Translate

Monday, July 09, 2007

Saya ada bukan karena kebetulan

Saya sering ingat perkataan para orang tua yang seringkali menghardik anaknya yang nakal "menyesal kami melahirkan engkau"...

Pikir2, ternyata berat juga penyesalan yang disampaikan orangtua ketika berkata demikian, dan pastinya itu bukan hanya karena kesal semata2, tapi luarbiasa kesalnya.

Terlepas dari semua itu, mungkin hari ini kita diingatkan kembali, mengapa kita lahir di keluarga kita saat ini? Mengapa kita ditempatkan di sekolah dimana kita bersekolah sekarang ini? Mengapa kita ada di lingkungan gereja sekarang ini? Mengapa kita bekerja di tempat ini? dan banyak mengapa lainnya yang seringkali mempertanyakan kehendak Tuhan tentang keberadaan kita.

Ternyata, itu semua ada dan terjadi bukan karena kebetulan. Bukan karena kebetulan, saya memiliki mama yang tangguh dan papa yang mengecewakan. Bukan karena kebetulan, masa kecil yang susah harus saya lalui. Bukan karena kebetulan, saya bersekolah di lingkungan mester jatinegara, dari kecil hingga besar. Bukan karena kebetulan, kami bergereja di tempat kami sekarang. Bukan karena kebetulan, kami aktif di gereja. Bukan karena kebetulan, kami bekerja di tempat kami bekerja sekarang. Semuanya adalah karena Tuhan. Tuhan yang mengatur semua.

Memahami bahwa Tuhan yang mengatur semua memang tidak mudah. Waktu saya kecil, beberapa kali pertanyaan, 'mengapa saya harus mengalami semua ini' dilontarkan. Dan seolah Tuhan tidak menjawab. Mengapa saya harus susah, dan teman2 saya hidup berkecukupan pada waktu itu. Mengapa saudara-saudara seolah membenci orang yang hidupnya susah. Mengapa banyak orang menjauhi orang yang hidupnya susah. Ternyata. Dari pengalaman hidup itulah, saya bisa melihat, mana orang yang penuh kasih membantu dan menolong orang susah. Saya bisa memahami bagaimana gereja itu harus ada dan menolong jemaat yang tidak mampu. Saya bisa mengerti, bagaimana kita harus hidup bersaudara satu dengan lainnya.

Jadi, Tuhan ijinkan semua itu terjadi untuk satu hal. Satu hal yang sangat luar biasa yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Dia (sedang) membentuk saya. Saya pahami, ini bukan proses 1 - 2 tahun. Ini proses seluruh hidup saya. Dan bagaimana sekarang saya hidup, ini pun juga bagian daripadanya. Oleh karena itu, saya berusaha memahami, mengapa saya unik.

Mengapa saya ada di lingkungan keluarga seperti itu. Mengapa saya dibesarkan dari bantuan tangan saudara dan gereja. Mengapa saya memiliki kepribadian ini. Mengapa saya bersikeras dalam hal tertentu.

Maka, semua itu membentuk saya. Semua itu membuat saya semakin mengerti, betapa Allah mengasihi saya, dengan segala daya yang Ia lakukan untuk saya. Mencipta, membuat, membentuk saya tiada henti. Meskipun kadang pahit saya rasakan, tetapi luar biasa penyertaan yang Tuhan lakukan untuk saya dan keluarga.

Suatu ketika, dalam kondisi keuangan yang kurang baik, kami harus melalui hari-hari dimana kami menghitung uang yang kami miliki. Perasaan sesak memenuhi dada saya dan saya tidak bisa berkata apa-apa kepada istri saya. Tetapi saya tahu, Tuhan pasti berikan jalan keluar. Dan akhirnya pertolongan itu datang, ketika uang kami hanya tinggal Rp.2000 saja. Melalui pekerjaan yang saya terima, kami dapat bertahan dan melaluinya dengan baik.

Itulah, tekanan-tekanan yang kita terima seharusnya semakin membuat kita berserah kepada Tuhan, maka seringkali istilah STRES saya ganti menjadi singkatan dari Sejahtera Tuhan Rasanya Enak Sekali. Karena saya tahu, Yesaya 44:2.. campur tangan Tuhan dari saya sebelum dilahirkan hingga nanti kematian menjemput saya.

Amin.