekeliling yang akan menganggu kesenangan-kesenangan Anda, tetapi itu adalah kesucian yang palsu dan tidak teruji. Keterasingan menghasilkan kebohongan; mudah untuk membodohi diri kita sendiri dengan mengira bahwa kita menjadi dewasa jika tidak ada seorang pun yang menantang kita. Kedewasaan yang sejati muncul dalam hubungan. Kita tidak hanya membutuhkan Alkitab untuk bertumbuh; kita memerlukan orang-orang percaya lainnya. Kita bertumbuh lebih cepat dan kuat dengan saling belajar dan saling bertanggung jawab. Ketika orang lain membagikan apa yang Allah ajarkan pada mereka, saya juga belajar dan bertumbuh.
4. Tubuh Kristus membutuhkan Anda. Allah memiliki peran yang unik untuk Anda mainkan di dalam keluarga-Nya. Inilah yang disebut "pelayanan" Anda, dan Allah telah memberi Anda karunia untuk tugas ini:
"Karunia rohani diberikan kepada setiap kita sebagai alat untuk menolong seluruh gereja." (1Korintus 12:7)
Persekutuan Bektim adalah tempat yang Allah rancang bagi Anda untuk menemukan, mengembangkan dan memakai karunia-karunia Anda. Anda juga mungkin memiliki pelayanan yang lebih luas, tetapi hal tersebut hanya merupakan tambahan untuk pelayanan Anda dalam tubuh lokal. Yesus tidak berjanji untuk membangun pelayanan Anda; Dia berjanji untuk membangun Gereja-Nya.
5. Anda akan ambil bagian dalam misi Kristus di dunia. Pada saat Yesus hidup di bumi, Allah bekerja melalui tubuh jasmani Kristus; sekarang Dia menggunakan tubuh rohani-Nya. Gereja adalah alat Allah di bumi. Kita bukan hanya harus meneladani kasih Allah dengan saling mengasihi; kita harus membawa kasih Allah bersama-sama bagi seluruh dunia ini. Ini merupakan hak istimewa yang luar biasa yang telah diberikan kepada kita semua. Sebagai anggota Tubuh Kristus, kita merupakan tangan-Nya, kaki-Nya, mata-Nya, dan hati-Nya. Dia bekerja melalui kita di dunia. Kita masing-masing memiliki bagian untuk dilakukan. Paulus memberi tahu kita, "Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalam-Nya." (Efesus 2:10)
6. Sebuah keluarga gereja akan membantu menjaga Anda dari kemunduran. Tidak seorang pun dari kita kebal terhadap pencobaan. Dalam situasi yang tepat, saya dan Anda bisa berbuat dosa apa saja. Allah mengetahui hal ini, sehingga Dia memberi kita tanggung jawab sebagai individu untuk saling menjaga agar tetap berada di jalur (1Korintus 10:12; Yeremia 17:9; 1Timotius 1:19). Alkitab berkata, "Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari ... supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa." (Ibrani 3:13)
"Uruslah urusanmu sendiri" bukanlah frasa kristiani. Kita dipanggil dan diperintahkan untuk terlibat dalam kehidupan orang percaya lainnya. Jika Anda mengetahui seseorang sedang menyimpang secara rohani sekarang, menjadi tanggung jawab Anda untuk pergi kepada mereka dan membawa mereka kembali ke dalam persekutuan. Yakobus memberi tahu kita,
"Jika kamu mengetahui orang-orang yang telah menyimpang dari kebenaran Allah, janganlah menolak mereka. Pergilah kepada mereka. Bawalah mereka kembali." (Yakobus 5:19 Msg)
Iblis menyukai orang-orang percaya yang mundur, yang memisahkan diri dari kehidupan Tubuh, terpisah dari keluarga Allah, dan tidak lagi di bawah tanggung jawab pemimpin-pemimpin rohani, karena Iblis tahu mereka tidak memiliki pertahanan dan tidak berdaya melawan taktiknya.
