Mungkin tidak pernah terbayang sebelumnya, aku menjadi seperti sekarang ini. Dengan tubuh tambun ku, aku sibuk siang-malam membuka laptop dan menggunakan laptop ini untuk mencari nafkah. Tidak pernah terbayangkan, dimasa kecil, hidupku begitu susah karena ulah papaku. Kesusahan hidup membimbingku utk menghargai hidup yang Tuhan beri. Dan sebaliknya memberikan hidup ini bagi Tuhan.
Mama dengan segala upaya menyekolahkan, memberikan aku kesempatan untuk bisa kursus, mulai dari kursus agama dengan kedatangan sang guru sekolah minggu, bahasa Inggris di IEC Kampung Melayu, hingga kursus komputer di masa SMP. Perkenalan dengan komputer inilah yang membuka masa depanku hingga sekarang.
Cemooh, hinaan dan beragam kesulitan hidup dimasa kami kecil, membuatkan jera hidup susah, dan bertekad bangkit dari semua kesulitan hidup, berjuang segala daya untuk tidak, dan semoga tidak mengalami masa pahit itu.
Dibalik semua kesulitan, ada perkara besar yang Tuhan buat untuk aku dan kami sebagai keluarga. Dan itulah yang terjadi. Tuhan membimbing kami senantiasa, dan kami menjadi terbiasa pasrah dengan segala keadaan. Tangis airmata sangat akrab dengan kami, kebingungan dan kepasrahan membuat kami tegar. Khususnya mamaku.
Beliau motivator besar hidupku.
Semakin dewasa, aku tidak pernah berpikir bisa kerja di depan komputer, bahkan tidak pernah berpikir untuk kuliah. Tapi, rupanya Tuhan bertindak lain. Kesempatan setelah sekolah STM memungkinkan aku utk bekerja sebentar sebelum akhirnya memutuskan untuk kuliah, dan kesempatan itu Tuhan berikan. Hidupku mulai berubah, dan aku merasakan perbedaan itu, statusku berubah karena Tuhan mengijinkannya berubah.
Menjadi mahasiswa tidaklah mudah dengan segala hal kesulitan keuangan yang membelit kehidupan keluarga kami, sehingga aku putuskan untuk kuliah sambil kerja dan kerja sambil kuliah. Opsi berat utk itu, tapi toh harus kuambil untuk menyelesaikan kuliah, dan kembali Tuhan campur tangan. Dia mengijinkan aku bekerja di bank, suatu hal yang tidak pernah aku impikan. Dia kembali mengangkat status ku, karena orang yang bekerja di bank dianggap hal istimewa pada waktu itu.
Bekerja sebagai operator komputer, dengan segala tantangannya membuatku berpikir keras untk meningkatkan hidup lebih baik lagi, maka berkenalanlah aku dengan dunia hardware, dunia networking, dunia LAN, dunia WAN, dan kembali Tuhan mengijinkan aku loncat2 pindah kerja di lingkungan beberapa bank.
Keinginan keras untuk berubah senantiasa kurasakan, sehingga aku tiba di satu titik, aku tidak bisa bekerja lagi di bank, aku harus mandiri, aku harus keluar, tapi bagaimana caranya? Tuhan mengijinkan aku masuk ke salah satu perusahaan konsultan TI, dimana disanalah aku memiliki waktu dan kesempatan besar untuk mengeksplore potensi dan kemampuan ku. Hampir 2 tahun adalah waktu yang cukup untuk berlomba mengasah kemampuan dan potensi di sana. Hingga akhirnya kesempatan untuk mandiri diberikan oleh atasanku sendiri, Pak Darma. Aku mulai menjalankan usaha bersama dengan dia dan rekan-rekan lain dengan bendera perusahaan itu.
Tapi tidak semua hal bisa terwujud, khususnya apabila kita hanya mengandalkan manusia bukan Tuhan. Deraan kembali datang, dan keputusan berat untuk meninggalkan teman-teman for better life.
Kehadiran Leni menghiasi hidup ku setelah kegagalan hubungan lama yang menyakitkan. Semangat dan motivasi Leni menyemangati hari-hariku. Bahkan Tuhan mengijinkan Leni mendampingi hidupku.
Dengan posisi 'zero' kembali Tuhan mengangkatku, setelah beberapa bulan tanpa kejelasan, Tuhan membuka mataku untuk masuk ke dunia enterpreneurship, alias usaha mandiri, usaha sendiri. Dan benar2 sendiri bersama Tuhan, sebelum akhirnya Tuhan mengirimkan orang-orang terbaiknya mendampingiku.
Bersama dengan orang-orang yang Tuhan tempatkan disekitarku, pelan tapi pasti kami berjalan. Ada kekuatiran, ada kepasrahan jawabnya. Ada kekosongan - ada masa melimpah jawaban Tuhan. Dan semua mengarahkan kami hingga saat ini.
Kehadiran buah hati kami semakin melengkapi hidup kami, Vicky dan Pat.
Sungguh anugrah Tuhan yang terindah dalam hidup ku, memasuki usia 35 ini. Tuhan pun terus memakaiku, sehingga mulai dari SMP hingga sekarang melayani Tuhan dalam berbagai hal. Bahkan sekarang diminta melayani Tuhan dalam lingkup yang lebih besar.
Apakah yang kurangnya dalam hidup ku ini ??
Pastilah ada, tetapi selalu ada jawaban atas segala perkara, dan itulah yang senantiasa aku nantikan dari Tuhan. Tuhan sungguh memelihara hidup ku, dengan caraNya sendiri, Dia membentuk dan membimbing aku.
Tuhan sungguh besar nama Mu.