Membedakan Pemimpin Sejati dengan Pemimpin Palsu
Kalau kita mengamati kehidupan komunitas atau masyarakat, kita tidak akan sulit untuk menemukan pemimpin yang tidak segan-segan memanfaatkan para pengikutnya demi kepentingannya. Sang pemimpin melibatkan pengikutnya dalam konflik yang ia hadapi dengan pihak lain, tanpa peduli dampaknya pada komunitas. Ia menyeret anggota komunitas dalam konflik pribadinya, tanpa peduli pada kemungkinan terjadinya perpecahan di antara mereka yang ada dalam kepemimpinannya. Sang pemimpin dengan sukacita menikmati permusuhan dan serangan yang dilancarkan para pengikutnya kepada pihak lain yang ia anggap sebagai musuh, padahal mereka juga adalah anggota komunitas yang sesungguhnya memerlukan pelayanan dan perlindungannya.
Berbeda dengan itu, rasul Paulus mengembangkan sikap yang sebaliknya terhadap anggota komunitas yang nyata-nyata telah menyakitinya, melontarkan fitnah keji terhadapnya. "Sebab itu aku menasihatkan kamu, supaya kamu sungguh-sungguh mengasihi dia. Sebab justru itulah maksudnya aku menulis surat kepada kamu, yaitu untuk menguji kamu, apakah kamu taat dalam segala sesuatu." (2 Kor. 2:8-9). Inilah karakter pemimpin sejati, yang menempatkan kepentingan komunitas di atas kepentingan pribadi.
Jadi, kalau Anda menemukan pemimpin yang suka melibatkan anggota komunitas dalam konflik yang ia alami dan/atau menikmati permusuhan dan serangan yang dilancarkan pendukungnya kepada sesama anggota komunitas demi membela dirinya, sadarlah bahwa dia adalah pemimpin palsu. Jangan ikut-ikutan mendukungnya.
Salam dari Palu,
Arliyanus