MANAGING RESISTANCE DURING THE CHANGE
**
Seorang teman saya bekerja di sebuah organisasi. Dua tahun yang lalu, terjadilah sebuah perubahan, di mana beberapa organisasi bergabunv (merge) menjadi satu organisasi.
Tentu saja hal ini berdampak besar secara internal, di mana banyak orang tiba-tiba kehilangan jabatannya. Dan sejak saat itu, mulailah ada beberapa friksi, ada yang sangat mendukung perubahan tersebut, ada yang netral, ada yang sampai sekarang masih mempermasalahkan perubahan yang terjadi dan menyampaikan kekecewaan di mana-mana.
Di antara mereka , ada yang bilang bahwa perubahan itu tidak berjalan mulus, ada yang bilang bahwa "yang berkuasa" sekarang kurang mendengarkan aspirasi karyawan-karyawan. Dan banyak feedback miring yang beredar.
Apakah yang sebenarnya terjadi?
**
Apakah anda pernah berada dalam situasi seperti itu? Bahwa apapun yang anda kerjakan selalu saja ada yang mengkomentari negative?
Maju kena , mundur kena ….?
It does not matter what you do, akan selalu ada orang yang mengkomentari negative tindakan anda, no matter what you do.
Komentator (negative) ini berkeliaran di mana-mana, di sekolah anda, di kampus anda, di RT atau RW anda (pada saat anda mengadakan kegiatan bersama tetangga), di kantor anda, di group WA anda …. Di mana-mana akan ada komentator (negative) ini.
Saya mengamati banyak perubahan dan transformasi yang terjadi.
Phenomena ini bisa disebut dengan rule 60-20-20.
Dalam setiap perubahan yang akan anda jalankan, akan ada: 60% supporter, 20% yang netral, 20% yang akan menolak perubahan tersebut (resistance).
That's the best case scenario.
Jarang sekali ada perubahan yang langsung disambut oleh semuanya dengan positive.
Jadi pertama kali sadarilah, YOU ARE NOT ALONE !
Semua leaders merasakan apa yang anda rasakan saat ini.
Jadi pasti akan ada minimal 20% yang akan menolak perubahan tersebut
*
Terus analisa lebih dalam dari ketiga sudut ini:
- Aspek apa yang akan benar-benar berubah
- Kepada siapa perubahan ini akan berpengaruh?
- Bagaimana perubahan akan berdampak mereka?
**
What should you do?
1. Konsentrasilah pada supporter supporter anda, mereka adalah change agent yang akan membantu anda mengimplementasikan perubahan. Spend time anda dengan mereka, terangkan ke mereka, motivate them dan penghargaan kepada mereka
2. Usahakan mengajak yang netral menjadi supporter anda, dengan menjelaskan dan memberikan contoh teman teman mereka yang sudah berhasil melakukan perubahan tersebut, visualize the success and celebrate the quick win
3. Untuk yang masih resistance, don't spend too much time on them, haters will continue to be haters, tapi hati hati, jangan sampai mereka ini menjadi noisy minority yang suaranya terdengar lebih keras daripada silent majority, dan akhirnya banyak yang beranggapan bahwa mereka mewakili majority. Jadi anda masih harus meng-adresse concern mereka tanpa spending too much time, remember your focus is to keep your supporters and to influence the neutrals.
**
So, what is the summary:
a) YOU ARE NOT ALONE
Pada saat perubahan akan selalu ada supporter, neutral and resistance.
Jadi kalau ada resistance yang anda hadapi, anggap saja itu hal yang biasa dialami setiap leader. Semakin berat resistance nya, berarti semakin tinggi level leadership anda.
*
b) YOU SHOULD NOT BE ALONE
Focus pada supporter anda, motivate them, terangkan kepada mereka dan hargailah mereka.
Usahakan untuk meng-influence yang netral menjadi supporter anda.
Spend minimum time untuk yang resistance, while still address their concern.
Tapi terutama tunjukkan success story, quick winning dan reward yang didapatkan oleh teman-teman atau tim-tim lain yang sudah menjalankan perubahan tersebut
c) IF YOU WANT TO GO FAST GO BY YOURSELF, BUT IF YOU WANT TO GO FAR, GO WITH OTHERS
Ingat bahwa pada sebuah perubahan, kalau anda berjalan terlalu cepat, anda tiba tiba menyadari anda sendirian di depan, dan anak buah anda berada jauh di belakang anda (dan perubahan itu tidak terjadi), tapi bila anda ingin mencapai tujuan dari perubahan itu, sering kali memang anda harus spend time dengan tim anda, dan tidak henti-hentinya menerangkan, memotivasi dan memberikan penghargaan kepada mereka.
**
Terakhir, pesan apa yang bisa kita sampaikan kepada mereka yang selalu menolak perubahan?
Pertama, sadarilah, bahwa perubahan akan terus berjalan. Terlepas dari anda suka atau tidak, the change will go on.
Kedua, anda hanya punya dua choices, menerima perubahan (dan beradaptasi), atau menolak terus-terusan.
Kalau anda menolak terus-terusan, kecewa terus-terusan, tentu saja anda tidak akan merasa Bahagia dalam diri anda sendiri. Stop doing that. Lakukan hal lain yang lebih positive daripada sekedar complain, kecewa dan khawatir terus.
Tapi ada yang kehilangan jabatan (atau bahkan pendapatannya berkurang), sebagai akibat dari perubahan. Well, kalau anda memang bagus, cari opportunity lain. Kalau anda gak bagus, dan gak bisa dapat opportunity lain, ya tingkatkan kompetensi anda, supaya apapun yang terjadi, anda bisa mempertahankan atau bahkan meningkatkan level pendapatan anda.
**
Pada akhirnya hanya ada dua pilihan bagi professional:
Pilihan pertama, tinggal di organisasi itu dan komitmen 100%.
ATAU
Pilihan kedua, meninggalkan organisasi itu dan mencari pekerjaan lain di luar.
That's the only choices you have as professional.
Pilihan untuk stay, tapi terus menerus kecewa, khawatir dan complain? Itu bukan pilihan seorang professional.
Think again!
**
Saya akan menutup artikel hari ini dengan sebuah quote dari Socrates,"Rahasia untuk sukses menjalani perubahan itu bukannya menghabiskan seluruh energi untuk berperang, tetapi mem-fokuskan seluruh energi untuk membangun masa depan yang lebih baik"
**
Salam Hangat,
Pambudi Sunarsihanto