UNITE THEM, ENGAGE THEM, ALIGN THEM
(BEFORE YOU LEAD THEM)
Ibu Tiana baru saja pulang dari Inggris. Beliau kuliah S-3 di sana dan sekarang dia sedang memimpin sebuah business shool ternama di negeri ini.
Ibu Tiana mempunyai banyak ide dan inovasi yang ingin diterapkan di lembaga yang dipimpinnya.
Ide-ide yang banyak didapatnya selama dia kuliah di salah satu universitas terbaik di Inggris.
Dan dia pun mendapatkan banyak persetujuan dari bossnya dan juga para pemegang saham di businss shool itu. Dia pun sangat optimis menato masa depannya.
Sayangnya, implementasinya tidak semudah yang dia duga.
Pagi itu Ibu Tiana bercerita tentang masalah yang dihadapinya. Hari itu kebetulan saya menjadi dosen tamu di business school itu.
Ibu Tiana bercerita,"Semua orang bilang saya terlalu cepat pak. Mereka tidak bisa mengikuti kecepatan saya, Padahal karena kompetisi yang begitu ketat, saya juga ingin kita semua berlari cepat. But they cannot follow me. What should I do?"
(Seperti halnya semua orang yang baru pulang dari Inggris, aksen britishnya masih sangat kental!).
Masalah yang dialami Ibu Tiana sangat klasik dan sering dihadapi oleh seorang leader yang baru saja menempati posisinya dan harus memimpin tim (yang sudah lama beroperasi di situ).
Timnya sudah lama bekerja dengan pola tertentu selama bertahun-tahun (dan merasa nyaman dengan itu), dan kemudian datanglah Leader baru yang mengajak mereka menggunakan pola baru.
Sebenarnya bukan karena polanya terlalu cepat dan anakbuahnya tidak mampu mengikuti. Sebenarnya karena timnya perlu waktu untuk beradaptasi dengan pola baru.
(Dan akan lebih bagus, kalau dua-duanya beradaptasi. Timnya dan juga leadernya).
Itulah mengapa Morinho juga masih struggle dengan polanya di Manchester United dan masih berusaha mengubah timnya (yang masih terpuruk di papan tengah klasemen).
What is really happening?
Sebuah pepatah Afrika mengatakan,"Kalau anda mau pergi cepat pergilah seorang diri. Kalau anda mau pergi jauh, ajaklah tim anda"
Artinya leader memang tidak akan bisa mencapai target target challenging seorang diri, Dia harus melibatkan teamnya. Dan di situlah dibutuhkan kesabaran dan pengertian. Bahwa tim anda tidak akan bisa mengikuti irama anda kecuali kalau mereka memang MAMPU dan MAU mengikuti pola anda. Ingat ada dua kata kunci, mau dan mampu.
Karena ada yang mau tetapi tidak mampu. Dan ada yang mau tetapi tidak mampu.
Dan anda harus berusaha agar seluruh tim anda benar benar mau dan mampu.
Ingat, kecepatan sebuah kereta kuda ditentukan oleh semua kudanya, tidak hanya kuda tercepat, tetapi juta ditentukan juga oleh kuda yang paling lambat!
Terus bagaimana anda bisa benar-benar membuat semua anak buah anda agar mereka MAU dan MAMPU berubah bersama anda?
Coba ikuti beberapa langkah di bawah ini ...
a) UNITE THEM
Pertama-tama, satukan mereka dengan purpose yang jelas. Why are they here and what they need to achieve together.
Ini adalah syarat pertama yang wajib dimiliki oleh sebuah team. Always, always , start with why (kata Simon Sinek).
Dan tim yang benar benar mengerti the "why" akan jauh lebih termotivasi.
b) ENGAGE THEM
Langkah kedua adalah "engage" anak buah anda. Berarti anda harus menghabiskan waktu bersama mereka, mendengarkan mereka, mengerti mereka dan membantu mereka.
Konsepnya sederhana, before you can move their hands, you have to reach their heart first.
How do you reach to their heart? By helping them , sincerely and genuinely!
c) ALIGN THEM
Ok, mereka sudah mengerti objective mereka. Sekarang sampaikan bagaimana mereka harus bekerja sama. Buat sebanyak mungkin agar pekerjaan mereka benar benar membutuhkan kerjasama cross-functional, sehingga melihatkan tim-tim yang berbeda dari departemen atau divisi yang berbeda. Align them. Jauhi silo-thinking. Jangan sampai mereka hanya memikirkan keuntungan diri sendiri, atau keuntungan tim sendiri. We are all part of the same team who have to achieve the same objectives.
d) LEAD THEM
Nah, setelah tiga step di atas dilaksanakan, sekarang anda baru bisa memulai menjadi leader, memimpin mereka dengan pola kerja yang baru.
Di sini tugas anda adalah mendidik dan memotivasi mereka agar mereka mencapai objectivenya (yang nantinya akan membantu anda mencapai objective anda juga).
Dalam pengertian mendidik adalah juga melatih mereka, memberikan training dan coaching serta memberikan tugas yang membuat mereka banyak belajar.
Memotivasi mereka berarti membantu mereka dalam masa-masa sulit, mengerti permasalahan mereka, membantu menghadapi dan memecahkan masalah sulit itu bersama-sama.
Intinya, banyak sekali leader yang ingin langsung lead team mereka dan menyuruh timnya untuk menyesuaikan diri dengan pola yang batu.
Padahal sebelum lead merek seorang leader harus unite, engage and align them.
Remember the four steps:
a) UNITE THEM
b) ENGAGE THEM,
c) ALIGN THEM
d) LEAD THEM
Salam Hangat
Pambudi Sunarsihanto
Fanky Christian
IT Infrastructure Specialist
Smartcityindo.com
StartSmeUp.Id
Chairman DPD DKI APTIKNAS
Vice Chairman ASISINDO
Secretary ACCI
IT Infrastructure Specialist
Smartcityindo.com
StartSmeUp.Id
Chairman DPD DKI APTIKNAS
Vice Chairman ASISINDO
Secretary ACCI