Translate

Saturday, March 08, 2025

Perbandingan biaya membangun vs menyewa AI Data Center

Memilih antara membangun pusat data AI sendiri (on-premise) atau menyewa layanan pusat data AI (cloud) memerlukan pertimbangan mendalam terhadap biaya dan kebutuhan bisnis Anda. Berikut adalah perbandingan biaya antara kedua opsi tersebut:


---

1. Membangun Pusat Data AI Sendiri (On-Premise)

Biaya yang Perlu Dipertimbangkan:

Infrastruktur Fisik:

Server AI Khusus: Misalnya, SuperServer SYS-821GE-TNHR (8U) adalah server AI berkinerja tinggi yang ideal untuk menangani beban kerja AI yang kompleks. 

Penyimpanan dan Jaringan: Investasi dalam perangkat penyimpanan dan infrastruktur jaringan yang andal.

Fasilitas: Biaya untuk ruang fisik, sistem pendingin, dan kebutuhan listrik.


Biaya Operasional:

Pemeliharaan: Tim IT internal untuk mengelola dan memelihara infrastruktur.

Pembaruan: Biaya pembaruan perangkat keras dan perangkat lunak secara berkala.

Keamanan: Implementasi langkah-langkah keamanan fisik dan siber.



Keuntungan:

Kontrol Penuh: Anda memiliki kendali total atas data dan infrastruktur, yang penting untuk kepatuhan dan keamanan.

Biaya Jangka Panjang: Setelah investasi awal, biaya operasional dapat lebih stabil.


Pertimbangan:

Investasi Awal yang Tinggi: Membangun pusat data memerlukan modal awal yang signifikan.

Skalabilitas: Penyesuaian kapasitas memerlukan waktu dan biaya tambahan.



---

2. Menyewa Layanan Pusat Data AI (Cloud)

Biaya yang Perlu Dipertimbangkan:

Layanan Komputasi:

Amazon Web Services (AWS): Misalnya, instans t4g.xlarge dengan 4 vCPU dan 16 GB RAM dikenakan biaya sekitar $0,1344 per jam.

Microsoft Azure: Instans B4ms dengan spesifikasi serupa dikenakan biaya sekitar $0,166 per jam.

Google Cloud Platform (GCP): Instans e2-standard-4 dengan 4 vCPU dan 16 GB RAM dikenakan biaya sekitar $0,150924 per jam. 


Penyimpanan Data:

AWS S3: Sekitar $0,023 per GB per bulan.

Azure Blob Storage: Sekitar $0,021 per GB per bulan.

GCP Cloud Storage: Sekitar $0,023 per GB per bulan. 



Keuntungan:

Investasi Awal Rendah: Tidak memerlukan pembelian perangkat keras atau infrastruktur fisik.

Skalabilitas dan Fleksibilitas: Dapat menyesuaikan kapasitas sesuai kebutuhan dengan cepat.

Pemeliharaan: Penyedia layanan bertanggung jawab atas pemeliharaan dan keamanan infrastruktur.


Pertimbangan:

Biaya Jangka Panjang: Biaya dapat meningkat seiring pertumbuhan penggunaan.

Kontrol dan Kepatuhan: Keterbatasan kontrol langsung atas data dan infrastruktur, yang mungkin mempengaruhi kepatuhan terhadap regulasi tertentu.



---

Kesimpulan

Membangun Pusat Data AI Sendiri cocok jika Anda membutuhkan kontrol penuh atas data dan infrastruktur, serta siap untuk investasi awal yang besar.

Menyewa Layanan Pusat Data AI lebih sesuai jika Anda mencari fleksibilitas, skalabilitas, dan ingin menghindari biaya awal yang tinggi.


Keputusan akhir harus didasarkan pada analisis mendalam terhadap kebutuhan spesifik bisnis Anda, anggaran, dan tujuan jangka panjang.


Membangun vs Menyewa AI Data Center , Mana pilihan anda?

Memilih antara membangun AI data center sendiri atau menyewa AI data center tergantung pada kebutuhan bisnis, anggaran, dan strategi jangka panjang. Berikut perbandingan kedua opsi:


---

1. Membangun AI Data Center Sendiri (On-Premise)

Kelebihan: ✔ Kontrol Penuh

Data tetap dalam kendali penuh, ideal untuk industri dengan regulasi ketat seperti pemerintahan, keuangan, dan kesehatan.

Bisa mengoptimalkan infrastruktur sesuai kebutuhan spesifik AI.


✔ Keamanan & Kepatuhan

Risiko kebocoran data lebih kecil karena tidak bergantung pada pihak ketiga.

Bisa disesuaikan dengan standar keamanan dan regulasi perusahaan.


✔ Biaya Operasional Jangka Panjang Lebih Stabil

Tidak ada biaya langganan cloud atau sewa.

Lebih hemat jika penggunaan AI sangat intensif.


✔ Kustomisasi & Performa Maksimal

Bisa memilih GPU, CPU, storage, dan jaringan sesuai kebutuhan.

Latensi rendah karena tidak perlu transfer data ke cloud.


Kekurangan:
❌ Investasi Awal Mahal

Membutuhkan anggaran besar untuk pembelian server, storage, networking, dan sistem pendingin.


❌ Butuh Tim IT & AI yang Kuat

Harus ada tim yang bisa mengelola infrastruktur, keamanan, dan optimasi AI workloads.


❌ Pemeliharaan & Skalabilitas Terbatas

Upgrade hardware membutuhkan biaya tambahan.

Jika permintaan meningkat, ekspansi bisa sulit dilakukan dengan cepat.



---

2. Menyewa AI Data Center (Colocation atau Cloud)

Kelebihan:
✔ Biaya Awal Lebih Rendah

Tidak perlu investasi besar untuk membangun infrastruktur.

Model OPEX (Operational Expenditure) lebih fleksibel dibandingkan model CAPEX (Capital Expenditure).


✔ Skalabilitas Cepat

Bisa menambah atau mengurangi kapasitas AI computing dengan cepat sesuai kebutuhan.

Tidak perlu menunggu pembelian atau pemasangan hardware baru.


✔ Tidak Perlu Mengelola Infrastruktur

Penyedia data center yang menangani maintenance, pendinginan, dan keamanan fisik.


✔ Koneksi ke Cloud & Ekosistem AI yang Lebih Baik

Penyedia seperti Google Cloud TPU, NVIDIA DGX Cloud, atau AWS Trainium menawarkan optimasi AI yang lebih baik dibandingkan on-premise.

