*Daud Adiprasetya 654*
Seorang istri pendeta ketika mengevaluasi kehidupan rohaniahnya,.
menyadari bahwa dia masih kurang dalam hal berdoa bagi jemaatnya. Maka dia memutuskan untuk secara pribadi melakukan doa syafaat di kamarnya pada saat anak-anak sudah masuk sekolah dan kerja. Supaya betul-betul bebas dari gangguan telpon dari para jemaat, maka melalui suaminya dia mohon pengertian agar jemaat setiap harinya tidak menelpon pada jam 8.30 hingga 9.30. Ibu pendeta ini bersyukur bahwa himbauannya ternyata diperhatikan, dinilai positif serta diikuti oleh banyak orang.
Tahu-tahu di gereja itu muncul kebiasaan "Doa Satu Jam" secara serentak yang sangat diberkati oleh Tuhan. Kita mendapat pelajaran indah di sini; segala sesuatu yang dengan tulus dilakukan untuk kemuliaan Tuhan pasti akan diberkati-Nya. Jika kita sudah memulai jangan ragu untuk melanjutkan, nanti akan mendapat dukungan dari sebanyak mungkin orang yang digerakkan oleh Tangan Tuhan sendiri.
Kata-kata indah, "Jadilah lebih peduli pada apa yang Tuhan pikirkan tentang Anda daripada apa yang orang-orang pikirkan tentang Anda." Persekutuan pribadi dengan Tuhan jikalau bisa lancar maka akan berdampak positif dalam persekutuan kita dengan sesama. Utamakan garis vertikal, baru yang horisontal. Jika kita selalu begitu, maka dalam seluruh kehidupan menjadi "Berpusatkan Kristus."
Firman Tuhan, *"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." Matius 6:33.*
Manusia yang kurang memberi perhatian kepada Tuhan saja tidak akan dibalas dengan sikap yang sama oleh Tuhan. Apalagi jika kita mengutamakan Tuhan, hal itu pasti sangat menyukakan hati-Nya sehingga Ia akan memberikan berlimpah-limpah kepada kita.
Dan segala pemberian Tuhan itu semuanya pasti berguna bagi kita.