DEVELOP YOUR CHILDREN, BASED ON THEIR PASSION
(Didiklan anak-anak anda berdasarkan passion mereka)
Sebuah pagi yang cerah di Singapore. Saya sedang naik taxi di depan Marina Bay. Teman perjalanan saya (sebut saja namanya Amelia), cerita tentang anak-anaknya.
Dia bilang,"Saya gak ngerti anak saya yang kedua. Sementara anak pertama saya begitu rajin belajar dan nilai akademisnya bagus bagus banget, ternyata anak saya yang kedua hanya bermain-main saja, malas belajar dan nilai-nilai raportnya jelek"
Saya terkejut mendengarnya,
karena baru saja malam sebelumnya saya dinner di Le Paul,Takashimaya dengan seorang ex-kolega saya , sebut saja namanya Michelle, yang menceritakan hal yang sama. Anak pertama rajin belajar, berprestasi bagus, dan anak keduanya malas belajar dan nilainya jelek.
Ternyata hal ini sering terjadi.
Kenapa ya?
Saya cenderung menganalisa masalah dengan menggunakan salah satu prinsipnya Stephen Covey dalam bukunya 7 Habbits of Highly Effective People. Di dalam salah satu prinsipnya Stephen Covey bilang,"Seek to understand before being understood"
Saya sedang membayangkan anak-anak kedua itu. Di mana kakak pertama mereka rajin belajar dan berprestasi bagus. Dan tiap hari dipuji orang tuanya. Dan tiap hari orang tua berkata pada (anak kedua),"Kamu harus rajin belajar. Seperti kakak kamu!"
Ini yang dinamakan shadow sibling, anak yanb menjadi bayangan kakaknya!
Coba bayangkan kalau kita yang menjadi anak kedua, apakah kita akan happy? termotivasi? atau jangan jangan kita malah sebel karena kita dibanding-bandingkan terus.
Dan mari kita ingat, Allah menciptakan manusia berbeda-beda. Semua punya potensi di bidang masing-masing. Siapa tahu kakak pertama jago akademis, anak kedua siapa tahu punya potensi bidang lain? Seni? Olahraga? Enterpreneur?
Kalau anda selalu membandingkan mereka, itu seperti penjaga kebon binatang yang memarahi monyet,"Kamu kok gak jago renang kayak ikan sih?"
Lha , monyet kan memang jagonya manjat pohon, jangan membandingkan kemampuan berenangnya dong.
Ok, kita kembali ke anak anda yang kedua. Mungkin dia akan berpikir begini,"Ngapain juga saya belajar keras? Kan kakak memang pinter, sekeras apapun saya belajar susah deh ngalahin dia. Kan dia memang udah duluan.
Paling kalo saya jadi Juara akan dibilangnya - kakakmu dulu juga jadi Juara"
That s the problem with shadow sibling. Kakaknya sudah duluan, dia sudah kalah start. No matter what he will do, akan susah mengalahkan kakaknya.
Itulah kenapa kita harus BERHENTI membandingkan anak-anak kita. Apa yang saya lakukan? Anak saya yang pertama rajin belajar dan nilainya bagus. Pada saat anak saya yang kedua males belajar, dan nilainya jelek, saya tidak menyuruhnya belajar. Saya dan istri saya membantunya menemukan passionnya. Kita coba renang, menyanyi, menari, piano, atletik, sampai ketemu senam, dan dia suka banget. Sampai dia memenangkan beberapa medali di Singapore dan Philippines.
Dari situ dia sendiri berfikir, ternyata kalau saya bekerja keras, saya juga bisa berprestasi bagus. Akhirnya dia rajin belajar dan mendapatkan nilai sangat bagus di ujian SMP nya.
Voila!
⁃ Find the passion
⁃ Build the confidence
⁃ Help them to perform!
Karena setiap anak memang punya passion dan strength sendiri sendiri, yang berbeda dengan kakak atau adiknya.
Terus bagaimana berikutnya, agar kita terus memerus bisa mengapresiasi anak anak kita sesuai dengan passion mereka?
Coba kita ikuti lima langkah di bawah ini ....
a) TIME: SPEND TIME WITH YOUR CHILDREN ( ALL OF THEM)
Pertama, lalui banyak waktu bersama anak-anak anda. Yang mereka butuhkan adalah perhatian anda, waktu anda , dan pengertian anda.
Dalam arti anda harus mengerti bahwa anak anda berbeda-beda dengan bakat dan passion yang berbeda.
First , you have to undertand that. Dan anda hanya bisa mengerti itu kalau anda
melalui banyak waktu bersama mereka!
b) LOVE: TELL THEM YOU LOVE THEM FOR WHO THEY ARE, NOT WHAT THEY ACHIEVE
Katakan bahwa anda menyayangi mereka karena mereka memang anak anak anda, bukan karena mereka mencapai prestasi tertentu. We call this unconditional love.
Jangan sampai mereka merasa orang tuanya tidak akan menyayangi mereka kalau mereka tidak berprestasi.
c) PASSION: HELP EACH CHILD TO FIND THEIR PASSION
Bantulah mereka menemukan passion, hobby, ketertarikan mereka agar mereka bisa mencapai prestasi yang optimum di bidang itu.
Prestasi di bidang khusus itu akan menambah percaya diri mereka dan akan membuat mereka rajin belajar untuk mencapai prestasi yang sama di sekolah.
Ingat... Passion, Confidence baru Performance!
d) PRAISE: PRAISE all YOUR CHILDREN
Nah, ini yang paling penting.
Pujilah semua anak anda berdasarkan kemampuan, bakat, dan passion yang berbeda-beda.
Ibaratnya penjaga kebon binatang, dia harus memuji monyet karena jago manjat, memuji kuda karena jago lari , memuji ikan karena jago renang!
Anda juga harus memuji monyet-monyet anda (eh maaf, anak - anak anda) karena bakat dan passion mereka masing-masing.
Jangan menggunakan standard anda untuk anak pertama sebagai alat untuk mengukur prestasi anak kedua.
Again, jangan pernah membandingkan anak-anak anda lagi.
e) RELATIONSHIP: HELP YOUR CHILDREN to build POSITIVE RELATIONSHIP each-other
Terakhir, bantulah mereka agar rukun dan berhubungan baik sesama saudara.
Berantem dan bertengkar itu biasa, tapi ajari mereka untuk minta maaf.
Utamakan agar mereka tetap saling menyayangi satu dengan yang lain.
Ok, jadi ingat ya, agar kita terus memerus bisa mengapresiasi anak anak kita sesuai dengan passion mereka? Coba kita ikuti lima langkah di bawah ini ....
a) TIME: SPEND TIME WITH YOUR CHILDREN ( ALL OF THEM)
b) LOVE: TELL THEM YOU LOVE THEM FOR WHO THEY ARE, NOT WHAT THEY ACHIEVE
c) PASSION; HELP EACH CHILD TO FIND THEIR PASSION
d) PRAISE: PRAISE all YOUR CHILDREN
e) RELATIONSHIP: HELP YOUR CHILDREN to build POSITIVE RELATIONSHIP each-other
Salam Hangat
Pambudi Sunarsihanto
Fanky Christian
fankychristian.blogspot.com
fankychristian.blogspot.com