2 Timotius 1:6 (TB) Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.
Apakah kita sadar akan karunia Allah yang ada pada kita?
Kita semua memiliki itu, hanya saja kadang kita tidak menyadarinya.
Suatu ketika, kawan ini datang ke saya dan mengeluh hidupnya biasa saja, tidak ada yang berarti dalam hidupnya. Pekerjaannya tidak jelas. Saya bilang, tidak, hidupnya berarti bagi Allah karena sikapnya yang ringan tangan dan membantu pelayanan orang lain.
Saya pun pernah merasa demikian. Merasa tidak berarti, tidak bisa tampil di depan orang banyak, maka saya akhirnya memilih pelayanan awal menjadi petugas sound system yang notabene di belakang layar. Tapi karunia itu tidak pernah berhenti di satu titik. Sewaktu kita memilih untuk memberikan diri ke Allah, Tuhan memaksimalkan potensi kita. Dari petugas sound system biasa, saya belajar berinteraksi dengan orang dari cara orang lain berbicara dan berkata. Saya belajar bagaimana berbicara dengan anak kecil. Saya belajar tentang Firman Tuhan krn Firman itu lewat di telinga saya yang memasang headset bertahun-tahun.
Maka saya melangkah bersama Tuhan memasuki karunia baru, menjadi guru sekolah minggu. Karunia gsm dikembangkan lagi.dengan memimpin berbagai kepanitiaan. Dan sungguh gereja membentuk saya dan mengantar karunia berikutnya yang tidak pernah terbayangkan. Menjadi penatua dan harus tampil di depan orang banyak. Karunia Tuhan terus berkembang, saya diminta melayani penatua.klasis, terlibat dalam bidang di pokja sinode dan sinode wilayah. Sungguh pada.saat kita menyadari karunia Allah yang ada pada kita dan menyerahkan Allah mengembangkan kita semaksimal mungkin yang Allah inginkan, bukan yang kita inginkan.