Ceritakanlah tentang itu kepada anak-anakmu, dan biarlah anak-anakmu menceritakannya kepada anak-anak mereka, dan anak-anak mereka kepada angkatan yang kemudian. (Yoel 1:3)
Apa yang akan kita ceritakan kepada anak cucu kita ? Itu kadang pertanyaan kepada diri saya sendiri, tiap kali saya menulis, saya mulai berpikir untuk punya buku suatu saat, dan itu sudah saya sampaikan kepada salah satu kawan baik saya. Lalu dia bertanya, kamu mau tulis tentang apa?
Pertanyaan yang sama dan muncul lagi bukan? Mana yang lebih mudah menuliskannya menjadi cerita dan buku , atau menceritakannya secara langsung ? Tentu menceritakannya secara langsung, dan langsung melihat respon anak cucu kita.
Demikian pula kita, bagaimana kita mendewasakan tim kerja kita ? Dengan mengajarkannya secara langsung. Menceritakannya berarti kita memiliki pengetahuan, pengalaman untuk dibagikan. Bisa saja tim kita juga belajar dengan cepat dan menguasainya, tapi pengalaman tetap lebih menarik untuk diceritakan dan dibagikan.
Maka dalam hidup kita, kita akan tetap perlu kawan, orang yang selalu menyediakan waktunya untuk mendengarkan kita, dan sebaliknya , kita mendengarkan ceritanya. Kita pun akan terus melakukannya kepada tim , keluarga, terutama anak dan cucu kita.
Seringkali dengan kesibukan kita, kita tidak memiliki waktu yang cukup untuk bercerita, membagikan pengalaman, namun kita harus berusaha melakukannya. Dalam kesempatan di rumah, saya selalu bercerita di saat kami makan bersama. Bila makan di luar, maka itupun kesempatan saya sharing dan berbagi pengalaman. Beruntunglah anak-anak yang memiliki orangtua lengkap, karena mereka akan mendengar berbagai versi tentunya.
Demikian juga dengan di kantor, usahakan kita memiliki saat, waktu kita bisa berdiskusi dengan tim kita harus meluangkannya. Kita bisa berbagi bukan hanya ilmu pengetahuan, pengalaman dan ini sangat berharga untuk tim.