by Aribowo Mondrowinduro
“Don't save what is left after spending;
spend what is left after saving” - ( Warren Buffett )
Berawal dari Krisis Keuangan Amerika Serikat (“sub-prime mortgage”)
Nasabah dengan catatan kredit yang kurang baik (sub-prime borrower) harus membayar bunga KPR sekurang-kurangnya 2% di atas bunga KPR nasabah dengan catatan kredit yang baik (prime borrower). Lembaga keuangan banyak menyalurkan KPR ke sub-prime borrower (yang tidak memerlukan bukti dokumen penghasilan atau tabungan) karena menghasilkan bunga yang tinggi. Bank komersial membeli “sub-prime mortgage” ini dan kemudian menjualnya ke seluruh penjuru dunia kepada perusahaan sekuritas, bank, perusahaan asuransi, dana pensiun dan lembaga keuangan lainnya yang tertarik karena imbal hasil yang tinggi.
Tidaklah heran bila pada akhirnya mereka “gagal bayar” (diperkirakan jumlahnya mencapai US$ 1,2 triliun) sehingga terjadilah kepanikan di sektor perumahan, perbankan dan bursa saham di Amerika Serikat (AS) yang pada akhirnya memicu resesi ekonomi dunia. Apa yang kita lihat sekarang adalah dampak dari sebuah gelembung pasar keuangan yang pecah.
angan
Apa dampak yang paling menonjol ?
1.Keketatan likuiditas yang disebabkan oleh kepercayaan yang anjlok dan sistem kredit yang macet dan ini merembet dari episentrumnya, AS, ke Eropa dan Asia.
2.Dana (US$) dari negara-negara berkembang di tarik ke pusat-pusat keuangan di AS dan negara-negara industri lain (capital flight).
3.Resesi dunia, dengan implikasinya terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia dan macetnya ekspor dari negara-negara berkembang.
Apa dampaknya bagi Indonesia ?
1.Dampak bagi ekonomi Indonesia :
Ketidakpastian/jatuhnya harga komoditas di dunia mempengaruhi prospek ekonomi di dalam negeri.
Ekspor Indonesia menurun tajam.
Hilangnya gairah investasi dari luar negeri.
Nilai tukar Rupiah yang merosot.
Suku bunga pinjaman naik dan terbatasnya penyaluran kredit.
2.Sektor-sektor yang paling dulu terkena imbasnya adalah properti, manufaktur, pertambangan dan perkebunan.
3.Produk impor yang menggiurkan dan murah sudah masuk menyerbu ke Indonesia. Itu sebenarnya produk negara-negara lain yang tidak laku di ekspor ke AS karena mereka membatasi impor mereka (kampanye memakai produk ”Made in USA”).
4.Dampak rentetannya adalah meningkatnya pengangguran, kemiskinan dan berbagai masalah sosial dan kriminal karena banyak pabrik mengurangi produksinya atau bahkan tutup sama sekali dan melakukan pengurangan jam kerja atau PHK.
5.Krisis ekonomi ini sebenarnya sudah menjalar ke sektor riil, artinya dampaknya sudah dapat kita rasakan. Tetapi tidak banyak orang yang benar-benar menyadarinya. Mengapa? Baru-baru ini seorang rekan bisnis dari Taiwan datang ke Jakarta dan terheran-heran melihat suasana Jakarta yang tidak menggambarkan adanya resesi. Di Taiwan, katanya, toko-toko, mal-mal dan restoran-restoran sudah kehilangan pengunjung-nya, tidak seperti di Jakarta. Ternyata disana mereka sudah melakukan pemotongan gaji karyawan sampai 30% untuk pekerjanya dan 50% untuk para manajernya. Di AS pun, pabrik mobil Ford Motor juga telah melakukan pemotongan gaji karyawannya sebesar 30%. Akankah ini terjadi di Indonesia ?
Apa harapan yang ada di tahun 2009 ini ?
