THE POWER OF EMOTIONAL INTELLIGENCE ...
Beberapa minggu yang lalu saya diundang untuk menghadiri sebuah acara berbuka puasa temu kangen alumni sebuah perguruan tinggi paling top di negeri ini.
Acaranya cukup meriah dan banyak yang datang untuk kangen kangenan ...
Dan saya perhatikan bahwa ada beberapa yang sangat berhasil dalam kariernya, tetapi ada juga yang kariernya masih biasa biasa saja (meskipun usianya hampir mendekati setengah abad).
Kontrasnya ... saya tahu di ruangan itu siapa yang kira kira gajinya paling tinggi dan saya juga tahu siapa yang kariernya berjalan di tempat.
Dan saya bisa mengestimasi bahwa ... beda pendapatan (halal) mereka sekitar 50 kali lipat. Padahal mereka alumni dari perguruan tinggi yang sama (jurusan yang sama, dan tahun kelulusan yang sama).
Ingat... ini kita ngomong tentang Perguruan Tinggi Paling Top di negeri ini , mestinya tes masuknya juga paling sulit, dan berarti semua lulusannya juga luar biasa cerdas.
Ok ... lets stop first... here...
I am not saying that money should be the only measure of the success. There should be other parameters ... happiness, family, balance of life, significance to community ...etc.
And in the business, the reality is the more important you are to the company, the higher your salary will be ... so yes... money is one parameter of the success, among other parameters that we have to measure.
Ok , kembali ke topik di mana kadang kadang lulusan dari perguruan tinggi yang sama, jurusan yang sama, tahun kelulusan yang sama, tetapi mengapa beda gajinya bisa sampai 50 kali lipat?
Berdasarkan pengamatan saya selama bergelut di dunia pengembangan sumber daya manusia ...di belasan negara .... jawabannya adalah pada Emotional Intelligence, kemampuan kita untuk mengendalikan dan mengontrol emosi kita sendiri dan menerapkannya dalam tindakan kita sehari hari untuk bekerjasama dalam sebuah tim.
Dan di sebuah perusahaan di mana saya bekerja dulu, saya pernah meneliti hal itu.
Suatu saat saya melakukan tes Emotional Quotient kepada 100 orang anggota leadership team di sana. Yang ikut tes ini ada yang levelnya (dari paling rendah sampai paling tinggi): Manager, Vice President, Senior Vice President, Director dan Managing Director .
Jadi ada lima kelompok.
Dan menariknya adalah bahwa rata rata nilai Emotional Intelligence dari setiap kelompok ternyata berbanding lurus dengan level mereka di perusahaan.
Itulah mengapa salah satu pendapat yang popular di dunia bisnis adalah ...
IQ will bring you inside the building ... but EQ will define how high you will be in the building.
Maksudnya ... pada jaman yang competitive seperti sekarang ... kalau anda tidak pintar jangan berharap terima di perusahaan bonafid.
Index Prestasi (IP) dan Intellectual Quotient (IQ) adalah syarat mutlak untuk diterima sebagai karyawan di perusahaan ternama.
So anda akan melalui kompetisi pertama (seleksi recruitment) untuk memasuki perusahaan.
Tetapi begitu anda masuk, seleksi kedua sudah siap menanti, siapa yang akan dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi.
Dan di sinilah ternyata...Emotional intelligence menjadi parameter penting yang akan membuat anda dipromosi ke level yang tinggi atau tidak.
Ingat... saya tidak bilang bahwa kecerdasan itu tidak penting lagi .... penting banget ... tapi ingat kan ... kecerdasan itu sudah dites masuk di awal, waktu anda pertama kali masuk.
Jadi kecerdasannya sekarang ya kurang lebih sama. Dan ternyata ada faktor lain yang sangat menentukan apakah anda akan dipromosikan ke level lebih tinggi atau tidak.
Again... lets stop here. I am not saying that the company will measure your emotional intelligence ... and then will promote you based on your score. I hope we all understand that. However your ability to conrol and manage your own emotion will represent your positive behaviors.... your positive behavior will produce positive result that will increase your chance to be promoted.
Jadi... apa sih sebenarnya emotional intelligence itu?
Kemampuan mengontrol dan mengendalikan emosi, yang itu mencakup 4 hal ini:
- Understanding self
- Managing self
- Understanding Others
- Managing Others
Kita bahas satu per satu yuk
..
⁃ Understanding self
Kemampuan anda untuk mengerti diri anda sendiri.
Mengerti emosi anda, mengerti tindakan anda dan bagaimana emosi dan tindakan anda akan mempengaruhi orang lain.
Anda mengerti kekuatan dan kelemahan anda dan anda mempunyai percaya diri yang tinggi.
⁃ Managing self
Anda mengerti impact dari emosi dan tindakan anda.
Dan anda menggunakannya dengan positif untuk berinisiatif, menghormati komitmen anda sendiri dan anda mampu beradaptasi dengan lingkungan yang terus menerus berubah.
