DAMN IT! I FORGOT TO MOTIVATE MY TEAM!
(Bagaimana memotivasi team anda)
Namanya Joshua, anaknya seorang teman saya waktu kerja di banking industry. Dua tahun yang lalu dia pulang ke Indonesia setelah kuliah 6 tahun di Amerika.
(Kebetulan sejak kecil memang Joshua disekolahkan di sekolah internasional).
Semangatnya membara, otaknya pintar sekali, dan dia punya ide brilliant!
Maka waktu papanya nanya, Joshua pengin kerja di mana? Joshua pun bilang dia ingin jadi enterpreneur (lagi nge-trend nih kayaknya).
Modal bukan masalah, karena Joshua pinter bermain saham, dan selama bertahun-tahun di sana, Joshua mengumpulkan beberapa ratus ribu dollar keuntungan bermain saham.
Papanya pun mendukung dan bersedia menanamkan modal juga.
Kebetulan Joshua punya ide bisnis yang cemerlang. Hasil pengamatannya di Amerika dan akan diadopsi agar sesuai dengan pangsa pasar di Indonesia.
He has a genius brain, he has the money to start and the brilliant idea for the business plus a great business strategy.
Great formula for a start-up.
Dan mulailah Joshua memulai petualangan bisnisnya (dengan merekrut sekitar 30-an karyawan). Joshua pun mencetak kartu nama dengan title "CEO and Founder".
Papa mama dan seluruh keluarga besar hadir di acara launching product perusahaan tersebut dengan senyum yang lebar dan harapan yang membesar ....
Dua tahun kemudian ....
Joshua duduk di hadapan saya, dengan muka yang lesu, ditemani papanya, sambil makan malam di sebuah rumah makan Italy di Pacific Place.
Perusahaan Joshua sebentar lagi harus ditutup, cash flownya payah, customernya pada kabur, karyawan-karyawan terbaiknya sudah lari ke sana kemari, karyawan-karyawannya yang masih di situ tinggal sedikit, itupun bukan yang bagus ....
Ide business (yang dulunya brilliant), ternyata sebentar lagi tinggal sejarah ...
Dan saya bertanya kepada Joshua,"Why? What happen?"
Dia bilang,"I forgot to motivate my team. Damn It!"
Dia tak segan segan menggunakan bahasa slank yang agak kasar. Anak muda kan? Saya berusaha memakluminya)
Papanya hanya ikut bersedih melihat anaknya bangkrut dan kehilangan seluruh tabungannya di usia muda.
Dia bilang ke saya,"Sekarang saya ingin Joshua melamar pekerjaan biasa saja di kantoran. Saya dulu juga pegawai kantoran, dan sekarang karier saya juga gak jelek jelek amat, dan hidup saya juga lebih dari cukup. He will be ok ...."
Joshua masih belum sepenuhnya setuju dengan ide bapaknya. Saya melihat bahwa type Joshua memang bukan type pekerja kantoran ....
Saya pun bilang ke papanya Joshua,"Don't! Joshua harus meneruskan cita-citanya menjadi enterpreneur. Dia berbakat di sana, dan kalau kita menyuruh dia menjadi orang kantoran, dia akan gagal!"
"Tapi kan dia juga gak mampu jadi enterpreneur. Bangkrut. Kami rugi ratusan ribu dollar. Kok disuruh jadi enterpeneur lagi? Mau rugi berapa dollar lagi? " sela papanya Joshua.
Saya bilang,"Enterpreneur need to fail first. Mereka banyak yang gagal dulu sebelum akhirnya sukses. Jadi bedanya orang sukses dan orang gagal itu bukannya yang sukses tidak pernah gagal. Tapi dia juga pernah gagal, mungkin sering gagal, tetapi selalu bangkit dan bangkit lagi!"
Jadi Joshua harus berusaha bangkit lagi. Bukan untuk sekedar meneruskan apa yang dia lakukan. Tetapi Joshua harus berhenti dulu , mengevaluasi kesalahannya, belajar dari situ, dan memperbaiki agar usaha berikutnya akan lebih sukses!
Modal? Kalau ide nya bagus, akan banyak investor yang berani memodali. Tetapi terutama Joshua harus belajar dari kesalahannya dulu.
Jadi saya bertanya,"what s wrong? what happen?"
Joshua menceritakan.
Dia punya product yang sangat bagus, customernya pun pada awal terpukau dengan product nya Joshua. Productnya akan sangat banyak membantu pelanggan, dengan harga yang sangat terjangkau dan belum pernah ada di Indonesia.
Maka mulailah Joshua memasarkan bisnisnya. Joshua menghabiskan banyak waktunya untuk mendesain dan menempurnakan productnya.
Sisa waktunya dia habiskan dengan beberapa pelanggannya yang besar besar. Dan Joshua sama sekali tidak memikirkan karyawannya, tidak menghabiskan waktu bersama karyawannya.
Joshua bilang,"I thought that as long as I give them the salary and promise of bonus, they would work hard to achive it. It is for themselves. They are human being for God shake. They should understand it. And I completely miss that part. Damn it"
Joshua berfikir bahwa selama karyawannya dibayar dengan gaji dan dijanjikan dengan bonus yang tinggi mereka akan bekerja keras.
Ternyata kenyataannya tidak seperti itu.
And Joshua has to learn it the hard way!
Joshua, jangan bekecil hati. Joshua boleh melakukan kesalahan. Tapi kamu harus mengevaluasi dan memperbaiki diri.