Bisa memanfaatkan layanan cloud-native seperti MLOps, AutoML, dan AI APIs tanpa harus membangun sendiri.


Kekurangan:
❌ Biaya Operasional Bisa Meningkat Seiring Penggunaan

Biaya langganan cloud atau colocation bisa meningkat jika penggunaan AI tinggi.


❌ Ketergantungan pada Vendor

Jika penyedia mengalami downtime, operasional AI bisa terganggu.


❌ Keamanan & Privasi Data Bisa Menjadi Tantangan

Data AI yang diproses di cloud lebih rentan terhadap kebocoran dibandingkan data yang disimpan di on-premise.

Jika regulasi mengharuskan data tetap di lokal (misalnya di Indonesia), bisa ada keterbatasan dalam menggunakan layanan cloud global.



---

Kesimpulan: Mana yang Lebih Baik?

✔ Jika bisnis Anda butuh kontrol penuh, keamanan tinggi, dan AI digunakan secara intensif:
→ Membangun AI Data Center Sendiri lebih baik.

✔ Jika ingin fleksibilitas, skalabilitas cepat, dan tidak ingin investasi besar di awal:
→ Menyewa AI Data Center (Cloud atau Colocation) lebih cocok.

📌 Opsi Hybrid AI:
Beberapa perusahaan menggunakan kombinasi on-premise & cloud. Data sensitif tetap di data center sendiri, sementara AI yang butuh skalabilitas tinggi dijalankan di cloud.


---

Rekomendasi Berdasarkan Kebutuhan:


---

Jika Anda ingin membangun AI data center sendiri, saya bisa membantu dalam perhitungan biaya & spesifikasi hardware yang optimal. Jika lebih tertarik ke cloud, kita bisa membandingkan harga AWS, GCP, dan Azure untuk AI workloads.

Mana yang lebih cocok untuk kebutuhan bisnis Anda?


Membangun On premise AI Data Center

Building an on-premise AI data center involves careful planning, hardware selection, software stack setup, and operational considerations. Here's a structured approach:


---

1. Define Your AI Use Case

Before investing, identify the primary AI workloads:

Machine Learning (ML) Model Training (e.g., deep learning, NLP)

Inference & AI Applications (e.g., real-time video analytics, anomaly detection)

Big Data Processing (e.g., AI-driven analytics)

AI-Driven Cybersecurity (e.g., anomaly detection in network monitoring)



---

2. Design Infrastructure Requirements

A. Compute (GPU/TPU/CPU Selection)

GPUs: NVIDIA H100, A100, or AMD MI300X for high-performance AI workloads.

TPUs: Google's Tensor Processing Units (TPUs) if deep learning is a major focus.

CPUs: AMD EPYC or Intel Xeon processors for general AI tasks and orchestration.


B. Storage

AI workloads require high-speed, high-capacity storage:

High-speed SSDs (NVMe-based) for training data.

Object Storage (Ceph, MinIO, or AWS S3-compatible solutions) for datasets.

Parallel File Systems (Lustre, GPFS, BeeGFS) for high-performance computing (HPC).


C. Networking

InfiniBand (e.g., NVIDIA Quantum-2) or 100/200/400 Gbps Ethernet for fast data movement.

Software-Defined Networking (SDN) for efficient AI workload management.


D. Power & Cooling

AI servers require high power density. Ensure power redundancy (UPS + generators).

Liquid Cooling / Immersion Cooling for high-density AI hardware.



---

3. AI Software Stack

A. OS & Virtualization

Linux-based OS (Ubuntu, CentOS, RHEL, or Rocky Linux).

Containerization: Docker, Kubernetes (K8s), or OpenShift for AI workload management.


B. AI Frameworks & Tools

Deep Learning: TensorFlow, PyTorch, JAX.

Data Processing: Apache Spark, Dask, RAPIDS for GPU-accelerated data processing.

MLOps: Kubeflow, MLflow for AI model training and deployment.

Monitoring: Prometheus, Grafana for infrastructure monitoring.


C. AI Workload Orchestration

SLURM: Job scheduling in HPC environments.

Ray: Distributed AI workloads.

NVIDIA Triton Inference Server: For AI model inference optimization.



---

4. Security & Compliance

Zero Trust Architecture for network security.

AI Model Security: Model encryption & adversarial attack mitigation.

Data Compliance: Adhere to GDPR, HIPAA, ISO 27001 based on industry.



---

5. Scaling & Future Considerations

Hybrid Cloud Integration: Extend AI workloads to AWS, Azure, or GCP if needed.

Edge AI Expansion: Deploy AI models at the edge for low-latency applications.

AI Performance Optimization: Use NVIDIA TensorRT or OpenVINO for inference acceleration.



---

Conclusion

Building an on-premise AI data center requires high-end GPUs, optimized networking, robust storage, and AI-specific software stacks. Planning for scalability, security, and efficient workload management is crucial to maximize ROI.

Would you like a cost estimate or vendor recommendations for specific hardware?


Monday, February 24, 2025

Ebook: AI untuk Bisnis

 


Di era transformasi digital yang semakin cepat ini, AI menjadi kunci bagi bisnis untuk tetap kompetitif dan relevan. Ebook "AI untuk Bisnis" hadir sebagai panduan praktis yang sangat dibutuhkan para pelaku usaha di indonesia. Dengan bahasa yang mudah dipahami dan contoh kasus yang relevan, buku ini membuka wawasan tentang bagaimana AI dapat dioptimalkan untuk meningkatkan efisiensi, inovasi dan profesionalitas bisnis.

Buku ini adalah panduan lengkap anda menuju revolusi AI. Dari ide-ide sederhana hingga strategi canggih, Anda akan menemukan solusi AI yang cocok untuk setiap aspek bisnis Anda. Jangan biarkan kesempatan emas ini lewat begitu saja!

Beli sekarang E-Booknya di : https://eventcerdas.myr.id/pl/e-book-ai-untuk-bisnis


Sunday, February 09, 2025

Bagaimana SMK bisa mengembangkan STEM



 SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) memiliki potensi besar untuk membentuk keterampilan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) melalui pendekatan pembelajaran berbasis praktik. Berikut beberapa cara SMK bisa mengembangkan keterampilan STEM:

1. Kurikulum Berbasis Proyek

  • Project-Based Learning (PBL): SMK dapat mengintegrasikan proyek yang menggabungkan sains, teknologi, rekayasa, dan matematika. Contohnya, siswa jurusan teknik jaringan komputer dapat membuat sistem jaringan untuk perusahaan kecil dengan memanfaatkan penghitungan bandwidth dan desain jaringan yang optimal.
  • Proyek-proyek ini memberikan siswa pengalaman nyata dalam memecahkan masalah.