⁃ Understanding others
Anda mengerti emosi orang lain, kekhawatiran mereka, concern mereka. Anda mengerti bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata mereka .
Anda merasa nyaman berinteraksi dengan orang lain. Dan anda mengerti pentingnya membina hubungan baik dengan orang lain.
⁃ Managing others
Anda mampu menjalin hubungan baik dengan orang lain, anda mampu berkomunikasi dengan baik dan jelas, anda mampu mempengaruhi (influencing) orang lain, anda mampu bekerjasama dengan baik dalam sebuah tim dan anda mampu me-manage conflict dengan baik dan sehat.
And that is the definition of emotional intelligence.
Apa perbedaan antara IQ dan EQ?
Your intelligence (sayangnya) adalah sesuatu yang anda mulai sejak kecil dan susah (hampir tidak mungkin) bertambah setelah itu.
Your emotional intelligence is something you can develop or improve.
Jadi untungnya anda bisa belajar dan berusaha untuk memperbaiki Emotional Intelligence anda.
Dan kalau anda memang bisa memperbaikinya ... hasilnya akan sangat bagus bagi karier anda.
Jadi bagaimana dong cara memperbaiki Emotional Intelligence kita ...
a) Increase your own self understanding
Leader dengan Emotional Intelligence yang tingi terus menerus berusaha mengerti dirinya sendiri. Menggali strength dan weaknessnya diri sendiri (bukan mencari cari weakness orang lain 😀).
Dan mereka akan menggunakan strengthnya untuk berkontribusi pada organisasi.
Mereka juga terus menerus berusaha memperbaiki diri dengan mencari dan menanyakan feedback kepada orang lain, menerimanya dengan open mind dan menggunakannya untuk memperbaiki diri sendiri. Bagi mereka self improvement adalah "never-ended ling-life-project"
b) Develop genuine interest in others
Leader dengan emotional intelligence yang tinggi benar benar tertarik.
Mereka mengenal orang lain bukan hanya dengan nama dan job title.
Mereka benar benar tertarik dengan kehidupan orang lain. Menanyakan tentang keluarga, hobby dan hal hal personal lain ... dan menyatakan kekaguman mereka (bukan hanya kepada customer atau bossnya) tetapi juga kepada peer dan seluruh anak buahnya.
Because everybody must have uniqueness and strength thay we can learn.
You can learn from everybody, not only from your boss but also from your "anak buah"
c) Improve your listening skills
After your become interested you need to listen to others.
Susah banget ya menjadi pendengar yang baik.
Ingat kata "listen" itu kalo dibolak balik (anagram) akan menjadi "silent".
Berarti selama anda mendengarkan anda harus benar benar silent. Tidak ngomong dengan sebelah anda dan tidak memotong pembicaraan.
Hanya dengan itu anda benar benar bisa mendengarkan.
Ada juga yang pada saat mendengarkan orang lain sudah sibuk memikirkan argumen yang akan digunakan untuk mementahkan pendapat temannya. That's not listening!
Remember... mendengarkan dengan telinga, dengan mata, dengan bahasa tubuh dan dengan hati dan otak.
Hanya dengan cara itu kita bisa mendengarkan, belajar dan improve.
Formulanya adalah:
- Interested
- Silent
- Listen
- Learn
- Improve
d) Improve your ability to control your (and others) emotions.
Leader dengan high EQ akan memproses semua informasi sebelum bereaksi pada saat berinteraksi dengan orang lain.
Informasi itu adalah kata kata, bahasa tubuh, eye contact, facial expression, tone of conversation ....etc.
Apalagi bagi orang Indonesia, seringkali yang lebih penting adalah "yang tidak diucapkan" dan bukannya "what is being said".
Leader dengan high EQ memgerti impact dari setiap kata yang diucapkan dan setiap signal yang dia kirimkan (bahasa tubuh, eye contact, tone ... etc).
Di situlah kita bisa melatih diri kita untu mengontrol emosi dan tindakan kita.
Dengan cara mengerti orang lain (partner bicara kita) dab menyesuaikan style kita sesuai dengan situasi dan partner bicara agar kita mencapai objective kita.
e) Develop a strong sense of appreciation
Leader leader yang sukses selalu menyadari bahwa mereka tidak pernah mencapai sukses tanpa bantuan orang lain. Jadi mereka selalu mengidentifikasi dan mengingat siapa siapa mereka yang membantu kesuksesan tersebut dan berterimakasih secara genuine dan menyampaikan apresiasinya kepada mereka.
Jadi secara singkat .... ini yang kita bisa lakukan untuk meningkatkan our emotional intelligence ...
1. Increase your own self understanding
2. Develop genuine interest in others
3. Improve your listening skills
4. Improve your ability to control your (and others) emotions
5. Develop a strong sense of appreciation
Good luck .... I really hope you can work on it and will be successfull in improving yourself.
Salam Hangat
Pambudi Sunarsihanto