Jadi, semua ini, mengajak kita kembali menelusuri, mengapa kita bersekutu, berjemaat di Bektim. Mengapa kita datang beribadah ? Mengapa kita membaca buku ini ? Mengapa kita tidak ambil bagian dalam pelayanan lainnya ? Dan, akhirnya, mengapa kita tidak memulainya dari sekarang !
Pertanyaan awal yang saya tanya, mengapa sudah tidak ke gereja lagi, jawabnya singkat. ”Tidak sempat, tidak ada waktu”. Tapi dengan bangganya, dia menyebutkan beberapa nama pemuda pemudi Bektim pada masa-masa dia aktif, dan nama Pak Ferdy yang dikenalnya sebagai Pendeta Bektim. Diskusi sempat terhenti pada saat saya menanyakan kapan terakhir dia ke gereja, khususnya ke Bektim. 8 Tahun yang lalu. Wow.
Ini menjadi pemikiran kita, sang jemaat tinggalnya di Duren Sawit, tidaklah jauh dibandingkan jemaat yang tinggal di Bekasi. Sang jemaat sempat rajin, tetapi kemudian menjauh. Apa yang salah ? Dengan Bektim atau dengan sang jemaat ?
Saya tidak mau mengundang kita mendebatkan ini, tetapi ini akan kembali ke pemahaman awal, mengapa kita ke Bektim ? Mengapa kita hadir ke gereja kita, datang dalam persekutuan, datang menghadiri kegiatan-kegiatan gereja kita ? Mengapa kita ada dan Tuhan tempatkan kita ada di Bektim ini ?
Menurut Billy Graham:
"Gereja (baca: Bektim) , terutama adalah Tubuh Kristus ... Alkitab berkata ... bahwa
kasih Kristus kepada Gerejalah, yang membuat Dia mati di Salib. Jika
Kristus sedemikian mengasihi Gereja ... aku pun harus mengasihinya.
Aku harus mendoakannya, membelanya, melayani di dalamnya, memberikan
perpuluhan dan persembahan baginya, membantunya berkembang,
mendorongnya untuk menjadi kudus dan mengusahakan agar dia benar-
benar berfungsi sebagai tubuh Kristus yang bersaksi sesuai maksud
Tuhan untuknya. Bergerejalah dengan sikap demikian, dan tak seorang
pun akan menyisihkan Anda. Keluarga Allah terdiri dari bermacam
orang dari berbagai suku, kebudayaan, kelas dan perbedaan-perbedaan
aliran. Aku sadar tentang adanya perbedaan dan ketidaksetujuan kecil
dalam teologia, metode dan motif, tetapi di dalam Gereja sejati,
ada suatu kesatuan misterius yang mengatasi segala faktor pemisah
yang ada."
Di dalam Bektim, kita berusaha untuk beribadah, bersekutu, menginjil , menyelidiki firman Tuhan, berdoa dan ikut serta dalam Perjamuan Kudus. Menjadi anggota dari Bektim, tidak otomatis menyelamatkan kita. Kita melibatkan diri ke dalam gereja Bektim, justru karena kita telah diselamatkan dan memiliki kerinduan untuk taat. Yesus berkata, "Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat." (Yohanes 10:9).
Pada saat pertama kali, kita menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, apa yang kita janji untuk kita berikan kepada Yesus ? Sesudah percaya pada Kristus, kita harus segera melibatkan diri dalam suatu gereja. Kita meminta Allah memimpin kita menemukan gereja yang tepat, yaitu yang memuliakan Kristus, mementingkan Firman Tuhan dan penginjilan terhadap sesamanya yang terhilang. Setelah menjadi anggota, kita harus setia mengunjungi dan terlibat di dalamnya. Kita perlu mencari kesempatan melayani dalam gereja itu. Banyak kesempatan akan terbuka, bila kita menawarkan diri melayani Allah.
Lalu, mengapa Bektim menjadi keluarga gereja kita ?