2. Integrasi Teknologi

  • Memanfaatkan perangkat lunak seperti CAD (Computer-Aided Design) untuk teknik atau software simulasi jaringan untuk bidang IT.
  • Pengenalan perangkat IoT (Internet of Things), robotika, atau alat monitoring berbasis sensor dalam praktik pembelajaran.
  • Menggunakan coding dan pemrograman untuk menyelesaikan masalah, misalnya dengan Python, Arduino, atau platform STEM lainnya.

3. Kegiatan Ekstrakurikuler STEM

  • Klub robotika, coding, atau sains di SMK untuk mendorong kreativitas siswa.
  • Mengikuti kompetisi seperti olimpiade STEM, hackathon, atau lomba inovasi teknologi untuk memberikan tantangan kepada siswa.

4. Kolaborasi dengan Industri

  • Magang Industri: Memberikan kesempatan kepada siswa untuk magang di perusahaan yang berfokus pada teknologi atau rekayasa.
  • Kerja sama dengan perusahaan untuk memberikan pelatihan langsung pada teknologi terbaru yang relevan dengan dunia kerja.
  • Mendatangkan praktisi atau ahli STEM sebagai mentor atau pembicara.

5. Pembelajaran Interdisipliner

  • Menghubungkan antara teori yang dipelajari di kelas dengan implementasi nyata. Misalnya:
    • Matematika: Digunakan untuk menghitung efisiensi mesin atau merancang jaringan.
    • Fisika: Untuk memahami prinsip kerja mesin atau listrik.
    • Teknologi: Dalam membangun prototipe menggunakan printer 3D atau mikroprosesor.

6. Infrastruktur dan Laboratorium

  • SMK perlu memastikan ketersediaan laboratorium yang mendukung STEM, seperti laboratorium IT, robotika, fisika, atau bengkel teknik.
  • Penyediaan alat modern seperti printer 3D, alat simulasi IT, atau software pengembangan aplikasi.

7. Penguatan Keterampilan 4C

STEM berhubungan erat dengan keterampilan abad ke-21, yaitu:

  • Critical Thinking: Siswa diajak untuk menganalisis masalah teknis.
  • Collaboration: Kerja tim dalam proyek-proyek STEM.
  • Communication: Mempresentasikan hasil kerja.
  • Creativity: Mengembangkan solusi inovatif.

8. Integrasi Soft Skill dengan STEM

  • Mengajarkan manajemen proyek dan cara berpikir desain (design thinking) sebagai bagian dari keterampilan STEM.
  • Fokus pada problem-solving yang terstruktur, misalnya menggunakan metode analitik seperti root cause analysis.

Contoh Studi Kasus:

SMK dengan jurusan Teknik Informatika dapat meminta siswa untuk:

  • Membuat aplikasi monitoring jaringan sederhana.
  • Membangun prototype IoT untuk rumah pintar.
  • Menerapkan analitik data sederhana untuk solusi permasalahan industri.

Jika diterapkan dengan baik, pendekatan ini akan menghasilkan lulusan yang tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga mampu berpikir kritis, kreatif, dan siap menghadapi tantangan dunia kerja berbasis teknologi.


TechXCon 2025 – Waktunya Transformasi Digital!

  BISKOM, Jakarta - Jadilah bagian dari acara Indonesia Technology Expo Conference 2025, tempat berkumpulnya para pelaku inovasi digital!



Kegiatan akan diselenggarakan pada hari, Selasa dan Rabu, 11 - 12 Februari 2025, Waktu: 09.00 - 17.00 WIB, bertempat di Gedung SMESCO Indonesia, Jakarta

Tema Seminar: "Shaping the Future Through Digital Transformation"

Dengan menghadiri kegiatan tersebut akan memperoleh inspiratif dari para narasumber yang ahli dalam transformasi digital dan kita bisa ber-networking dengan profesional & pelaku bisnis terkemuka, tentunya akan memperoleh solusi inovatif untuk masa depan bisnis digital kita.

TechXCon menghadirkan audiens dari berbagai sektor, termasuk perusahaan teknologi, startup, pemerintah, akademisi, dan konsumen. Kesempatan unik untuk memperluas jaringan dan menjangkau pasar potensial.

Mari segera mendatar sekarang via https://bit.ly/m/TechXcon2025 (GRATIS)

Ayo kita raih peluang baru & siapkan diri kita untuk menjadi bagian transformasi digital Indonesia!

Info lebih lanjut dapat menghubungi Aldi: 0851-8314-7850 dan Kurnia: 0838-0659-6094.

Kegiatan ini merupakan bagian dari event Indonesia Sustainable Procurement Expo (ISPE) 2025, yang telah mendapatkan dukungan penuh dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP RI), dan Kementerian UMKM RI serta tentunya oleh Asosiasi Katalog Elektronik Nasional (AKEN) selaku tuan rumah.

Serta didukung oleh Kementerian KOMDIGI, APTIKNAS, ABDI, Jakarta Smart City, KORIKA dan APJII DKI.

Sampai jumpa di TechXCon 2025!

Salam hangat, Tim Penyelenggara TechXCon 2025.
( Reporter Eko Wisanto )

Mari Bahas Smart City Berkelanjutan di TechXcon 12 Feb 25

 Salah satu pembahasan di dalam TechXcon yang bersamaan dengan kegiatan ISPE membahas tema Smart City Berkelanjutan. Acara Indonesia Technology Expo Conference 2025 merupakan tempat berkumpulnya para pelaku inovasi digital!



Kegiatan akan diselenggarakan pada hari, Selasa dan Rabu, 11 - 12 Februari 2025, Waktu: 09.00 - 17.00 WIB, bertempat di Gedung SMESCO Indonesia, Jakarta

Tema Seminar: "Shaping the Future Through Digital Transformation"

Dengan menghadiri kegiatan tersebut akan memperoleh inspiratif dari para narasumber yang ahli dalam transformasi digital dan kita bisa ber-networking dengan profesional & pelaku bisnis terkemuka, tentunya akan memperoleh solusi inovatif untuk masa depan bisnis digital kita.

