Translate

Monday, May 04, 2015

Belajar dari Tutupnya Startup Lokal Valadoo

Valadoo
Sunday, 03 May 2015 | 10:59 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com -

Bisnis perjalanan online Valadoo resmi menutup layanannya sejak 30 April 2015. Perusahaan rintisan digital (startup) asal Indonesia yang berdiri sejak 2010 ini mengaku tak mampu lagi meneruskan layanan penjualan paket wisata untuk membantu para pelancong.

"Ini keputusan yang berat, tapi saya harus mengambil keputusan ini untuk keluarga saya dan tim Valadoo," kata Co-Founder dan CEO Valadoo Jaka Wiradisuria, Sabtu (2/5/2015) pada acara "Startup #MoveOn" di Conclave, Jakarta.

Menurut Jaka, Valadoo sebenarnya sudah cukup mapan melalang buana di industri startup. "Kami sudah punya pendapatan dan member yang mumpuni. Tapi itu semua belum bisa menutupi biaya operasional yang harus dikeluarkan," ia menuturkan.

Diketahui, Valadoo menjalin kemitraan strategis dengan Wego di tahun 2012. Beberapa bulan lalu, Valadoo juga merger dengan layanan social travel Burufly.

Biasanya, ketika sebuah startup telah mendapat pembiayaan dari investor, startup tersebut bisa dikatakan aman secara keuangan. Kecuali ada masalah internal antara pengembang dan investor yang menyebabkan kericuhan pembiayaan dan pengembangan startup.

Jaka menampik bahwa alasan tutupnya Valadoo dikarenakan masalah dengan pihak investor. "Saya belum bisa menjelaskan secara detil terkait hal itu," katanya.

Tapi, secara garis besar Jaka mengatakan bahwa ketergantungan Valadoo terhadap investor sedikit banyak menggerogoti manajemen perusahaan yang telah ia rintis selama lima tahun tersebut.

"Dari awal mindset kami untuk berkembang adalah kami butuh investor. jadinya setelah itu seperti ketagihan. Seakan-akan saya enggak bisa berkembang kalau tanpa investor," ia menjelaskan.

Dari ketergantungan itu, Jaka menilai Valadoo kerap mengikuti arah yang dituntun investor. Ini berisiko ketika prinsip investor tak sesuai dengan visi dan misi Valadoo.

Belajar dari kesalahannya, Jaka tak menyarankan para pemula bisnis startup untuk gencar mencari investor di awal. "Sebaiknya cari investor ketika sudah punya model bisnis yang sudah diyakini dan dipercaya," imbuhnya.

Terkait nasib tim Valadoo setelah startup tersebut bubar, Jaka memastikan tiap karyawan memperoleh hak pesangon sesuai dengan aturan ketenagakerjaan.

Untuk nasib Valadoo sendiri, Jaka tak ingin terlarut dalam kegagalan sebelumnya. Paling lambat dua bulan ke depan, Jaka bakal kembali mengaktifkan layanan Valadoo dengan beberapa perbaikan dan tim baru.

"Kami tetap pertahankan brand Valadoo. Saat ini saya mencari partner yang mampu bersama-sama mempertahankan brand Valadoo. Kami enggak bakal lama-lama tutup," pungkasnya.

build-access-manage at dayaciptamandiri.com
T: 021-29622097/98
twitter: dcmsolusi
HP: 08121057533
skype: fankych1211