Translate

Friday, March 13, 2015

MUSIK ROHANI MENYEMBUHKAN

93. MUSIK ROHANI MENYEMBUHKAN
Oleh Bpk. Pudjianto

 

Namun lebih dari pada itu sebenarnya Pak Harjo sendiri tidak kerasan berada di Rumah Sakit. Pak Harjo merasakan bahwa jika ia harus di Rumah Sakit semua orang menjadi sibuk dan repot. Jika ada di rumah maka mereka yang dekat dengan dirinya khususnya istrinya tidak mondar-mandir. Rupanya dokter sangat memahami apa yang menjadi pergumulan Pak Harjo, walaupun sebenarnya dokter menasihati banyak yang harus dipertimbangkan demi kesehatan, namun Pak Harjo sudah tidak bisa menerima nasihat dokter lagi. Pak Harjo ingin pulang. Maka akhirnya dianggap bahwa kepulangannya dari Rumah Sakit adalah pulang paksa. Dan istrinya harus menandatangani surat pernyataan.

 

Ketika sampai di rumah Pak Harjo menarik nafas dalam-dalam. Udara pengap di Rumah Sakit, di sana-sini melihat wajah sayu, tidak ada keceriaan dari orang-orang yang keluarganya sedang mondok di RS tersebut. Termasuk istrinya juga nampak guratan-guratan kesedihan jikalau memandang dirinya. Ia ingin suasana yang sejuk, dan itu hanya di dapat jika ada di rumah. Dan Pak Harjo sungguh bisa menikmati suasana demikian setelah berada di rumah. Ia  memang tidak tahu apakah ia akan pulih atau tidak, dan rasanya otot bayunya hilang entah kemana, ia hanya bisa menggerakan sebatas kepala dan juga jika berbicara masih sedikit tidak jelas. Namun, sudah mending bisa berkomunikasi dengan istrinya.

 

“Tolong putarkan musik rohani”, demikian ketika istrinya mendekat mau menolong minum obat. Mendengar permintaan Pak Harjo langsung istrinya mencari musik instrumentalia rohani yang berisi  penyembahan. Ruangan itu terdengar musik intrumens yang mengagungkan Tuhan. Hati Pak Harjo sangat menikmatinya, sambil memenjamkan mata. Dengan mendengarkan musik penyembahan itu Pak Harjo merasa sangat dekat dengan Tuhan. Dengan musik  tersebut Pak Harjo berdoa kepada Tuhan. Minta diberi kesempatan untuk bisa mempersembahkan hidupnya lebih baik lagi untuk kemuliaan Tuhan. Talenta musik, penataan organisasi, ia akan persembahkan kepada Tuhan.

 

Entah bagaimana asal mulanya, pak Harjo mencoba mengikuti suara piano di dalam musik itu dengan jari-jari tangannya yang tidak kuasa digerakkan. Ia membayangkan nada begini jari tangannya di situ, begitu seolah-olah ia sedang bermain musik di atas piano. Tiba-tiba jari telunjuknya bisa digerakkan sedikit, seirama dengan alunan musik piano yang mengiringi musik lainnya. Dada pak Harjo begitu menggunung sukacita ketika jari-jarinya dari telunjuk sampai kelingking bahkan ibu jari bergerak mengikuti suara musik tersebut. “Tuhan Engkau sudah mulai menyembuhkan saya”, demikian doa Pak Harjo dengan deraian air mata.

 

Berapa lagu yang telah diputarkan, dan memang yang bisa digerakkan merambat dari jari tangan, langsung sampai ke punggung, dan sore hari ia sudah bisa menggerakan tangannya, walaupun rasanya berat, tapi bisa.

 

“Bu….”, demikian ia memanggil istrinya. Isterinya yang sepanjang hari sering menengok tidak pernah membayangkan bahwa suaminya melalui suara musik itu sedang berjuang untuk berlatih menggerakan anggota tubuhnya, terkejut. Dengan buru-buru mendekat. Nampak raut muka istrinya terperanjat, karena  Pak Harjo menggerakan tangannya. “Saya sudah bisa menggerakkan tangan saya, walaupun masih terasa berat”.

 

“Pak….”, demikian istrinya tanpa kedip memandang dengan suara bergetar. “Puji Tuhan.”

 

Memang tidak di duga bahwa musik keagungan Tuhan yang ia dengarkan merupakan alatNya untuk menyembuhkannya. Pak Harjo tidak henti-hentinya mendengarkan musik, baik yang cepat, yang  lambat iramanya, Pak Harjo mencoba mengikuti nada itu dengan jarinya. Dan akhirnya, saking semangatnya, pelan-pelan bangun menuju organ yang disamping tempat tidurnya. Walaupun dengan terseok-seok, namun betapa terkejutnya pak Harjo, Tuhan juga memulihkan kakinya untuk bisa digerakkan.

 

Pak Harjo mulai mengikuti irama musik dengan organnya, dan sungguh Pak Harjo menikmati, dan jari-jari tanannya seperti dialiri darah kembali, jari-jarinya mulai lincah berpindah dari tut satu ke tut yang lain. Dan herannya, kakinya juga bisa digerakkan seirama musik yang di dengarnya. Lagu satu selesai, ganti lagu yang lain, dan Pak Harjo mulai bisa tersenyum, dengan bermain musik. Ia membayangkan jikalau ia mengiringi lagu-lagu ibadah di gereja.

 

Pagi ke tiga, Pak Harjo mulai bisa berjalan walaupun harus pakai tongkat. Ia sudah mulai berjalan ke luar rumah. Namun, istrinya berpesan tidak lupa membawa HP, kalau terjadi apa-apa. Namun, nampaknya Tuhan begitu baik, sehingga mulai bisa berjalan normal. Dan tidak ada yang bisa diucapkan kepada Tuhan kecuali hanya bisa bilang terpujilah nama Tuhan.

 

Pak Harjo sekarang bisa jalan pagi, dengan normal, bahkan cenderung cepat. Ia memang seperti komitmennya bahwa ia akan mempersembahkan hidupnya untuk pelayanan. Jadi majelis, dia tidak menolak, bendahara majelis tidak menolak, coordinator musik tidak menolak. Salah satu hamba Tuhan yang berjalan bersama pada suatu pagi menasihati: “Yang membuat kita sehat, bahagia  dan semangat apabila kita masih dibutuhkan oleh sesama”. Kata-kata itu sangat masuk di dalam sanubarinya.

 

JANGAN MERASA DIREPOTI BILAMANA ADA SESAMA YANG MEMBUTUHKAN KITA, KARENA SEBENARNYA KETIKA KITA DIBUTUHKAN SESAMA KITA SEDANG DISIAPKAN KEBAHAGIAAN  YANG KHUSUS OLEH TUHAN


(hp) 62-8121057533
(tw) fankych
(skype) fankych1211