MAKE YOUR WEAKNESS IRRELEVANT
(Bagaimana membuat agar kelemahan anda menjadi tidak "berarti"?)
Kita seringkali merasa tidak percaya diri dengan kelemahan atau kekurangan yang kita punya. Dan hal ini juga terjadi pada pak Surya yang hari itu bertanya kepada saya. Pak Surya hadir pada acara seminar tentang Millenial Generations di Jakarta, di mana saya menjadi salah satu
pembicaranya. Sesaat setelah saya menampilkan sebuah magic trick sebagai selingan, pak Surya bertanya,"Pak Pambudi, saya susah sekali merecruit millenial generations. Karena saya bekerja di perkebunan kelapa sawit. Jadi pekerjaannya keras, cuacaya panas, suasanaya sepi dan jauh dari kota. Apa yang harus saya lakukan?"
Kita lihat bahasa pak Surya yang negative dan fokus pada kelemahan; keras, panas, sepi, jauh. Gak ada yang positive di situ. Tentu saja dengan mentality seperti itu kita akan sudah berkompetisi. Dan saya yakin Pak Surta tidak sendirian. Dan masih banyak orang Indonesia yang berfokus pada negativity atau pada kelemahan!
Dan ini bukan hanya berlaku bagi HR, banyak sekali perusahaan yang merasa punya kelemahan dan sulit berkompetisi. Banyak sekali talent yang merasa punya weakness dan sulit menhembangkan kariernya.
Padahal a real winner berfokus pada positive strength dan bukan pada kelemahannya.
Ini beberapa contoh di mana kita masih bisa berkompetisi dengan tangguh meskipun kita masih punya banyak kelemahan:
1. Pada tahun 2016 Leicester City menjadi juara Premier League di Inggris padahal mereka hanya punya budget 54 juta GBP, sementara Arsenal berbudget 250 juta GBP dan Manchester City 450 juta GBP.
2. Uber mampu bersaing dengan taxi-taxi tradisional yang mempunyai belasan ribu taxi, padahal Uber hanya mengandalkan sebuah aplikasi online
3. Pada saat memulai bisnis online Zapos harus bersaing dengan raksasa retail , tetapi dengan mengandalkan program "gratis ongkos kirim" (yang sudah mereka pelopori belasan tahun yang lalu), mereka mampu membuat customer berpaling
4. Pada saa saya menjadi HR Director di sebuah bank asing, kami hanya mempunyai sedikit sekali jumlah kantor cabang (dibandingkan dengan bank lokal yang mempunyai ribuan cabang), tapi dengan mengandalkan internet banking dan mobile banking yang didukung oleh global banking product kami mampu mencapai pertumbuhan di atas bank lokal
5. Waktu saya pulang dari Perancis, saya hanya punya ijasah Computer Science dan tidak mampu berbahasa Inggris, padahal seolah-olah requirement untuk menjadi IT Manager adalah harus mampu juga berbahasa Inggris . Ketika saya tinggal di Perancis selama 8 tahun, saya tidak berbahasa Inggris sama sekali. Tetapi saya harus membuat kelemahan itu tidak relevant. Maka saya harus mencari pekerjaan hanya di perusahaan perusahaan Perancis saja, dan saya mendapatkan 4 tawaran kerja (tanpa mampu berbahasa Inggris waktu itu).
Apa kuncinya ? Make your weakness irrelevant! Jangan berkompetisi di area yang bukan kekuatan anda. Carilah kekuatan anda di mana , dan bermainlah di situ. Cari medan di mana weakness anda gak relevant. Contoh, kalau badan saya kecil ya jangan bertanding sepakbola, tapi saya akan bermain catur di mana kesempatan saya menang tidak tergantung dari ukuran badan saya .
Contoh dalam bisnis perbankan, kalau jumlah kantor cabang anda sedikit, jangan berkompetisi tentang coverage, berkompetisilah dengan mobile banking atau Internet banking yang handal. Carilah medan kompetisi (atau customer segment) di mana strength anda menjadi relevant dan weakness anda menjadi tidak relevant!
Kembali pada pak Surya yang susah merekrut generasi millenial, saya yakin kalau dia pergi ke kampus-kampus top, dia akan susah berkompetisi dengan perusahaan lain untuk mendapatkan talent yang diinginkan. Padahal kalau sudah dapet talent dari perguruan tinggi top, belum tentu juga talent itu akan enjoy dan stay for long time. Mungkin pak Surya harus mencari talent di akademi pertanian di kota lain, atau universitas yang cukup bagus di kabupaten kabupaten. Kelihatannya ijasahnya kurang keren, tapi siapa tahu karakternya lebih pas dan bahkan talent talent akan perform, enjoy dan betah di perusahaan pak Surya.