1. Sebuah keluarga gereja menunjukkan bahwa Anda adalah sungguh-sungguh orang percaya. Saya tidak bisa menyatakan diri sebagai pengikut Kristus jika saya tidak terikat pada satu kelompok murid tertentu. Yesus berfirman, "Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi." (Yohanes 13:35) Bila kita bersatu di dalam kasih sebagai sebuah keluarga gereja dari latar belakang, ras dan status sosial yang berbeda, hal tersebut merupakan kesaksian yang sangat kuat bagi dunia (Galatia 3:28; lihat juga Yohanes 17:21). Anda bukanlah tubuh Kristus secara sendirian. Anda membutuhkan orang lain untuk menyatakannnya. Bersama-sama, bukan terpisah, kita merupakan tubuh-Nya (1Korintus 12:27).
2. Sebuah keluarga gereja mengeluarkan Anda dari keterasingan yang mementingkan diri sendiri. Gereja Bektim merupakan ruang kelas untuk belajar bagaimana bergaul dengan baik di dalam keluarga Allah. Gereja merupakan laboratorium untuk menerapkan kasih yang penuh perhatian dan tidak mementingkan diri sendiri. Sebagai anggota yang aktif Anda belajar untuk memperhatikan orang lain dan ikut merasakan pengalaman orang lain:
"Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita." (1Korintus 12:26)
Hanya di dalam hubungan yang terus menerus dengan orang-orang percaya yang biasa dan yang tidak sempurna, kita bisa mengenal persekutuan yang sesungguhnya dan mengalami kebenaran Perjanjian Baru tentang saling berhubungan dan saling bergantung (Efesus 4:16; Roma 12:4-5; Kolose 2:19; 1Korintus 12:25).
Persekutuan yang Alkitabiah berarti menimbulkan satu ikatan satu dengan yang lain seperti kita terikat dengan Yesus Kristus. Allah mengharapkan agar kita memberikan hidup kita satu kepada yang lain. Banyak orang Kristen yang mengetahui Yohanes 3:16 tidak menyadari akan 1Yohanes 3:16:
"Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita."
Inilah jenis kasih yang berkorban yang Allah ingin Anda tunjukkan kepada orang-orang percaya lainnya, yaitu suatu kesediaan untuk mengasihi mereka dengan cara yang sama seperti Yesus mengasihi Anda.
3. Sebuah keluarga gereja membantu Anda mengembangkan otot-otot rohani. Anda tidak akan pernah bertumbuh menuju kedewasaan hanya dengan menghadiri ibadah dan menjadi penonton yang pasif. Hanya keikutsertaan dalam kehidupan penuh dari gereja Bektim-lah yang akan membangun otot rohani. Alkitab berkata,
"Ketika masing-masing bagian melakukan pekerjaan khususnya, ia akan menolong bagian lainnya untuk bertumbuh, sehingga seluruh tubuh sehat dan bertumbuh dan penuh dengan kasih." (Efesus 4:16b (NLT))
Lebih dari lima puluh kali di dalam Perjanjian Baru frasa "saling" atau "seorang akan yang lain" digunakan. Kita diperintahkan untuk mengasihi seorang akan yang lain, saling mendoakan, saling menguatkan, saling menasihati, memberi salam seorang kepada yang lain, melayani seorang akan yang lain, mengajar seorang akan yang lain, saling menerima, saling hormat, bertolong-tolongan menanggung beban, saling mengampuni, merendahkan diri seorang kepada yang lain, dan mengerjakan banyak tugas bersama lainnya. Inilah keanggotaan menurut Alkitab! Inilah "tanggung jawab keluarga" Anda yang Allah harapkan untuk Anda penuhi melalui persekutuan Bektim.
Bersama siapa Anda melakukan hal-hal ini?
