Translate

Monday, June 04, 2018

Mengapa Indonesia Tidak Semaju Malaysia yang Korupsinya Sangat Parah?

*Mengapa Indonesia Tidak Semaju Malaysia yang Korupsinya Sangat Parah?*

Kita semua pasti bingung mengapa Indonesia tidak bisa semaju Malaysia padahal korupsi di Malaysia sangat parah. Polisi Malaysia berhasil menyita uang tunai senilai Rp. 408 miliar dari beberapa apartemen Najib. Temuan itu di luar sitaan puluhan tas mewah milik istri Najib yang tidak sanggup dihitung oleh polisi karena nilainya terlalu besar. Kerugian negara ini juga belum termasuk sitaan kapal pesiar super mewah Equanimity seharga Rp. 3,5 triliun hasil korupsi 1MDB.

Gaya hidup super mewah Perdana Menteri Malaysia dan keluarga tentu sangat jauh jika dibandingkan gaya hidup deretan presiden Indonesia dan keluarganya. Namun mengapa pendapatan per kapita Malaysia bisa mencapai 2 kali lipat lebih tinggi dari Indonesia?

Jumlah utang Indonesia pun relatif kecil hanya 36% dari total PDB jika dibandingkan Malaysia yang mencapai angka kritis 80% dari PDB. Mengapa Malaysia yang punya utang segunung namun rakyatnya justru jauh lebih makmur?

Apakah karena pemimpin kita lebih bodoh dari Malaysia? 

Apakah karena rakyat Indonesia lebih bodoh dari rakyat Malaysia?

Dua hal inilah tampaknya yang memang menjadi penyebab utama Indonesia berada pada peringkat 116 dalam hal pendapatan per kapita.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini hanya didorong oleh 2% orang Indonesia yang paling rajin bekerja sedangkan sisanya 98% sibuk menghabiskan waktu mereka yang berharga dengan main medsos, nyinyir, menyebarkan hoax dan mengeluh ke pemerintah apa pun yang dilakukan oleh pemerintah.

Rakyat Indonesia harus bangun dari tidur panjangnya dan sadar mengakui bahwa 98% bangsa Indonesia adalah pemalas dan belum memaksimalkan seluruh potensi yang kita miliki.

Kualitas Indeks Pembangunan Manusia Indonesia (IPM) juga hanya bertengger di peringkat 113, jauh terbelakang dibandingkan negara-negara tetangga di Asia Tenggara.

Jika bangsa Indonesia mau memiliki penghasilan 2 kali lipat dari sekarang maka satu-satunya jalan yang bisa kita lakukan adalah bekerja lebih keras, lebih cerdas dan lebih banyak membaca buku berkualitas.

Jika ini kita lakukan bersama-sama secara konsisten setiap hari maka akan sangat mungkin dalam 10 tahun ke depan seluruh rakyat Indonesia bisa memiliki pendapatan per kapita yang jauh lebih  tinggi dari rakyat Malaysia. Malaysia maju pesat bukan karena pemimpinnya namun karena hampir seluruh rakyatnya bekerja keras, bekerja cerdas, tekun dan tidak pernah berhenti belajar.

Marilah kita mulai dengan membaca 1  buku per minggu maka dalam 1 tahun kita sudah berhasil membaca 52 buku. Jika kita konsisten melakukannya dalam 1 dekade maka kita sudah membaca 520 buku dan sudah pasti kualitas SDM Indonesia akan melejit meninggalkan negara-negara tetangga.

Mulailah dari diri sendiri, tidak perlu sibuk gonta-ganti presiden. Gantilah dulu kebiasaan buruk kita dengan kebiasaan baik maka siapa pun presidennya pasti Indonesia bisa menjadi negara maju.

Risiko sistem demokrasi adalah rakyat yang bodoh akan melahirkan pemimpin yang bodoh. Sebaliknya rakyat yang cerdas akan memilih calon presiden yang cerdas. 

Maka jadilah cerdas dulu sebelum bermimpi punya presiden cerdas!


Sumber referensi:

Dari WAG