TechXCon menghadirkan audiens dari berbagai sektor, termasuk perusahaan teknologi, startup, pemerintah, akademisi, dan konsumen. Kesempatan unik untuk memperluas jaringan dan menjangkau pasar potensial.

Pembahasan Smart City Berkelanjutan dilakukan 12 Feb 2025, jam 10 pagi.

Mari segera mendatar sekarang via https://bit.ly/m/TechXcon2025 (GRATIS)

Ayo kita raih peluang baru & siapkan diri kita untuk menjadi bagian transformasi digital Indonesia!

Info lebih lanjut dapat menghubungi Aldi: 0851-8314-7850 dan Kurnia: 0838-0659-6094.

Kegiatan ini merupakan bagian dari event Indonesia Sustainable Procurement Expo (ISPE) 2025, yang telah mendapatkan dukungan penuh dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP RI), dan Kementerian UMKM RI serta tentunya oleh Asosiasi Katalog Elektronik Nasional (AKEN) selaku tuan rumah. Serta didukung oleh Kementerian KOMDIGI, APTIKNAS, ABDI, Jakarta Smart City, KORIKA dan APJII DKI.

Sampai jumpa di TechXCon 2025!

Friday, February 07, 2025

Podcast: Rahasia Aman dan Cerdas di Internet

 Halo Sobat PENABUR! 🙋🏻‍♂️🙋🏻‍♀️👋🏻👋🏻


Ternyata berselancar di internet tidak boleh sembarangan klik sana sini lho! 🖱️👨🏻‍💻👩🏻‍💻


Sebab, kalau salah klik, bisa-bisa akun data pribadi kita dicuri! 🔐Pasti Sobat PENABUR tidak mau hal itu sampai terjadi kan? Nah, biar lebih tenang bermain internet, simak Podcast PENABUR Learning Center yang membahas Rahasia Aman dan Cerdas di Internet. 🌐 Podcast ini akan mulai tayang di YouTube, Spotify, dan Noice PENABUR Learning Center, pada Sabtu, 15 Februari 2025! 🗓️



Podcast ini juga bisa diakses di Moodle BPK PENABUR Jakarta, mulai 15 Februari - 22 Februari 2025. Jangan sampai ketinggalan ya! 


#BPKPENABUR

#PENABURLearningCenter

#PodcastPLC

Thursday, February 06, 2025

Fire alarm systems : Conventional vs Addressable

 


Fire alarm systems come in two main technologies: conventional and addressable :
✅ Conventional Fire Alarm Systems:
◼ Simple and cost-effective: Ideal for smaller buildings or those with a limited budget.
◼ Zone-based detection: The system divides the building into zones, but cannot pinpoint the exact location of a fire alarm.
◼ Manual reset: Requires manual resetting of the entire system after a fire alarm is triggered, potentially delaying identification of the source.
◼ Limitations: Less adaptable for expansions; troubleshooting faults is time-consuming as issues are zone-specific, not device-specific
✅ Addressable Fire Alarm Systems:
◼ Intelligent and flexible: Offer greater control and information compared to conventional systems.
◼ Individual device addressing: Each detector or call point has a unique address, allowing for precise location of a fire alarm.
◼ Faster response: Enables quicker identification and response to the fire source.
◼ Advanced features: May offer features like real-time status monitoring, fault detection, and remote access.
✅ Key Considerations for Selection:
◼ Building Size/Complexity: Addressable systems excel in large or multi-story buildings; conventional suits smaller, simpler spaces.
◼ Budget: Conventional is cheaper upfront; addressable offers long-term savings through reduced downtime and advanced diagnostics.
◼ Compliance: Addressable systems may be mandated in high-risk or regulated environments (e.g., industrial facilities).
◼ Future Expansion: Addressable systems are more flexible for upgrades or modifications.

TechXcon : Empowering Industry Through AI Innovation - 11-12 Feb 25

  Fanky Chritian selaku Sekjen dari APTIKNAS akan hadir dalam kegiatan TechXcon di SMESCO Jakarta


Kami nantikan anda hadir di kegiatan ini.