Mungkin terasa lebih mudah untuk menjadi suci ketika tidak ada orang lain di sekeliling yang akan menganggu kesenangan-kesenangan Anda, tetapi itu adalah kesucian yang palsu dan tidak teruji. Keterasingan menghasilkan kebohongan; mudah untuk membodohi diri kita sendiri dengan mengira bahwa kita menjadi dewasa jika tidak ada seorang pun yang menantang kita. Kedewasaan yang sejati muncul dalam hubungan. Kita tidak hanya membutuhkan Alkitab untuk bertumbuh; kita memerlukan orang-orang percaya lainnya. Kita bertumbuh lebih cepat dan kuat dengan saling belajar dan saling bertanggung jawab. Ketika orang lain membagikan apa yang Allah ajarkan pada mereka, saya juga belajar dan bertumbuh.
4. Tubuh Kristus membutuhkan Anda. Allah memiliki peran yang unik untuk Anda mainkan di dalam keluarga-Nya. Inilah yang disebut "pelayanan" Anda, dan Allah telah memberi Anda karunia untuk tugas ini:
"Karunia rohani diberikan kepada setiap kita sebagai alat untuk menolong seluruh gereja." (1Korintus 12:7)
Persekutuan Bektim adalah tempat yang Allah rancang bagi Anda untuk menemukan, mengembangkan dan memakai karunia-karunia Anda. Anda juga mungkin memiliki pelayanan yang lebih luas, tetapi hal tersebut hanya merupakan tambahan untuk pelayanan Anda dalam tubuh lokal. Yesus tidak berjanji untuk membangun pelayanan Anda; Dia berjanji untuk membangun Gereja-Nya.
5. Anda akan ambil bagian dalam misi Kristus di dunia. Pada saat Yesus hidup di bumi, Allah bekerja melalui tubuh jasmani Kristus; sekarang Dia menggunakan tubuh rohani-Nya. Gereja adalah alat Allah di bumi. Kita bukan hanya harus meneladani kasih Allah dengan saling mengasihi; kita harus membawa kasih Allah bersama-sama bagi seluruh dunia ini. Ini merupakan hak istimewa yang luar biasa yang telah diberikan kepada kita semua. Sebagai anggota Tubuh Kristus, kita merupakan tangan-Nya, kaki-Nya, mata-Nya, dan hati-Nya. Dia bekerja melalui kita di dunia. Kita masing-masing memiliki bagian untuk dilakukan. Paulus memberi tahu kita, "Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalam-Nya." (Efesus 2:10)
6. Sebuah keluarga gereja akan membantu menjaga Anda dari kemunduran. Tidak seorang pun dari kita kebal terhadap pencobaan. Dalam situasi yang tepat, saya dan Anda bisa berbuat dosa apa saja. Allah mengetahui hal ini, sehingga Dia memberi kita tanggung jawab sebagai individu untuk saling menjaga agar tetap berada di jalur (1Korintus 10:12; Yeremia 17:9; 1Timotius 1:19). Alkitab berkata, "Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari ... supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa." (Ibrani 3:13)
"Uruslah urusanmu sendiri" bukanlah frasa kristiani. Kita dipanggil dan diperintahkan untuk terlibat dalam kehidupan orang percaya lainnya. Jika Anda mengetahui seseorang sedang menyimpang secara rohani sekarang, menjadi tanggung jawab Anda untuk pergi kepada mereka dan membawa mereka kembali ke dalam persekutuan. Yakobus memberi tahu kita,
"Jika kamu mengetahui orang-orang yang telah menyimpang dari kebenaran Allah, janganlah menolak mereka. Pergilah kepada mereka. Bawalah mereka kembali." (Yakobus 5:19 Msg)
Iblis menyukai orang-orang percaya yang mundur, yang memisahkan diri dari kehidupan Tubuh, terpisah dari keluarga Allah, dan tidak lagi di bawah tanggung jawab pemimpin-pemimpin rohani, karena Iblis tahu mereka tidak memiliki pertahanan dan tidak berdaya melawan taktiknya.
Jadi, semua ini, mengajak kita kembali menelusuri, mengapa kita bersekutu, berjemaat di Bektim. Mengapa kita datang beribadah ? Mengapa kita membaca buku ini ? Mengapa kita tidak ambil bagian dalam pelayanan lainnya ? Dan, akhirnya, mengapa kita tidak memulainya dari sekarang !