Pikirkan baik-baik, untuk bisnis anda , untuk karier anda , untuk anak buah anda: kenali strength anda, cari medan di mana anda bisa menggunakan strength anda dan weakness anda menjadi tidak relevant.
Kita bisa mengikuti beberapa langkah di bawah ini ....
1. WHAT IS YOUR OBJECTIVES?
Pikirkan baik baik, sebenarnya apa objective yang ingin anda capai? Berkompetisi dalam karier? Bisnis? Menaikkan market share? Mendapatkan career yang lebih menjanjikkan? Menjadi brand pilihan pelanggan? Atau apa ...? Ini akan menentukan langkah langkah berikutnya.
2. WHAT ARE YOUR STRENGTH?
Buatlah daftar kelebihan yang anda punya. Ini akan menjadi modal dasar anda dalam kompetensi. Jangan takut, jangan khawatir, jangan malu. Baik dalam bisnis, karier maupun personality semua orang punya kelebihan yang berbeda beda. Jangan takut, jangan minder. Percayalah pada keunikan anda sendiri.
Percayalah pada kelebihan anda sendiri. Percayalah pada "sesuatu" yang anda miliki dan tidak dimiliki orang lain.
3. WHAT IS YOUR WEAKNESS?
Sekarang anda mendata kelemahan yang anda punya.
Sesuatu yang anda pikir menghambat anda dalam berkompetisi.
Sesuatu yang membuat anda tidak percaya diri.
Sesuatu yang menurut anda akan melemahkan anda dalam kompetisi tersebut!
4. FIND a GREEN FIELD where YOUR WEAKNESS IS NOT RELEVANT
Nah, sekarang waktunya anda mencari arena kompetisi di mana , kelemahan anda itu tidak relevant.
Bank asing bermain di digital banking karena mereka tidak punya coverage kantor cabang di seluruh pelosok Indonesia. Tetapi dengan platform IT yang keren dan segment pasar di perkotaan, mereka akan tumbuh pesat, dan ternyata coverage di seluruh pelosok tidak relevant lagi.
Saya melamar pekerjaan sebagai IT manager (di awal karier saya) di perusahaan-perusahaan Perancis di Jakarta, dan ternyata kemampuan berbahasa Inggris tidak relevant lagi.
Cirque du Soleil berkompetisi dengan show bisnis lain dan mereka mengandalkan tarian yang artistik dan jumlah binatang buasnya tidak relevant lagi.
Cari arena kompetisi di mana weekness anda irrelevant!
5. PERFORM at YOUR BEST in the GREEN FIELD
Setelah menemukan green field di mana anda bisa berkompetisi dengan fair dan weakness anda irrelevant, sekarang waktunya anda perform at your best! Do what it takes to show the world how good you are!
Buat semua orang bercerita tentang kehebatan product, service atau competence anda.
6. KEEP LEARNING, EXPAND your GREEN FIELD
Dengan berkompetisi di green field di atas , sekarang anda menumbuhkan rasa percaya diri anda (atau organisasi anda). Berarti sekarang waktunya anda belajar,
menambah competence (atau organizational capability) anda , agar anda bisa memperluas lahan kompetisi anda dan kemudian anda bisa berkompetisi juga di tempat lain.
Misalnya setelah diterima di Perusahaan Perancis (pada awal karier saya), kemudian saya segera belajar bahasa Inggris, sehingga pada karier saya berikutnya saya juga bisa berkompetisi untuk mendapatkan karier di perusahaan asing lainnya , dan bukan hanya perusahaan Perancis saja.
Jadi ingat ya , pada saat anda merasa anda mempunyai kelemahan, jangan cepat cepat putus asa, coba analisa dan terapkan keenam langkah ini ....
1. WHAT IS YOUR OBJECTIVES?
2. WHAT ARE YOUR STRENGTH?
3. WHAT IS YOUR WEAKNESS?
4. FIND a GREEN FIELD where YOUR WEAKNESS IS NOT RELEVANT
5. PERFORM at YOUR BEST in the GREEN FIELD
6. KEEP LEARNING, EXPAND your GREEN FIELD
Salam Hangat
Pambudi Sunarsihanto