Jadi ingat, sebenarnya Joshua harus mencapai sukses dalam bisnisnya secara jangka panjang.
Untuk mencapai kesuksesan itu Joshua harus mendapatkan profit yang tinggi (agar mampu meneruskan bisnisnya). Profit yang tinggi hanya akan datang bila customernya happy (kalau gak happy mereka akan berpindah ke competitor nya Joshua). Nah yang melayani customer setiap hari kan bukan Joshua , yang melayani customer nya kan para pegawainya Joshua.
Jadi off course, Joshua harus memulai bisnisnya dengan memotivasi karyawannya, baru memikirkan karyawan2nya.
Ini berlaku bagi semua leader, apakah anda CEO, sales, marketing, finance manager, HR, logistic ...
1. Think of your employee first, before you think of your customer
2. Make your employees happy
3. Happy employees will take care of your customer
4. Your happy customer will take care of your profit
Simple , right?
And this is where Joshua miss, start by thinking of your employees.
Akibatnya, karyawan merasa tidak diperhatikan. Dan yang bagus-bagus merasa mendapatkan pilihan pekerjaan lain, kaburlah mereka ke perusahaan lain.
Padahal, if you take care of your people, the good ones will stay, the bad ones will (hopefully) improve.
If you dont take care of them, the good ones will leave, the bad ones will stay ...
Cilaka dua belas!
Make sure your best people stay. You have to do extra effort to motivate them?
HOW?
Coba ikuti beberapa tips di bawah ini ....
1. Direction
Karyawan anda ingin mengerti arah perusahaan di bawa ke mana (vision and strategy).
Mereka ingin mengerti objective apa yang ingin dicapai perusahaan dan bagaimana mereka bisa membantu perusahaan mencapainya.
Explain to them where the company is going. Ask them how to build this company together. Make them excited to be part of it. Make them proud so they will tell friends about it (and their friends want to join you).
2. Achievement
Mereka ingin mempunyai feeling of achievement. Mereka ingin sekali mencapai hasil yang kongkrit dan mereka ingin menceritakannya kepada teman-temannya.
Make sure you have a system to recognize the performers and others.
Berikan reward yang tinggi kepada high performers.
Berikan reward pada extra effort dan hard work meskipun kadang kala hasilnya belum kelihatan.
3. Meaningfull
Mereka ingin mengerjakan sesuatu yang "meaningful", "berarti", dan mereka benar-benar ingin mengerti bagaimana yang mereka lakukan itu akan membantu perusahaan mencapai kesuksesan jangka panjang.
Help them to understand how they contribute to this big dream.
4. Non-financial and financial reward
Nah, karyawan juga pengin dihargai dong. Kalau mereka bekerja keras harus diberi penghargaan. Sengaja saya tulis penghargaan non finansial di depan, karena ini penting dan suka dilupakan.
Puji karyawan anda, kirim email, telepon mereka, puji mereka di depan orang lain, kasih tiket ke bioskop atau ke concert agar nonton bersama keluarganya ... dst. Hal ini penting dilakukan pada saat yang tepat(ketika mereka menghasilkan performance yang bagus).
Ingat, bukan berarti anda memberikan penghargaan non-finansial anda boleh melupakan penghargaan finansial.
Secara finansial anda juga harus memberikan reward yang competitive agar mereka tidak terus menerus tergoda untuk join perusahaan lain.
Both are important and and you have to make sure you have attractive recognition package for both finansial and non finansial.
5. Interest (to develop them)
Show your interest to develop them.
Memangnya kalian pikir cuma bossnya yang pengin berkembang kariernya? Karyawan juga dong!
Dan kalau leaders nya tidak mengembangkan mereka , mereka akan lari cari pekerjaan lain, di mana boss barunya akan mengembangkan mereka.
Berarti sebelum anda berfikir untuk mengembangkan bisnis anda, anda juga hafus berfikir untuk mengembangkan (karier) anak buah anda.
6. Trust
Trus is important. Dan perlu waktu lama untuk membangun trust.
Tapi anak buah anda harus trust kepada anda.
Cara membangun trust? Pastikan bahwa anda selalu konsisten antara:
- apa yang anda pikirkan
- apa yang anda katakan
- dan apa yang anda kerjakan
Sulit? Yes.
Tapi itu satu satunya cara membangun trust!
Dan percayalah, begitu trust terbentuk, mereka akan bersemangat untuk berkontribusi pada perusahaan.
REMEMBER, this is what you can do to MOTIVATE YOUR PEOPLE
1. Direction, set the direction
2. Achievement, give the feeling of achievement to your team
3. Meaningfull, give your team a meaningfull work
4. Non-financial and financial reward, make sure you provide non-financial and financial reward
5. Interest, show that you have interest in developing them
6. Trust, make sure your team trust you
Ingat baik-baik, keenam principles itu bisa disingkat menjadi ....
DAMN IT!
(Direction, Achievement, Meaningful, Non-financial and financial reward, Interest to develop and Trust)
You still have to motivate your people before developing your business.
And you will see that those concepts will work for small, medium or big companies.
People are people. And you can motivate them in the same way, using those principles, DAMN IT!
Joshua, dont worry, you will still have a great future. But I hope you learn from your mistake, DAMN IT!
Warm Regards
Pambudi Sunarsihanto
Fanky Christian
HP.08121057533
HP.08121057533