Monday, March 13, 2006
Credit -> hak programmer ?
Bangun pagi-pagi ini membuat saya berpikir jernih kembali sebelum memulai hari ini. Dan satu hal yang menarik buat saya, saya melihat di salah satu website perusahaan Indonesia yang membuat produk Business Intelligence adalah dicantumkannya tanda APICTA.
Saya kemudian penasaran dan mengakses website APICTA, dan hanya berhasil menemukan 2 tahun penyelenggaraan, tapi ada hal yang menarik untuk dicermati. Kepesertaan Indonesia mungkin ada dalam event yang diselenggarakan ini, tetapi mengapa dari Indonesia, dalam 2 tahun berturut-turut, hanya ada 1 pemenang per tahun nya ? Apakah memang cuma ini kemampuan terbaik bangsa kita ?
Ini mengingatkan saya kembali, dalam 2 bulan terakhir ini, saya kembali terjun ke product-development, dimana di dalamnya, saya mengambil benchmarking salah satu produk accounting yang cukup ternama di Indonesia. Dan salah satunya lagi, saya mempelajari produk rekan saya, untuk membuat produk sejenis dalam versi web. Ya, sudah 2 bulan lebih ini, saya fokus mengembangkan produk-produk berbasis web. Seolah tidak mau ketinggalan, dengan rakusnya saya membeli buku-buku di Gramedia pada minggu lalu, yang memuat program-program berbasis web. Dan, saya menjumpai, bahwa software hingga buku-buku sudah demikian bagus, meskipun dulu itu, saya paling kesal kalo beli buku komputer Indonesia, mungkin karena dulu itu banyak saduran saja isinya.
Jadi, dalam pengamatan mata kecil saya, seharusnya sumber daya manusia Indonesia tidak dapat dipandang sebelah mata. Dengan tingkat persaingan yang tinggi dewasa ini, tentunya kemampuan para sistem analis, programmer ditantang sedemikian untuk menjawab tantangan teknologi serta kebutuhan bisnis. Oleh karena itu, sewajarnya, dan sudah sangat wajar, apabila banyak perusahaan Indonesia yang terjun, ikut berkompetisi dalam kancah Apicta. Seingat saya, beberapa rekan saya juga pernah ikut dalam kancah pertempuran bergengsi itu, tetapi memang tidak semua dalam menang. Tapi, toh, ikut saja juga sudah pasti bangga, dan memang patut bangga.
Dan seiring dengan itu, seingat saya juga ada beberapa kompetisi sejenis yang dilakukan, baik untuk kalangan akademis (saya jadi ingat dulu sering sekali ada kompetisi di lingkungan binus), hingga publik. Pertanyaan berikutnya adalah, kemana setelah berkompetisi ?
Karena sebagian besar mewakili perusahaan, maka tentu saja keberadaan programmer yang membuat produk bermutu dan bergengsi itu tidak diperhitungkan. Jadi masih kurang credit terhadap para programmer. Saya tahu, dan sadar, itu mungkin mereka lakukan karena kemampuan mereka untuk digunakan mencari uang. Tapi apakah hanya uang dasarnya ? Tidakkah terbesit dalam pikiran kita untuk lebih menghormati karya orang lain ?
Nah, lingkaran setan dech. Saya saja, masih melihat dan mengamati aplikasi orang lain untuk membuat aplikasi yang saya perlukan untuk client saya. Dengan business process yang ada memang sudah cukup, tetapi saya ingin lebih. Oleh karena itu, saya lakukan benchmarking, ambil pola-pola bagus, buang yang buruk. Tapi apakah ini bukankah bisa dikatakan pelanggaran hakiki sang programmer ? Mungkin saja ya, tapi begitu saya lihat lagi, ternyata saya pun tidak bisa menemukan SIAPA pembuat program indah itu ? Siapa sang sistem analis nya ? dan siapa saja yang terlibat ? Nah, inilah yang saya bilang, pentingnya dalam setiap aplikasi yang kita buat, kita cantumkan credit, nama lah minimal dari pembuat.