Monday, February 03, 2025

Daftar 10 Negara dengan Orang-orang Paling Pintar di Dunia

Daftar 10 Negara dengan Orang-orang Paling Pintar di Dunia

1. Swiss
Jumlah individu dengan nominasi penghargaan Nobel: 1.099

Jumlah universitas dengan penghargaan Nobel: 32

Rata-rata IQ (Lynn-Becker): 99,24

Persentase penduduk dewasa yang memiliki minimal gelar sarjana/sederajat: 40,02

Persentase populasi dewasa yang memiliki minimal gelar master/sederajat: 18,05

2. Inggris Raya
Jumlah individu dengan nominasi penghargaan Nobel: 2.393

Jumlah universitas dengan penghargaan Nobel: 128

Rata-rata IQ (Lynn-Becker): 99,12

Persentase penduduk dewasa yang memiliki minimal gelar sarjana/sederajat: 39,59

Persentase populasi dewasa yang memiliki minimal gelar master/sederajat: 14,37

3. Amerika Serikat
Jumlah individu dengan nominasi penghargaan Nobel: 5.717

Jumlah universitas dengan penghargaan Nobel: 256

Rata-rata IQ (Lynn-Becker): 97,43

Persentase penduduk dewasa yang memiliki minimal gelar sarjana/sederajat: 38,57

Persentase populasi dewasa yang memiliki minimal gelar master/sederajat: 14,79

4. Belanda
Jumlah individu dengan nominasi penghargaan Nobel: 550

Jumlah universitas dengan penghargaan Nobel: 21

Rata-rata IQ (Lynn-Becker): 100,74

Persentase penduduk dewasa yang memiliki minimal gelar sarjana/sederajat: 36.63

Persentase populasi dewasa yang memiliki minimal gelar master/sederajat: 15.56

5. Belgia
Jumlah individu dengan nominasi penghargaan Nobel: 495

Jumlah universitas dengan penghargaan Nobel: 23

Rata-rata IQ (Lynn-Becker): 97,49

Persentase penduduk dewasa yang memiliki minimal gelar sarjana/sederajat: 39,39

Persentase populasi dewasa yang memiliki minimal gelar master/sederajat: 17,28

6. Swedia
Jumlah individu dengan nominasi penghargaan Nobel: 834

Jumlah universitas dengan penghargaan Nobel: 34

Rata-rata IQ (Lynn-Becker): 97.00

Persentase penduduk dewasa yang memiliki minimal gelar sarjana/sederajat: 33,69

Persentase populasi dewasa yang memiliki minimal gelar master/sederajat: 16,18

7. Jerman
Jumlah individu dengan nominasi penghargaan Nobel: 3.653

Jumlah universitas dengan penghargaan Nobel: 150

Rata-rata IQ (Lynn-Becker): 100,74

Persentase penduduk dewasa yang memiliki minimal gelar sarjana/sederajat: 29,21

Persentase populasi dewasa yang memiliki minimal gelar master/sederajat: 12,28

8. Polandia
Jumlah individu dengan nominasi penghargaan Nobel: 284

Jumlah universitas dengan penghargaan Nobel: 17

Rata-rata IQ (Lynn-Becker): 96,35

Persentase penduduk dewasa yang memiliki minimal gelar sarjana/sederajat: 28,65

Persentase populasi dewasa yang memiliki minimal gelar master/sederajat: 22,31

9. Denmark
Jumlah individu dengan nominasi penghargaan Nobel: 503

Jumlah universitas dengan penghargaan Nobel: 20

Rata-rata IQ (Lynn-Becker): 97,83

Persentase penduduk dewasa yang memiliki minimal gelar sarjana/sederajat: 32,73

Persentase populasi dewasa yang memiliki minimal gelar master/sederajat: 13,28

10. Finlandia
Jumlah individu dengan nominasi penghargaan Nobel: 198

Jumlah universitas dengan penghargaan Nobel: 16

Rata-rata IQ (Lynn-Becker): 101,20

Persentase penduduk dewasa yang memiliki minimal gelar sarjana/sederajat: 28,80

Persentase populasi dewasa yang memiliki minimal gelar master/sederajat: 14,43

Saturday, February 01, 2025

Paul Romer: How we can grow 8% economically


Here are the policy recommendations for Indonesia mentioned in the video:

* Invest in human capital: This includes investing in education and training to improve the skills of the workforce.
* Promote competition among cities: This can be done by creating special economic zones and encouraging competition among them.
* Adopt open science and open source: This can help to drive innovation and make it more accessible to everyone.
* Invest in infrastructure: This includes investing in transportation, energy, and telecommunications infrastructure.
* Promote financial inclusion: This can be done by making it easier for small and medium enterprises to access credit and other financial services.
* Create a more favorable environment for foreign investment: This can be done by reducing red tape and improving the regulatory environment.
* Develop a national strategy for artificial intelligence: This can help Indonesia to take advantage of the opportunities presented by AI.
* Promote urbanization: This can be done by creating new cities and expanding existing ones.
* Invest in research and development: This can help to develop new technologies and improve the productivity of the economy.
* Promote entrepreneurship: This can be done by creating incubators and accelerators, and by providing support to small businesses.

Why we still not moving?

Wednesday, January 29, 2025

Korupsi pun Menjadi Normal

*Korupsi pun Menjadi Normal*
Albertus M. Patty 

Korupsi di Indonesia telah memasuki tahap yang disebut Erich Fromm dalam bukunya *"The Anatomy of Human Destructiveness"* sebagai destructive normality. Korupsi tidak lagi dilihat sebagai kejahatan besar, melainkan sebagai bagian dari kebiasaan yang wajar dan diterima.

Hampir semua aktifitas yang berkaitan dengan birokrat dan aparat membuka peluang terjadinya korupsi. Membangun kembali nilai-nilai moralitas yang telah runtuh berantakan ini adalah pekerjaan rumah terbesar bangsa ini.

*Korupsi Melonjak Tinggi*
Kasus pagar laut sepanjang 30 km di Pantai Indah Kapuk mencerminkan realitas ini. Pejabat yang seharusnya bertanggung jawab mendiamkan saja. Saat para netizen mengangkat isunya, birokrasi yang berkaitan dengan kasus itu saling melempar tanggungjawab, bahkan saling menyalahkan. Sementara dampaknya telah merusak lingkungan dan merugikan masyarakat, terutama para nelayan.

Data membuktikan indeks korupsi bangsa kita semakin memburuk. Pada 2021, terdapat 533 kasus korupsi, meningkat menjadi 579 pada 2022, dan melonjak hingga 791 pada 2023. Kerugian negara mencapai Rp 56 triliun, di luar kasus-kasus besar yang "dibekukan". Untuk 'prestasi' buruk ini, Transparency International menempatkan Indonesia pada urutan 115 dari 180 negara. Artinya, Indonesia termasuk negara dengan tingkat kejahatan korupsi yang sangat memprihatinkan. Bandingkan dengan Singapore yang menempati urutan ke 5 di dunia. Artinya, Singapore termasuk negara yang bersih dari korupsi. 

*Darimana Akarnya?*
Menurut Fromm, kejahatan korupsi yang dianggap normal ini terjadi bukan karena takdir biologis. Bukan faktor nature atau sudah dari 'sononya'. Korupsi kita terus meningkat karena sistem politik, ekonomi, dan hukum kita bobrok. Seorang yang baik cenderung menjadi koruptor karena dibentuk oleh sistem yang lemah dan korup. Sistem yang buruk inilah yang merusak perilaku birokrasi, aparat hukum, dan bahkan masyarakat sehingga korupsi dianggap sesuatu yang normal. 

Sistem yang buruk ini mengubah kejujuran menjadi anomali. Pejabat yang tidak korup dianggap bodoh, sementara mereka yang jujur menjadi ancaman kolektif. Nilai-nilai luhur bangsa terjungkir balik.

Lebih ironis, 'para koruptor tak lagi takut kepada Tuhan,' kata Prof. Salim Said. Moralitas telah terkikis hingga akarnya. Korupsi tidak hanya menghancurkan ekonomi dan ekosistem bangsa kita, tetapi juga merusak kepercayaan rakyat pada elite politik, birokrat dan aparat.

Solusi untuk mengurangi kejahatan korupsi tidak cukup hanya dengan menghukum berat para pelaku. Perlu transformasi sistem politik, hukum dan ekonomi yang manusiawi, transparan, akuntabel dan berbasis keadilan. Selain itu, pendidikan nilai-nilai etis sejak dini menjadi kunci untuk memutus rantai korupsi.