Rata-rata hasil survey menyimpulkan bahwa ”global financial market” paling cepat baru akan pulih pada semester kedua tahun ini, untuk kemudian disusul dengan pemulihan pada sektor ekonomi. Tetapi ada juga yang meramalkan bahwa ”recovery” baru akan terjadi di tahun 2010.
”Untungnya” :
1. Perekonomian Indonesia sebagian besar didorong oleh faktor-faktor domestik (konsumsi, investasi dan pembangunan infrastruktur) dan tidak sangat tergantung pada ekspor.
Sistem ketenaga-kerjaan di Indonesia tidak mengenal praktek pemotongan gaji karyawan pada saat perusahaan sedang krisis (paling hanya mengurangi jam lembur atau merumahkan karyawan dengan tetap menerima gaji).
2. Sistem ketenaga-kerjaan di Indonesia membuat pengusaha berpikir dua kali untuk melakukan PHK masal karena biayanya (uang pesangon dll.) sangat mahal dan prosedurnya cukup rumit, kecuali sangat terpaksa. Buktinya hingga saat ini tercatat sudah terjadi PHK lebih dari 30.000 karyawan pabrik-pabrik di Indonesia. Pabrik mobil terbesar di AS, General Motors, merencanakan melakukan PHK atas 47.000 karyawannya di seluruh dunia (dari total 252.000 karyawan).
3. Kalau toh kena PHK, orang Indonesia terkenal cukup ulet untuk menekuni sektor informal (kafe tenda, resto kaki-lima, cuci motor, dll.) sehingga tetap bisa ”survive”.
Beberapa ”stimulus” ekonomi yang juga cukup menolong antara lain adalah :
kenaikan Upah Minimum dan kenaikan gaji PNS, penurunan harga BBM,
kebijakan di bidang perpajakan, termasuk kebijakan menanggung Pajak Penghasilan karyawan dengan gaji di bawah Rp. 5 Juta (untuk industri tertentu selama periode Februari - Nopember 2009), serta belanja pemerintah dan parpol untuk kegiatan Pemilu.
Krisis ini bisa lebih buruk dari krisis tahun 1998 (krismon), tetapi bedanya kondisi ekonomi kita sekarang lebih kuat. Konon, ekonomi Indonesia dianggap cukup kuat, bahkan lebih kuat daripada Singapura yang sudah masuk resesi karena tingkat pertumbuhan ekonominya 2 kuartal berturut-turut -6%. Tim ekonomi kita sekarang ini cukup tangguh dan apa yang mereka lakukan sudah “on the right track”. Semua orang, semua negara, sedang memperebutkan cash. Siapa yang punya cash nantinya akan mempunyai kemampuan lebih untuk bertahan.
Jadi, apa yang harus kita lakukan?
Warren Buffett (WB), orang terkaya didunia (posisi kedua ditempati oleh Bill Gates, pendiri Microsoft), memberikan beberapa nasihat dalam menghadapi tahun 2009 ini:
1.Jangan membeli sesuatu yang tidak benar-benar anda butuhkan.
(WB tetap tinggal di rumahnya yang kecil berkamar tiga yang ia tempati sejak menikah 50 tahun yang lalu dan berkata : ”Saya memiliki segalanya di rumah ini”).
Coba perhatikan di rumah kita; adakah barang yang sejak kita beli tidak pernah kita pakai atau hanya pernah dipakai 1-2 kali saja?
2.Selalu berpikirlah cukup dengan apa yang anda miliki.
(WB tidak pernah lagi mengendarai jet pribadinya. Dahulu dia terpaksa naik jet pribadi karena harus menghindar dari khalayak ramai sejak dia makin terkenal).
Hampir semua kita punya HP; haruskah kita memakai communicator, Blackberry dll. kalau kebanyakan hanya dipakai untuk berkomunikasi atau kirim SMS?