Mampukah kita sebagai pengusaha pengembang software merelakan hal ini terjadi ?
Saya kemudian penasaran dan mengakses website APICTA, dan hanya berhasil menemukan 2 tahun penyelenggaraan, tapi ada hal yang menarik untuk dicermati. Kepesertaan Indonesia mungkin ada dalam event yang diselenggarakan ini, tetapi mengapa dari Indonesia, dalam 2 tahun berturut-turut, hanya ada 1 pemenang per tahun nya ? Apakah memang cuma ini kemampuan terbaik bangsa kita ?
Ini mengingatkan saya kembali, dalam 2 bulan terakhir ini, saya kembali terjun ke product-development, dimana di dalamnya, saya mengambil benchmarking salah satu produk accounting yang cukup ternama di Indonesia. Dan salah satunya lagi, saya mempelajari produk rekan saya, untuk membuat produk sejenis dalam versi web. Ya, sudah 2 bulan lebih ini, saya fokus mengembangkan produk-produk berbasis web. Seolah tidak mau ketinggalan, dengan rakusnya saya membeli buku-buku di Gramedia pada minggu lalu, yang memuat program-program berbasis web. Dan, saya menjumpai, bahwa software hingga buku-buku sudah demikian bagus, meskipun dulu itu, saya paling kesal kalo beli buku komputer Indonesia, mungkin karena dulu itu banyak saduran saja isinya.
Jadi, dalam pengamatan mata kecil saya, seharusnya sumber daya manusia Indonesia tidak dapat dipandang sebelah mata. Dengan tingkat persaingan yang tinggi dewasa ini, tentunya kemampuan para sistem analis, programmer ditantang sedemikian untuk menjawab tantangan teknologi serta kebutuhan bisnis. Oleh karena itu, sewajarnya, dan sudah sangat wajar, apabila banyak perusahaan Indonesia yang terjun, ikut berkompetisi dalam kancah Apicta. Seingat saya, beberapa rekan saya juga pernah ikut dalam kancah pertempuran bergengsi itu, tetapi memang tidak semua dalam menang. Tapi, toh, ikut saja juga sudah pasti bangga, dan memang patut bangga.
Dan seiring dengan itu, seingat saya juga ada beberapa kompetisi sejenis yang dilakukan, baik untuk kalangan akademis (saya jadi ingat dulu sering sekali ada kompetisi di lingkungan binus), hingga publik. Pertanyaan berikutnya adalah, kemana setelah berkompetisi ?
Karena sebagian besar mewakili perusahaan, maka tentu saja keberadaan programmer yang membuat produk bermutu dan bergengsi itu tidak diperhitungkan. Jadi masih kurang credit terhadap para programmer. Saya tahu, dan sadar, itu mungkin mereka lakukan karena kemampuan mereka untuk digunakan mencari uang. Tapi apakah hanya uang dasarnya ? Tidakkah terbesit dalam pikiran kita untuk lebih menghormati karya orang lain ?
Nah, lingkaran setan dech. Saya saja, masih melihat dan mengamati aplikasi orang lain untuk membuat aplikasi yang saya perlukan untuk client saya. Dengan business process yang ada memang sudah cukup, tetapi saya ingin lebih. Oleh karena itu, saya lakukan benchmarking, ambil pola-pola bagus, buang yang buruk. Tapi apakah ini bukankah bisa dikatakan pelanggaran hakiki sang programmer ? Mungkin saja ya, tapi begitu saya lihat lagi, ternyata saya pun tidak bisa menemukan SIAPA pembuat program indah itu ? Siapa sang sistem analis nya ? dan siapa saja yang terlibat ? Nah, inilah yang saya bilang, pentingnya dalam setiap aplikasi yang kita buat, kita cantumkan credit, nama lah minimal dari pembuat.
Mampukah kita sebagai pengusaha pengembang software merelakan hal ini terjadi ?
Subscribe to:
Posts (Atom)