Sepulang dari retret jemaat bulan lalu, saya sungguh merasakan sangat beruntung. Beruntung karena saya bisa mengikuti kedua gelombang pelaksanaan retret yang ada. Di gelombang pertama, saya ikut terlibat aktif. Sedangkan di gelombang kedua, saya hanya sebagai peserta, dan mendampingi Victoria balita imut saya. Pada waktu mengikuti salah satu sesi, saya mendapatkan kedua hal ini, dan ini yang terus membuat otak saya berputar keras, mencari apa dan bagaimana-nya. Pertama, pelayanan adalah suatu kewajiban. Waktu pertanyaan dilontarkan pembicara sesi, sebagian besar peserta menjawab, pelayanan adalah sukarela. Pelayanan adalah suatu hal yang tidak bisa dipaksakan. Dan, ternyata, kami salah. Pelayanan adalah kewajiban kita, terutama sebagai murid Kristus. Saya penasaran. Pada beberapa kesempatan bertemu dengan teman-teman aktifis di Komisi, saya menanyakan hal ini kepada mereka. Dan ternyata jawabannya sama dengan jawaban saya dulu, yaitu bahwa pelayanan adalah sukarela, bukan kewajiban. Aduh. Ada apa ini ? Semua orang menjawab dan berpikir bahwa pelayanan adalah suatu kegiatan sukarela, dan bukan suatu kewajiban.
Kedua, si pembicara dengan gamblang, menyatakan bahwa GKI (baca: gereja kita) belum memiliki pola khusus dalam merekrut aktifis. Dia menggambarkan, betapa banyak orang yang mau melayani, tetapi tidak tahu, kemana harus memulai.Waduh. Ternyata GKI yang selama ini tertata baik, masih mengakui juga bahwa pola rektrutmen para aktifisnya belum terlaksana dengan baik.
Kedua pernyataan ini, menimbulkan pertanyaan dalam diri saya. Apakah semua dari kita sudah tahu tentang mengapa kita harus melayani Tuhan, dan bagaimana memulai, bagaimana juga mengajak orang lain untuk melayani Tuhan. Dalam pencarian saya, saya menemukan buku saku Bagaimana memotivasi jemaat melayanioleh Pdt. Herman Soekahar, B.Th. Buku tahun 1987 ini, setelah saya bolak-balik, ternyata masih cukup layak untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi.
Konsepsi pelayanan yang diajarkan oleh Tuhan Yesus dapat diringkas menjadi :
1. Pelayanan yang kita lakukan bukanlah paspor masuk Surga (Mat 7:21-23).
Jelas sekali. Kita mendapatkan anugrah keselamatan, bukan karena upaya kita. Jadi kita mendapatkan hadiahAllah itu, bukan karena apa dan seberapa banyak hal yang kita buat (baca: pahala), melainkan kita telah (bukan belum!!) mendapatkan keselamatan, mendapatkan anugrah dari Tuhan. Artinya juga, kalo Anda belum melayani Tuhan, tetap tidak mengapa, karena bukan karena itu Anda diselamatkan, semata oleh karena kasih Tuhan. Dan, untuk kita yang telah melayani Tuhan, kita telah melakukan kehendak Bapa. Kehendak Kristus untuk mengabarkan Kabar Baik dalam hidup kita, kepada sesama kita. Kita memang melayani Allah, dan wujud nyatanya adalah kita melayani sesama kita. Jadi karena melakukan kehendak Bapainilah yang memberi hak kepada kita untuk memasuki kerajaan Sorga Allah. Nach, pelayanan yang dikerjakan tidak seturut dengan kehendak Allah Bapa adalah identik dengan melakukan kejahatan di hadapan Tuhan, sekalipun kita mengatakan hal itu kubuat demi Nama Tuhan. Janganlah sedikit pun kita mengambil kemuliaan Tuhan dalam pelayanan kita.
2. Diperlukan pergumulan dalam doa untuk mendapatkan pekerja Kristus yang baik (Mt 9:37-38).
Pengertian pekerja Kristus disini tidak hanya para Pendeta, tetapi juga semua orang yang menyediakan waktu, tenaga, uang, dan apa saja yang dimiliki untuk Kristus. Memang tidak semua orang memiliki kemampuan, waktu, tenaga bahkan uang untuk mendukung pelayanan, oleh karena itu, kita harus senantiasa berdoa, bergumul, memohon kepada Tuhan untuk mempersiapkan, dan mengirimkan pekerja-pekerja yang tepat untuk ladang Tuhan. Oke, perhatikan, pertama ada unsur penyerahan kepada Tuhan bahwa Dia lah sendiri yang akan mengirim, mempersiapkan dan melengkapi umat pilihanNya untuk menjadi pekerja Kristus. Saya pernah, dalam suatu ketika diminta menjadi ketua panitia,yang dimana saya selama bertahun-tahun hanya mengambil bagian kecil di dalamnya. Dengan penuh keraguan, saya pasrah, dan meminta Tuhan mengambil alih semua peran itu. Dan memang kepasrahan inilah yang akhirnya menguatkan saya menyelesaikan tugas itu. Sekali lagi berdoalah.