Selama kejahatan korupsi masih dianggap normal, upaya Presiden Prabowo memajukan bangsa hanya akan menjadi utopia. Jalan keluarnya hanya satu, perkuat komitmen melawan korupsi sebagai ancaman eksistensial bangsa dan mulailah memperbaiki sistem politik, hukum dan ekonomi. 

Jakarta
28 January 2025

Friday, January 24, 2025

Welcoming 2025, EQ penting!

Emotional intelligence adalah bagaimana kita bisa membuat nyaman bahagia diri kita dan orang lain. 99% kehidupan kita didrive oleh emosi, sisanya rasionalitas.

90 persen kehidupan kita ditentukan oleh sikap kita. Sikap lebih penting daripada fakta, masalalu, keberhasilan kegagalan, ketrampilan.

Kita tidak bisa mengubah masa lalu, tidak bisa mengubah fakta orang lain memperlakukan kita dgn cara tertentu. Yang dibutuhkan adalah sikap dengan kecerdasan emosi 

Friday, January 10, 2025

Brian Acton Story

Dia dipecat dari Facebook pada tahun 2006.

Ditolak oleh Twitter pada tahun 2008.

Disebut "delusional" oleh pemodal ventura pada tahun 2009.

Saat ini, aplikasinya memiliki lebih dari 2 miliar pengguna.

Berikut adalah kisah indah Brian Acton sang pendiri WhatsApp setelah satu dekade ditolak

—dan pelajaran yang dapat kita semua pelajari darinya.

Pada tahun 2006, Brian memiliki pekerjaan tetap di Yahoo,

memimpin platform iklan mereka.

Namun setelah 11 tahun, dia membuat keputusan berani untuk berhenti.

Tujuannya adalah Facebook, salah satu perusahaan teknologi dengan pertumbuhan tercepat saat itu.

Hasilnya?

Penolakan langsung.

Namun penolakan itu menanam benih.

Pada tahun 2008, Acton masih menganggur dan memutuskan untuk mencoba peruntungannya dengan Twitter.

Dia melamar lagi untuk bekerja di perusahaan teknologi lain;

Sekali lagi, jawabannya adalah tidak. Dia ditolak.

Kecewa tetapi bertekad, Acton menemukan teman yang tak terduga - Jan Koum, keduanya adalah mantan karyawan Yahoo yang ditemuinya di pertandingan frisbee mingguan.

Keduanya ditolak oleh Facebook.

Keduanya frustrasi dengan cara kerja komunikasi di ponsel.

Satu percakapan di antara mereka memicu ide yang akan mengubah dunia.

Pada saat itu, perusahaan telepon menghasilkan miliaran dengan mengenakan biaya per teks.

Kemudian pada tahun 2009, sesuatu yang revolusioner baru saja diluncurkan: iPhone App Store.

Dengan tabungan sebesar $250.000, Acton mengambil risiko.

Dia memberikan Koum tabungannya untuk mengembangkan ide mereka tentang Aplikasi yang dapat mengirim pesan instan gratis secara real time
saat dia mencari pekerjaan.

Mereka menyebutnya WHATS-APP. Alat pengiriman pesan bagi teman untuk memeriksa teman dan keluarga mereka tentang apa yang mereka lakukan secara real time

Kemudian WhatsApp diluncurkan

Versi pertama aplikasi tersebut tidak menjanjikan.
Aplikasi tersebut terus-menerus mogok.

Pengguna: 10.
Pendapatan: $0.

Namun kemudian, Apple memperkenalkan pemberitahuan push.

Ini mengubah segalanya.

Pengguna kini diberi tahu saat mereka menerima pesan baru, membuat aplikasi ini menarik dan membuat ketagihan.

Unduhan mulai berlipat ganda setiap bulan.

Pada tahun 2011, WhatsApp mengumpulkan $8 juta dari Sequoia Capital dengan valuasi $25 juta.

Investor yang sama yang menyebut Acton dan Koum "delusional" dua tahun sebelumnya kini memohon untuk mendanai mereka.

Namun Acton dan Koum tidak sekadar membangun aplikasi lain.

Mereka memiliki manifesto untuk WhatsApp:

Kami tidak akan menghasilkan uang darinya.

Tidak ada iklan. Tidak akan pernah.

Tidak ada game atau gimmick.

Tidak ada pengumpulan data pengguna.

Tidak ada anggaran pemasaran.

Filosofi mereka sederhana:

"Tidak ada yang bangun dengan gembira karena melihat lebih banyak iklan." - Brian Acton

Pendekatan "anti-Facebook" ini diterima oleh pengguna.

Pada tahun 2013, WhatsApp telah melampaui Twitter, mencapai lebih dari 200 juta pengguna.

Semua ini dicapai hanya dengan 50 karyawan.

Dan kemudian, Facebook datang mengetuk pintu.

Perusahaan yang sama yang telah menolak Acton pada tahun 2006 kini ingin membeli perusahaannya.

Berapa harganya?

$19 miliar yang mengejutkan.

Itu adalah akuisisi swasta terbesar dalam sejarah teknologi.

Namun, ceritanya tidak berakhir di sana.

Pada tahun 2018, Facebook mulai mendorong iklan di WhatsApp.

Acton, seorang yang berprinsip, pergi—meninggalkan $850 juta dalam bentuk opsi saham yang belum diberikan.

Tanggapannya?

"Sudah saatnya untuk pergi"

Saat ini, WhatsApp menangani lebih dari 100 miliar pesan setiap hari. Jumlahnya lebih besar dari gabungan Instagram dan Facebook Messenger.

Dan kekayaan Brian lebih dari $16 miliar dolar

Dari dua orang yang bermain frisbee hingga menjadi fenomena global, perjalanan WhatsApp adalah bukti ketahanan dan tetap setia pada nilai-nilai Anda.

Pelajaran utama dari kisah Brian Acton untuk setiap Pengusaha:

1. Penolakan adalah pengalihan.

2. Tetaplah sederhana.

3. Prinsip lebih penting daripada keuntungan.

4. Mulailah dari yang kecil, tetapi berpikirlah besar.

5. Bersikaplah fleksibel terhadap ide-ide baru Pertahankan pendirian Anda untuk melindungi prinsip-prinsip Anda.

Dan yang terpenting:

Terkadang, kemunduran terbesar Anda hanyalah persiapan untuk kebangkitan terbesar Anda.

Brian Acton pernah mencuit setelah ditolak oleh Twitter 😉

"Ditolak oleh kantor pusat Twitter. Tidak apa-apa. Pasti akan menjadi perjalanan yang panjang."

