Berdasarkan data Jambeck (2015), Indonesia merupakan negara penyumbang sampah plastik ke laut terbesar nomor dua di dunia setelah Cina. Di Provinsi DKI Jakarta saja, pada awal 2018 lalu, sampah yang dihasilkan sudah mencapai 70 ribu ton setiap hari dan 60 persennya merupakan sampah domestik.
Menyikapi fakta tersebut, gaya hidup go green mulai mencuat kembali. Bukan sekadar membuang sampah pada tempatnya, kini hadir gaya hidup go green lain yang dikenal dengan sebutan zero waste life style. Dalam bahasa Indonesia, gaya hidup zero waste berarti nol sampah. Meski tidak sepenuhnya bebas sampah, zero waste life style mampu meminimalkan jumlah sampah yang Anda hasilkan setiap hari.
Tren gaya hidup super go green ini dipopulerkan oleh seorang wanita asal Amerika Serikat bernama Lauren Singer. Lauren mencoba mengaplikasikan gaya hidup minim sampah ini selama empat tahun dan hasilnya sungguh menakjubkan! Dalam kurun waktu tersebut, sampah yang dihasilkan Lauren hanya sebanyak satu jar kecil.
Anda ingin mengikuti jejak Lauren? Yuk, lakukan beberapa langkah praktis berikut ini!
Mengurangi Penggunaan Kantong Plastik
Sampah plastik memerlukan waktu sekitar 50-100 tahun untuk dapat terurai. Anda yang hendak menerapkan gaya hidup zero waste disarankan mengurangi penggunaan kantong plastik. Pastikan Anda membawa tas sendiri saat membeli keperluan rumah atau barang pribadi.
Mendaur Ulang
Daur ulang merupakan solusi untuk mengurangi sampah anorganik, seperti plastik, kaleng, kaca, dan sebagainya. Anda bisa memilih serta memilah sampah yang dapat dibuat menjadi barang baru. Daur ulang mungkin tidak seratus persen menghilangkan sampah anorganik dari hadapan, tapi setidaknya, Anda telah berhasil mengurangi sampah dengan menyulapnya menjadi aneka barang yang lebih bermanfaat.
Memisahkan Sampah
Sampah terdiri dari dua jenis, yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah organik masih terbagi lagi menjadi limbah basah dan kering. Usahakan ada beberapa tempat sampah di rumah dengan kategori masing-masing. Biasakan diri membuang sampah sesuai kategorinya.
Kurangi Penggunaan Kertas
Kertas terbuat dari serat kayu. Semakin banyak Anda menggunakan kertas, kian bertambah pula pohon yang ditebang. Di era serba gawai seperti saat ini, Anda tidak perlu repot lagi mencatat pada kertas. Anda dapat mengawali zero waste life style dengan cara melakukan aktivitas tulis menulis menggunakan ponsel.
Membawa Bekal Sendiri
Alih-alih membeli produk luar yang belum tentu terjaga kebersihan dan kandungan nutrisinya, lebih baik meracik bekal sendiri. Selain lebih higienis, Anda pun tidak perlu lelah mengantre atau membeli makanan di restoran maupun gerai makanan cepat saji yang notabene banyak menggunakan kemasan berbahan plastik.
Mengolah Sampah Organik
Sampah organik terbagi menjadi sampah basah dan kering. Untuk sampah organik basah, Anda bisa mengolahnya menjadi pupuk kompos. Sementara, sampah organik kering seperti serutan kayu, sisa kertas, hingga koran lama, dapat didaur ulang. Ubah sampah menjadi barang-barang yang lebih bermanfaat, misalnya, pot, tempat pensil, atau hiasan dinding.
Mengganti Camilan
Hampir semua anak menyukai camilan pabrikan, seperti keripik kentang, cookies, atau roti kering aneka rasa. Padahal, kandungan gula dan lemak jenuh dalam camilan sejenis ini tidak berbahaya untuk anak. Selain itu, camilan produksi pabrik sudah pasti menggunakan kemasan, yang pada umumnya terbuat dari bahan plastik atau kertas. Semakin sering Anda membeli camilan dalam kemasan, semakin banyak pula sampah yang dihasilkan. Mulai sekarang, gantilah konsumsi camilan pabrikan dengan kudapan buatan sendiri. Selain mengurangi sampah, kesehatan anak pun lebih terjaga.
Bumi akan rusak apabila terpapar limbah terus menerus. Saatnya beralih ke gaya hidup go green, salah satunya dengan zero waste life style yang ternyata tak sesulit yang dibayangkan. Mari sayangi bumi demi kehidupan yang lebih baik. (AH)