3. Yang melayani membutuhkan kuasa ilahi. (Mat 10:1)
Ingat apa yang kita peroleh dari Tuhan senantiasa ?? Roh Kudus ! Roh Kudus yang menguatkan kita, roh itu juga yang akan memimpin kita melayani Tuhan. Tanpa perlengkapan rohani ini, tidaklah mungkin kita melayani Tuhan dengan maksimal. Oleh karena itu, singkirkan segala ego, segala pikiran mau menang sendiri. Karena, apapun yang kita buat, apabila Tuhan tidak melengkapi. Jangan harap Anda dapat berhasil. Mengapa ? Karena hidup kita ini, Tuhan yang punya.
4. Pelayanan tidak boleh diperjualbelikan. (Mat 10:8)
Dalam pelayanan kita, banyak hal baik terjadi. Yang berduka terhiburkan. Yang susah hidupnya tertolong. Yang butuh perhatian dan doa terlawat. Yang ingin mendengarkan firman Allah terhiburkan. Ada banyak orang yang mengalami keadaan baik dari pelayanan mereka. Ada kepuasan tertentu, ada sukacita tertentu bahkan pada saat saya menuliskan bahan ini. Semua yang terbaik dari Tuhan. Oleh karena itu, jangan mengambil kemuliaan Tuhan. Perkataan Yesus Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah dengan cuma-cuma juga.
5. Dalam pelayanan diperlukan keseimbangan antara sifat cerdik dan tulus (Mat 10:16).
Tuhan Yesus mengingatkan kita yang diutusnya untuk cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Mengapa ? Karena kita diutus ke lingkungan bagaikan domba di tengah-tengah serigala. Cerdik seperti ular artinya adalah tanggap terhadap bahaya yang akan muncul dan cekatan untuk menghindarkan diri dari bahaya. Tulus sperti merpati artinya adalah memiliki karakter yang polos. Kita harus meminta hikmat dari Tuhan agar dapat menjadi orang yang cerdik tetapi memiliki karakter yang polos. Jangan hanya memikirkan kepentingan sendiri, kepentingan komisi, kepentingan kelompok sendiri, keseluruhannya adalah milik Kristus, oleh karena itu terbukalah untuk berdiskusi, mencari cara penyelesaian, saling menghormati, dan saling mendukung. Saya yakin, yang cerdik banyak sekali, karena lingkungan hidup kita memaksa kita untuk berpikir dan bekerja dengan cerdik, terutama di perkotaan seperti Jakarta. Tetapi karakter yang polos, inilah yang mungkin jarang. Sedikit sekali yang melakukannya karena memahami bahwa yang diberikannya adalah untuk Tuhan, melalui sesama manusia. Lebih banyak berpikir untuk manusia melalui Tuhan (baca: gereja). Istilah yang baru saya dapat beberapa minggu lalu, aktualisasi diri bukan aktualisasi kasih Tuhan. Pikirkanlah, apakah yang kita buat untuk mencari aktualisasi diri atau aktualisasi kasih Tuhan. Tentukan sikap kita.
6. Pelayanan menuntut kerelaan berkorban untuk Tuhan dan orang yang dilayani (rk 10:43-45).
Teladan Kristus dalam memberikan nyawaNya untuk kita, membuat kita juga harus melakukan hal yang sama. Memberikan yang terbaik dalam hidup kita, kita harus rela berkorban. Saya pernah ditegur karena hampir setiap hari pulang malam, rapat di gereja. Wah, saya katakan, bahwa ada yang lebih parahdari saya, yang lebih berkomitmen, yang lebih memberikan waktunya untuk Tuhan, memberikan waktunya untuk orangyang dilayani. Saya hanya menghabiskan waktu 2-3 jam per hari, tetapi ada yang seharian keliling melawat, mendoakan dan mendukung orang lain. Ada yang rela, dan itu harus. Bagian inilah yang dikatakan sukarela. Suka dan rela berkorban untuk Tuhan.