Tanpa disadari Twitter, mereka baru saja meloloskan calon miliarder.

Semoga Anda menjalani hari ini dengan mengubah penolakan Anda menjadi hal yang positif ✅ 

Thursday, January 02, 2025

Saat 'Perut' Mendominasi

*REFLEKSI AWAL TAHUN 2025*
*Saat 'Perut' Mendominasi!*
Albertus M. Patty 

Dalam The Republic, Plato memberikan gambaran yang sangat menarik tentang manusia. Meski Plato menulisnya ribuan tahun yang lalu, filosofinya masih sangat relevan, terutama dalam memahami pangkal persoalan sosial-politik dan ekonomi yang menjerat bangsa kita. 

Plato menggambarkan manusia sebagai makhluk yang terdiri dari tiga unsur: kepala (rasio), dada (nilai-nilai luhur), dan perut (nafsu). Kepala seharusnya memimpin dengan kebijaksanaan, dada mendukung dengan keberanian dan cinta, sementara perut atau nafsu, meski tetap dibutuhkan, tunduk pada keduanya. Persoalan muncul ketika perut atau nafsu itu tidak terkontrol. Bahkan, perut muncul sebagai unsur yang mendominasi kepala dan dada, saat itu kehancuran moral dan sosial tak terhindarkan. Fenomena 'dominasi perut' ini mencerminkan realitas politik yang ada pada sebagian besar oknum birokrat dan elite politik bangsa kita saat ini. 

Kebijakan politik yang seharusnya didasarkan pada akal sehat sering kali didorong oleh nafsu pribadi dan ambisi kekuasaan. Kebijakan publik tidak lagi berorientasi pada kesejahteraan rakyat, melainkan diarahkan untuk memperkaya segelintir elite politik. Program pemerintah yang menjanjikan justru menjadi ladang korupsi. Lihat saja, hampir semua institusi negara yang semestinya melayani publik terperangkap dalam manipulasi dan nepotisme. Ironisnya, para koruptor itu sering diperlakukan special dan mendapat 'karpet merah.' Fenomena korupsi bancakan ini sangat menyakitkan hati dan menghilangkan kepercayaan rakyat terhadap birokrasi dan elite politik bangsa ini. Lalu apa penyebab dari fenomena jahat yang menjerat sebagian besar oknum elite kita ini?

*Pembajakan Akal Sehat!*
Dalam The Righteous Mind, Jonathan Haidt menyoroti bagaimana emosi sering mendominasi rasionalitas. Hal ini mirip dengan perut dalam filsafat Plato, yang menggambarkan nafsu dan hasrat sebagai kekuatan destruktif jika tidak dikendalikan. Sebagian besar elite politik kita digerakkan lebih oleh 'perut' atau nafsu. Boleh saja mereka tampil dengan janji-janji yang manis, tetapi di level kebijakan perut atau nafsu mereka lebih mendominasi. Dan nafsu yang tidak terkontrol itu membajak dan memperbudak akal budi yang tugasnya membenarkan alias melegitimasi tindakan yang sebenarnya tidak bermoral. Akibatnya, nilai-nilai keadilan serta cinta kasih menjadi sekadar retorika.

Tentu saja, efeknya sangat merugikan masyarakat. Korupsi yang meluas merampas hak rakyat atas pendidikan dan kesehatan yang layak. Judi online yang tetap beroperasi menghancurkan ekonomi dana mempermiskin keluarga kecil, sementara pemerintah seolah menutup mata, baik karena hutang budi maupun karena oknum pemerintah sendiri menari-nari dalam keuntungan tak terperi.

Ketika dada alias hati nurani tidak lagi berfungsi sebagai penjaga moralitas, dan kepala telah diperbudak dan dibajak oleh perut, kebijakan yang muncul tidak memihak rakyat, tetapi hanya memperbesar ketimpangan sosial.

Krisis ini menunjukkan perlunya pemimpin dengan kepala yang bijak, dada yang penuh integritas, dan pengendalian perut. Hanya dengan harmoni ini, seperti yang diimpikan Plato, Indonesia dapat menemukan jalan keluar dari krisis moral dan politik yang mengancam masa depannya. Sebuah revolusi nilai dimana kepentingan perut harus lebih dikontrol oleh hati nurani (dada) dan akal sehat perlu dimulai dari elite itu sendiri, agar politik kembali melayani kepentingan rakyat banyak, bukan nafsu pribadi. 

Bila di tahun 2025 ini kita gagal menciptakan sistem yang mengontrol 'perut' sebagian besar birokrat dan elite politik kita, Indonesia sedang berjalan menuju jurang kehancuran.   

Bandung
1 January 2025

Memulai Hari Baru - 2 Jan 2025



Dalam dua hari ini, sudah beberapa khotbah saya dengar membahas tentang berkat dan hikmat. 

Mulai dari berkat, inilah yang diminta orang dalam tiap kali memulai hari dan tahun baru. Selalu meminta berkat. 

Bilangan 6:24-26 (TB)  TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; 

TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; 

TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. 

https://alkitab.app/v/3386c724ef7a

Melihat ayat-ayat diatas, saya selalu mengingat ayat ini yang dibacakan dan diucapkan tiap kali pendeta / pengkhotbah memberikan berkat. Dan ini ternyata adalah berkat iman yang diberikan kepada Musa dan Harun, untuk dibagikan kepada bangsa Israel, dan ini yang diberikan sebagai berkat yang terus dibagikan, hingga sekarang, juga kepada kita.

Ini juga yang memberikan kita kekuatan baru, dan selalu mendapatkan kekuatan baru, saat kembali mengingat berkat iman ini.

1. Tuhan melindungi kita. Apapun yang kita kerjakan, kita libatkan Tuhan, maka Tuhan akan melindungi kita.

2. Melibatkan Tuhan berarti menyerahkan segalanya dalam kendali Tuhan, ini memperjelas pengharapan kepada Tuhan yang kita bahas kemarin. Dan kita mendapatkan perhatian khusus, dengan Allah yang menyinari kita dan memberikan kasih karunia. Untuk bisa menyinari, maka Allah harus ada di atas, di depan, membuka jalan bagi kita. 

3. Menghadapkan wajahNya ini juga sangat memberikan perhatian dan makna khusus kepada kita. Tidak ada yang lebih membahagiakan, bila Allah memberikan perhatian kepada kita.