3.Jangan pamer atau memakai merk; pakailah yang benar-benar nyaman untukmu; jadilah dirimu sendiri.
(WB tidak memiliki pergaulan kelas atas. Dia menyetir sendiri mobilnya dan menghabiskan waktunya makan popcorn dan menonton TV di rumah).
Kalau sepatu Bata lebih enak dipakai, kenapa harus beli merk Bally?
4.Jauhkan dirimu dari pinjaman bank karena peminjam akan selalu menjadi budak dari yang meminjamkan.
(WB tidak memiliki satu pun kartu kredit).
Amsal 22:7 berkata, ”Orang kaya menguasai orang miskin, yang berhutang menjadi budak dari yang menghutangi”.
Seorang praktisi yang punya lisensi nasional di bidang investasi dan keuangan, baru-baru ini memberikan kiat-kiat praktisnya :
1.Gaji dan semua income jangan dibeliin investasi lagi. PEGANG CASH!. Buat kalian yang pas-pasan sekali, aku saranin, kumpulin cash dalam bentuk hard cash yaitu rekening tabungan (yang bisa ditarik dengan ATM). So, bila gaji masuk, batasi belanja yang sangat perlu saja.
2.Investasi tunda dulu deh. Kalo memang ada duit lebih, deposito saat ini yang paling cocok; itu juga near to cash walaupun ada jatuh temponya. Nah, untuk deposito aku saranin masukin ke bank yang aman. Jangan tergiur dengan bunga deposito yang aduhai. Ingat, bunga penjaminan pemerintah hanya 11%. Artinya bila deposito kalian mendapat bunga di atas 11%, maka uang kalian tidak akan dijamin oleh pemerintah. Bila bank itu kolaps, maka uang kalian seluruhnya bisa saja hilang . . . . lang lang lang.
3.Barang-barang tertier, terutama yang bakal dibeli pake kartu kredit, nanti dulu deh, pegang cash dulu. Barang-barang akan jadi mahal, susu anak mahal . . . so, PEGANG CASH!.
4.Bila kalian dengar harga emas naik dan sebagainya, jangan tergiur. Emas memang naik, tapi sangat volatile. Lagian percaya deh, akan sulit jualnya karena semua orang dalam kondisi pengin jual. Kalian bisa beli, kemungkinan besar susah jualnya.
5.Selain menyediakan cash untuk keperluan kita dan keluarga, mulai sekarang belilah dan pakailah produk dalam negeri. Logikanya gini. Sekarang semua negara butuh cash, istilahnya ngga ada yang beli dagangan mereka, semua negara maunya jualan produk mereka supaya dapat cash. Nah, ngapain coba, kita ngasih rakyat negara lain pendapatan dengan membeli produk-produk mereka? Rugi amat. So, pake semua produk lokal. Kita mulai dari diri kita sendiri. Belanja ke Singapura-nya ntar dulu deh. Travelling ke Phuket-nya juga ntar dulu deh. Beneran....
6.Bagi kalian yang punya reksadana saham, kalo nilai investasi kalian sudah di bawah 50%, biarin aja, jangan dijual karena kalo kalian jual maka uang kalian bener-bener akan tinggal dikit. Biarin aja, nanti kan balik lagi...tapi kali ini memang lama....minimal 2 tahun, bahkan lebih. Sekali lagi ini krisis yang sangat besar, terbesar sepanjang masa ekonomi dunia modern.
Kesimpulan
Warren Buffett, yang juga tidak luput dari dampak krisis ekonomi ini dan mengalami kerugian atas hasil investasinya di pasar saham (keuntungan perusahaannya turun dari US$ 13,2 miliar menjadi ”hanya” US$ 5 miliar di tahun 2008), kembali memberikan dua kata-kata mutiaranya yang sangat relevan terkait dengan krisis yang sedang kita hadapi ini :
1.“If you buy things you don't need, you'll soon sell things you need”.
2.“Don't save what is left after spending; spend what is left after saving”.