7. Tidaklah patut untuk membanggakan diri karena telah melayani (Luk 10:17-20 ; 17:7-10).
Ada bahaya besar yang akan mengancam mereka yang telah sukses dalam melayani Allah, yaitu merebut kemuliaan Allah bagi dirinya sendiri. Keberhasilan kita bukanlah kehebatan kita, tetapi karena kita diberikan wewenang untuk melakukan itu, sebab kita telah menerima kuasa dari Tuhan. Setiap mereka yang melayani, haruslah menyadari hal ini baik-baik. Bukanlah dari kuantitas, kita mengukur pelayanan kita. Bukan dari nama pembicara besar, atau penyanyi terkenal yang kita berhasil undang tapi dari efek, akibat positif yang dirasakan, yang dipahami bahwa kebesaran nama Tuhan ada di balik itu semua.
8. Yang melayani harus bersedia mengikut Yesus dimana pun Yesus berada. (Yoh 12:26).
Ini yang susah. Pada saat melayani Tuhan, hidup kita harus berubah. Kita harus siap, dan rela dicemooh, dihina, difitnah, ditolak. Saya ingat benar, betapa susah melakukan suatu hal dalam pelayanan, apabila orang lain tidak atau kurang mengetahui apa yang kita buat dalam pelayanan. Yang bertugaskolekte dibilang lambat. Yang jadi penatua dibilang tidak bisa menyanyi. Yang tampil di depan jemaat kelihatan grogi. Bahkan yang memimpin berdoa persembahan ditegur karena ada kata persembahan kami yang sedikit. Belum lagi, difitnah, digosipi ini dan itu. Yang katanya si A demikian, si B demikian. Bahkan, ditolak melayani karena ketahuan mencuri. O, Tuhan. Tidak mudah rupanya melayani di ladangMu, kami benar-benar merasa seperti domba di tengah serigala, oleh karena itu, ingatlah senantiasa siapa yang kita layani. Gumuli dan bawa semua permasalahan kita dalam doa. Kata kerennya pikullah salib bersama Yesus.
Wah. Cukup sudah. Banyak sekali yang harus kita lakukan (dan kelihatannya berat) apabila kita melayani Tuhan. Memang! Saya katakan sekali lagi. Tidak mudah! Tapi, tujuan hidup kita ya cuma itu. Melayani Tuhan. Saya ingat beberapa tahun lalu, hidup saya berfokus untuk menjadi orang hidup senang. Dan baru saya sadari, ternyata hidup senang atau hidup suksesitu bukanlah dari materi. Bukan dari apa yang banyak saya miliki toch, tidak akan kita bawa. Hidup saya itu, semata anugrah, oleh sebab sepatutnyalah saya mensyukurinya, dan saya berusaha memberikannya untuk Kristus dalam kehidupan sehari-hari, bekerja, belajar, baik waktu tenaga dan pikiran. Simple khan..
Nah, karena pemikiran dasarnya itu. Maka lantas kita pasti berusaha mencari tahu, apa yang bisa saya kerjakan untuk Tuhan. Mulailah dengan apa kemampuan Anda ? Cari tahu, apa yang bisa Anda lakukan dengan amat baik. Contoh, ternyata, saya hanya punya mobil dan waktu, jadi Anda bisa bertugas menjemput jemaat lain ke gereja atau persekutuan wilayah. Saya terharu, ada jemaat yang meluangkan waktunya menjemput jemaat lain satu persatu untuk berkumpul di kebaktian wilayah.
Contoh lain, saya akuntan. Saya bisa membantu gereja menghitung pengeluaran dan pemasukan gereja. Datangilah ke Sekretariat, cari bidang Sarana Prasarana, tawarkan bantuan Anda. Wah, kalo saya, bisa bernyanyi dengan baik, terutama solo . Datanglah ke Komisi Musik, cari vocal group yang membutuhkan penyanyi, bergabunglah bersama mereka. Kalau saya bisa mengajar, terutama anak-anak, kemana ya ? Datanglah ke Komisi Anak, daftar sebagai Guru Sekolah Minggu, dan nikmati pelayanan sekolah minggu. Saya anak muda, saya butuh teman . Datanglah ke Komisi Remaja atau Komisi Pemuda, bergabunglah dalam kegiatan mereka. Kemudian cari tahu apa yang Anda bisa bantu.
Dari contoh-contoh diatas, semuanya didasari oleh motivasi Andasendiri untuk tergerak, untuk bergerak mencari. Nah, sekarang bagaimana kalau dibalik. Bagaimana kalau Gereja membutuhkan orang yang bisa ini, bisa itu. Apakah Anda mau terlibat ? Ya, dan harus. Tuhan dan gereja akan memperlengkapi Anda dalam melayani, sampaikan apa yang Anda butuhkan. Tuhan pasti akan mendengar, dan menjawab. Selamat melayani Tuhan..