Saya jadi ingat, ada banyak rencana, plan , baik pribadi atau perusahaan yang kita rencanakan. Dan ini semua mengantar ingatan apakah kita melibatkan Tuhan dalam perkara-perkara kita. Semua plan kita ini apakah sudah melibatkan Tuhan. 

Sekarang, apa itu hikmat ? Hikmat dalam Alkitab, bersumber dari takut akan Tuhan. Jadi ingat cerita raja Salomo, yang memulai pemerintahannya dengan meminta hikmat dari Tuhan. Salomo tahu apa yang paling dia butuhkan. 

Kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi di tahun 2025 ini, tapi hikmat menolong kita untuk mengerti segala perkara, melangkah mantap di hari yang baru. Dan ini meminta kita untuk taat penuh kepada Allah. 

Seperti Salomo, yang punya hikmat, tapi dia tidak taat kepada Allah. Hingga akhirnya kerajaannya dibelah dua. Hatinya mendua kepada allah lain, terikat popularitas yang dibangunnya proyek2 mercusuar, dan mendengar para penasihatkan dibandingkan mendengar kehendak Allah.

Memulai hari baru kerja di tahun 2025 ini mengingatkan kita kembali dua hal penting, berkat dan hikmat. 

Selamat bekerja, ingatlah selalu karya Tuhan dalam hidup pekerjaan kita.



Wednesday, January 01, 2025

Jadilah seperti Yosua dan Kaleb - 1 Jan 2025



 Sewaktu memasuki tahun yang baru, ada beragam perasaan berkecamuk, mulai dari apa yang akan terjadi di tahun depan, hingga ketidakpastian yang melanda. 

Semua ini mengantar saya kembali mengingat apa yang dikatakan dalam Bilangan 13, dimana ada 12 pengintai diutus untuk melihat negeri baru yang akan mereka masuki. 

Dari 12 orang pengintai ini, sama seperti kita, ada 12 bulan yang akan kita lalui di tahun yang baru, sama seperti ada 12 bulan yang telah kita lewati di tahun yang lalu. 

Apa yang kita rasakan? 12 pengintai ini sama juga melakukan apa yang manusia saat ini lakukan, mereka mengintai, melihat dulu apa yang mungkin akan mereka dapatkan, atau tidak dapatkan. 

Dari 12 pengintai yang diutus, mereka sepakat bahwa negeri yang akan mereka masuki adalah negeri yang bagus. Mirip dengan Indonesia, negara yang bagus, potensinya luar biasa, penduduk yang besar selalu identik dengan potensi yang luar biasa. 

Tetapi, dari 12 pengintai, hanya Yosua dan Kaleb yang berkeyakinan bahwa negeri yang mereka akan masuki itu adalah baik dan bagus. Baik karena Tuhan sudah siapkan, Bagus karena memiliki potensi yang luar biasa.

Sejujurnya, mereka pun tidak pernah tahu apa yang akan terjadi nanti. Sama seperti berbagai kecelakaan pesawat yang terjadi seminggu ini, hingga ada lima kecelakaan dengan jumlah korban jiwa beragam. Dan yang paling menyedihkan, melihat keluarga yang semula akan menjemput kerabat mereka di bandara , tetapi pesawat Jeju Air itu hancur terbakar dan hanya 2 orang yang selamat. Mengapa ini terjadi ?

Dari sini kita belajar.

Pertama, Tuhan yang mengatur semua. Yosua dan Kaleb menunjukkan negeri itu bagus, 10 orang lainnya lebih kuatir dengan kondisi orang yang mendiami negeri itu. Dua orang ini menandaskan dalam Bilangan 13:30 : Kemudian Kaleb y  mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!"

Tuhan yang mengatur semua, bukan kita. Kita tidak bisa mengatur masa depan tahun 2025 seperti apa, karena Tuhan yang mengatur jalan hidup kita.

Kedua, berpikiran positif. Ini yang tidak mudah bukan? Selalu berpikir positif. Kita selalu lebih mudah berpikiran negatif. 10 orang pengintai itu membuktikannya. Mereka berpikir negatif, ketakutan lebih besar menghantui mereka. Apakah kita seperti mereka saat ini, worry dengan tahun 2025? Takut dengan kehidupan yang akan kita masuki ? Ayo kita buang itu. Ganti dengan pikiran positif. 

Ketiga, bersikap optimis. Dibandingkan dengan 10 orang pengintai lainnya, mengapa hanya Yosua dan Kaleb yang bersikap optimis ? Berpikir optimis juga berarti kita bisa melihat sisi optimal lainnya, dibandingkan sisi yang kurang optimal. Mereka tahu negeri itu bagus sekali, buminya sangat kaya. Tapi mereka juga tahu, penduduknya menakutkan. Tapi itu tidak menjadi sisi yang mereka ambil. Mereka mengambil sisi yang lain, yang menurut mereka lebih optimal, maka hasilnya adalah menjadi bersikap optimis. 

Bagaimana memulai bersikap optimis dalam hidup kita?

  • Berpikir positif.
  • Mengambil hal baik dari setiap kejadian.
  • Berhenti menyalahkan diri sendiri.
  • Berfokus pada masa sekarang dan masa depan.
  • Bergaul dengan orang-orang berpikiran positif.

Inilah yang kita lihat dari Yosua dan Kaleb.

Terakhir, selalu berpengharapan. Yosua dan Kaleb tahu dengan pasti, mereka juga tidak bisa apa-apa, karena kalau memang Tuhan ijinkan, sekali lagi, Tuhan ijinkan, mereka bisa menguasai dan memiliki negeri itu. 

Sama dengan kita, setelah berpikir positif, bersikap optimis, maka kita harus meletakkan pengharapan kita kepada Tuhan, bukan kepada manusia, bukan kepada pemerintah, bukan kepada harta dan kuasa.

Semua ini menenangkan hati saya, dan semoga hati anda juga. Di tengah ketidakpastian, kita bisa memiliki pengharapan. 

Mungkin kita sudah tahu, potensi masalah yang akan kita hadapi. Tapi kita juga tahu, kita punya pengharapan bahwa masalah itu bisa selesai, atau setidaknya teratasi di tahun mendatang. 

Maka jadilah kita seperti Yosua dan Kaleb memasuki tahun 2025, Tuhan memimpin langkah kita.

Sumber: https://jesusmyceo.blogspot.com/2025/01/jadilah-seperti-yosua-dan-kaleb-1-jan.html